Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL T.

A 2020-2021

Nama : Ikhda Fahma Nuril Aisyah

Nim : 19.08.238

Absen : 1

Pelajaran : Evaluasi Pendidikan Lanjut

Semester : 5 B

Prodi : S1 Pendidikan Bahasa Arab

Angkatan : PBA 19

I. Pengenbangan Alat Evaluasi Jenis Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan
pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas
yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta
didik. Dalam rumusan ini terdapat beberapa unsur penting, yaitu :
Pertama, tes merupakan suatu cara atau teknik yang disusun secara sistematis dan digunakan
dalam rangka kegiatan pengukuran.
Kedua, di dalam tes terdapat berbagai pertanyaan dan pernyataan atau serangkaian tugas yang
harus dijawab dan dikerjakan oleh peserta didik.
Ketiga, tes digunakan untuk mengukur suatu aspek perilaku peserta didik.
Keempat, hasil tes peserta didik perlu diberi skor dan nilai.

Dalam bidang psikologi, tes dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu :
1. Tes intelegensia umum, yaitu tes untuk mengukur kemampuan umum seseorang.
2. Tes kemampuan khusus, yaitu tes untuk mengukur kemampuan potensial dalam bidang tertentu.
3. Tes prestasi belajar, yaitu tes untuk mengukur kemampuan aktual sebagai hasil belajar.
4. Tes kepribadian, yaitu tes untuk mengukur karakteristik pribadi seseorang.

Dilihat dari cara penyusunannya, tes dapat dibedakan atas 2 jenis, yakni :

1. Tes Buatan Guru

Tes buatan guru adalah tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tetersebut.
Tes ini biasanya digunakan untuk ulangan harian, formatif, dan ulangan umum (sumatif). Tes buatan
guru ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran
yang sudah disampaikan.

2. Tes yang Dibakukan

Tes yang dibakukan atau tes baku adalah tes yang sudah memiliki derajat validitas dan reliabilitas
yang tinggi berdasarkan percobaan-percobaan terhadap sampel yang cukup besar dan representatif.
Tes baku adalah tes yang dikaji berulang-ulang kepada sekelompok besar peserta didik, dan item
itemnya relevan serta mempunyai daya pembeda yang tinggi. Di samping itu, tes baku telah
diklasifikasikan sesuai dengan tingkat usia dan kelasnya.

Hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan tes baku antara lain:
a. Aspek yang hendak diukur.

b. Pihak penyusun.

c. Tujuan penggunaan test.

d. Sample.

e. Kesahihan dan keandalan.

f. Pengadministrasian.

g. Cara menskor.

h. kinci jawaban.

i. Tabel skor mentah

j. Penafsiran.

Ada beberapa perbedaan antara tes baku dengan tes buatan guru yaitu :

Tes Baku Tes Buatan Guru


• Berdasarkan isi dan tujuantujuan yang • Berdasarkan isi dan tujuan-tujuan yang
bersifat umum. bersifat khusus.
• Mencakup pengetahuan dan kecakapan yang • Mencakup pengetahuan dan kecakapan yang
luas. khusus.
• Dikembangkan oleh tenaga yang • Dikembangkan oleh seorang guru tanpa
berkompeten dan profesional. bantuan dari luar.
• Item-item sudah diujicobakan, dianalisis, dan • Item-item jarang diujicobakan sebelum
direvisi. menjadi bagian tes tersebut.
• Memiliki derajat kesahihan dan keandalan • Memiliki derajat kesahihan dan keandalan
yang tinggi. yang rendah.
• Memiliki ukuran-ukuran bermacam-macam • Biasanya terbatas pada kelas atau satu
kelompok yang secara luas mewakili sekolah sebagai suatu kelompok pemakainya.
performance seluruh daerah.

Bentuk Uraian Obyektif


Bentuk uraian seperti ini memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan yang relatif lebih pasti,
sehingga dapat dilakukan penskoran secara Objektif. Sekalipun pemeriksa berbeda tetapi dapat
menghasilkan skor yang Relatif sama. Adapun langkah-langkah pemberian skor soal bentuk uraian
objektif adalah :

a. Tuliskan semua kata kunci atau kemungkinan jawaban benar secara jelas untuk setiap soal.
b. Setiap kata kunci yang dijawab benar diberi skor 1. Tidak ada skor setengah untuk jawaban
yang kurang sempurna. Jawaban yang diberi skor 1 adalah jawaban sempurna, jawaban
lainnya adalah 0.
c. Jika satu pertanyaan memiliki beberapa sub pertanyaan, rincilah kata kunci dari jawaban
soal tersebut menjadi beberapa kata kunci sub Jawaban dan buatkan skornya.
d. Jumlah skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal tersebut. Jumlah skor ini
disebut skor maksimum.

