Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK PEMBUATAN SOAL

Untuk Memenuhi Tuga Mata Kuliah “Evaluasi Proses Hasil Belajar”

Dosen Pengampu : Misnawati, M.Pd

Disusun Oleh:
Nurul Ikrimah
Rizkah Ramadani

YAYASAN NURUL ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PRORAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH
BUNGO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas limpahan rahmat, karunia dan hidayah yang telah diberikan Allah
SWT kepada hamba yang senantiasa mau berusaha dalam mengarungi samudra kehidupan
masing-masing. Shalawat dan salam tidak lupa senantiasa kita haturkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya dihari akhir nanti.
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang ”Teknik Pembuatan Soal”.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Misnawati selaku dosen pengajar,
karena dengan adanya tugas ini dapat menambah ilmu dan wawasan kami.
Kami selaku penulis menyadari bahwa masih perlu adanya penyempurnaan dalam
makalah ini, untuk itu kami mengharapkan kritik, saran dan masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca serta penulis.

Bungo, 12 April 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... II


DAFTAR ISI.................................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
A. Cara Merencanakan Penyusunan Soal-Soal.......................................................... 3
B. Teknik Penulisan Soal-Soal .................................................................................. 4
C. Penulisan Kisi-Kisi Soal Tes ................................................................................ 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 9
B. Saran ..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap kegiatan belajar harus diketahui sejauh mana proses belajar tersebut telah
memberikan nilai tambah bagi kemampuan siswa. Salah satu cara untuk melihat peningkatan
kemampuan tersebut adalah dengan melakukan tes. Tes sebagai alat penilaian adalah
pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa
dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan
(tes tindakan).
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati di dalam menyusun tes hasil belajar agar
tes tersebut dapat mengukur tujuan instruksional khusus untuk mata pelajaran yang telah
diajarkan, atau mengukur kemampuan dan keterampilan peserta didik yang diharapkan,
setelah mereka menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu. Pertama, tes hasil belajar harus
dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
instruksional.
Kedua, butir-butir tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representative dari
populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, sehingga dapat dianggap dapat mewakili
seluruh performance yang telah diperoleh selama pesrta didik mengikuti suatu unit
pengajaran. Ketiga, bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat
bervariasi. Keempat, tes hasil belajar harus didasain sesuai dengan kegunaannya untuk
memperoleh hasil yang diinginkan. Kelima, tes hasil belajar harus memiliki realibilitas yang
dapat diandalkan. Keenam, tes hasil balajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur
keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang
berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cara Merencanakan Penyusunan Soal-Soal ?
2. Bagaimna Teknik Penulisan Soal-Soal ?
3. Bagaimna Penulisan Kisi-Kisi Soal Tes ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui Cara Merencanakan Penyusunan Soal-Soal
2. Mengetahui Teknik Penulisan Soal-Soal
3. Mengetahui Penulisan Kisi-Kisi Soal Tes

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Cara Merencanakan Penyusunan Soal-Soal


Untuk menyusun soal-soal esai sebagai indikator-indikator dari pencapaian murid
terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajari, beberapa ketentuan perlu diperhatikan khusus
mengenai penyusunan tes esai, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tentukan bahwa murid tidak akan menjawab terlalu banyak atau terlalu panjang
sehingga waktu tidak cukup.
Soal-soal esai yang baik menuntut agar murid menganalisis soal itu dengan teliti,
menentukan apa yang dituntut dan apa yang tidak dituntut (oleh soal) dalam jawaban,
memikirkan tentang cara mengorganisasi jawaban yang paling cocok, kemudian
menuliskan jawaban tersebut. Proses ini memakan waktu: makin kompleks suatu
pertanyaan atau soal, makin membutuhkan waktu yang lebih lama.
2. Jika beberapa soal esai akan diberikan, usahakan agar ada rentetan kesukaran dan
kompleksitasnya.
Kebanyakkan tes yang dibuat guru bertujuan untuk membedakan tingkat penguasaan
dan pencapaian murid terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan. Jika semua soal esai
itu sukar dan kompleks, beberapa orang murid yang kurang kemampuannya tidak akan
menghasilkan jawaban yang akseptabel terhadap satu soal pun dari soal-soal tersebut.
Akan tetapi, jika soal-soal itu semuanya mudah dan sederhana kita akan memperoleh
pengukuran yang tidak memadai dari apa yang sebenarnya yang dapat dilakukan oleh
murid yang lebih pandai. Dengan memberikan variasi terhadap kesulitan dan
kompleksitas soal –soal itu, guru dapat memproleh informasi tentang murid, baik yang
pandai maupun yang tidak pandai.
3. Kebanyakan tes yang diberikan dikelas (Classroom tests) menuntut semua murid
untuk menjawab soal-soal yang sama.
Jika suatu tes esai digunakan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan suatu program
umum dari pengajaran, tiap murid dituntut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
sama. Memberikan suatu pilihan soal atau pertanyaan akan mengurangi dasar umum
(common basis), yang terhadap individu-individu yang berbeda-beda dapat dibandingkan.

3
Tentu saja, bila diperlukan, dapat juga kita memberikan pilihan terhadap soal-soal yang kita
buat. Hal ini diperlukan, misalnya, jika sejumlah murid telah mempelajari bermacam-macam
hal, atau jika tujuan pengajaran memang dibedakan bagi bermacam-macam murid. Dalam
kondisi seperti ini, murid dapat diharapkan untuk memiliki keluasan kompetensi yang
berbeda-beda.
4. Tulislah seperangkat petunjuk umum tes tersebut.
Pada kebanyakkan tes esai yang diberikan dikelas, soal-soal itu didahului hanya
dengan kata-kata “jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut”. Pernyataan ini tidaklah
memadai sebagai petunjuk bagi murid dalam menjawab soal-soal atau pernyataan itu.
Petunjuk yang baik bagi suatu tes esai hendaknya mencakup pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut :
a. Rencana umum yang harus digunakan murid dalam mengerjakan tes itu;
b. Bagaimana bentuk jawaban itu harus ditulis;
c. kriteria umum yang akan digunakan dalam menilai jawaban-jawaban tersebut; dan
d. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes tersebut.

B. Teknik Penulisan Soal-Soal


Untuk menyusun soal-soal esai yang lebih efektif perlu kiranya guru atau pembuat tes
memperhatikan saran purwanto (2008), seperti berikut :
1. Sebelum memulai menulis soal yang dimaksud hendaknya jelas dalam pikiran kita
proses mental manakah yang kita harapkan dari murid utnuk menjawab soal tersebut.
Guru atau penyusun tes harus memahami benar-benar mavam-macam jenis respons
stimulus (jenis soal) yang diperlukan untuk menimbulkan atau memancing keluarnya
respon-respon tersebut. Dengan kata lain, sebelum menuliskan suatu soal esai, guru
hendaknyamenentukan lebih dulu pengetahuan atau kecakapan murid yang bagaimana
yang hendak kita evaluasi. Jika hal ini sudah jelas, barulah guru mulai menyusun soal-
soal yang sesuai dengan kecakapan yang hendak dinilai itu.
2. Gunakanlah bahan-bahan atau himpunan bahan-bahan dalam menyususn soal-soal
esai tersebut.
Seperti kita ketahui, soal esai dimaksudkan untuk mengetahui atau menilai
kemampuan murid mengemukakan pendapat dan buah pikirannya dalam bentuk uraian
tertulis. Untuk menentukan apakah seorang murid dapat mengerjakan hal seperti itu, guru
atau penyusun tes harus dapat membawa mereka (dengan soal yang dibuatnya) kedalam

4
suatu siatuasi yang mengahruskan mereka melakukan lebih dari hanya mereproduksi atau
mengingat bahan pelajaran seperti yang ernah diprolehnya dalam buku teks atau didlam
diskusi dan ceramah dalam kelas.
3. Mulailah pertanyaan atau soal esai itu dengan kata-kata seperti: “bandingkan, berilah
alas an, berilah contoh-contoh yang sesuai, terangkan bagaimana, jelaskan/ramalkan
apa yang akan terjadi jika, jelaskan pendapat anda”
Penggunaan kata-kata seperti itu, jika dikombinasikan dengan penggunaan bahan-
bahan, akan membantu guru atau penyusun soal untuk menyatakan tugas-tugas yang
dituntut dari murid untuk memilih, men gorgaisasi atau menysusn dan mengunakan
pengeathuan mereka.
Janganlah memulai soal esai dengan kata-kata: “apa, siapa, kapan, bilamana, berapa”,
karena kata-kata ini cenderung untuk menuntut pengerjaan yang berdifat reproduksi atau
mengingat kembali apa yang telah diterangkan atau dibaca dalam buku. Hal yang
demikian tidak sesuai dengan maksud dan tujuan soal esai.
4. Tulislah pertanyaan atau soal esai itu sedemikian rupa sehingga tugas apa yang harus
dilakukan murid jelas dan tidak mempunyai arti ganda (ambiguous) bagi setiap murid
Kita menghedaki suatu skor yang merupakan penelitian terhadap suatu kemampuan
khusus (specified task) dari murid, dan bukan bagaimana murid dapat memahami tugas
apa yang dia perkirakan untuk dilakuakn. Dengan kata lain, jawaban soal esai jangalah
terlalu umum, sehingga menyulitkan guru. Utnuk menskornya akibat dari jawaban-
jawaban murid yang heterogen, dan dengan soal yang jawabannya hanaya diterka-terka
(guessing) serta mutu jawaban yang berbeda-beda.
5. Soal esai berhubungan dengan hal-hal yang merupakan “controversial issue” dalam
masyarakat.
Penyusunannya hendaknya diarahkan untuk menilai bagaimana pendapat dan
pengertian murid terhadap issue yang ditanyakan, dan bukan untuk menuntut murid agar
menerima suatu kesimpulan atau cara pemecahan tertentu. Kita mengetahui bahwa
terhadap banyak issue yang dialami individu dan masyarakat tidak ada jawaban atau
kesimpulan yang bersifat umum atau yang dianggap benar oleh semua orang.
Dengan soal semacam ini guru hendaknya jangan menilai apakah pendapat murid
sesuai dengan pendapatnya atau sesuai dengan apa yang telah diterangkan, tetapi ia
hendaknya menilai bagaimana kemampuan murid dalam mengemukakan pendapatnya
sendiri, dan caranya mempertanyakan dengan alas an yang tepat dan logis.

5
6. Usahakan agar soal esai yang kita susun itu benar-benar dapat menimbulkan prilaku
(behavior) yang kita kehendaki untuk dialkuakn oleh murid.
Soal-sola esai buatan guru seringkali bersifat kurang menuntut kemampuan skil atau
aplikasi seperti misalnya:
a. “berilah defenisi tentang apa yang dimaksud denga puasa?”
b. “apa yang dimaksud dengan zakat fitrah dan zakat mall? Dan apa pula
perbedaannya?”.
Dalam soal-soal seperti tersebut diatas guru tidak menekankan pada “apa atau
bagaimana pendapat murid itu sebenarnya”, tetapi pada “apakah murid mengetahui materi
factual yang telah dipelajarinya”. Pertanyaan seperti ini bukanlah tidak boleh, tetapi
cenderung bersifat hafalan atau ingatan dan kurang merangsang murid untuk berfikir
yang sebenarnya.
7. Sesuaikan panjang dan pendeknya dan kompleksitas jawaban dengan tingkat
kematangan murid.
Meskipun kompleksitasnyaa dan panjang pendeknya jawaban pada semuaa tingkat
terletak pada kemampuan soal esay itu dalam menuntut murid unttuk memilih dan
mengorganisasi ide-idenya sendiri dengan cara nya sendiri, cara mengorganisasi dan
mengekspresikan jawaban pada murid sd tidak mungkin sama dengan murid slp, apalagi
sla. Sehubungan dengan itu soal 2 yang telah dibicarakan pada nomor 2 dimuka mungkin
lebih tepat untuk murid sla daripada untuk murid sd atau pun slp.

C. Penulisan Kisi-Kisi Soal Tes


Penulisan kisi-kis soal adalah kerangka dasar yang dipergunakan untuk penyusunan
soal dalam evaluasi proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan kisi-kisi soal ini, maka
seorang guru dengan mudah dapat menyusun soal-soal evaluasi. Kisi-kisi soal inilah yang
memberikan batasan guru dalam menyusun soal evaluasi.
Dengan kisi-kisi penulisan soal maka tidak akan terjadi penyimpangan tujuan dan
sasaran dari penulisan soal untuk evaluasi penulisan soal. Guru hanya mengikuti arah dan
isi yang diharapkan dalam kisi-kisi penulsan soal yang dimaksudkan.

6
Dalam penulisan kisi-kisi soal, guru harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Nama sekolah
Nama sekolah ini menunjukkan tempat penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran yang akan dievaluasi proses pembelajarannya. Ini merupakan identitas
sekolah.
2. Satuan pendidikan
Satuan pendidikan menunjukkan tingkatan pendidikan yang menyelenggarakan proses
pendidikan dan akan dievaluasi. Satuan pendidikan ini misalnya SD, SMP, SMA/SMK.
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mata pelajaran yang akan
dibuatkan kisi-kisi soal dan dievaluasi hasil belajar anak-anak. Misalnya Matematika.
4. Kelas/semester
Kelas/semester menunjukkan tingkatan yang akan dievaluasi, dengan menvantumkan
kelas atau semsester ini, maka kita semakin tahu batasan materi yang akan kita jadikan
soal evaluasi proses.
5. Kurikulum acuan
Seperti yang kita ketahui model kurikulum di negeri ini selalu berganti, akhirnya ada
tumpah tindih antara kurikulum yang digunakan dan kurikulum baru. Untuk hal tersebut
maka kita informasikan kurikulum yang digunakan dalam penyusunan kisi-kisi penulisan
soal. Misalny, KTSP.
6. Alokasi waktu
Alokasi waktu ini ditulis sebagai penyediaan waktu untuk penyelesaian soal. Dengan
alokasi ini, maka kita dapa memperkirakan kesulitan soal. Dan jumlah soal yang harus
dibuat guru agar anak-anak tidak kehabisan waktu saat mengerjakan soal.
7. Jumlah soal
Jumlah soal menunjukkan berapa banyak soal yang harus dibuat dan dikerjakan anak-
anak sesuai dengan jatah alokasi waktu yang sudah dikerjakan untuk ujian bersangkutan.
Dalam hal ini guru sudah memperkirakan penggunaan waktu untk masing-masing soal.
8. Penulis/guru mata pelajaran
Ini menunjukkan identias guru mata pelajaran atau penulis kisi-kisi soal. Hal ini
sangat penting untuk mengetahui tingkat kelayakan seseorang dalam penuisan kisi-kisi
dan soalnya.

7
9. Standar kompetensi
Standar kompetensi menunjukan kondis standar yang akan dicapai oleh peserta didik
setelah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan standar kompetensi ini
maka guru dan anak didik dapat mempersiapakan segala yang harus dilakukan.
10. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar menunjukkan hal yang seharusnya dimiliki oleh anak didik setelah
mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal aspek ini
kita munculkan untuk mengevaluasi tingkat pencapaiannya.
11. Materi pelajaran
Ini menunjukkan semua materi yang diberkan untuk proses pendidikan dan
pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal, aspek ini merupakan batasan isi dari materi
pelajaran yang kita jadikan soal.
12. Indikator soal
Indicator soal menunjukan perkiraan kondisi yang diambil dalam soal ujian. Indikasi
yang bagaimana dari materi pelajaran yang diterapkan disekolah.
13. Bentuk soal
Bentuk soal yang dimaksudkan adalah subjektif tes atau objektif tes. Untuk
memudahkan kita dalam menyusun soal, maka kita harus menentukan bentuk yes dalam
setiap materi pelajaran yang kita ujikan dalam proses evaluasi.
14. Nomor soal
Nomor soal menunjukkan urutan soal untuk materi atau soal yang guru buat. Dal hal
ini, setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar, penulisan nomor soal dikisi-kisi
penulisan soal tidak selalu berurutan.guru dapat menulis secara acak. Misalnya, standar
kompetensi A dan komptensi dasar A1 dapat saja diletakkan pada nomor 3 dan seterusnya
sehingga tidak selalu standar kompetensi pertama dan kompetensir dasar pertama harus
diurutkan di nomor satu.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu :
1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik
setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut
akan dapat diketahui sudah beberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan,
telah dapat dicapai.
Dalam penulisan soal harus diperhatikan beberapa urutan yaitu kita harus memperhatikan
Tujuan Tes – memperhatikan SKL – menentukan Materi – Menentukan Kisi-kisi atau
indikator – lalu baru melakukan penulisan soal- kemudian soal di validasi – selanjutnya sola
di cek kaidah penulisan soal dan dibuatlah pedoman penskorannya.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun, semoga bermanfaat dan memberikan
tambahan pengetahuan kita sebagai calon pendidik agar dapat memahami arti dan manfaat
perencanaan dalam pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrhman. Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta, 2010)


Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Rineka Cifta, 2002)
Harjanto. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: PT Rineka Cifta, 2008)
Ngalim Purwanto. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1997).
Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: PT Rosdakarya, 2009).

10

Anda mungkin juga menyukai