Anda di halaman 1dari 8

PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN

1. A. Prinsip-Prinsip Pemberian Nilai


Penilaian kelas adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan
kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Agar pemberian nilai dapat memberikan fungsi secara optimal, dalam melakukan penilaian guru
hendaknya selalu berpedoman kepada prinsip-prinsip penilaian kelas sebagai berikut;

a) Proses pemberian nilai merupakan bagian dari pembelajaran.

Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar, oleh karena itu penilaian
mencakup penilaian proses dan hasil belajar. Penilaian harus digunakan sebagai proses untuk
mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kompetensi, dan sekaligus untuk mengukur
efektifitas proses pembelajaran.
b) Penilaian mencerminkan masalah dunia nyata.

Penilaian harus dapat mengarahkan siswa untuk memahami keterkaitan kemampuan yang diperoleh
dari proses pembelajaran dengan masalah yang dihadapi dalam masyarakat.

c) Menggunakan berbagai metode, ukuran dan criteria.

Teknik penilaian yang dapat digunakan meliputi tes tertulis, performance test, penilaian produk,
penilaian proyek, peta perkembangan, evaluasi diri, penilaian sikap, dan protofolio.

d) Penilaian harus bersifat holistic.

Penilaian harus mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran baik kognitif, afektif, maupun
sensori-motorik

e) Penilaian kelas mengacu kepada kemampuan (competency referenced)

Dalam melakukuan penilaian harus sejalan dengan pelajaran yang telah diterima oleh siswa. Materi
penugasan merupakan butir-butir yang harus dicapai oleh siswa.

f) Berkelanjutan.

Penilaian merupakan proses yang berkelanjutan dalam satu semester/ satu tahun.

g) Didaktis.

Penilaian diharapkan bersifat mendidik, dapat memacu siswa untuk meningkatkan prestasi
belajarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi.

h) Menggali informasi
Penilaian hendaknya dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan
dan umpan balik. Soal dan tugas sangat dianjurkan dalam bentuk uraian dan pemecahan masalah.

i) Melihat yang benar dan yang salah

Dalam melakuklan penilaian hendaknya melakukan analisis terhadap hasil penilaian dan kerja siswa
secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa dan sekaligus
hal-hal yang positif yang diberikan siswa.

1. 1. Tujuan Penilaian Kelas


Penilaian kelas dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa, guna
menetapkan sampai sejauhmana siswa telah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan dalam
kurikulum.

Manfaat Penilaian Kelas

Sebagai umpan balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya

Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa
Sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar
Sebagai informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan
Keunggulan Penilaian Kelas

memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang

dipahami dan mampu dikerjakannya.
Prestasi belajar siswa terutama tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok, tetapi dengan
prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya;
Pengumpulan informasi dilakukan dengan berbagai cara
Siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang tersedia, tetapi lebih dituntut menanggapi
dan memecahkan masalah
siswa diberi kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya.
Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM) tetapi dapat
dilaksanakan ketika PBM sedang berlangsung (penilaian proses).
Kriteria penilaian karya siswa dapat dibahas guru dengan para siswa sebelum karya itu
dikerjakan sehingga secara tidak langsung terdorong agar berusaha mencapai harapan
(expectations) (standar yang dituntut) guru.
1. 2. Fungsi Penilaian Kelas
Sebagai alat untuk menetapka penguasaan siswa terhadap kompetensi.
Sebagai bimbingan,
Sebagai alat diagnosis,
Sebagai alat prediksi
Sebagai grading pengulangan materi kembali,materi yang sudah diajarkan
Sebagai alat seleksi
1. 3. Prinsip-Prinsip Penilaian Kelas
A. Validitas
Menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat yang digunakan sesuai dengan apa yang yang dinilai.

1. Reliabilitas
Penilaian yang reliable memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi.

1. Terfokus Pada Kompetensi


Dalam penerapan KBK, penile ian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian
kompetensi), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan).

1. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Oleh karena itu penilaian harus adil, terencana,
berkesinambungan, mengunakan bahasa yang dapat dipahami siswa dan menerapkan kriteria yang
jelas dalam perbuatan keputusan atau pemberian angka (scor)

1. Mendidik
Penilaian dilakukan bukan untuk mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa
tetapi untuk mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan atau posisi
masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapain suatu kompetensi). Berbagai aktivitas
penilaian harus memberikan gambaran kemampuan siswa, bukan gambaran ketidakmampuannya.

1. 4. Metode Penilaian Penilaian Kelas


2. Penilaian Melalui Portofolio (Portofolio)
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada berbagai informasi
yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi
perkembangan siswa tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik oleh siswanya, hasil tes (bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasi lain yang
terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.

Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan siswa sendiri dapat menilai perkembangan
kemampuan siswa dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa. Berikut contoh karya-karya yang dapat
dimasukkan dalam penilaian portofolio: Puisi; Karangan; Gambar/tulisan; Peta/denah; Desain; Paper;
Laporan observasi; Laporan penyelidikan; Laporan penelitian; Laporan eksperimen; Sinopsis; Naskah
pidato/kotbah; Naskah drama; Doa; Rumus; Kartu ucapan; Surat; Komposisi musik; Teks lagu; Resep
masakan

Portofolio dapat digunakan untuk menilai perkembangan siswa dalam ilmu-ilmu sosial, seperti
menganalisis masalah-masalah sosial, bahasa, seperti menulis karangan, dan matematika, seperti
pemecahan masalah-masalah matematika.lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan menulis
siswa untuk berbagai tujuan dan pembaca. Kumpulan tulisan siswa ini merupakan refleksi
perkembangan berfikir mereka.
1. Penilaian Melalui Unjuk Kerja (Performance)
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan atau kinerja
siswa dalam melakukan sesuatu Cara penilaian ini lebih otentik daripada tes tertulis karena bentuk
tugasnya lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Semakin banyak kesempatan guru
mengamati unjuk kerja siswa, semakin reliable hasil penilaian kemampuan siswa.

Penilaian dengan cara ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam penyajian
lisan (keterampilan berbicara, berpidato, baca puisi, berdiskusi, dan sebagainya), pemecahan masalah
dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil, kemampuan siswa menari,
kemampuan siswa memainkan alat musik, kemampuan siswa dalam cabang-cabang olah raga,
kemampuan siswa menggunakan peralatan laboratorium, kemampuan siswa mengoperasikan suatu
alat, dan sebagainya.

1. Penilaian Melalui Penugasan (Proyek/Project)


Penilaian melalui proyek dilakukan terhadap suatu tugas atau penyelidikan yang dilakukan siswa
secara individual atau kelompok untuk periode tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Proyek
seringkali melibatkan pencarian data primer dan sekunder, mengevaluasi secara kritis hasil
penyelidikan, dan kerjasama dengan orang lain. Oleh karena itu, proyek sangat bermanfaat bila
digunakan untuk menilai keterampilan menyelidiki secara umum untuk segala bidang pembelajaran.
Di samping itu proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan siswa dalam
bidang tertentu, mengetahui kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan itu dalam
penyelidikan tertentu, dan mengetahui kemampuan siswa dalam menginformasikan subyek tertentu
secara jelas.

1. Penilaian Melalui Hasil kerja (Produk/Product)


Penilaian hasil kerja adalah penilaian terhadap kemampuan siswa membu-at produk-produk teknologi
dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, pahatan), barang-barang
terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Cara ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi
juga dari proses pembuatannya, contoh: kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik
menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa
enak, dan penampilan menarik.

1. Penilaian Melalui Tes Tertulis (Paper & Pen)


Tes tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam kondisi tertentu. Tes Tertulis
merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Dalam
menjawab soal siswa tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam
bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:

1. Soal dengan memilih jawaban : pilihan ganda; dua pilihan (benar-salah, ya-tidak); menjodohkan
2. Soal dengan mensuplai-jawaban, isian atau melengkapi; jawaban singkat atau pendek ; soal
uraian.
1. B. Penilaian Diberbagai Jenjang Pendidikan
A. 1. Pedoman Pelaksanaan dijenjang Pendidikan dasar dan Menengah
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:

sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai.
adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan
khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender.
terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran.
terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
Guru sebagai agen pembelajaran selalu melaksanakan penilaian terhadap hasil belajar peserta
didiknya secara berkesinambungan, yang meliputi kegiatan sebagai berikut :

menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria
penilaian pada awal semester. Sebagian guru belum melaksanakannya ini terlihat dari program
semester yang disusun guru pada pertemuan pertama awal semester dimulai dengan proses
pembelajaran pada kompetensi dasar pertama.
mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat
menyusun silabus mata pelajaran. Kegiatan pengembangan indikator pencapaian KD dan
memilih teknik penilaian yang sesuai dilaksanakan pada waktu pengembangan silabus, silabus
mata pelajaran di dapatkan guru dari internet atau memphotocopy silabus yang disusun
sekolah lain, hasil pengembangan silabus pada kegiatan MGMP mata pelajaran, dan hasil
pengembangan silabus sendiri . Hal ini menunjukan bahwa kegiatan ini belum dilaksanakan
sebagian guru.
mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian
yang dipilih. Pengembangan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan
teknik penilaiannya tentu dapat kita lihat pada bagian akhir dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 tahun 2008 tentang Standar
Proses.
1. 2. Pedoman pelaksanaan penilaian di perguruan tinggi
Penilaian Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara
berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan oleh dosen.
Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian akhir
program studi, ujian skripsi, ujian tesis, dan ujian disertasi.
Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf A, B, C, D, dan E yang masing-masing bernilai 4,
3, 2, 1, dan 0.
Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu : memuaskan, sangat memuaskan, dan dengan
pujian, yang dinyatakan pada transkrip akademik.
IPK sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program sarjana dan program diploma adalah:
IPK 2,00 2,75 : memuaskan
IPK 2,76 3.50 : sangat memuaskan
IPK 3.51 4,00 : dengan pujian.
Predikat kelulusan untuk program magister:
a. IPK 2,75 3,40 : memuaskan;

b. IPK 3.41 3,70 : sangat memuaskan:

c. IPK 3,71 4,00 : dengan pujian.

Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan juga dengan memperhatikan masa studi
maksimum yaitu n tahun (masa studi minimum) ditambah 1 tahun untuk program sarjana dan
tambah 0,5 tahun untuk program magister.
Predikat kelulusan untuk program doktor diatur oleh perguruan tinggi yang bersangkutan.

1. C. Pemanfaatan Hasil Tes Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran


Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atausalah. Tes dapat
berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Testertulis adalah tes yang menuntut
peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupapilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya
berupa pilihan meliputi pilihan ganda,benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang
jawabannya berupa isian dapatberbentuk isian singkat dan/atau uraian. Tes lisan adalah tes yang
dilaksanakanmelalui komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta didik dengan
pendidik.Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan. Tes praktik (kinerja) adalah tes
yangmeminta peserta didik melakukan perbuatan/mendemonstasikan/ menampilkanketerampilan.

Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melaluiberbagai macam ulangan
dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengahsemester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujianterdiri atas ujian nasional dan ujian sekolah. Ulangan
adalah proses yang dilakukanuntuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara
berkelanjutan dalamproses pembelajaran, untuk melakukan perbaikan pembelajaran, memantau
kemajuan dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.

Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satukompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan
tengah semester adalah kegiatan yangdilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan
ulangan tengahsemester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periodetersebut. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupanulangan akhir
semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KDpada semester tersebut.

Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik padaakhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik padaakhir semester genap
pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket.Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikansemua KD pada semester genap. Ujian adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi
belajardan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Ujian nasional adalah
kegiatanpengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajarantertentu
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan.

Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi pesertadidik yang dilakukan oleh
satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atasprestasi belajar dan merupakan salah satu
persyaratan kelulusan dari satuanpendidikan. Mata pelajaran yang diujikan pada ujian sekolah adalah
mata pelajaranpada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak
diujikanpada ujian nasional, dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik

1. 1. Memanfaatkan hasil Pre Test dan Post test


Pre Test merupakan Jenis test yang di lakukan sebelum pelajaran inti di mulai, sedangkan Post Tes
adalah penilaian yang dilakukan setelah pelajaran selesai.

1. 2. Memanfaatkan Hasil Tes formatif


Tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah
mengikuti suatu program tertentu (Arikunto, 2002:36). Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif
dapat dipandang sebagai tes diagnostic pada akhir pelajaran. Teknik pre-test dan post-test memiliki
manfaat baik bagi guru, siswa, maupun program itu sendiri.

1. a. Manfaat Bagi Guru


Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah diterima oleh siswa
Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa
Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang telah diberikan
1. b. Manfaat Bagi Siswa
Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program yang menyeluruh
Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa
Usaha perbaikan
Sebagai diagnosis
1. Manfaat Bagi Program
Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai dengan
keakapan anak
Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum
diperhitungkan
Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai
Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.
1. 3. Memanfaatkan Hasil Tes diagnostic
tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga
hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang
tepat dan sesuai dengan kelemahan yang dimiliki siswa.

1. a. Fungsi Tes Diagnostik?


Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu:

(a) mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa,

(b) merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesulitan
yang telah teridentifikasi

1. b. Karakateristik Tes Diagnostik


Tes diagnostik memiliki karakteristik:

1. dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang
dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik,
2. dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang
mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit) siswa,
3. menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat), sehingga
mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga mengunakan
bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan
mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat
ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya, dan
4. disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan (penyakit) yang
teridentifikasi.

1. 4. Memanfaatkan Hasil Penilaian Nontes


A. Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah
lakuya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi dapat dilakukan pada berbagi
tempat misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan
pada waktu murid olah raga, upacara dan lain-lain.
1. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu tehnik penilain yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik secara
langsung (face to pace relition), apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada
orang tuannya atau kepada temanya. Keberhasilan wawancara sebagai alat penilaian sangat
dipengaruhi oleh beberapa hal :

1. Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya
pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang diwawancarai
2. Keterampilan pewawancara
Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap hasil wawancara yang dilakukan,
karena guru perlu melatih diri agar meiliki keterampilan dalam melaksanakan wawancara.

1. Pedoman wawancara
Keberhasilan wawancara juga sangat dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat oleh guru sebelum guru
melaksanakan wawancara harus membuat pedoman-pedoman secara terperinci, tentang pertanyaan
yang akan diajukan.

1. Angket (Questionave)
Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden). Pada umumnya tujuan penggunaan anngket atau kuesioner dalam proses pembelajaran
terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu
bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.

Anda mungkin juga menyukai