Anda di halaman 1dari 18

PENYUSUNAN BENTUK TES BENAR SALAH

DAN BENTUK TES MENJODOHKAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu :

Drs. Yasifati Hia, M.Si.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 9

1. Arya Fenita Rajagukguk 4193111053


2. Ayu Lestari Sihombing 4193111057
3. Botrina Adisti Simangunsong 4193111059
4. Nova Lenta Situmorang 4193111016

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga makalah yang
berjudul Penyusunan Bentuk Tes Benar Salah dan Bentu Tes Menjodohkan ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa banyaknya kekurangan dan kesulitan yang dihadapi dalam
pembuatan makalah ini. Kami tentu membutuhkan bantuan dari beberapa pihak untuk
memperbaikinya. Maka dari itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
sudah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya adalah:
1. Kepada Dosen mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar, Bapak Drs. Yasifati Hia,
M.Si. yang telah membimbing , mengajar, serta member ilmu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan hasil yang cukup memuaskan.
2. Kepada orangtua yang telah member dukungan dan semangat dari jauh.
3. Kepada teman dan rekan-rekan yang telah member dukungan dan semangat.
4. Kepada semua orang yang tidak dapat disebutkan karena sudah membantu.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat untuk kesempurnaan
makalah ini di kemudian hari. Kami juga berharap agar makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Semoga rahmat Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkati kita.

Medan, 26 September 2020


Penulis

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3. Tujuan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3

2.1. Jenis-Jenis Alat Penilaian....................................................................................3


2.2. Tahapan Pembuatan dan Penggunaan Tes Tertulis.............................................9

BAB III PENUTUP...................................................................................................13

3.1. Kesimpulan........................................................................................................13

3.2. Saran..................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap kegiatan belajar harus diketahui sejauh mana proses belajar tersebut
telahmemberikan nilai tambah bagi kemampuan siswa. Salah satu cara untuk
melihat peningkatan kemampuan tersebut adalah dengan melakukan tes. Tes sebagai
alat penilaianadalah pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa untuk
mendapat jawabandari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes
tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati di dalam menyusun tes hasil
belajaragar tes tersebut dapat mengukur tujuan instruksional khusus untuk mata
pelajaran yangtelah diajarkan, atau mengukur kemampuan dan keterampilan peserta
didik yangdiharapkan, setelah mereka menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu.
Pertama, tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang
telah ditetapkan sesuai dengantujuan instruksional. Kedua, butir-butir tes hasil belajar
harus merupakan sampel yangrepresentative dari populasi bahan pelajaran yang telah
diajarkan, sehingga dapat dianggapdapat mewakili seluruh performance yang telah
diperoleh selama pesrta didik mengikutisuatu unit pengajaran. Ketiga, bentuk soal
yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harusdibuat bervariasi. Keempat, tes hasil
belajar harus didasain sesuai dengan kegunaannyauntuk memperoleh hasil yang
diinginkan. Kelima, tes hasil belajar harus memilikirealibilitas yang dapat diandalkan.
Keenam, tes hasil balajar disamping harus dapatdijadikan alat pengukur keberhasilan
belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untukmencari informasi yang berguna
untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tes benar-salah?


2. Bagaimana karakteristik dan penggunaan tes benar-salah?
3. Apa yang dimaksud dengan tes menjodohkan?
4. Bagaimana karakteristik dan penggunaan tes menjodohkan?
5. Apa saja yang menjadi perbedaan dari tes benar-salah dengan tes menjodohkan?

1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu tes benar-salah
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan penggunaan tes benar-salah
3. Untuk mengetahui apa itu tes menjodohkan
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan penggunaan tes menjodohkan
5. Untuk mengetahui apa saja yang menjadiperbedaan antara tes benar salah dan tes
menjodohkan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tes Benar Salah

Pengertian Tes Benar Salah

Tes benar-salah pada umumnya berupa pernyataan (statement), ada yang benar
dan ada yang salah. Tes benar salah ditekankan mengandung atau tidaknya kebenaran
dalam penyataan yang hendak dinilai siswa. Siswa menjawab dengan menetapkan
apakah pernyataan yang disajikan itu salah atau benar dalam arti mengandung atau
tidak mengandung kebenaran. Pada ragam lain yakni betul-salah terdiri atas kalimat,
hitungan atau ungkapan yang harus dinilai betul atau salah tergantung pada tepat atau
tidaknya penulisan, tata bahasa atau perhitungannya.

