1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu untuk mengetahui :
1. Keaslian Tes Essay
2. Tipe Tes pertayaan Essay
3. Aturan Penyusunan Pertanyaan Essay
4. Aturan Penskoran Tes Essay
1.4 Manfaat Penulis
Dapat meningkatkan pemahaman guru atau pembaca tentang menyusun tes essay yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Tes essay tidak efisien untuk mengukur hasil pembelajaran, tetapi tes ini memberikan kebebasan
bagi pesertas tes yang diperlukan pada pengukuran tertentu yang lebih kompleks. Hasil tes ini
termaksud pada tes pada kemampuan untuk mencipta, mengorganisasikan, mengintegrasikan,
menggambarkan dan tipe-tipe performansi yang sejenis yang dapat disebut sebagai produksi dan
sintensis.
2.1 Keaslian Test Essay
Karakteristik paling penting dari tes essay adalah memberikan kebebasan jawaban. Siswa
diberikan pertanyaan yang mengharuskan mereka mengahsilkan jawaban mereka sendiri. Mereka
biasanya bebas untuk memutuskan pendekatan yang digunakan dalam memecahkan masalah
tersebut, informasi factual apa yang digunakan, bagaimana mengorganisasikan jawaban, dan apa
yang ditekankan dari pada setiap aspek dari jawabannya. Oleh karena itu pertanyaan berbentuk
essay menempatkan kemampuan yang tertinggi untuk mencipta, mengintegrasikan dan
menggambarkan sebuah ide. Tes ini merupakan jenis tes yang dapat mengukur kinerja dimana
tes obyektif tidak memadai untuk melakukan pengukuran.
Jika karena bukan beberapa kekurangan yang agak serius dari tes essay, bentuk obyektif
mungkin saja tidak akan pernah ada. Salah satu kelemahan utamanya adalah terbatasnya sampel
pencapaian yang disediakan. Ini dikarenakan oleh sedikitnya pertanyaan yang masuk ke dalam
tes essay, sehingga prestasi peserta didik hanya terbatas pada beberapa area saja. Meskipun
demikian hali ini memungkinkan tersedianya pengukuran yang mendalam dari area yang terbatas
ini, hal ini secara jelas tidak memungkinkan untuk memperoleh sampel representative untuk
sebuah prestasi. Akibatnya peserta didik yang sangat terkonsentrasi pada area dimana pertanyaan
itu muncul akan memperoleh skor yang tinggi, sedangkan peserta didik yang lebih
memperhatikan area yang lain akan memperoleh nilai yang lebih rendah.
Kekurangan yang kedua adalah berkaitan dengan jawaban peserta didik. Karena peserta didik
harus menuliskan jawaban mereka dengan kata-kata mereka sendiri, kemampuan menulis juga
mempengaruhi nilai yang mereka terima. Kelamahan dalam ekspresi dan kesalah dalam tanda
baca, ejaan serta tata bahasa dan sejenisnyaa akan mengurangi nilai yang mereka peroleh. Ini
tentu saja mendistorsi nilai sebagai ukuran hasil pembelajaran yang diharapkan. Di sisi lain
kepandaian dalam menulis dan melebih-lebihkan cenderung akan meningkatkan skor pada tes
essay. Bahkan siswa yang tidak mengatakan apa-apa tetapi mampu mengungkapkan dengan baik
sangat mungkin untuk menerima nilai yang lebih. Contoh yang berlebihan seperti ini pernah
diungkapkan beberapa tahun yang lalu. Sebuah biro tes perguruan tinggi memilih siswa yang
memiliki keterampilan menulis yang bagus dan mengirimnya ke sebuah latihan tengah semester
ke mahasiswa regular untuk mengetahui seberapa baik dia menjawab tes essay tanpa persiapan.
Pertanyaan utama yang diberikan adalah memberikan evaluasi kritis terhadap novel yang belum
pernah dibaca oleh peserta tes. Jawabannya dimulai sebagai berikut : “ini bukanlah novel terbaik
yang pernah baca, tapi bukan juga yang terburuk. Novel ini memiliki kelebihan yang nyata,
seperti perhatian yang detail yang diberikan untuk membangun karakter utama. Pada bagian lain
beberapa karakter pendukung tidak dikembangkan sepenuhnya seperti…”. Evaluasinya terus
dilakukan dan berlapis-lapis. Kemudian kerja ujian tersebut dikembalikan pada pertemuan
berikut, disertai dengan komentar dari profesornya: “ini adalah evaluasi terbaik yang pernah saya
baca dari novel yang pernah saya baca.” Meskipun sangat ektrim, hal ini akan memberikan
pengalaman bahwa sangat sulit dalam memperoleh ukuran prestasi yang tidak terkontaminasi
dengan test essay.