Bentuk Uraian Non-Objektif (BUNO).


Bentuk soal seperti ini memiliki rumusan jawaban yang sama dengan rumusan jawaban uraian
bebas, yaitu menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan (menguraikan dan
memadukan) gagasan-gagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga
dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsur subjektifitas. Bentuk uraian bebas
dapat digunakan untuk menilai hasil belajar yang bersifat kompleks, seperti kemampuan
menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-ide, memadukan berbagai hasil belajar dari
berbagai bidang studi, merekayasa bentuk-bentuk orisinal (seperti mendisain sebuah
eksperimen), dan menilai arti atau makna suatu ide.

Adapun langkah-langkah pemberian skor untuk soal bentuk uraian non objektif adalah:

A. Tulislah garis-garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan pegangan dalam
pemberian skor..
B. Tetapkan rentang skor untuk setiap kriteria jawaban.
C. pemberian skor pada setiap jawaban tergantung pada kualitas jawaban yang diberikan oleh
peserta didik.
D. Jumlahkan skor yang diperoleh dari setiap kriteria jawaban sebagai skor peserta.
E. Periksalah soal untuk setiap nomor dari semua peserta didik sebelum pindah ke nomor soal
yang lain.
F. Jika setiap butir soal telah selesai diskor, hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik
untuk setiap soal kemudian dihitung dengan rumus:
Nilai tiap soal = skor perolehan peserta didik : (dibagi) skor maksimum tiap butir soal x
(dikali) bibir soal
G. Jumlahkan semua nilai yang diperoleh dari semua soal. Jumlah nilai ini disebut nilai akhir
dari suatu perangkat tes yang diberikan.

II. Daya Beda Distraktor

asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas yang baik, di samping memenuhi validitas dan
keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. daya beda yaitu kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Dan kelompok bawah berdasarkan skor total.

Salah satu tujuan analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal
membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada dalam
kelompok yaitu.masing-masing kelompok berdasarkan kemampuan mereka.

Cara menentukan daya pembeda soal uraian:

1. Memeriksa jawaban soal semua siswa peserta tes.


2. Membuat daftar peringkat atau urutan hasil tes berdasarkan skor yang dicapai nya.
3. Menentukan jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah.
4. Antara kelompok atas dan kelompok bawah.
5. Membandingkan nilai selisih yang diperoleh.
6. Menentukan ada tidaknya daya pembeda pada setiap nomor soal dengan kriteria “memiliki
daya pembeda”

Distraktor atau pengecoh


Caption atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara 3 sampai dengan 5 buah, dan dari
kemungkinan-kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir item itu, salah satu
diantaranya adalah merupakan jawaban betul (= kunci jawaban); sedangkan sisanya adalah
merupakan jawaban salah. Jawaban-jawaban salah itulah yang biasa dikenal dengan istilah
distractor (distraktor = pengecoh).

Tujuan memasang distraktor pada setiap butir item adalah agar Di antara sekian banyak peserta
tes, ada yang memilihnya karena mereka menganggap itulah jawaban yang benar. Tentu saja,
makin banyak tes yang terkecoh, maka kita dapat menyatakan bahwa distraktor itu makin dapat
menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya.

III. Analisis Kualitas Tes dan Butir Soal

Sebelum menggunakan suatu tes, hendaknya mengukur terlebih dahulu derajat validitasnya
berdasarkan kriteria tertentu titik dengan kata lain, untuk melihat apakah tes tersebut valid. Maka
harus membandingkan skor peserta didik yang didapat dalam tes dengan skor yang dianggap sebagai
nilai baku. Misalnya, nilai ujian akhir semester peserta didik dalam salah satu mata pelajaran
dibandingkan dengan nilai ujian akhir semester pada mata pelajaran yang lain. Semakin mendekati
kedua skor tersebut, maka semakin soal ujian akhir tadi dapat dikatakan valid. Validitas suatu tes
erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut. Namun tidak ada validitas yang berlaku
secara umum. Suatu teks dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut.

Ada dua unsur penting dalam validitas ini yang pertama, validitas menunjukkan suatu derajat, ada
yang sempurna, ada yang sedang, dan ada pula yang rendah. Kedua, validitas selalu dihubungkan
dengan suatu keputusan atau tujuan yang spesifik.