Dalam soal tes benar salah, siswa diminta melingkari tanda B jika pernyataan
itu benar menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika salah.Soal benar salah
adalah salah satu bentuk soal yang obyektif yang setiap soalnya terdapat dua macam
kemungkinan jawaban yang berlawanan . Penulis harus mengetahui konsep dasar
bentuk benar-salah. Maksudnya pernyataan dalam soal harus disusun dengan
pernyataan yang betul-betul benar atau pernyataan yang betu-betul salah, bukan
pernyataan yang meragukan. Bentuk soal benar-salah biasanya dipergunkan untuk
menanyakan fakta, ide, dan konsepsi yang kompleks.

Alternatif jawaban dapat berbentuk :

a.       Benar – Salah

b.      Setuju – Tidak Setuju

c.       Baik – Tidak Baik

Karakteristik Tes Benar Salah

1. Terdiri atas dua kelompok pernyataan (Pilihan (B-S) & Respons)

2.  Jumlah huruf B-S sama banyak dengan jumlah pernyataan/pertanyaan


 Hal yang ditanyakan homogen dari segi isi

3
3. Terbatas mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi sederhana
(menghubungkan dua hal yang homogen)

4.  Dapat menggunakan gambar, tabel/diagram

5.  Bentuk soal yang berupa pernyataan

6. Untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi kebenaran pernyataan fakta,


konsep, prinsip, definisi

Kemampuan Yang Diukur Dalam Tes Benar Salah

Adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara


fakta dengan pendapat. Agar soal dapat berfungsi dengan baik, maka materi yang
ditanyakan hendaknya homogen dari segi isi

Jenis Soal Tes Benar Salah

Menurut Arikunto(2015:181) bentuk benar-salah ada 2 macam (dilihat dari


segi mengerjakan/menjawab soal)yakni:

a) Dengan pembetulan (with correction), yaitu siswa diminta membetulkan bila ia


memilih jawaban yang salah.
b) Tanpa pembetulan (without correction), yaitu siswa hanya diminta melingkari
huruf B atau S tanpa memberikan jawaban yang betul.
Sedangkan dalam hamzah ali (2014:134), ada empat variasi yang dapat dibuat
dari macam soal benar salah  yaitu:
a) Jenis tes benar-salah biasa
Bentuk umum dari tes ini yakni siswa hanya tinggal memberikan tanda dengan
melingkari atau menyilang huruf B apabila pernyataan tersebut dinilai benar dan
melingkari atau menyilang huruf S apabila pernyataan itu dinilai salah.
b) Jenis tes benar-salah dengan alasan
Siswa tidak hanya diminta menilai kebenaran pernyataan tersebut, tetapi juga
memberikan alasannya apabila pernyataan itu dinilai salah.
c) Jenis tes benar-salah dengan pembetulan
Siswa tidak hanya diminta menilai kebenaran pernyataan tersebut, tetapi
membetulkan jika pernyataan itu dinilai salah.

4
d) Jenis tes benar-salah dengan alasan dan pembetulan
Dalam variasi ini siswa tidak hanya dituntut menilai kebenaran pernyataan
tersebut, akan tetapi juga diminta memberikan alasan dan membetulkan jika
pernyataan itu dinilai salah.Tes dengan bentuk soal benar salah lebih luas
cakupan materi yang diujikan dan tidak memakan tempat karena biasanya
pertanyaan-pertanyaannya singkat saja. Kita mudah menyusunnya dan dapat
digunakan berkali-kali, dapat dilihat secara cepat dan objektif. Disamping itu,
petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti. Pada tes ragam ya tidak,
terdiri atas pertanyaan langsung yang harus dijawab dengan ya atau tidak.

Penskoran Tes Benar Salah

Cara mengolah skor

Rumus untuk mencari skor akhir bentuk Benar-Salah ada dua macam :

 Dengan Denda
S=R-W
Ket :
S = skor yang diperoleh
R = jumlah jawaban yang benar
W = jumlah jawaban yang salah
 Tanpa Denda

S=R

Yang dihitung hanya yang betul, untuk soal yang tidak dikerjakan atau
jawabannya salah bernilai 0.

5
Keunggulan Dan Kelemahan Tes Benar Salah

Kelebihan:
1. Dapat mewakili pokok bahasan atau materi pelajaran yang lebih luas.
2. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes
bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi serta pemberian skor dimana benar
skornya 1 dan salah skornya 0.
3. Dapat digunakan berkali-kali.
4. Dapat dilihat secara cepat dan objektif.
5. Petunjuk cara mengerjakan mudah dimengerti.
6. Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang memengaruhi.
7. Merupakan instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung
terutama berkaitan dengan ingatan.

Kelemahan:
1. Mendorong peserta tes untuk menebak atau menerka jawaban walaupun mereka
tidak mengetahui jawaban yang benar (banyak kesempatan untuk main untung-
untungan)
2. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes esai karena soalnya
banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.
3. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan
kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
4. “kerjasama” antarsiswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.

Contoh Tes Benar Salah

Contoh soal Benar-Salah dengan koreksi (with correction) : Perhatikan soal


dibawah ini ! Jika pernyataan Salah, Jelaskan mengapa salah.

1. (B / S) Semua Bahan akan memuai jika dipanaskan.Karena bahan yang


bentuknya cair tidak memuai, tetapi menguap.
2. (B / S) Semua jenis thermometer memberikan hasil yang sama bila mengukur
suhu suatu system tertentu.Karena setiap jenis thermometer memiliki satuan yang
berbeda-beda, jadi hasilnya tergantung dari jenis thermometer yang digunakan.
3. (B / S) Hukum Ohm adalah V = I x R.

6
4. (B / S) Medan listrik dari suatu muatan listrik selalu menjauh dari muatan.Karena
hanya untuk muatan q positif medan magnet menjauh dari muatan, sedangkan
untuk muatan q negative medan listrik mendekati muatan.
5. (B / S) Kapasitansi suatu kapasitor keeping parallel bergantung pada beda
tegangan diantara keeping-kepingnya.
6. (B / S) Dielektrik yang di sisipkan kedalam suatu kapasitor akan menurunkan
kapasitansi kapasitor tersebut.

Karena ketika bahan dielektrik di sisipkan, maka beda potensial antara 2


keping akan turun, jumlah muatan pada tiap keeping tetap, dan kapasitansi akan naik.
Contoh soal Benar-Salah tanpa koreksi (without correction) :
1. (B / S) Gelombang cahaya tampak yang terpanjang adalah cahaya merah dan
yang terpendek adalah cahaya ungu.
2. ( B / S ) Pada Efek fotolistrik cahaya berperilaku sebagai gelombang.
3. ( B / S ) Energi kinetik elektron yang diemisikan dari permukaan logam pada efek
fotolistrik tidak bergantung pada intensitas cahaya yang diberikan.
4. ( B / S ) Agar terjadinya fotolistrik maka frekuensi ambang harus lebih besar dari
frekuensi cahaya yang menyinari katoda.
5.  ( B / S ) Jika ada dua kawat saling sejajar dipasang saling berdekatan maka kedua
kawat akan saling tarik-menarik jika dialiri arus searah.
6.  ( B / S) partikel listrik negative disebut electron.

Contoh soal Benar-Salah berumpun :


1. Manakah dari besaran berikut ini yang termasuk besaran pokok
(B / S) kecepatan
(B / S) waktu
(B / S) luas
(B / S) kuat arus
(B / S) panjang
2. Manakah dari nama benda langit berikut ini yang termasuk planet
(B / S) asteroid
(B / S) komet
(B / S) bulan
(B / S) saturnus

7
(B / S) pluto

Kaidah Penulisan Soal Tes Benar Salah


a. Tulislah huruf B-S pada permulaan masing-masing item dengan maksud untuk
mempermudah mengerjakan dan menilai(scoring).
b. Kalimat yang dipergunakan untuk menyatakan isi item harus dirumuskan secara
jelas dan tegas sehingga isi item tersebut jelas mempuyai arti arti tunggal yakni
benar atau salah.
c. Hindarilah pernyataan negatif ataupun pernyataan negatif ganda dalam suatu item
seperti tidak, bukan tidak. Karena penggunaan pernyataan negatif atau negatif
ganda dalam suatu item menuntut perhatian ekstra dari siswa untuk dapat
memahami isi item tersebut. Apabila tuntunan tidak dipenuhi, maka kemungkian
besar akan menjawab salah.
d. Usahakan agar jumlah butir soal yang harus dijawab B sama dengan butir soal
yang harus dijawab S. Dalam hal ini hendaknya pola jawaban tidak bersifat teratur
misalnya: B-S-BS-B-S atau SS-BB-SS-BB-SS.
e.  Hindari item yang masih bisa diperdebatkan:Contoh: B-S. Kekayaan lebih penting
daripada kepandaian.
f. Hindarilah kata-kata yang sifatnya mutlak seperti selalu, semua, tidak pernah,
mesti, dsb. Sebab, item yang mengandung kata-kata tersebut cenderung merupakan
suatu item yang jawabannya salah. Sebaliknya penggunaan kata-kata yang sifatnya
relatif seperti barangkali, kadang-kadang, biasanya, mungkin, dsb, seringkali
merupakan tanda bahwa item yang bersangkutan benar.

8
2.2. Tes Menjodohkan
Pengertian Tes Soal Menjodohkan

Dalam proses belajar mengajar tentunya terdapat suatu tes terhadap peserta
didik salah satu tes yang digunakan yaitu tes menjodohkan menurut Sukardi (2010 :
123) tes menjodohkan sering juga disebut dengan matching test ite.Tes menjodohkan
ini juga termasuk dalam kelompok tes objektif secara fisik bentuk item tes
menjodohkan terdiri atas dua kolom yang sejajar pada kolom pertama berisi
pernyataan yang disebut dengan data stimulus yang berarti dengan daftar premis
karena dalam kolam tersebut berisi definisi frasa atau kata tunggal dan kolom kedua
berisi kata frasa yang disebut juga daftar respon atau jawaban sedangkan menurut
Burhan( 2001: 91) dalam tes bentuk menjodohkan siswa dituntut untuk menjodohkan
mencocokkan menyesuaikan ataupun menghubungkan antara dua pernyataan yang
disediakan pernyataan biasa diletakkan dalam dua lajur lajur kiri berupa pernyataan
pokok atau stem atau pernyataan dan lajur kanan merupakan jawaban atas pernyataan
lajur kiri.

Karakteristik Tes Soal Menjodohkan


1. Terdiri atas dua kelompok pernyataan (stimulus/premis -respons) yang paralel
Kelompok satu ( kiri) merupakan bagian yang berisi dari soal-soal yang harus
dicari jawabannya
2. Kelompok dua ( kanan) merupakan bagian yang berisi jawaban soal-soal
3. Stimulus/Premis berupa kalimat/phrasa
4. Respons yaitu pernyataan jawaban/respons berupa kata, bilangan, gambar /symbol
5. Jumlah soal dan jawaban sama, lebih baik lagi jika lumlah jawaban lebih banyak
dari jumlah soal
Kemampuan Yang Diukur Dalam Tes Menjodohkan

Bentuk soal menjodohkan sangat baik untuk mengukurkemampuan peserta


didik yang sangat sederhana yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi informasi
berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan mengidentifikasi kemampuan
menghubungkan antara dua hal makin banyak hubungan antar premis dengan respon
dapat dibuat maka makin banyak soal yang disajikan jumlah respon harus lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah stimulus ataupun premis di atas terdiri atas 5

9
pernyataan premis dan 6 kemungkinan jawaban pada kolom sebelah kanan atau
respon biasanya jumlah responden sebanyak 1 atau 2 dari jumlah premis agar
berfungsi dengan baik maka hal yang ditanyakan pada bagian hendaknya homogen si
dari segi isi bagian respon selain homogen si juga merupakan yang kemungkinan
menjadi jawaban benar sangat besar hal ini akan memungkinkan berkurangnya faktor
menerka.

