Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok V
Kelas :
PSPM 20 A
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “Penyusunan Bentuk Tes Benar Salah dan Bentuk Tes
Menjodohkan” ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran Matematika. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak
Drs. Yasifati Hia, M. Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Matematika yang telah membimbing penulis dalam pengerjaan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang selalu setia membantu
dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak,
begitulah adanya laporan ini.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada
tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang terdapat dalam pembahasan
ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik tes benar- salah ?
2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan yang di ukur dalam tes benar – salah ?
3. Untuk mengetahui bagaimana jenis soal dalam tes benar - salah ?
4. Untuk mengetahui bagaimana cara penskoran dalam tes benar – salah ?
5. Untuk mengetahui bagaimana keunggulan dan kelemahan dalam tes benar- salah ?
6. Kaidah penulisan dalam tes benar – salah ?
7. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik tes menjodohkan ?
8. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan yang di ukur dalam tes menjodohkan ?
9. Untuk mengetahui bagaimana jenis soal dalam tes menjodohkan ?
10. Untuk mengetahui bagaimana cara penskoran dalam tes menjodohkan ?
11. Untuk mengetahui bagaimana keunggulan dan kelemahan dalam tes menjodohkan ?
12. Untuk mengetahui bagaimana kaidah penulisan dalam tes menjodohkan?
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam soal tes benar salah, siswa diminta melingkari tanda B jika
pernyataan itu benar menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika salah.
Tes dengan bentuk soal benar salah lebih luas cakupan materi yang diujikan dan
tidak memakan tempat karena biasanya pertanyaan-pertanyaannya singkat saja.
Kita mudah menyusunnya dan dapat digunakan berkali-kali, dapat dilihat secara
cepat dan objektif. Disamping itu, petunjuk cara mengerjakannya mudah
dimengerti. Pada tes ragam ya tidak, terdiri atas pertanyaan langsung yang harus
dijawab dengan ya atau tidak.
Sedangkan dalam Ali (2014:134), ada empat variasi yang dapat dibuat dari
macam soal benar salah yaitu:
Dalam menentukan angka atau skor untuk tes bentuk benar-salah ini kita
dapat menggunakan 2 cara, yaitu:
S=R-W
S = Score
R = Right
W = Wrong
Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi
dengan jumlah soal yang salah.
S = T – 2WT
T = Total, artinya jumlah soal dalam tes
1. Dapat mewakili pokok bahasan atau materi pelajaran yang lebih luas.
2. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat
menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi
serta pemberian skor dimana benar skornya 1 dan salah skornya 0.
3. Dapat digunakan berkali-kali.
4. Dapat dilihat secara cepat dan objektif.
5. Petunjuk cara mengerjakan mudah dimengerti.
6. Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang memengaruhi.
7. Merupakan instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan hasil
belajar langsung terutama berkaitan dengan ingatan.
Selain ketiga kategori kaidah di atas, masih ada hal-hal penting lain yang
harus diperhatikan dalam penulisan soal benar-salah dan ya-tidak. Hal-hal
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Gambar, kalimat atau slogan tidak mengandung unsur iklan promosi produk
komersial (iklan) atau instansi (nama sekolah, nama wilayah).
2. Tidak menggunakan nama tokoh yang masih hidup dalam soal karena dapat
diinterpretasikan mempromosikan tokoh tersebut.
3. Ilustrasi soal tidak mengandung unsur SARA, kekerasan, pornografi, politik,
ataupun konten yang dapat menimbulkan dampak negatif.
4. Gambar, teks atau kutipan sebaiknya dituliskan sumber asalnya.
5. Tata letak gambar diusahakan konsisten.
Menurut Sukardi (2010: 123) item tes menjodohkan sering juga disebut
matching test item. Item tes menjodohkan ini juga termasuk dalam kelompok tes
objektif. Secara fisik, bentuk item tes menjodohkan terdiri atas dua kolom yang
sejajar. Pada kolom pertama berisi pernyataan yang disebut daftar stimulus yang
berarti dengan daftar premis karena dalam kolom tersebut berisi definisi, frasa
atau kata tunggal dan kolom kedua berisi kata frasa yang disebut juga daftar
respons atau jawaban. Sedangkan menurut Burhan (2001: 91) dalam tes bentuk
menjodohkan, siswa dituntut untuk menjodohkan, mencocokkan, menyesuaikan,
atau menghubungkan antara dua pernyataan yang disediakan, pernyataan
biasanya diletakkan dalam dua lajur, lajur kiri berupa pernyataan pokok (stem)
atau pertanyaan dan lajur kanan merupakan jawaban atas pernyataan lajur kiri.
Butir soal tipe menjodohkan termasuk dalam jenis tes objektif. Tes ini
ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama merupakan pokok soal, sedangkan
kolom kedua merupakan kolom jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai
jawabannya yang tercantum dalam kolom jawaban. Seri jawaban harus lebih
banyak dari pertanyaan. Tugas peserta tes adalah menjodohkan pernyataan di
bawah kolom premis dengan pernyataan yang ada di kolom jawaban.
Pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda,
dimana jawaban-jawaban dijadikan satu, demikian pula pertanyaan-
pertanyaannya. Karena tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda
yang lebih kompleks. Maka angka yang diberikan sebagai imbalan juga harus
lebih banyak. Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap
nomor adalah 2 (dua).
1. Pembuatannya mudah
2. Dapat dinilai dengan mudah, cepat dan obyektif
3. Apabila jenis tes ini dibuat dengn baik, maka faktor menebak praktis
dapat dihilanggkan
4. Tes jenis ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal:
antara problem dan penyelesaiannya
antara teori dan penemunya
antara sebab dan akibatnya
antara singkatan dan kata-kata lengkapnya
antara istilh dan definisinya
1. Gambar, kalimat atau slogan tidak mengandung unsur iklan promosi produk
komersial (iklan) atau instansi (nama sekolah, nama wilayah).
2. Tidak menggunakan nama tokoh yang masih hidup dalam soal karena dapat
diinterpretasikan mempromosikan tokoh tersebut.
3. Ilustrasi soal tidak mengandung unsur SARA, kekerasan, asusila, politik,
ataupun konten yang dapat menimbulkan dampak negatif.
4. Gambar, teks atau kutipan sebaiknya dituliskan sumber asalnya.
5. Tata letak gambar diusahakan konsisten.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Charla. 2017. Bentuk dan Teknik Penulisan Tes (Tes Benar-Salah dan Tes Sebab-
Akibat). http://charlatarrua12.blogspot.com/2017/04/vbehaviorurldefaultv
mlo.ht ml (Diakses tanggal 10 September 2021)
Serevina, Vina. 2016. Teknik Penilaian Tes (Ari dan Afdal). https://www.slide
share.net/vinaserevina2/teknik-penilaian-tes-ari-afdal (Diakses tanggal 10
September 2021)
Thoifah, Munasifatut. 2021. Kaidah Penulisan Soal Benar Salah dan Ya Tidak.
https://www.gurnulis.id/2021/02/kaidah-penulisan-soal-benar-salah-ya-
tidak.html (Diakses tanggal 10 September 2021)