Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KETERAMPILAN PROJECT

Kelompok : COPERNICUS
Kelas : PSPM D 2019
Email kelompok : dcopernicusronaldopspm19@gmail.com
Hari/tanggal diskusi : Senin, 11 Mei 2020
Waktu diskusi : Pukul 10.00 WIB
Banyak yang hadir : 3 Orang
Tempat diskusi : Via WhatsApp Group
Judul Project : Pembuktian Teorema Pythagoras
Anggota kelompok :

No.Urt No. NIM Nama Anggota Absensi


Absen
1. 18 4193111034 RONALDO SITOHANG Hadir
2. 35 4193111057 AYU LESTARI SIHOMBING Hadir
3. 37 4193111059 BOTRINA ADISTI SIMANGUNSONG Hadir

JURUSAN MATEMATIKA 2020


I. PENYELIDIKAN DAN OBSERVASI
Pada pembuatan project ini, kami melakukan beberapa
penyelidikan dan observasi mengenai proses pembuatan alat untuk
membuktikan Teorema Pythagoras dimana “Kuadrat sisi miring pada
segitiga siku-siku merupakan penjumlahan dari kuadrat sisi datar dan
kuadrat sisi tegaknya”. Sebelumnya, kami akan memberikan beberapa
referensi tentang Pythagoras. Pythagoras merupakan seorang ahli
matematika yang memiliki sebuah Teorema yang disebut “Teorema
Pythagoras”. Pada Teorema-nya, dikatakan bahwa kuadrat sisi miring
pada segitiga siku-siku merupakan penjumlahan dari kuadrat sisi datar
dan kuadrat sisi tegaknya. Namun seperti yang kita tahu, sebuah teorema
haruslah dibuktikan. Maka dengan membuktikan itu, kami tidak akan
menggunakan beberapa pengerjaan beberapa soal tetapi dengan
menggunakan alat agar dapat mengerti konsep pada Teorema yang
diciptakan oleh Pythagoras. Disini kami melaksanakan beberapa uji coba
dengan beberapa alat pula. Pada beberapa ide yang kami utarakan serta
kami uji, akhirnya kami menemukan alat ini untuk digunakan dalam
membuktikan Teorema Pythagoras. Pada pembuatan alat ini, kami
merancang beberapa potongan kayu sehingga berbentuk seperti gambar
dibawah:

DIISI BUTIRAN-
BUTIRAN
BERBENTUK
BULAT

DIISI BUTIRAN-
BUTIRAN
BERBENTUK
BULAT
setelah kami merancang dan membentuk kayu seperti gambar diatas,
kami memutuskan untuk mengisi setiap sisi datar dan sisi tegak dengan
beberapa butiran-butiran berbentuk bulat agar dapat membantu alat ini
membuktikan Teorema Pythagoras. Tentunya sebelum mengeluarkan
beberapa rancangan ide untuk membuat alat ini, kami menemukan
beberapa permasalahan yang dapat kami pertanyakan. Pertama, apakah
project ini berhasil untuk membuktikan Teorema Pythagoras? Kedua,
apakah setelah seluruh butiran-butiran tersebut di masukkan ke dalam
sisi miring maka benar sisi miring akan penuh? Beberapa permasalahan
tersebut akan kami paparkan nantinya.
Selanjutnya, kami tetap akan memperhatikan beberapa
kekurangan ataupun kelebihan sesudah membuat alat ini. Kami juga akan
memperbaiki sesuatu yang kurang dan lebih meningkatkan lagi
penampilan alat ini agar lebih menarik sehingga dapat dimengerti oleh
setiap orang yang melihat dan menggunakannya. Selanjutnya, kami juga
akan berusaha untuk mengembangkan inovasi lainnya tentang
pembuatan alat ini.
II. PENYAJIAN BAHAN BARU

Melalui beberapa sumber yang kami telusuri maka kami


menemukan berbagai manfaat , penggunaan, dan penerapan Teorema
Pythagoras. Selain dimanfaatkan dalam menentukan panjang salah satu
sisi segitiga yang tidak diketahui, dalil atau bungi dari Pythagoras ini juga
bisa dipakai dalam beberapa perhitungan, diantaranya yaitu:

1. Menentukan panjang diagonal persegi


2. Menentukan diagonal ruang kubus dan juga balok

Berikut akan kami berikan penjelasan dari masing-masing kegunaanya:

1. Menentukan panjang diagonal persegi

Diberikan suatu persegi panjang ABCD seperti yang terlihat


pada gambar di bawah ini:

D C

A B

Garis AC merupakan garis diagonal persegi. Apabila panjang


sisi-sisi persegi tersebut diketahui, maka panjang diagonalnya bisa kita
hitung dengan menggunakan dalil Pythagoras seperti berikut:

AC2 = AB2 + BC2

AC2 = AD2 + CD2

2. Menentukan diagonal ruang kubus dan juga balok 


Diberikan suatu balok ABCD.EFGH seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini:

H G

F
E

C
D

A B

Diagonal Ruang

Garis AG merupakan salah satu diagonal ruang dalam balok


tersebut. Panjang diagonal ruang AG bbisa kita hitung erdasarkan dalil
Pythagoras seperti berikut ini:

AG2 = AC2 + CG2

Keterangan: 

AG = diagonal ruang
CG = tinggi balok
AC = diagonal bidang alas

Kemudian perhatikan alas balok yakni persegi ABCD.


