Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENYUSUNAN BENTUK TES ESSAY DAN BENTUK TES JAWABAN SINGKAT


Dosen Pengampu : Drs. Yasifati Hia, M.Si

Disusun oleh:

Novila Efendi 4193111023


Aisah Queenela br Pelawi 4193111029
Sova Yunita Ritonga 4193111037
Dita Aryani 4193111042

JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan Makalah ini tepat waktu. Terima kasih saya ucapkan kepada dosen
mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika. Kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. yang
telah memberikan bimbingan kepada kami.

Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini ini, oleh
karena itu kami berharap mendapatkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
meningkatkan kemampuan kami dalam menulis laporan lainnya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga apa yang kami kerjakan bisa bermanfaat
bagi orang lain.

Medan, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN i
i
1
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan 4
1.4 Manfaat 4
BAB II ISI 4
2.1 Tes Essay 4
2.2 Tes Jawaban Singkat 7
BAB III PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran, terdapat berbagai macam tes yang digunakan. Tes diberikan
sebagai sarana untuk mengetahui apakah materi-materi yang sudah disampaikan selama proses
belajar berlangsung, sudah diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa. Terdapat berbagai
macam tes yang dapat digunakan, salah satu bentuk tes itu adalah tes bentuk essay (uraian). Dengan
digunakannya tes bentuk essay, setidaknya dapat menjadi alat pengukur kemampuan siswa secara
objektif. 
Dalam pelaksanaannya, ternyata tes bentuk essay ditemukan banyak kelemahan. Bentuk essay
sering disebut bentuk subjektif karena dalam pelaksanaannya sering dipengaruhi oleh faktor
subjektivitas guru. Oleh karena itu, seringkali ditemui permasalahan dalam penilaian jawaban dari
peserta didik. Banyak terjadi kesalahan pemberian nilai kepada peserta didik, dikarenakan berbagai
faktor baik internal maupun eksternal.Namun demikian, tidak berarti bentuk essay tidak digunakan
sebagai alat pengukur kemampuan siswa. Bentuk essay dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-
kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk-bentuk objektif. Dengan tes bentuk essay ini,
diharapkan siswa mampu menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-
katanya sendiri.
Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas lebih detail mengenai tes essay. Adapun materi
yang akan dibahas mengenai tes essay antara lain pengertian tes essay, penggunaan tes essay, jenis-
jenis tes essay, kelebihan dan kelemahan tes essay, aturan mengkonstruksi pertanyaan dalam tes
essay, upaya meningkatkan objektivitas penilaian dalam tes essay dan metode pengoreksian tes
essay.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun rumusan dalam
pembahasan ini adalah

1. Apa itu bentuk tes uraian?

2. Apa yang dimaksud dengan tes essay?


3. Bagaimana bentuk penyususna tes uraian?
4. Bagaimana bentuk penyusunan tes essay?
3
1.3 Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang terdapat dalam pembahasan ini
adalah :

1.3.1 Untuk mengetahui bentuk tes uraian

1.3.2 Untuk Mengetahui apa itu tes essay

1.3.3 Bagaimana penyususnan tes essay

1.3.4 Bagaimana penyusunan tes urai

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah makalah ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan bagi pembaca mengenai teknik penyusunan soal dan dapat memberikan wawasan
lebih mendalam mengenai cara menyusun soal yang baik. Selain itu bagi penulis sendiri makalah
ini untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dalam penulisan makalah serta memberikan
pemahaman yang lebih mendalam mengenai teknik penyusunan soal, khususnya bentuk soal
benar salah dan menjodohkan .

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tes uraian

Tes Essay sudah sangat populer, terutama di kalangan pendidikan tinggi. Penggunaannya
dimulai th. 2300 SM di Cina, dan hanya bentuk tes tersebut yang digunakan selama berabad-abad.
Meskipun demikian, ada alasan lain untuk kepopulerannya itu. Pertama karena mudah. Kebalikan
dengan tes obyektif, tes essay relatif lebih mudah untuk menyiapkannya, tetapi susah untuk
memeriksa jawaban siswa. Hal yang lain adalah keamanan bagi penguji. Penulis tes essay jarang
diminta mempertahankan/memastikan jawaban yang ‘benar’ atau memperlihatkan bahwa tidak ada
jawaban yang ‘salah’ lebih baik dari yang ‘benar’. Siswa tidak diberi jawaban yang sudah tersedia,
tetapi harus menguasai banyak pengetahuan, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan
fakta-fakta dan prinsip-prinsip, untuk mengaturnya secara koheren dan logis, dan kemudian
menerapkan ide-ide tersebut dengan menuliskan ekspresi. Jawaban yang diberikan pada soal tes
essay bisa sering menyediakan petunjuk tentang bentuk dan kualitas proses pemikiran siswa.

Banyak trait yang bisa diukur oleh tes essay, tidak didefinisikan dengan jelas, seperti
pemikiran kritis, keaslian serta kemampuan untuk mengatur dan menggabungkan. Karakter
jawaban yang disajikan, untuk mengindikasikan mana siswa yang mempunyai kemampuan
lebih/kurang, jarang secara eksplisit diatur lebih jauh. Skala Odel (1927) dalam Ebel (1986) untuk
menilai jawaban tes essay, memperlihatkan bahwa panjangnya jawaban siswa berhubungan dengan
skor yang ia peroleh. Lebih panjang jawabannya, maka akan lebih tinggi nilainya.

Panduan Penyiapan Butir – Butir Tes Essay:

1. Buatlah serangkaian pertanyaan/soal yang akan meminta siswa memperlihatkan segenap


penguasaannya terhadap pengetahuan yang diperlukan. Pertanyaan semacam itu tidak akan
menghasilkan jawaban seperti yang ada pada buku teks. Siswa akan melihat jauh ke depan,
ke penerapan dari apa yang mereka pelajari. Pertanyaan hendaknya berdasarkan situasi/
problema baru, dan bukan pada hal yang sama, yang digunakan dalam tujuan instruksional.

2. Buatlah pertanyaan yang sudah tentu, yang para ahli pasti akan setuju bahwa jawaban
seseorang lebih baik dari yang lain.Dalam pertanyaan yang tidak tentu, akan membuat susah
pembaca dalam menilai achievement siswa, terutama jika tidak ada jawaban yang bagus.
Opini dan bias dari pembaca, juga akan mempengaruhi nilai jawaban siswa.

3. Tulislah perintah/ soalnya sekomplit dan sespesifik mungkin, tanpa mengganggu tujuan
pengukuran hasil pencapaiannya.
4. Secara umum, pilihlah pertanyaan yang lebih spesifik, yang bisa dijawab lebih
singkat.Semakin banyak pertanyaan yang bisa di skor, semakin tinggi reliabilitas skor tes
tersebut. Semakin sedikit pertanyaan, semakin sedikit ambigu buat siswa dan semakin
mudah untuk menilai reliabilitasnya. Kadang-kadang penulis soal berpendapat, perlu
mendasarkan sebuah tes essay hanya pada soal yang sedikit tetapi luas.
5. Hindari pemberian pertanyaan pilihan kepada siswa, kecuali dalam keadaan khusus, yang
membuat adanya soal pilihan seperti itu dirasa perlu.

6. Jika siswa yang berbeda menjawab soal yang berbeda, dasar untuk membandingkan skor
mereka melemah. Jika siswa memilih soal yang dia bisa jawab, range dari skor tes
menyempit, dan reliabilitas skor berkurang. Memberi pertanyaan pilihan kepada siswa,
kadang terlihat “fair”. Tapi jika semua pertanyaan mengandung aspek-aspek yang
diperlukan dalam pencapaian hasil belajar, mungkin akan menolong siswa yang tidak siap/
lemah, tetapi akan tidak “fair” bagi siswa yang sudah siap.Pertanyaan pilihan semacam itu
mungkin bisa dipakai jika tes tersebut digunakan di area yang luas, dan jika siswanya
menerima latihan yang tidak sama di area yang berbeda. Itupun keuntungannya masih
diragukan.

7. Ujilah pertanyaan yang dibuat, dengan menuliskan jawaban yang ideal untuknya.Dengan
menulis jawaban pada saat menulis soal, akan segera tau tujuan sebenarnya. Penulis soal
bisa mengecek alasan-alasan dan kecukupan pengertiannya sendiri. Jika mungkin, mintalah
kolega dari bidang yang sama untuk menjawab. Membandingkan jawaban seperti itu akan
memberi keterangan pantas/ tidaknya soal tersebut, dan mungkin akan memberi masukan
cara pengembangannya.
2.2 Tes jawaban singkat

Soal jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban
singkat berupa kata, prase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, atau kalimat yang sudah
pasti. Bentuk soal jawaban singkat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik yang sangat
sederhana. Dalam menulis soat bentuk jawaban singkat, penulis soal harus mengetahui konsep
dasar bentuk jawaban singkat. Bentuk ini merupakan salah satu bentuk soal objektif yang
jawabannya menuntut siswa untuk menjawab soal dengan singkat yaitu jawabannya dapat
berupa satu kata, kelompok kata/frasa, simbol matematika, atau angka. Adapun wujud soal
bentuk jawaban singkat adalah terdiri dan 5 unsur, yaitu: (1) dasar pertanyaan (stimulus) bila
diperlukan, (2) pertanyaan, (3) tempat jawaban, (4) kunci jawaban, (5) pedoman penskoran.
Penskoran dalam soal jawaban singkat dapat dilakukan setelah soal tersebut digunakan.
Penskoran soal jawaban singkat sangat mudah dilakukan, skor 1 (satu) diberikan apabila
jawaban benar, dan skor 0 diberikan apabila jawaban salah.

Soal jawaban singkat adalah salah satu bentuk soal yang mudah dibuat, khususnya karena
berkaitan dengan hasil pembelajaran yang sangat sederhana, yaitu umumnya kemampuan yang
biasa diukur. Salah satu keunggulan soal jawaban singkat adalah siswa harus memberikan
jawaban secara tertulis, hal ini menguntungkan karena  bentuk soal jawaban singkat mengurangi
kemungkinan adanya siswa yang menebak jawaban soal. Kelemahan soal jawaban singkat
adalah;

a. Sukar untuk mengukur hasil belajar yang kompleks.

b. Sukar dalam hal penskoran, apabila penulis soal tidak menyajikan kunci jawaban yang
tepat.

c. Adanya kemungkinan kesalahan penulisan jawaban.

Beberapa saran beriktu dapat membantu para dalam mengembangkan tes jawaban singkat
sehingga dapat menyajikan soal yang terjamin kesahihannya.

1. Rumusan butir soal harus sesuai dengan kemampuan (kompetensi dasar dan indikator).

2. Rumusan butir soal harus menggunakan bahasa yang balk, kalimat singkat, dan jelas
sehingga mudah dipahami.
3. Jawaban yang dituntuk oleh butir berupa kata, frase, angka, simbol, tahun, tempat dan
sejenisnya harus singkat dan pasti.

4. rumusan butir soal tidak merupakan kalimat yang dikutip Iangsung dari suatu buku.

5. Hindari rumusan butir soal yang mengandung petunjuk pada kunci jawaban.

6. Apabila rumusan butir soal dalam bentuk kalimat yang be!um Iengkap, bagian yang
dikosongkan untuk diisi oleh peserta tes maksimum dua untuk satu kalimat soal.
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Tes essay adalah tes yang menuntut siswa untuk dapat menyusun dan memadukan gagasan-
gagasan tentang hal-hal yang telah dipelajarinya, dengan cara mengekspresikan atau
mengemukakan gagasan tersebut secara tertulis dengan kata-kata sendiri. Penggunaan tes
essay sangat baik digunakan salah satunya yaitu ketika jumlah peserta tes relatif sedikit,
misalnya kurang dari 100 orang dan waktu yang dimiliki guru untuk mempersiapkan soal
sangat terbatas, sedangkan ia mempunyai waktu yang cukup untuk memeriksa hasil ujian.
 Soal jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban
singkat berupa kata, prase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, atau kalimat yang sudah
pasti. Bentuk soal jawaban singkat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik yang
sangat sederhana. Dalam hal membuat soal jawaban singkat juga memperhatikan seperti
karakteristik, kemampuan yang diukur, jenis soal, penskoran, kelemahan dan keunggulan, dan
kaidah dalam penulisan soal jawaban singkat Dalam hal membuat soal jawaban singkat juga
memperhatikan seperti karakteristik, kemampuan yang diukur, jenis soal, penskoran,
kelemahan dan keunggulan, dan kaidah dalam penulisan soal jawaban singkat.

1.2 Saran
Hendaknya guru dalam membuat tes juga memperhatiakan soal-soal yng akan digunakan
dalam mengevaluasi pemahaman peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Surapranata. (2004). Panduan Penulisan Tes Tertulis : Implementasi Kurikulum 2004. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya

Gronlund, N.E. 1976. Measurement an Evaluation in Teaching. New york : Macmillan


Publishing CO (Dalam Buku Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, Dr. Suke
Silverius, 1991, Jakarta, PT. Grasindo)

Siswanto,2006. Penggunaan Tes Essay Dalam Evaluasi Pembelajaran. Jurnal Pendidikan


Akuntansi Indonesia. Vol(5)1:55-61

Anda mungkin juga menyukai