Reliabilitas suatu tes adalah tingkat atau derajat konsistensi tes yang bersangkutan titik reliabilitas
berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu teks Sriti dan dapat dipercaya dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Suatu teks dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila
diteteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.

4 faktor yang dapat mempengaruhi reliabilitas yaitu:

1. Panjang teks
2. Sebaran skor
3. Tingkat kesukaran
4. Objektivitas

Ada tiga macam reliabilitas yaitu koefisien stabilitas, koefisien ekuivalen, dan koefisien konsistensi
internal.

Kualitas tes dapat dilihat dari kepraktisan, yaitu kemudahan suatu tes, baik dalam mempersiapkan
menggunakan, mengolah dan menafsirkan, maupun mengadministrasikan nya. Untuk itu perlu
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrumen evaluasi meliputi: kemudahan
mengadministrasi, waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi, kemudahan menskor,
kemudahan interpretasi dan aplikasi, tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen atau
sebanding.

IV. Konsep Penilaian


V. Pengolahan dan Pelaporan Hasil Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran oleh Drs. Zainal Arifin, M.Pd

Mengolah data berarti ingin memberikan nilai dan makna terhadap data yang sudah dikumpulkan.
Jika datanya tentang prestasi belajar, berarti pengolahan data tersebut akan memberikan nilai
kepada peserta didik berdasarkan kualitas hasil pekerjaannya. Hal ini juga dimaksudkan agar semua
data yang diperoleh dapat memberikan makna tersendiri.

Guru yang sudah banyak mengumpulkan data mengenai peserta didiknya tetapi tidak atau belum
tahu bagaimana mengolahnya, sehingga data tersebut menjadi mubazir, datang tanpa makna. Jadi
anda harus memperhatikan faktor-faktor lain disamping skor itu, baik tentang sikap maupun tentang
keterampilannya, sehingga seekor itu akan memberikan makna dan anda dapat membuat keputusan
tentang peserta didik dengan sebaik-baiknya.

Harapan penulis Anda dapat:

1. menjelaskan langkah-langkah pokok pengolahan data.


2. Menyebutkan pengertian penafsiran data.
3. Membedakan antara penafsiran kelompok dengan penafsiran individu.
4. Menjelaskan tujuan pelaporan hasil evaluasi.
5. menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam laporan kemajuan belajar.
6. Menyebutkan isi laporan kemajuan belajar.
7. Menjelaskan pengertian laporan prestasi belajar.
8. Jelaskan pengertian laporan pencapaian.
9. Menjelaskan kegunaan hasil evaluasi untuk berbagai kepentingan.
10. Menjelaskan pentingnya laporan untuk keperluan diagnosis.

VI. Pemanfaatan dan tindak lanjut penilaian jenjang SD SMP SMA

A. Pemanfaatan dan tindak lanjut penilaian jenjang SD


a. Program pembelajaran remedial

program remedial atau perbaikan adalah program pembelajaran yang


diperuntukkan bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar
atau tingkat minimal pencapaian kompetensi. Pembelajaran remedial adalah
kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum
mencapai kompetensi minimal dalam satu KD/subtema tertentu.

