2023
KATA PENGANTAR
Medan,Maret 2023
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, terdapat berbagai macam tes yang digunakan. Tes
diberikan sebagai sarana untuk mengetahui apakah materi-materi yang sudah
disampaikan selama proses belajar berlangsung, sudah diterima dan dipahami dengan
baik oleh siswa. Terdapat berbagai macam tes yang dapat digunakan, salah satu bentuk
tes itu adalah tes bentuk essay (uraian). Dengan digunakannya tes bentuk essay,
setidaknya dapat menjadi alat pengukur kemampuan siswa secara objektif.
Namun demikian, tidak berarti bentuk essay tidak digunakan sebagai alat
pengukur kemampuan siswa. Bentuk essay dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-
kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk-bentuk objektif. Dengan tes bentuk essay
ini, diharapkan siswa mampu menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban
dengan kata-katanya sendiri.
Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas lebih detail mengenai tes essay.
Adapun materi yang akan dibahas mengenai tes essay antara lain pengertian tes essay,
penggunaan tes essay, jenis-jenis tes essay, kelebihan dan kelemahan tes essay, aturan
mengkonstruksi pertanyaan dalam tes essay, upaya meningkatkan objektivitas penilaian
dalam tes essay dan metode pengoreksian tes essay.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah mengenai tes essay adalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah mengenai tes essay adalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Contoh:
buatan bagi masyarakat.
Langkah penskoran :
= perikanan
3) Skor maksimum = 5
Kriteria :
3) Skor maksimum = 10
1. Dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks, seperti kemampuan
mengaplikasikan prinsip, kemampuan menginterpretasikan hubungan, kemampuan
merumuskan kesimpulan yang sahih dan sebagainya. Namun demikian, tidak dengan
sendirinya tes essay menghasilkan pengukuran hasil belajar yang kompleks. Hal ini
tergantung pada kemampuan pembuat tes (guru maupun dosen) untuk menyusun butir
soal essay. Bahkan, tidak jarang ditemukan adanya butir soal essay yang menanyakan
hal yang sederhana, yang sebenarnya jauh lebih efektif bila dites dengan
menggunakan butir soal objektif.
2. Meningkatkan motivasi peserta tes untuk belajar dibandingkan bentuk tes objektif.
Sesuai dengan sifatnya yang menuntut kemampuan mengekspresikan dengan kata-
kata sendiri, maka bentuk tes essay menuntut penguasaan bahan secara penuh.
Penguasaan bahan yang tanggung dapat dideteksi dengan mudah melalui jawaban
yang ditulis oleh peserta tes. Oleh karena itu, untuk menjawab tes essay dengan baik
peserta tes akan berusaha menguasai bahan yang diperkirakan akan diujikan dalam tes
secara tuntas.
3. Mudah disiapkan dan disusun, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama bagi
guru untuk mempersiapkannya. Kemudahan ini terutama disebabkan oleh dua hal,
pertama jumlah butir soal tidak terlalu banyak, dan kedua guru tidak harus
menyediakan jawaban atau kemungkinan jawaban yang benar.
4. Tidak banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan. Karena tidak ada
alternatif jawaban yang disiapkan oleh penyusun tes maka peserta tes dituntut untuk
betul-betul memikirkan jawaban yang dibutuhkan.
5. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusunnya ke
dalam bentuk kalimat yang tepat. Dalam menjawab soal ujian tertulis peserta dituntut
untuk mampu menyusun kalimat yang mudah dipahami oleh pemeriksa hasil tes. Hal
ini akan melatih keberanian dan keterampilan siswa menyampaikan ide maupun
gagasan secara tertulis.
6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya
bahasa dan caranya sendiri. Kemampuan menjawab soal ujian essay dengan baik akan
membantu meningkatkan keterampilan siswa dalam menyatakan pikiran secara
tertulis.
1. Reliabilitas tes rendah. Artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten bila
tes yang sama atau tes paralel diuji beberapa kali. Ada tiga penyebab rendahnya
reliabilitas tes essay. Pertama, keterbatasan sampel bahan yang tercakup dalam butir
soal tes. Karena sifat jawaban tes essay menuntut waktu yang relatif banyak, maka
tidak mungkin soal tes essay terdiri dari beberapa butir soal yang banyak jumlahnya
sehingga mewakili seluruh bahan yang diujikan. Hal ini berarti pokok bahasan yang
dapat diambil sebagai bahan tes sangat terbatas. Kedua, batas-batas tugas yang harus
dikerjakan peserta tes sangat longgar, walaupun telah diusahakan untuk menentukan
batasan-batasan yang cukup ketat. Keragaman jawaban antar peserta tetap saja besar.
Keragaman tidak hanya antara peserta tes, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, waktu, bahkan suasana tes yang ada. Tes yang sama diuji pada pagi hari,
dimana peserta masih segar akan menghasilkan skor yang berbeda bila tes
dilaksanakan pada siang hari. Dan ketiga, adanya subjektivitas penskoran yang
dilakukan oleh pemeriksa jawaban tes. Berbeda orang yang memeriksa, maka berbeda
juga yang diperoleh peserta. Bahkan, orang yang sama memeriksa tes yang sama pada
waktu yang berbeda akan menghasilkan skor yang berbeda pula.
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memeriksa lembar jawaban dan tidak
dapat diwakilkan kepada orang lain. Adanya berbagai macam pertimbangan dalam
penilaian hasil tes essay serta adanya jawaban yang cukup panjang menyebabkan
pemeriksaan lembar jawaban tes essay membutuhkan waktu yang relatif lebih lama
dibandingkan dengan tes objekif. Begitu adanya tuntutan bahwa pihak yang
mengadakan penilaian juga harus menguasai materi yang diujikan menyebabkan
pemeriksaan terhadap hasil tes essay tidak bisa diwakilkan kepada orang lain yang
tidak menguasai materi.
3. Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai dengan bualan. Peserta tes yang kurang
menguasai bahan yang akan diujikan acap kali mencoba menjawab dengan
menguraikan hal lain yang tidak berhubungan dengan hal yang ditanyakan atau
dengan kata lain peserta tes membual. Jawaban yang tidak berharga ini pun harus
dibaca oleh guru dengan teliti.
4. Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling utama untuk
membedakan prestasi belajar antara siswa. Padahal tidak semua hasil belajar bisa
dikomunikasikan dalam bentuk tulisan. Sebagian besar hasil belajar lain dinyatakan
dalam bentuk tingkah laku atau sikap, bukan dalam bentuk pernyataan
tertulis (Metika, 2011).
1. Para guru hendaknya memfokuskan pertanyaan essay pada materi pembelajaran yang
tidak dapat diungkap dengan bentuk tes lain misalnya tes objektif. Ada beberapa faktor
penting dalam kegiatan pembelajaran yang hanya bisa diungkap oleh tes essay, antara
lain: pembelajaran yang kompleks, organisasi materi, integrasi penyusunan jawaban,
dan ekspresi penuangan ide dari pemikiran siswa ke dalam bentuk jawaban soal. Hal ini
menjadikan tes essay tetap menjadi pilihan para guru atau para evaluator.
3. Item-item pertanyaan tes essay sebaiknya jelas dan tidak menimbulkan kebingungan
(tidak mengandung makna ambigu) sehingga para siswa dapat menjawab dengan tidak
ragu-ragu. Menggunakan kata-kata yang spesifik, seperti terangkan, bandingkan,
buktikan, nyatakan dalam kesimpulan, gunakan dan sebagainya.
4. Sertakan petunjuk waktu pengerjaan untuk setiap pertanyaan, agar para siswa dapat
memperhitungkan kecepatan berpikir, menulis dan menuangkan ide sesuai dengan
waktu yang disediakan. Pertimbangan waktu tersebut hendaknya didasarkan pada
tingkat kesulitan setiap pertanyaan.
1. Evaluasi jawaban-jawaban soal essay dalam hubungannya dengan hasil belajar yang
sedang diukur. Tes essay, seperti halnya tes objektif, digunakan untuk memperoleh
bukti yang jelas mengenai sejauh mana hasil pembelajaran telah tercapai. Dengan
demikian, kinerja siswa yang diinginkan dalam hasil pembelajaran harus sesuai dengan
panduan baik dalam mengkontruksi pertanyaan maupun mengevaluasi jawaban. Jika
suatu pertanyaan dirancang untuk mengukur “kemampuan untuk menjelaskan hubungan
sebab-akibat”, misalnya jawabannya harus dievaluasi dalam hal bagaimana siswa dapat
menjelaskan hubungan sebab-akibat tertentu yang disajikan dalam pertanyaan, maka
semua faktor-faktor lain, seperti informasi faktual yang menarik tapi asing, gaya
menulis, dan kesalahan dalam mengeja dan tata bahasa, harus diabaikan (sejauh
mungkin) selama evaluasi. Dalam beberapa kasus, untuk kemampuan mengeja maupun
menulis mungkin memberi skor-skor yang terpisah, tetapi hal ini seharusnya tidak
diperbolehkan karena dapat mencemarkan (contaminate) skor yang mewakili
pencapaian tingkat prestasi dari hasil pembelajaran yang dimaksudkan.
