Anda di halaman 1dari 7

Tutor: Ayu Nurul Amalia, S.Kom., M.Pd.

Oleh:

Patricia (859511243)

UPBJJ JAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
TUGAS TUTORIAL : KESATU

Nama Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran di SD


Kode Mata Kuliah/SKS : PDGK 4301 / 2 sks
Nama Pengembang : Ayu Nurul Amalia S.Kom, M.Pd
Masa Tutorial : 2023.2
Nomor Soal/Tugas : Kesatu
Skor Maksimal : 100

Pertanyaan Jawaban
 Apa yang dimaksud Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan
dengan evaluasi dan mulai perencanaan suatu program substansi pendidikan
termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta
jelaskan perbedaan
pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan
pengukuran dengan guru, manajemen pendidikan, dan reformasi pendidikan secara
asesmen, dengan keseluruhan.

penilaian evaluasi.
Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan
Berikan contohnya. angka dari suatu objek yang diukur. Pengukuran lebih
membatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-
angka) tentang kemajuan belajar peserta diidk (learning
progres),

Asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi


hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan
dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan
perkembangan belajar siswa.

Contoh: Kuis, Ulangan Harian, Tugas Individu, Tugas


Kelompok, Ulangan Akhir Semester, Laporan Kerja, dan lain
sebagainya.

Penilaian dalam arti evaluasi merupakan suatu kegiatan yang


dirancang untuk mengukur keefektifan suatu sistem pendidikan
secara keseluruhan.

Ruang lingkup evaluasi lebih luas mencakup semua komponen


dalam suatu (sistem pendidikan, sistem pembelajaran) dan
dapat dilakukan tidak hanya pihak internal (evaluasi internal)
tetapi juga pihak eksternal (evaluasi eksternal), seperti
konsultan mengevaluasi suatu program.

Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Di samping itu,


evaluasi dan penilaian pada hakikatnya merupakan suatu
proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek.
Keputusan penilaian (value judgement) tidak hanya didasarkan
kepada hasil pengukuran (quatitative description), tetapi dapat
pula didasarkan kepada hasil pengamatan dan wawancara
(qualitative description).

 Sebutka 1. Berorientasi pada pencapaian kompetensi


n dan Penilaian yang anda lakukan harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian
siswa dalam pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam
jelaskan
kurikulum.
prinsip-
prinsip 2. Valid (mengukur apa yang seharunya diukur)
Penilaian yang anda lakukan harus dapat mengukur apa yang seharunya
penilaian
diukur. Untuk itu anda memerlukan alat ukur yang dapat menghasilkna
dan beri hasil pengukuran yang valid dan reliable.
contoh
penilaian Contoh : pada akhir pembelajaran IPA siswa diharapkan dapat
mempraktekan cara mencangkok yang baik dan benar. Untuk mencapai
yang tidak
kompetensi tersebut anda tidak dapat menilai hanya dengan menggunakan
objektif di tes tertulis (paper and pencil test) jika hanya itu yang anda lakukan anda
kelas anda. hanya akan dapat mengukur pengetahuan siswa tentang mencangkok.
Agar anda dapat mengetahui keterampilan siswa dalam mencangkok, anda
perlu menilai untuk kerja siswa. Untuk keperluan tersebtu. Anda dapat
memberi tugas (task) kepada siswa untuk mempraktekan cara
mencangkok.

 Adil
Penilaian yang anda lakukan harus adil untuk seluruh siswa. Siswa harus
memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama. Contoh penilaian
tidak adil yang sering kita temukan di lapangan, misalnya dalam tes tertulis
guru menyediakan 10 butirsoal.

Semua siswa diwajibkan mengerjakan butir soal nomor 1-5 dan setiap
siswa diberi kebebasan untuk memilih 2 dari 5 butir soal nomor 6 – 10. Dari
contoh tersebtu tampak bahwa semua siswa mendapat perlakuan yang
sama hanya untuk mengerjakan butir soal nomor 1-5 tetapi tidak mendapat
perlakukan yang sama untuk 2 butir soal pilihan yang diambil dari butir soal
nomor 6 – 10.

 Objektif
Dalam menilai hasil belajra siswa anda harus dapat menjaga objektivitas
proses dan hasil penilaian. Objekativitas dapat mempengaruhi penilaian
pada saat pelaksanaan. Penskoran, dan pengambilan keputusan hasil
belajra siswa. Hallo effect, carry over effect, order effect, serta mechanic
effect dapat menjadi penyebab tingginya unsur subjektivitas hasil
penskoran.

5. Berkesinambungan
Penilaian yang anda lakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus
menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar
dan perkembangan belajar siswa . pengambilan keputusan pencapaian
hasil belajar siswa tidak boleh dilakukan hanya berdasar informasi hasil
belajar siswa pada tes akhir semester saja tetapi harus diputuskan
berdasar informasi hasil belajar siswa dari berbagai sumber yang diperoleh
secara berkesinambungan.

6. Menyeluruh
Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa penilaian
yang anda lukan harus mampu menilai keseluruhan kompetensi yang
terdapat dalam kurikulum yang mungkin meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.

7. Terbuka
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga
keputusan hasil belajar siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan .

8. Bermakna
Hasil penilaian hendaknya mempunyai makna bagi siswa dan juga pihak-
pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya dapat memberikan
gambaran mengenai tingkat pencapaian hasil belajra siswa, keunggulan
dan kelemahan siswa, minat, serta potensi siswa dalam mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan.

Penilaian tidak objektif di kelas saya contohnya

Penilaian berdasarkan pengaruh subjektif guru contohnya siswa yang


sering berkelakuan tidak baik (citra buruk), cenderung mendapatkan
penilaian lebih rendah disbanding teman sekelasnya meskipun sebenarnya
kualitas pekerjaanya sebaik teman-temannya yang memiliki citra baik.

 Apa Merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang
yang memerlukan jawaban benar atau salah
Penulisan tes uraian yang baik:
dimaksud
Materi
dengan  Soal harus sesuai dengan indikator pada kisi-kisi. Artinya soal harus
“Tes” dan menyatakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan
tuntutan indikator.
jelaskan
 Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup)
bagaimana harus jelas.
penulisan  Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran. Isi materi yang
ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah dan tingkat kelas.
tes uraian
 Konstruksi : Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus
yang baik menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban
terurai; seperti : mengapa, uraikan, jelaskan, hubungkan, tafsirkan,
buktikan, hitunglah, dsb. Jangan menggunakan kata tanya yang tidak
menuntut jawaban uraian, misalnya: siapa, dimana, kapan. Demikian
juga kalimat tanya yang menuntut jawaban “ya” atau “tidak”, jangan
digunakan. •
 Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
 Buatlah pedoman penyekoran segera setelah soal selesai ditulis
dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria
penskorannya, besarnya skor bagi setiap komponen, serta rentang
skor yang dapat diperoleh untuk soal yang bersangkutan.
 Penyerta soal (grafik, tabel, gambar, peta, atau yang sejenisnya)
harus jelas dan terbaca, sehingga tidak menimbulkan penafsiran
yang berbeda.
 Bahasa Rumusan kalimat soal harus komunikatif, yaitu
menggunakan bahasa yang sederhana, dan menggunakan kata-kata
yang sudah dikenal siswa, serta baik dari segi kaidah bahasa
Indonesia. •
 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. •
 Rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan
penafsiran yang berbeda (salah pengertian). •
 Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal
peserta berasal dari berbagai daerah.
 Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata yang dapat
menyinggung perasaan.
 Sebutka Kelebihan Tes Objektif
n kelebihan 1. Dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai
dengan sedang (ingatan, pemahaman, dan penerapan).
dan
2. Semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat
kelemahan ditanyakan saat ujian sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat
dari test ditanyakan saat ujian.
3. Dengan menggunakan tes objektif maka pemberian skor pada setiap
objektif dan
siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan konsisten karena
berikan jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
contoh 4. Dengan tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan
untuk dilakukan analisis butir soal.
pilihan
5. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan.
ganda 6. Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya.
(multiple
choice) Kelemahan Tes Objektif
1.Walaupun tes objektif dapat digunakan untuk mengukur semua proses
soal “HOT”. berpikir dalam ranah kognitif mulai dari jenjang berpikir sederhana (ingatan)
sampai dengan jenjang berpikir tinggi (ingatan) sampai dengan jenjang
berpikir tinggi (kreasi), tetapi pada kenyataannya butir soal yang diujikan
kepada siswa atau mahasiswa kebanyakan hanya mengukur proses berpikir
rendah.
2. Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada membuat
pertanyaan tes uraian.
3. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca
dan menerka.
4. Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan
idenya sendiri menghubungkan, dan menyatakan idenya sendiri karena
semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh
penulis soal.

Contoh soal:
Dalam pelajaran geografi, kantor meteorologi di daerah X menerbitkan
informasi seperti tercantum pada Tabel 1.1. 1.28 Evaluasi Pembelajaran
Matematika  Tabel 1.1 Suhu dan Curah Hujan di Daerah X

Setelah mencermati tabel di atas, pertanyaan yang manakah yang benar


untuk daerah X?
A. Dalam bulan yang terpanas, curah hujan paling sedikit
B. Setiap bulan hujan turun di daerah X
C. Terjadi dua kali musim hujan dalam setahun
D. Waktu yang paling baik menanam padi di daerah X adalah bulan Mei
Jawaban yang benar adalah C.
 Jelaskan Tes formatif pada dasarnya adalah tes yang bertujuan mendapatkan umpan
perbedaan balik bagi usaha perbaikan kualitas pembelajaran dalam konteks kelas.
Kualitas pembelajaran di kelas ditentukan oleh intensitas proses belajar
tes sumatif
(proses intern) dalam diri setiap siswa sebagai subjek belajar sekaligus
dan tes peserta didik. Intensitas proses belajar dalam arti intern tersebut ditentukan
formatif oleh kesesuaian antara strategi dan metode pembelajaran dengan struktur
kognitif (termasuk bakat) siswa sebagai peserta didik dan karakteristik
serta
konsep atau materi yang dipelajari. Dapat dikatakan bahwa intensitas proses
fungsinya belajar dalam arti intern adalah hasil dari interaksi yang harmonis antara tiga
masing- unsur, yaitu karakteristik atau struktur kognitif subjek belajar, karakteristik
konsep yang dipelajari, dan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru
masing.
sebagai pengelola kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, tes
formatif yang diselenggarakan dalam selang waktu yang relatif pendek akan
memberikan masukan atau umpan balik yang dapat digunakan oleh guru
sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan intensitas
proses belajar dalam diri setiap subjek belajar. Hal ini dilakukan melalui
peningkatan kesesuaian antara tiga unsur, yaitu struktur kognitif subjek
belajar, karakteristik konsep yang dipelajari, dan strategi pembelajaran yang
digunakan.

Tes sumatif yaitu tes yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa yang
telah selesai mengikuti pembelajaran dalam satu semester atau akhir
tahun. Tes sumatif berfungsi untuk mengetahui angka atau nilai siswa
setelah mengikuti program belajar dalam satu semester. Tes sumatif
bertujuan untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh siswa
setelah melakukan program pembelajaran pada satu unit pendidikan
tertentu. Jika tes sumatif dilaksanakan pada setiap akhir semester atau
cawu, pada setiap akhir jenjang pendidikan dilaksanakan tes akhir atau
biasa disebut evaluasi belajar tahap akhir.

Anda mungkin juga menyukai