1. Pelaksanaan pembelajaran remedial


 Pemberian bimbingan secara perorangan
 Pemberian bimbingan secara kelompok, dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik mengalami
kesulitan yang sama
 Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda
 Bimbingan dapat diberikan melalui tugas-tugas latihan secara
khusus dengan memanfaatkan tutor sebaik baiknya secara
individu maupun kelompok.
2. Prinsip-prinsip pembelajaran remedial
 Adaptif
 Interaktif
 multi metode dan penilaian
 Pemberian umpan balik sesegera mungkin
 Berkesinambungan
3. Langkah-langkah pembelajaran remedial
 Identifikasi permasalahan pembelajaran yang dilakukan
berdasarkan hasil analisis penilaian harian dan tugas
 Menyusun perencanaan berdasarkan permasalahan
 Melaksanakan program remedial yang dilakukan secara individual
kelompok dan klasikal dengan menggunakan multi metode dan
multimedia
 Melaksanakan penilaian program remedial untuk mengetahui
keberhasilan peserta didik
4. Hal-hal penting dalam pelaksanaan remedial
 Guru memberikan pelajaran pada KD yang belum dikuasai oleh
peserta didik melalui upaya tertentu.
 Hasil penilaian melalui penilaian harian, penugasan dapat digunakan
oleh guru untuk merencanakan perbaikan dan pengayaan.
 Pembelajaran remedial dilaksanakan sampai peserta didik menguasai
KD yang ditentukan
 Teknik pembelajaran remedial bisa diberikan secara individual,
berkelompok atau klasikal.
 Aktivitas guru dalam pembelajaran remedial antara lainyang lalu,
menggunakan berbagai jenis media
 Guru kelas melakukan identifikasi terhadap kesulitan peserta didik
kemudian membuat perencanaan pembelajaran remedial meliputi
penentuan materi ajar, penetapan metode pemilihan media dan
penilaian.
B. Program Pengayaan
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
1. Belajar kelompok
2. Belajar mandiri
a. Jenis-jenis pembelajaran pengayaan
1. Kegiatan eksploratori yang masih terkait dengan KD yang sedang
dilaksanakan yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik
2. Keterampilan yang diperlukan kan oleh peserta didik agar berhasil
dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang
diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
3. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang
memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan
masalah nyata dengan menggunakan pembelajaran pemecahan
masalah, penelitian ilmiah.
b. Lanhkah-langkah dalam pembelajaran pengayaan
1. Identifikasi
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
C. Jenjang SMP

Pembelajaran remedial dan pengayaan pada jenjang SMP ini sama seperti pembelajaran
remedial dan pengayaan pada jenjang SD.

rapor yakni penilaian oleh guru digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi
siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan
laporan hasil belajar siswa. Hasil penilaian oleh guru meliputi pencapaian siswa wa pada
ranah sikap pengetahuan dan keterampilan. nilai sikap dalam rapor berupa deskripsi
dalam rumusan kalimat singkat yang bersifat motivasi sedangkan nilai pengetahuan dan
keterampilan dilaporkan dalam bentuk bilangan bulat predikat dan deskripsi singkat.

Kriteria kenaikan kelas:

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam 2 semester


pada tahun pelajaran yang diikuti
2. deskripsi sikap sekurang-kurangnya baik sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan
3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal baik
4. tidak memiliki lebih dari 2 mata pelajaran yang masing-masing nilai
kompetensi pengetahuan dan atau ke petensi keterampilannya
dibawah KKM
5. Ketuntasan belajar minimal sekurang-kurangnya 6
6. Seorang siswa naik kelas atau tidak didasarkan pada hasil rapat
pleno dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah
seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib dan peraturan
lainnya yang berlaku di sekolah disebut.
D. Jenjang SMA
Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan juga sama seperti yang
lain.
kegiatan semester pendek pada sistem kredit semester adalah program
pembelajaran perbaikan yang diperuntukkan bagi peserta didik yang belum tuntas
sampai akhir semester titik kegiatan semester pendek dilaksanakan bagi peserta
didik yang belum mencapai kriteria KKM mata pelajaran sampai akhir semester
antara lain:
1. Jadwal ditentukan oleh satuan pendidikan dengan waktu pelaksanaan
disesuaikan dengan kebutuhan dan daya dukung
2. Waktu belajar dilaksanakan pada jeda antara semester
3. Pembelajaran semester pendek mengacu pada hasil ketentuan kompetensi
dasar mata pelajaran
4. Jumlah kegiatan dilakukan minimum dalam 8 pertemuan yang diakhiri dengan
penilaian
5. Pendidik yang mengajar di semester pendek adalah guru mata pelajaran terkait
yang mendapat tugas dari kepala sekolah
6. Nilai hasil semester pendek dimasukkan pada raport semester berjalan.

Raport sistem paket dan sistem kredit semester, penilaian oleh pendidik digunakan
untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik sebagai dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan laporan kemajuan hasil
belajar peserta didik. Hasil pencapaian kompetensi peserta didik tersebut disimpan
dalam bentuk portofolio perkembangan peserta didik. Dokumen tersebut dianalisis
untuk mengetahui perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik dan
digunakan untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan pada peserta didik.

Kriteria kenaikan kelas ke jenjang SMA memiliki syarat sebagai berikut:


1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam 2 semester
pada tahun pelajaran yang diikuti
2. deskripsi sikap sekurang-kurangnya minimal baik yaitu memenuhi
indikator kompetensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh
suatu pendidikan.
3. Deskripsi kegiatan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal
baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
4. Tidak memiliki lebih dari 2 mata pelajaran yang masing-masing nilai
pengetahuan dan atau keterampilan di bawah KKM.
5. Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria lain sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai