A. Teorema Pythagoras
Terdapat dua sifat yang ada dalam teorema pythagoras, diantaranya yaitu:
Walaupun segitiga siku-siku tersebut sudah kita balik, kalian telah mampu mengidentifikasi
sisi miring, sisi alas, dan sisi tegaknya. Pada gambar di atas sisi miring yaitu sisi r, sisi
alasnya yaitu sisi p, serta sisi tegaknya yaitu sisi q.
Teorema Phytagoras merupakan teorema yang menerangkan tentang hubungan antara sisi-sisi
yang ada dalam sebuah segitiga siku-siku.
Pada suatu segitiga siku-siku, kuadrat dari sisi terpanjang yaitu sama dengan hasil
jumlah dari kuadrat sisi-sisi penyikunya.
Sebagai contoh, diketahui sebuah segitiga dengan siku-siku di B. Apabila panjang sisi miring
(hipotenusa) yaitu c serta panjang sisi-sisi penyikunya (sisi selain sisi miring) yaitu a dan b.
Maka teorema Phytagoras di atas bisa kita rumuskan seperti berikut ini:
Rumus Phytagoras
c² = a² + b²
Keterangan:
Diberikan suatu persegi panjang ABCD seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
Contoh soal:
Jawab:
Diketahui:
panjang = p = 8 cm
lebar = L = 6 cm
Ditanya:
diagonal = d = … ?
⇒ d2 = p2 + L2
⇒ d2 = 82 + 62
⇒ d2 = 64 + 36
⇒ d2 = 100 ⇒ d = √100
⇒ d = 10 cm
Keterangan:
AG = diagonal ruang
CG = tinggi balok
AC = diagonal bidang alas
Kemudian perhatikan alas balok yakni persegi ABCD. Berdasarkan dari bunyi Pythagoras,
panjang diagonal bidang AC bisa kita hitung dengan menggunakan rumus berikut:
Keterangan:
AB = panjang balok
BC = lebar balok
Sebab, AC2 = AB2 + BC2, maka rumus panjang diagonal ruang AG bisa kita ubah menjadi:
Keterangan:
Contoh soal:
1. Suatu balok memiliki panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut yaitu 12 cm, 9 cm, dan 8
cm. Tentukanlah panjang salah satu diagonal ruangnya!
Jawab:
Diketahui:
p = 12 cm
L = 9 cm
t = 8cm
Ditanya:
dr = … ?
Secara matematis, rumus dari Phytagoras biasa dipakai untuk menentukan panjang sisi dari
suatu segitiga siku-siku.perhatikan beberapa contoh soal di bawah ini.
Soal 1.
Jawab:
Sebab segitiga di atas adalah segitiga siku-siku, maka berlaku rumus Phytagoras seperti
betikut ini:
Soal 2.
Jawab:
Sebab, segitiga di atas adalah segitiga siku-siku, maka berlaku rumus Phytagoras seperti
berikut ini:
Soal 3.
Jawab:
Soal 4.
c² = a² + b²
c² = 12² + 16²
c² = 144 + 256
c² = 400
c = √400
c = 20
Selain untuk mencari panjang sisi segitiga siku-siku, rumus Phytagoras juga dipakai dalam
menentukan jenis dari suatu segitiga. Untuk menentukan jenis segitiga dengan menggunakan
teorema Phytagoras, maka kita harus membandingkan kuadrat dari sisi terpanjang dengan
hasil jumlah dari kuadrat sisi-sisi penyikunya.
Sebaai contoh, diketahui sebuah segitiga siku-siku dengan panjang sisi miringnya (sisi
terpanjang) yaitu c. Serta panjang sisi-siki penyikunya yaitu a dan b, sehingga:
Apabila c² < a² + b², maka segitiga tersebut termasuk segitiga lancip;
Apabila c² = a² + b², maka segitiga tersebut termasuk segitiga siku-siku;
Apabila c² > a² + b², maka segitiga tersebut termasuk segitiga tumpul.
Soal 1.
Suatu segitiga siku-siku ABC dengan siku-siku berada di B. Tentukan jenis segitiga tersebut
jika telah diketahui panjang sisi AB = 8 cm, BC = 15 cm, dan AC = 20 cm!
Jawab:
Misalnya a merupakan sisi terpanjang dan b, c merupakan dua sisi lainnya, maka dapat kita
ketahui jika:
c = 20 cm
b = 8 cm
a = 15 cm. c² = 20² = 400 a² + b² = 8² + 15² = 64 + 225 = 289
Soal 2.
Tentukan jenis segitiga berikut apabila diketahui panjang sisi-sisinya yaitu 10 cm, 12 cm, dan
15 cm!
Jawab:
Misalknya c merupakan sisi terpanjang dan b, a merupakan dua sisi lainnya, maka dapat kita
ketahui:
c = 15 cm
b = 10 cm
a = 12 cm.
Sebab,
C. Tripel Phytagoras
3, 4, dan 5
6, 8, dan 10
5, 12, dan 13
Di mana bilangan tersebut disebut sebagai Tripel Phytagoras. Adapun bilangan Tripel
Phytagoras bisa didefinisikan sebagai berikut.
Tripel Phytagoras merupakan berbagai bilangan bulat positif yang kuadrat bilangan
terbesarnya mempunyai nilai yang sama dengan jumlah dari kuadrat bilangan-bilangan
lainnya.
Pada umumnya, Tripel Phytagoras terbagi menjadi dua macam, yakni Tripel Phytagoras
Primitif dan Tripel Phytagoras Non-Primitif.
Seabgai contoh, dari bilangan Tripel Phytagoras Primitif yaitu antara lain: 3, 4, dan 5 serta 5,
12, 13.
Sebagai contoh yaitu:6, 8, dan 10; 9, 12, dan 15; 12, 16, dan 20; dan juga 15, 20, dan 25.
Pola angka pythagoras (Triple pythagoras) berfungi guna menyelesaikan soal pythagoras
dengan mudah, berikut pola angka (triple pythagoras) tersebut yaitu:
a–b–c
3–4–5
5 – 12 – 13
6 – 8 – 10
7 – 24 – 25
8 – 15 – 17
9 – 12 – 15
10 – 24 – 26
12 – 16 – 20
12 – 35 – 37
13 – 84 – 85
14 – 48 – 50
15 – 20 – 25
15 – 36 – 39
16 – 30 – 34
17 – 144 – 145
19 – 180 – 181
20 – 21 – 29
20 – 99 – 101
Keterangan:
a = tinggi segitiga
b = alas segitiga
c = sisi miring
Rumus Phytagoras banyak kita jumpai dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Berikut ini akan
kami berikan ulasan mengenai beberapa aplikasi rumus Phytagoras tersebut.
Diketahui:
Ditanyakan:
alas atau x?
x² = c² – b²
c² = 5² – 4²
c² = 25 – 16
c² = 9
c = √9
c=3
Jawab:
Dari soal di atas bisa kita bikin suatu gambar dengan informasi seperti yang terdapat pada
penyelesaian di bawah ini:
Ditanyakan:
Diketahui:
b = 36km
a = 15km
Sehingga:
c² = 15² + 36²
c² = 225 + 1296
c² = 1521
c = √1521
c = 39