Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
KELOMPOK 9
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
3.1. Kesimpulan........................................................................................................13
3.2. Saran..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu tes benar-salah
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan penggunaan tes benar-salah
3. Untuk mengetahui apa itu tes menjodohkan
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan penggunaan tes menjodohkan
5. Untuk mengetahui apa saja yang menjadiperbedaan antara tes benar salah dan tes
menjodohkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tes benar-salah pada umumnya berupa pernyataan (statement), ada yang benar
dan ada yang salah. Tes benar salah ditekankan mengandung atau tidaknya kebenaran
dalam penyataan yang hendak dinilai siswa. Siswa menjawab dengan menetapkan
apakah pernyataan yang disajikan itu salah atau benar dalam arti mengandung atau
tidak mengandung kebenaran. Pada ragam lain yakni betul-salah terdiri atas kalimat,
hitungan atau ungkapan yang harus dinilai betul atau salah tergantung pada tepat atau
tidaknya penulisan, tata bahasa atau perhitungannya.
Dalam soal tes benar salah, siswa diminta melingkari tanda B jika pernyataan
itu benar menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika salah.Soal benar salah
adalah salah satu bentuk soal yang obyektif yang setiap soalnya terdapat dua macam
kemungkinan jawaban yang berlawanan . Penulis harus mengetahui konsep dasar
bentuk benar-salah. Maksudnya pernyataan dalam soal harus disusun dengan
pernyataan yang betul-betul benar atau pernyataan yang betu-betul salah, bukan
pernyataan yang meragukan. Bentuk soal benar-salah biasanya dipergunkan untuk
menanyakan fakta, ide, dan konsepsi yang kompleks.
a. Benar – Salah
3
3. Terbatas mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi sederhana
(menghubungkan dua hal yang homogen)
4
d) Jenis tes benar-salah dengan alasan dan pembetulan
Dalam variasi ini siswa tidak hanya dituntut menilai kebenaran pernyataan
tersebut, akan tetapi juga diminta memberikan alasan dan membetulkan jika
pernyataan itu dinilai salah.Tes dengan bentuk soal benar salah lebih luas
cakupan materi yang diujikan dan tidak memakan tempat karena biasanya
pertanyaan-pertanyaannya singkat saja. Kita mudah menyusunnya dan dapat
digunakan berkali-kali, dapat dilihat secara cepat dan objektif. Disamping itu,
petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti. Pada tes ragam ya tidak,
terdiri atas pertanyaan langsung yang harus dijawab dengan ya atau tidak.
Rumus untuk mencari skor akhir bentuk Benar-Salah ada dua macam :
Dengan Denda
S=R-W
Ket :
S = skor yang diperoleh
R = jumlah jawaban yang benar
W = jumlah jawaban yang salah
Tanpa Denda
S=R
Yang dihitung hanya yang betul, untuk soal yang tidak dikerjakan atau
jawabannya salah bernilai 0.
5
Keunggulan Dan Kelemahan Tes Benar Salah
Kelebihan:
1. Dapat mewakili pokok bahasan atau materi pelajaran yang lebih luas.
2. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes
bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi serta pemberian skor dimana benar
skornya 1 dan salah skornya 0.
3. Dapat digunakan berkali-kali.
4. Dapat dilihat secara cepat dan objektif.
5. Petunjuk cara mengerjakan mudah dimengerti.
6. Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang memengaruhi.
7. Merupakan instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung
terutama berkaitan dengan ingatan.
Kelemahan:
1. Mendorong peserta tes untuk menebak atau menerka jawaban walaupun mereka
tidak mengetahui jawaban yang benar (banyak kesempatan untuk main untung-
untungan)
2. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes esai karena soalnya
banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.
3. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan
kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
4. “kerjasama” antarsiswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.
6
4. (B / S) Medan listrik dari suatu muatan listrik selalu menjauh dari muatan.Karena
hanya untuk muatan q positif medan magnet menjauh dari muatan, sedangkan
untuk muatan q negative medan listrik mendekati muatan.
5. (B / S) Kapasitansi suatu kapasitor keeping parallel bergantung pada beda
tegangan diantara keeping-kepingnya.
6. (B / S) Dielektrik yang di sisipkan kedalam suatu kapasitor akan menurunkan
kapasitansi kapasitor tersebut.
7
(B / S) pluto
8
2.2. Tes Menjodohkan
Pengertian Tes Soal Menjodohkan
Dalam proses belajar mengajar tentunya terdapat suatu tes terhadap peserta
didik salah satu tes yang digunakan yaitu tes menjodohkan menurut Sukardi (2010 :
123) tes menjodohkan sering juga disebut dengan matching test ite.Tes menjodohkan
ini juga termasuk dalam kelompok tes objektif secara fisik bentuk item tes
menjodohkan terdiri atas dua kolom yang sejajar pada kolom pertama berisi
pernyataan yang disebut dengan data stimulus yang berarti dengan daftar premis
karena dalam kolam tersebut berisi definisi frasa atau kata tunggal dan kolom kedua
berisi kata frasa yang disebut juga daftar respon atau jawaban sedangkan menurut
Burhan( 2001: 91) dalam tes bentuk menjodohkan siswa dituntut untuk menjodohkan
mencocokkan menyesuaikan ataupun menghubungkan antara dua pernyataan yang
disediakan pernyataan biasa diletakkan dalam dua lajur lajur kiri berupa pernyataan
pokok atau stem atau pernyataan dan lajur kanan merupakan jawaban atas pernyataan
lajur kiri.
9
pernyataan premis dan 6 kemungkinan jawaban pada kolom sebelah kanan atau
respon biasanya jumlah responden sebanyak 1 atau 2 dari jumlah premis agar
berfungsi dengan baik maka hal yang ditanyakan pada bagian hendaknya homogen si
dari segi isi bagian respon selain homogen si juga merupakan yang kemungkinan
menjadi jawaban benar sangat besar hal ini akan memungkinkan berkurangnya faktor
menerka.
Dalam memberikan skor pada item tes bentuk ojektif ini kita dapat
menggunakan dua cara yaitu:
a. Tanpa bobot
Biasanya digunakan bagi item yang belum diketahui tingkat kebaikannya.
Caranya ialah dengan menghitung jumlah jawaban yang betul saja. Setiap
jawaban yang betul diberi skor 1, dan jawaban yang salah diberi skor 0.Jadi, skor
= jumlah jawaban yang betul.
b. Dengan bobot
Biasanya rumus ini digunakan jika item-item tes itu sudah pernah diujicobakan
dan dilaksanakan sehingga dapat diketahui tingkat kebenarannya. Penggunaan
rumus tebakan ini bukan karena kita sudah mengetahui bahwa test itu menebak
tetapi karena tes bentuk objektif ini memang sangat memungkinkan test untuk
menebak. Adapun rumus-rumus tebakan tersebut adalah sebagai berikut:
Untuk item bentuk menjodohkan (matching)
Rumus: S = SR x Wt
Keterangan :
S = skor yang dicari
SR = jumlah jawaban yang benar
Wt = weight (bobot)
10
Keunggulan Dan Kelemahan Dalam Tes Menjodohkan
11
dalam daftar jawaban dalam waktu yang minim tanpa sering membaca ulang
daftar itu.
e. Petunjuk yang diberikan harus jelas menunjukkan dasar cara menjawab.
f. Semua pilihan untuk tiap pasangan menjodohkan harus dicetak dalam satu
halaman. Siswa mungkin akan menjadi bingung jika sebagian dari pilihan
terdapat pada halaman lain. Dalam hal ini tugas membaca soal-soal tes itu
menjadi sangat kompleks.
g. Jumlah jawaban harus banyak dari jumlah premis dalam satu perangkat, atau satu
jawaban dapat melayani beberapa premis. Jika jumlah premis dan jawaban yang
sama banyaknya, siswa akan mencoreng jawaban yang sudah dipakai lalu
menerka jawaban yang sudah dipakai lalu menerka jawaban untuk premis yang
masih tinggal
h. Seri pertanyaan-pertanyaan dalam matching test hendaknya tidak lebih dari
sepuluh soal (item). Sebab pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu akan
membingungkan murid. Juga kemungkinan akan mengurangi homogenitas antara
item-item itu. Jika itemnya cukup banyak, lebih baik dijadikan dua seri.
i. Hendaknya kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri sedangkan jawabannya di
sebelah kanan.
j. Gunakan kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok persoalan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tes benar-salah pada umumnya berupa pernyataan (statement), ada yang benar
dan ada yang salah. Siswa menjawab dengan menetapkan apakah pernyataan yang
disajikan itu salah atau benar dalam arti mengandung atau tidak mengandung
kebenaran.
Tes menjodohkan sering juga disebut dengan matching test ite. tes
menjodohkan terdiri atas dua kolom yang sejajar pada kolom pertama berisi
pernyataan yang disebut dengan data stimulus.
Karakteristik Tes Soal Menjodohkan
1. Terdiri atas dua kelompok pernyataan (stimulus/premis -respons) yang paralel
Kelompok satu ( kiri) merupakan bagian yang berisi dari soal-soal yang harus
dicari jawabannya
2. Kelompok dua ( kanan) merupakan bagian yang berisi jawaban soal-soal
3. Stimulus/Premis berupa kalimat/phrasa
4. Respons yaitu pernyataan jawaban/respons berupa kata, bilangan, gambar /symbol
13
5. Jumlah soal dan jawaban sama
3.2. Saran
Demikian makalah ini kami buat sebagaimana menurut sumber yang telah
kami kumpulkan dan kami rangkum. Semoga dengan adanya makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca, tidak lupa kritik dan saran pembaca kami butuhkan sebagai
bahan evaluasi dalam pembuatan makalah kami selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arifin muslim. 2014. Tes Objektif.
Tersedia: https://arifinmuslim.wordpress.com/2014/02/22/tes-objektif/ [26 Pebruari 2017].
15