Pertemuan 1
A. Teorema Phytagoras
Teori ini ditemukan oleh seorang matematikawan asal Yunani yang bernama
Phytagoras.
Rumus Phytagoras:
A² + B² = C²
C² = A² + B²
C = √C²
Keterangan:
C = simbol untuk sisi terpanjang (sisi miring)
A dan B = simbol untuk panjang kedua sisi lainnya.
Contoh perhitungan 1:
Jika sebuah bangun datar segitiga memiliki panjang sisi A = 6 cm, dan panjang sisi B =
8cm, maka berapa panjang sisi miring atau C?
C² = A² + B²
C² = 62 + 82
C² = 36 + 64
C² = 100
C = √C²
C = √100
C = 10 cm.
Contoh perhitungan 2:
Jika sebuah segitiga memiliki panjang sisi A = 6 cm, dan panjang sisi miring atau sisi C
= 10 cm, maka berapa panjang sisi B ?
C² = A² + B²
B² = C² – A²
B² = 102 – 62
B² = 100 – 36
B² = 64 cm
B = √B²
B = √64cm
B=8c
Contoh perhitungan 3:
Jika sebuah segitiga memiliki panjang sisi B = 8 cm, dan panjang sisi miring atau sisi C
= 10 cm, maka berapa panjang sisi A ?
C² = A² + B²
A²= C² – B²
A² = 10² – 8²
A² = 100 – 64
A² = 36 cm
A = √A²
A = √36cm
A = 6 cm
Jika ditinjau dari sisinya maka segitiga dibedakan menjadi: segitiga sembarang,
segitiga sama sisi, dan segitiga sama kaki. Jika ditinjau dari besar sudutnya, ada tiga jenis
segitiga yakni segitiga lancip (0° < x < 90°), segitiga siku-siku (90°), dan segitiga tumpul
(90° < x < 180°).
cara membuktikan teorema phytagoras dan penerapannya dalam mencari panjang
salah satu sisi segitiga siku-siku.
Ternyata pada segitiga lancip ABC pada gambar (iii) berlaku: AB2 < AC2 +
BC . Jadi pada segitiga lancip akan berlaku bahwa kuadrat sisi miring lebih kecil dari
2
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas maka pada suatu segitiga berlaku:
a. jika kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga
tersebut siku-siku.
b. jika kuadrat sisi miring lebih kecil dari jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga
tersebut lancip.
c. jika kuadrat sisi miring lebih besar dari jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga
tersebut tumpul.
Contoh Soal
Tentukan jenis segitiga dengan panjang sisi-sisi sebagai berikut.
a). 12 cm, 16 cm, 19 cm
b). 12 cm, 16 cm, 20 cm
c). 12 cm, 16 cm, 21 cm
Penyelesaian:
Misalkan a = panjang sisi miring, sedangkan b dan c panjang sisi yang lain, maka:
a). kudaratkan sisi miring dan jumlahkan kaudrat sisi lainnya, maka diperoleh:
a = 19 cm, b = 12 cm, c = 16 cm
a2 = 192
a2 = 361
b2 + c2 = 122 + 162
b2 + c2 = 144 + 256
b2 + c2 = 400
Karena 192 < 122 + 162, maka segitiga ini termasuk jenis segitiga lancip.
b) kudaratkan sisi miring dan jumlahkan kaudrat sisi lainnya, maka diperoleh:
a = 20 cm, b = 12 cm, c = 16 cm
a2 = 202
a2 = 400
b2 + c2 = 122 + 162
b2 + c2 = 144 + 256
b2 + c2 = 400
Karena 192 = 122 + 162, maka segitiga ini termasuk jenis segitiga siku-siku.
b) kudaratkan sisi miring dan jumlahkan kaudrat sisi lainnya, maka diperoleh:
a = 21 cm, b = 12 cm, c = 16 cm
a2 = 212
a2 = 441
b2 + c2 = 122 + 162
b2 + c2 = 144 + 256
b2 + c2 = 400
Karena 192 > 122 + 162, maka segitiga ini termasuk jenis segitiga tumpul.
Pertemuan 2
b). misalkan a = 14, b = 8 dan c = 17, dengan mengkudaratkan sisi miring dan jumlahkan
kaudrat sisi lainnya, maka diperoleh:
c2 = 172
c2 = 289
a2 + b2 = 142 + 82
a2 + b2 = 196 + 64
a2 + b2 = 260
Karena 172 > 82 + 172, maka segitiga ini bukan termasuk segitiga siku-siku.
c). misalkan a = 6, b = 8 dan c = 10, dengan mengkudaratkan sisi miring dan jumlahkan
kaudrat sisi lainnya, maka diperoleh:
c2 = 102
c2 = 100
a 2 + b2 = 6 2 + 82
a2 + b2 = 36 + 64
a2 + b2 = 100
Karena 102 = 62 + 82, maka segitiga ini termasuk segitiga siku-siku.
Dari uraian di atas tampak bahwa kelompok tiga bilangan 5, 12, 13 dan 6, 8, 10
merupakan sisi-sisi segitiga siku-siku, karena memenuhi teorema Pythagoras.
Selanjutnya, kelompok tiga bilangan tersebut disebut tripel Pythagoras.
Jadi, dari penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
tripel Pythagoras adalah kelompok tiga bilangan bulat positif yang memenuhi kuadrat
bilangan terbesar sama dengan jumlah kuadrat dua bilangan lainnya. Bagaimana caranya
mencari tripel Pythagoras?
Contoh Soal
Pada segitiga ABC diketahui AB = 10 cm, BC = 24 cm, dan AC = 26 cm. Tunjukkan
bahwa ∆ABC siku-siku dan di titik manakah ∆ABC siku-siku?
Penyelesaian:
Untuk membuktikan apakah ∆ABC siku-siku dapat digunakan teorema Pythagoras,
yakni:
AC2 = 262
AC2 = 676
AB2 + BC2 = 102 + 242
AB2 + BC2 = 100 + 576
AB2 + BC2 = 676
Karena AC2 = AB2 + BC2, maka ∆ABC termasuk segitiga siku-siku. Jika digambarkan
seperti gambar di bawah ini.
Untuk bentuk segitiga siku-siku yang bersudut 30° dan 60° bisa dilihat pada
gambar di atas.
Contoh soal :
Tentukan AB pada gambar di bawah !
Jawab :
Diketahui :
CB = 3cm
Sudut segitiga siku-siku = 30°, 60°, dan 90°.
Ditanyakan :
AB = ... ???
Maka :
AC : AB : CB = 1 : √3 : 2
AB : CB = √3 : 2
AB : 10cm = √3 : 2
AB = (10cm x√3 ) : 2
AB = 10√3cm : 2
AB = 5√3cm
Untuk bentuk segitiga siku-siku yang bersudut 45° bisa dilihat pada gambar di atas.
Contoh Soal :
Tentukan AB pada gambar di bawah ini !!
Jawab :
Diketahui :
CB = 10cm
Sudut segitiga siku-siku = 45°, 45°, dan 90°.
Ditanyakan :
AB = ..???
Pertemuan 3
C. Penerapan Teorema Pythagoras Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Untuk memudahkan menyelesaikan soal-soal penerapan teorema Pythagoras
diperlukan bantuan gambar (sketsa). Untuk mengetahui manfaat teorema Pythagoras
silahkan pelajari contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal 1
Seorang anak menaikkan layang-layang dengan benang yang panjangnya 250 meter.
Jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada di bawah layang-layang adalah 70
meter. Hitunglah ketinggian layang-layang tersebut.
Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.
Di mana AB merupakan jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada di bawah
layang-layang dan AC merupakan panjang benang. Tinggi langyang-layang dapat
dicari dengan teorema Pythagoras yakni:
BC = √(AC2 – AB2)
BC = √(2502 – 702)
BC = √(62500 – 4900)
BC = √57600
BC = 240 m
Jadi, ketinggian layang-layang tersebut adalah 240 m
Contoh Soal 2
Seorang anak akan mengambil sebuah layang-layang yang tersangkut di atas sebuah
tembok yang berbatasan langsung dengan sebuah kali. Anak tersebut ingin
menggunakan sebuah tangga untuk mengambil layang-layang tersebut dengan cara
meletakan kaki tangga di pinggir kali. Jika lebar kali tersebut 5 meter dan tinggi
tembok 12 meter, hitunglah panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung
tangga bertemu dengan bagian atas tembok.
Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.
Di mana XY merupakan jarak kaki tangga dengan bawah tembok (lebar kali) dan YZ
merupakan tinggi tembok, maka panjang tangga (XZ) dapat dicari dengan teorema
Pythagoras yakni:
XZ = √(XY2 + YZ2)
XZ = √(52 + 122)
XZ = √(25 + 144)
XZ = √169
XZ = 13 m
Jadi, panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga bertemu dengan
bagian atas tembok adalah 13 m.
Contoh Soal 3
Dua buah tiang berdampingan berjarak 24 m. Jika tinggi tiang masing-masing adalah
22 m dan 12 m, hitunglah panjang kawat penghubung antara ujung tiang tersebut.
Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.
Di mana AB merupakan tinggi tiang pertama, CE meruapakan tinggi tiang kedua dan
AE merupakan panjang kawat penghubung antara ujung tiang pertama dengan tiang
kedua, maka panjang kawat (AE) dapat dicari dengan teorema Pythagoras. Akan
tetapi harus dicari terlebih dahulu panjang DE yakni:
DE = CE – AB
DE = 22 m – 12 m
DE = 10 m
Dengan menggunakan teorema Pythagoras, maka panjang AE yakni:
AE = √(AD2 + DE2)
AE = √(242 + 102)
AE = √(576 + 100)
AE = √676
AE = 26 m
Jadi, panjang kawat penghubung antara ujung tiang pertama dengan tiang kedua
adalah 26 m.
Contoh soal 4
Sebuah tiang bendera akan di isi kawat penyangga agar tidak roboh seperti gambar di
bawah ini.
Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.
Di mana AB merupakan tinggi ujung kawat penyangga pertama dengan ujung kawat
penyangga kedua, BD meruapakan tinggi ujung kawat penyangga pertama dengan
tanah, CD merupakan jarak kaki tiang dengan kaki kawat penyangga, BD merupakan
panjang kawat penyangga pertama dan AD merupakan panjang kawat penyangga
kedua, maka panjang kawat penyangga total dapat dicari dengan teorema Pythagoras.
Akan tetapi harus dicari terlebih dahulu panjang BD dan AD yakni:
BD = √(BC2 + CD2)
BD = √(62 + 82)
BD = √(36 + 64)
BD = √100
BD = 10 m
Jadi, panjang kawat penyangga pertama adalah 10 m.
AD = √(AC2 + CD2)
AD = √(152 + 82)
AD = √(225 + 64)
AD = √289
AD = 17 m
Jadi, panjang kawat penyangga kedua adalah 17 m.
Berdasarkan gambar diatas maka untuk menghitung jarak kapal sekarang dari tempat
semula sebagai berikut :
Jarak kapal ketempat semula = AC
AC = √(AB²+BC²)
AC = √(150²+200²)
AC = √(22500+40000)
AC = √(62500)
AC = 250 km
Jadi jarak kapal sekarang dari tempat semula adalah 250 km.