Kelemahan ketiga, terkait dengan hal di atas yaitu dalam memberikan skor pada unsur
subyektifitas. Variasi dari isi jawaban dari kertas ke kertas cenderung menyebabkan pergeseran
standar selama proses penilaian. Dengan demikian, penilaian bukan hanya sulit tapi memerlukan
waktu yang juga tidak sedikit, dan cenderung menyebabkan inkonsistensi. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa penilai yang berbeda menetapkan nilai yang berbeda ketika mengevaluasi
pekerjaan yang sama secara terpisah, dan bahwa terdapat variasi dari penilai yang sama ketika
menilai kembali pekerjaan yang sama dalam jangka waktu tertentu. Dalam menyelesaikan tes
essay kita cenderung tidak percaya diri dalam mengandalkan tes ini untuk pengukuran prestasi.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat inkonsistensi dari penilaian dalam beberapa
penelitian terlihat bahwa dalam tes essay ini sering terjadi ketidakjelasan mengenai jawaban
yang diinginkan dan tidak adanya metode penskoran yang pasti. Penelitian juga menunjukkan
bahwa jawaban essay dapat menilai dengan tingkat realibilitas yang tinggi ketika faktor-faktor
yang telah dijelaskan di atass dipertimbangkan secara hati-hati.
Keterbatasan dari tes essay yang besarnya seperti dijelaskan di atas tidak akan mungkin
digunakan sebagai satu-satunya alat ukur prestasi. Tetapi pada bagian lain tes essay sangat
penting dalam pengukuran hasil belajar tertentu yang mungnkin digunakan untuk beberapa
tingkatan dari hamper semua tes prestasi belajar. Program pengujian yang berimabang diman tes
mancakup kedua jenis pertanyaan, yaitu essay dan obyektif, meskipun pada akhirnya hasil
belajar mereka tidak bisa diukur dengan sangat obyektif. Oleh karena itu, untuk pengukuran
sebagian besar hasil belajar kita akan gunakan tes obyektif karena tes ini memiliki reabilitas yang
lebih tinggi dan mampu mengukur sampel yang lebih luas. Untuk pengukuran hasil pembelajaran
yang lebih kompleks seperti untuk mencipta, mengorganisasi serta mengevaluasi sebuah ide kita
gunakan tes essay meskipun dengan beberapa keterbatasan.
Dari ringkasan perbandingan ciri-ciri tes obyektif dan tes essay ditampilkan pada table 1 di
bawah ini. Kita dapat lihat dari table berikut, kedua tipe item efisien untuk beberapa tujuan dan
tidak efisien untuk yang lainnya. Di ini juga terlihat bahwa kedua tipe cenderung berlawanan
satu sama lainnya dalam gal jenis pembelajaran yang diukur dan akibat yang paling mungkin
dalam pembelajaran peserta didik.
Tes Obyektif Tes Essay
Pengukuran hasil belajar Baik untuk menilai belajar Tidak efisien untuk hasil
yang terkait dengan belajar terkait dengan
pengetahuan, pemahaman, pengetahuan, baik untuk
aplikasi dan analisis, tidak pemahaman, aplikasi dan
baik untuk sintesa, dan analisis, sangat baik untuk
evaluasi sintesa dan evaluasi.
Isi dari sampel Digunakan untuk item yang Digunakan untuk item yang
banyak dan cakupan yang luas sedikit dan cakupan yang
dimana akan membuat konten sempit, dimana akan membuat
yang representatif. konten sampel tidak
representative.
Penyiapan tes Penyiapan tes yang baik akan Penyiapan tes yang baik akan
sangat sulit dan menghabiskan sangat sulit tetapi tidak
banyak waktu. menghabiskan waktu sebanyak
tes obyektif.
Penskoran Obyektif, simple, dan Subyektif, sulit, dan
reliabilitasnya tinggi reliabiltasnya rendah.
Faktor yang dapat Kemampuan membaca dan Kemampuan menulis dan
mengubah skor siswa menebak mengarang
Efek yang mungkin Mendorong siswa untuk Mendorong siswa untuk
dalam pembelajaran mengingat, menggambarkan mengorganisasikan,
dan menganalisis dari ide lain. mengintegrasikan dan
menggambarkan ide mereka.