5. Evaluasi jawaban-jawaban soal essay tanpa mengetahuai identitas penulis. Hal ini
merupakan upaya lain untuk mengontrol personal bias selama menskor. Jawaban-
jawaban dari soal essay dievaluasi dalam bentuk tertulis, bukan dalam bentuk apa yang
diketahui penulis dari kontak langsung dengan siswa. Cara terbaik untuk mencegah
pembiasan dalam penilaian adalah mengevaluasi setiap jawaban tanpa mengetahui
identitas penulis. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada siswa
untuk menuliskan namanya dibelakang kertas jawabannya atau dengan menggunakan
kode nomor sebagai pengganti nama.
6. Bila memungkinkan, mintalah dua atau lebih orang guru lain yang mengetahui masalah
itu, untuk menskor tiap jawaban. Hal ini diperlukan untuk mengecek kehandalan
scoring terhadap jawaban-jawaban essay itu. Tentu saja hal ini tidak perlu dilakukan
pada setiap penskoran, tetapi sewaktu-waktu saja, misalnya jika diperlukan untuk
memilih siswa-siswa yang akan dicalonkan untuk mengikuti latihan tertentu atau untuk
memilih juara sekolah (Metika, 2011).
Terdapat 3 metode yang dapat digunakan oleh guru dalam mengoreksi soal
bentuk essay. Metode-metode tersebut antara lain:
Jenis
Kelebihan Kekurangan
Metode
Perlembar Tidak memakan waktu banyak. Guru sering memberi skor yang
berbeda atas dua jawaban yang
sama kualitasnya.
Di samping metode-metode di atas, ada juga metode lain untuk mengoreksi jawaban
soal bentuk essay, antara lain:
4. Metode Rating
Dalam metode penilaian global (juga disebut sebagai metode holistik atau
metode rating), jawaban ideal tidak dibagi-bagi ke dalam poin-poin spesifik dan
komponen-komponen tambahan; jawaban ideal hanya berfungsi sebagai standar. Tulisan
siswa yang kurang dari standar ideal tersebut dan yang melenceng dalam halkualitas
digolongkan kedalam standar diluar standar ideal atau tolok ukur ideal. Para guru atau
penilai kemudian diinstruksikan untuk memeriksa jawaban dengan cepat danmemberikan
pendapat globalnya secara keseluruhan megenai kualitas jawaban. Jadi, jawaban setiap
peserta didik ditetapkan dalam salah satu kelompok yang sudah dipilah-pilah berdasarkan
kualitasnya selagi jawaban tersebut dibaca. Kelompok-kelompok tersebut menggambarkan
kualitas dan dan menentukan berapa skor yang akan diberikan pada setiap jawaban.
Misalnya, sebuah soal akan diberi skor maksimal 8, maka soal tersebut akan dapat dibuat
menjadi 9 kelompok jawaban, mulai dari 0 sampai 8. Metode ini cocok untuk bentuk essay
bebas (Metika, 2011).
BAB III
KESIMPULAN
Tes essay adalah tes yang menuntut siswa untuk dapat menyusun dan memadukan
gagasan-gagasan tentang hal-hal yang telah dipelajarinya, dengan cara
mengekspresikan atau mengemukakan gagasan tersebut secara tertulis dengan kata-
kata sendiri.
Penggunaan tes essay sangat baik digunakan salah satunya yaitu ketika jumlah peserta
tes relatif sedikit, misalnya kurang dari 100 orang dan waktu yang dimiliki guru untuk
mempersiapkan soal sangat terbatas, sedangkan ia mempunyai waktu yang cukup
untuk memeriksa hasil ujian.
Mengkonstruksi pertanyaan essay dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
memfokuskan pertanyaan essay pada materi pembelajaran yang tidak dapat diungkap
dengan bentuk tes lain misalnya tes objektif, memformulasikan item pertanyaan yang
mengungkap perilaku spesifik yang diperoleh dari pengalaman hasil belajar, item-
item pertanyaan tes essay sebaiknya jelas dan tidak menimbulkan kebingungan,
sertakan petunjuk waktu pengerjaan untuk setiap pertanyaan dan menghindari
menggunakan pertanyaan pilihan.
Upaya untuk meminimalkan subjektivitas penilaian dan memberikan keseragaman
standar penilaian dari siswa yang satu ke siswa yang lainnya salah satunya yaitu
evaluasi jawaban-jawaban soal essay dalam hubungannya dengan hasil belajar yang
sedang diukur.
Metode pengoreksian tes essay antara lain metode pernomor (whole method), metode
perlembar (separated method), metode bersilang (cross method), metode analisis
(analytical method), metode penyortiran (sorting method), metode poin (point
method) dan metode rating.
DAFTAR PUSTAKA
Remaja Rosdakarya.
http://benny-metika.blogspot.com/2011/08/mengkonstruksi-tes-essay.html
25 Februari 2015.
Yogyakarta: Kanisius.
Suryadi. (_____). Teknik menyusun alat evaluasi dan analisis hasil belajar. Diakses
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1968072919
98021-SURYADI/pengembangan_soal.pdf. 28 Februari 2015.