Jenis Soal Tes Dalam Tes Menjodohkan

Menurut Surapranata (2004:117) Bentuk soal menjodohkan hanya ada satu


macam,yaitu bentuk soal dengan stimulus yang diletakkan di sebelaha kiri atau atas
dan responyang diletakkan disebelah kanan atau bawah.

Penskoran Dalam Tes Menjodohkan

Dalam memberikan skor pada item tes bentuk ojektif ini kita dapat
menggunakan dua cara yaitu:

a. Tanpa bobot
Biasanya digunakan bagi item yang belum diketahui tingkat kebaikannya.
Caranya ialah dengan menghitung jumlah jawaban yang betul saja. Setiap
jawaban yang betul diberi skor 1, dan jawaban yang salah diberi skor 0.Jadi, skor
= jumlah jawaban yang betul. 
b. Dengan bobot
Biasanya rumus ini digunakan jika item-item tes itu sudah pernah diujicobakan
dan dilaksanakan sehingga dapat diketahui tingkat kebenarannya. Penggunaan
rumus tebakan ini bukan karena kita sudah mengetahui bahwa test itu menebak
tetapi karena tes bentuk objektif ini memang sangat memungkinkan test untuk
menebak. Adapun rumus-rumus tebakan tersebut adalah sebagai berikut:
Untuk item bentuk menjodohkan (matching)
Rumus: S = SR x Wt
Keterangan :
S    = skor yang dicari
SR = jumlah jawaban yang benar
Wt = weight (bobot)        

10
Keunggulan Dan Kelemahan Dalam Tes Menjodohkan

Kelebihan tes tipe menjodohkan antara lain :


a. Baik untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan istilah,
definisi, peristiwa atau penanggalan.
b. Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal, baik yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung.
c. Mudah dalam penyusunan sehingga guru dalam waktu yang tidak terlalu lama
dapat menyusun sejumlah butir soal yang cukup untuk menguji satu pokok
bahasan tertentu.
d.  Dapat digunakan untuk seluruh mata pelajaran yang diuji. Dengan demikian
perangkat soal yang menggunakan tipe ini lebih merata dan keseluruhan pokok
bahasan dan sub-pokok bahasan dapat terwakili secara memadai.
e. Mudah diskor, seperti semua butir soal tes objektif lainnya, butir soal tipe
menjodohkan ini pun dapat diskor tanpa dipengaruhi subjektivitas guru.

Kelemahan tes tipe menjodohkan antara lain :


a. Tes ini terlalu mengandalkan pada pengujian aspek ingatan.
b.  Kata kunci sulit untuk dihindarkan.
c. Pertanyaan-pertanyaannya terbatas hanya untuk mengenali pemahaman yang
sederhana.
d. Kurang dapat dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian dan
kemampuan membuat tafsiran.

Kaidah Penulisan Dalam Tes Menjodohkan


a. Kata-kata dalam terjodoh (premise) dan penjodoh (response) masing-masing
harus homogen dan disusun dalam satu kelompok tersendiri.
b.  Jumlah option yang dipakai tidak kurang dari 5 dan tidak lebih dari 15.
c. Premis harus dirumuskan dengan kejelasan yang maksimum dan mudah dipahami
peserta ujian. Premis diletakan di sebelah kiri dan jawaban di sebelah kanan.
Untuk memudahkan penskoran, garis kosong untuk jawaban di letakkan di depan
premis.
d.  Pilihan jawaban harus disusun secara alfabetis atau kronologis. Jika jawaban itu
diatur sedemikian, siswa-siswa yang mengetahui jawaban dapat melokalisasinya

11
dalam daftar jawaban dalam waktu yang minim tanpa sering membaca ulang
daftar itu.
e. Petunjuk yang diberikan harus jelas menunjukkan dasar cara menjawab.
f.  Semua pilihan untuk tiap pasangan menjodohkan harus dicetak dalam satu
halaman. Siswa mungkin akan menjadi bingung jika sebagian dari pilihan
terdapat pada halaman lain. Dalam hal ini tugas membaca soal-soal tes itu
menjadi sangat kompleks.
g. Jumlah jawaban harus banyak dari jumlah premis dalam satu perangkat, atau satu
jawaban dapat melayani beberapa premis. Jika jumlah premis dan jawaban yang
sama banyaknya, siswa akan mencoreng jawaban yang sudah dipakai lalu
menerka jawaban yang sudah dipakai lalu menerka jawaban untuk premis yang
masih tinggal
h.  Seri pertanyaan-pertanyaan dalam matching test hendaknya tidak lebih dari
sepuluh soal (item). Sebab pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu akan
membingungkan murid. Juga kemungkinan akan mengurangi homogenitas antara
item-item itu. Jika itemnya cukup banyak, lebih baik dijadikan dua seri.
i. Hendaknya kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri sedangkan jawabannya di
sebelah kanan.
j. Gunakan kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok persoalan.

Pembedaan Dan Persamaan Tes Benar Salah dengan Menjodohkan

Karakteristik Benar Salah Menjodohkan


Penulisan Soal Mudah Mudah
Jumlah Pokok Bahasan (Materi) Luas Luas
Persiapan Peserta Didik Penekanan Pada Penekanan Pada
Keluasan Materi Keluasan Materi
Jawaban Peserta Didik Memilih Benar Atau Menjodohkan
Salah Jawaban
Faktor Yang Merusak skor Kemampuan Menebak Kemampuan
Menebak Tinggi

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tes benar-salah pada umumnya berupa pernyataan (statement), ada yang benar
dan ada yang salah. Siswa menjawab dengan menetapkan apakah pernyataan yang
disajikan itu salah atau benar dalam arti mengandung atau tidak mengandung
kebenaran.

Karakteristik Tes Benar Salah

1. Terdiri atas dua kelompok pernyataan (Pilihan (B-S) & Respons)

2.  Jumlah huruf B-S sama banyak dengan jumlah pernyataan/pertanyaan

3. Terbatas mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi sederhana


(menghubungkan dua hal yang homogen)

4.  Dapat menggunakan gambar, tabel/diagram

5.  Bentuk soal yang berupa pernyataan

6. Untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi kebenaran pernyataan fakta,


konsep, prinsip, definisi

Tes menjodohkan sering juga disebut dengan matching test ite. tes
menjodohkan terdiri atas dua kolom yang sejajar pada kolom pertama berisi
pernyataan yang disebut dengan data stimulus.
Karakteristik Tes Soal Menjodohkan
1. Terdiri atas dua kelompok pernyataan (stimulus/premis -respons) yang paralel
Kelompok satu ( kiri) merupakan bagian yang berisi dari soal-soal yang harus
dicari jawabannya
2. Kelompok dua ( kanan) merupakan bagian yang berisi jawaban soal-soal
3. Stimulus/Premis berupa kalimat/phrasa
4. Respons yaitu pernyataan jawaban/respons berupa kata, bilangan, gambar /symbol

13
5. Jumlah soal dan jawaban sama

Pembedaan Dan Persamaan Tes Benar Salah dengan Menjodohkan


Karakteristik Benar Salah Menjodohkan
Penulisan Soal Mudah Mudah
Jumlah Pokok Bahasan (Materi) Luas Luas
Persiapan Peserta Didik Penekanan Pada Penekanan Pada
Keluasan Materi Keluasan Materi
Jawaban Peserta Didik Memilih Benar Atau Menjodohkan Jawaban
Salah
Faktor Yang Merusak skor Kemampuan Menebak Kemampuan Menebak
Tinggi

3.2. Saran
Demikian makalah ini kami buat sebagaimana menurut sumber yang telah
kami kumpulkan dan kami rangkum. Semoga dengan adanya makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca, tidak lupa kritik dan saran pembaca kami butuhkan sebagai
bahan evaluasi dalam pembuatan makalah kami selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Asesmen pembelajaran. Bandung: Rosda.

Arifin muslim. 2014. Tes  Objektif.
Tersedia: https://arifinmuslim.wordpress.com/2014/02/22/tes-objektif/ [26 Pebruari 2017].

Hamzah, ali. 2014. Evaluasi pembelajaran matematika. Jakarta: Rajawali.

15

Anda mungkin juga menyukai