Berdasarkan dari bunyi Pythagoras, panjang diagonal bidang AC bisa
kita hitung dengan menggunakan rumus berikut:

AC2 = AB2 + BC2

Keterangan:
AB = panjang balok
BC = lebar balok

Sebab, AC2 = AB2 + BC2, maka rumus panjang diagonal ruang


AG bisa kita ubah menjadi:

⇒ AG2 = AC2 + CG2


⇒ AG2 = AB2 + BC2 + CG2
⇒ AG2 = p2 + L2 + t2

Sehingga, rumusnya akan menjadi:

dr2 = p2 + L2 + t2

Keterangan:

dr = diagonal ruang


p = panjang balok
L = lebar balok
t = tinggi balok

Teorema Pythagoras juga dapat diterapkan dalam kehidupan


sehari-hari seperti untuk menghitung diagonal pada televisi,
menghitung bidang miring, menghitung kemiringan pada tangga yang
di senderkan, dan lain sebagainya.

III. PENGUMPULAN KETERANGAN


Dalam pengumpulan keterangan, kami akan memaparkan secara
spesifik mengenai alat yang kami buat ini. Setelah kami identifikasi, kami
menyatakan bahwa alat ini dapat dipakai untuk semua kalangan yang
dalam kehidupannya memerlukan pembuktian secara ilmiah. Seperti
kepada mahasiswa, dosen, guru, siswa sekolah, dan lainnya. Kami
mendapat beberapa keterangan mengenai berbagai siswa melalui hasil
miniriset kami tentang pengajuan pertanyaan yang berisi “apa yang kamu
ketahui tentang pythagoras?”. Melalui pertanyaan tersebut, timbul
berbagai macam jawaban. Ada yang mengatakan Pythagoras adalah
matematikawan, Pythagoras adalah teorema, Pythagoras berhubungan
dengan segitiga siku-siku, dan bahkan ada yang menuliskan secara
langsung Teorema Pythagoras. Berdasarkan jawaban yang kami terima
secara umum, masih banyak yang belum memahami konsep Teorema
Pythagoras. Kami juga melakukan beberapa kegiatan wawancara
sederhana terkait Teorema Pythagoras terhadap beberapa siswa sekolah.
Setelah itu, kami mempertanyakan bagaimana bisa terjadi bahwa kuadrat
sisi miring pada segitiga siku – siku merupakan hasil penjumlahan kuadrat
dari kedua sisi lainnya. Ternyata melalui pertanyaan tersebut, masih
banyak yang masih belum mengerti tentang dari mana asalnya Teorema
Pythagoras. Padahal pada dasarnya, setiap teorema itu haruslah
dibuktikan dan pembuktian itu harus diketahui oleh pelajar agar mereka
lebih mudah dalam memahami dan mengerti tentang penggunaan
Teorema Pythagoras. Tidak hanya berpatokan dengan c 2 = a2 + b2 saja
melainkan dapat mengetahui mengapa bisa c 2 merupakan a2 + b2. Maka
dari itu, kami membuat pembuktian melalui alat ini dan tentunya alat ini
mampu untuk memberitahukan dan menunjukkan pembuktian dari
Teorema Pythagoras. Dengan adanya keterangan ini, maka para
pengajar akan lebih mudah bertindak dalam membuat suatu pemahaman
kepada siswa tentang Teorema Pythagoras yaitu dengan menggunakan
alat.

IV. MENGORGANISASIKAN DATA


Berbicara mengenai pengorganisasian data maka disini kami akan
menjelaskan mengenai analisis data. Kami telah menganalisis berbagai
data dalam proses pembuatan alat ini. Jadi, kami akan menjelaskan
tentang prosedur pemakaian alat tersebut. Seperti yang kami tuliskan
pada bagian I yaitu membuat sketsa gambar pembuktian Teorema
Pythagoras dengan menggunakan potongan kayu. Susunan kayu yang
mmebentuk segitiga siku-siku di tengah dibuat tidak menempel kepada
bidang sehingga membentuk seperti:

Seluruh
butiran akan
dimasukkan
ke wilayah
Butiran- sisi miring
butiran

Butiran-
butiran

Dengan terisi penuhnya seluruh wilayah sisi miring dari bidang


tersebut, maka terbuktilah Teorema Pythagoras. Jika wilayah pada sisi
miring tidak penuh, maka kemungkinan pada kedua wilayah lainnya tidak
diisi penuh dengan butiran-butiran. Selain itu kami telah menganalisis
bahwa tidak hanya dengan menggunakan butiran, tetapi bisa juga dibuat
dengan menggunakan bahan yang lain seperti kacang hijau, pasir, dan
lainnya.

V. MENGUMPULKAN DATA
Kami mengumpulkan data dengan menggunakan teknik atau
metode observasi. Kami memperhatikan fenomena sederhana yang
dimunculkan oleh alat ini. Kami juga memberikan kepada teman kami
yang lain untuk dilihat apakah dengan alat ini mereka dapat mengerti
tentang asal usul Teorema Pythagoras. Setelah melihat alat itu, ternyata
kami mendapat respon yang baik karena secara umum teman-teman
yang melihatnya paham dan mengerti mengapa kuadrat sisi miring
merupakan hasil penjumlahan kuadrat dari kedua sisi lainnya pada
segitiga siku-siku. Kami tidak hanya menunjukkannya kepada teman
sejawat, melainkan kepada adik kelas, orang tua, bahkan saudara yang
mengetahui garis besar tentang Teorema Pythagoras. Dengan begitu,
melalui alat ini seseorang dapat lebih mudah mengerti tentang
pembuktian Teorema Pythagoras.

Catatan:
Pertunjukan penggunaan alat dalam membuktikan teorema ini sudah disiapkan
dalam 1 disc yang sudah diberikan. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai