Teorema Phytagoras merupakan sebuah aturan matematika yang bisa dipakai dalam
menentukan panjang salah satu sisi dari suatu segitiga siku-siku.
Yang perlu kalian ingat dari teorema ini yaitu teorema hanya berlaku untuk segitiga siku-
siku. Maka dari itu tidak dapat digunakan untuk menentukan sisi dari sebuah segitiga lain yang tidak
berbentuk siku siku.
Pada dasarnya, teorema pythagoras sangatlah sederhana yakni kita hanya diminta untuk
menghitung panjang sisi dari suatu segitiga siku-siku di mana sisi lainnya telah kita ketahui. Jikalau
sisi lain belum diketahui paling tidak dapat kita cari dengan menggunakan cara lain sebelumnya.
Terdapat dua sifat yang ada dalam teorema pythagoras, diantaranya yaitu:
Permasalahan lain yang sering dijumpai yaitu dalam mengidentifikasi suatu segitiga siku-siku.
Bagian mana sisi miringnya, serta sisi lainnya. Untuk itu akan kami berikan sebuah segitiga siku-siku
serta mengajak kalian untuk memahami setiap komponen dari segi tiga siku-siku. Namun sebelum
itu, yuk ketahui telebih dahulu karakteristik
1. Apabila kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang lain, maka segitiga tersebut
merupakan segitiga siku siku.
2. Apabila kuadrat sisi miring < jumlah kuadrat sisi yang lain, maka segitiga tersebut merupakan
segitiga lancip.
3. Apabila kuadrat sisi miring > jumlah kuadrat sisi yang lain, maka segitiga tersebut merupakan
segitiga tumpul.
Sebagai contoh, diketahui sebuah segitiga siku-siku dengan panjang sisi miringnya (sisi
terpanjang) yaitu c. Serta panjang sisi-siki penyikunya yaitu a dan b, sehingga
Dalam gambar di atas bisa kita jumpai jika sisi miring berada tepat di depan siku-siku dari sebuah
segitiga tersebut. Siku-siku pada umumnya digambarkan dengan sebuah kotak Kecil di dalamnya,
seperti gambar di atas yang ditunjuk dengan panah hitam. Sisi miring tersebut berhadapan langsung
dengan sudut siku siku dari segi tiga di atas. Untuk sisi alas dan juga sisi tegaknya sebenarnya tidak
terlalu bermasalah jika kalian keliru dalam mengidentifikasi nya.
Mengapa kalian butuh untuk memperhatikan dan memahami bentuk sebuah segitiga siku-siku?
Karena, agar jika kalian menjumpai segitiga siku-siku nya di balik atau diganti namanya kalian tidak
akan mengalami kesuliatan. Itulah mengapa kalian butuh untuk memahami sekaligus
mengidentifikasi suatu segitiga siku-siku.
Teorema ini pertama kali dikemukakan oleh seorang matematikiawan yang berasal dari Yunani
bernama Phytagoras.
Dari teorema tersebut bisa kita bikin suatu rumus yang bisa kita gambarkan seperti di bawah ini:
Sebagai contoh, diketahui sebuah segitiga dengan siku-siku di B. Apabila panjang sisi miring
(hipotenusa) yaitu c serta panjang sisi-sisi penyikunya (sisi selain sisi miring) yaitu a dan b. Maka
teorema Phytagoras di atas bisa kita rumuskan seperti berikut ini:
Rumus Phytagoras
C² = a² + b²
Keterangan:
C = sisi miring
A = tinggi
B = alas
B² = c²-a²
A² = c²-b²
C²= a² + b²
E. Kegunaan Dalil Teorema Phytagoras
Selain dimanfaatkan dalam menentukan panjang salah satu sisi segitiga yang tidak diketahui, dalil
atau bungi dari Pythagoras ini juga bisa dipakai dalam beberapa perhitungan, diantaranya yaitu:
Diberikan suatu persegi panjang ABCD seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
Garis AC merupakan garis diagonal persegi. Apabila panjang sisi-sisi persegi tersebut diketahui, maka
panjang diagonalnya bisa kita hitung dengan menggunakan dalil Pythagoras seperti berikut:
AC² = AD²+CD²
2. Menentukan diagonal ruang kubus dan balok
Diberikan suatu balok ABCDEFGH seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
Garis AG merupakan salah satu diagonal ruang dalam balok tersebut. Panjang diagonal ruang AG
bbisa kita hitung erdasarkan dalil Pythagoras seperti berikut ini:
Keterangan:
CG = tinggi balok
Keterangan:
AB panjang balok
BC = lebar balok
dr²=p²+L²+t²
keterangan:
L = lebar balok
t= tinggi balok
F. Tripel Phytagoras
Beberapa bilangan yang disebutkan di atas meripakan bilangan-bilangan yang memenuhi aturan
rumus Phytagoras. Di mana bilangan tersebut disebut sebagai Tripel Phytagoras Adapun bilangan
Tripel Phytagoras bisa didefinisikan sebagal berikut.
Pada umumnya, Tripel Phytagoras terbagi menjadi dua macam, yakni Tripel Phytagoras Primitif
dan Tripel Phytagoras Non-Primitif.
Tripel Phytagoras Primitif merupakan Tripel Phytagoras yang di mana seluruh bilangannya
mempunyal FPB sama dengan 1.Sebagai contoh, dari bilangan Tripel Phytagoras Primitif yaitu antara
lain: 3, 4, dan 5 serta 5, 12, 13.
Sementara untuk Tripel Phytagoras Non-Primitif merupakan Tripel Phytagoras di mana bilangannya
mempunyai FPB yang tidak hanya sama dengan satu. Sebagai contoh yaitu:6, 8, dan 10, 9, 12, dan
15; 12, 16, dan 20; dan juga 15, 20, dan 25.
Pola angka pythagoras (Triple pythagoras) berfungi guna menyelesaikan soal pythagoras dengan
mudah, berikut pola angka (triple pythagoras) tersebut yaitu:
a-b-c
Cara menentukan bilangan tripel pythagoras:
Apabila a dan b bilangan bulat positif dan a> b, maka tripel pythagoras bisa kita cari dengan
menggunakan rumus
2ab,a²-b², a² + b²
Keterangan:
a = tinggi segitiga
b=alas segitiga
c = sisi miring