Anda di halaman 1dari 30

REMEDIAL MATEMATIKA

Teorema Pythagoras

Nama kelompok :
1. L. Arvid G. F.
2. Yovela Metta N.
3. Clara Amelia N.
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan


Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini, kami ingin
membahas tentang Teorema Phytagoras. Makalah
ini dibuat dengan berbagai observasi dan kami
mencari materi dari makalah ini dengan sebaik-
baiknya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang mendasar dari makalah ini. Oleh karena itu
kami meminta maaf atas kekurangannya dan
mengundang pembaca untuk memberi kritik dan
saran atas kekurangan dari makalah kami.
Semoga makalah ini dapat memberkan manfaat
bagi kita semua. Terima kasih.
Daftar Isi

 Sifat Teorema Pythagoras


 Mengidentifikasi Sebuah Segitiga Siku-siku
 Rumus Teorema Pythagoras
 Kegunaan Dalil Teorema Phytagoras
 Menentukan Panjang Sisi Segitiga Siku-Siku
 Menentukan Jenis Segitiga jika Diketahui
Panjang Sisinya
 Tripel Phytagoras
 Aplikasi Rumus Phytagoras dalam
Permasalahan Sehari-Hari

Teorema Phytagoras merupakan seuah aturan matematika yang


bisa dipakai dalam menentukan panjang salah satu sisi dari suatu
segitiga siku-siku.
Yang perlu kalian ingat dari teorema ini yaitu teorema hanya
berlaku untuk segitiga siku-siku. Maka dari itu tidak dapat
digunakan untuk menentukan sisi dari sebuah segitiga lain yang
tidak berbentuk siku-siku.

Teorema pythagoras masuk ke dalam salah satu materi dalam


mata pelajaran matematika dasar yang mempunyai perluasan
serta manfaat yang sangat banyak.

Materi ini juga sangat banyak dimanfaatkan serta sangat sering


keluar dalam soal-soal ujian nasional.

Pada dasarnya, teorema pythagoras sangatlah sederhana yakni


kita hanya diminta untuk menghitung panjang sisi dari suatu
segitiga siku-siku di mana sisi lainnya telah kita ketahui.

Jikalau sisi lain belum diketahui paling tidak dapat kita cari
dengan menggunakan cara lain sebelumnya.

Sifat Teorema Pythagoras


Terdapat dua sifat yang ada dalam teorema pythagoras,
diantaranya yaitu:

Hanya untuk segitiga siku-siku


Minimal 2 sisinya dapat diketahui terlebih dahulu
Permasalahan lain yang sering dijumpai yaitu dalam
mengidentifikasi suatu segitiga siku-siku.

Bagian mana sisi miringnya, serta sisi lainnya. Untuk itu akan
kami berikan sebuah segitiga siku-siku serta mengajak kalian
untuk memahami setiap komponen dari segi tiga siku-siku.

Namun sebelum itu, yuk ketahui telebih dahulu karakteristik dari


suatu segitiga, berikut ulasan selengkapnya.

Karakteristik Suatu Segitiga

Apabila kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang lain, maka
segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku.
Apabila kuadrat sisi miring < jumlah kuadrat sisi yang lain, maka
segitiga tersebut merupakan segitiga lancip.
Apabila kuadrat sisi miring > jumlah kuadrat sisi yang lain, maka
segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul.

Mengidentifikasi Sebuah Segitiga Siku-siku


Apabila kalian perhatikan gambar di atas, maka
dapat kalian jumpai tiga buah sisi yang telah kami
beri nama pada setiap sisinya.

Sisi miring yang disingkat sebagai (SM), sisi alas


yang disingkat sebagai (SA), serta sisi tegak yang
disingkat sebagai (ST).
Dalam gambar di atas bisa kita jumpai jika sisi miring berada
tepat di depan siku-siku dari sebuah segitiga tersebut.

Siku-siku pada umumnya digambarkan dengan sebuah kotak kecil


di dalamnya, seperti gambar di atas yang ditunjuk dengan panah
hitam.

Sisi miring tersebut berhadapan langsung dengan sudut siku-siku


dari segi tiga di atas. Untuk sisi alas dan juga sisi tegaknya
sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kalian keliru dalam
mengidentifikasi nya.

Mengapa kalian butuh untuk memperhatikan dan memahami


bentuk sebuah segitiga siku-siku?

Karena, agar jika kalian menjumpai segitiga siku-siku nya di balik


atau diganti namanya kalian tidak akan mengalami kesuliatan.
Itulah mengapa kalian butuh untuk memahami sekaligus
mengidentifikasi suatu segitiga siku-siku.
Sebagai contoh, perhatikan baik-baik gambar di bawah ini:

Walaupun segitiga siku-siku tersebut sudah kita balik, kalian telah


mampu mengidentifikasi sisi miring, sisi alas, dan sisi tegaknya.

Pada gambar di atas sisi miring yaitu sisi r, sisi alasnya yaitu sisi
p, serta sisi tegaknya yaitu sisi q.

Selanjutnya yang juga menjadi permasalahan yang paling banyak


menyesatkan yaitu kesalahan dalam menghafal rumus teorema
pythagoras.

Berikut ulasan selengkapnya.


Rumus Teorema Pythagoras

Rumus Phytagoras merupakan rumus yang


diperoleh dari materi Teorema Phytagoras.

Teorema Phytagoras sendiri seperti yang telah


dissebutkan di atas merupakan teorema yang
menerangkan tentang hubungan antara sisi-sisi
yang ada dalam sebuah segitiga siku-siku.

Teorema ini pertama kali dikemukakan oleh


seorang matematikiawan yang berasal dari Yunani
bernama Phytagoras.

Adapun bunyi atau dalil Teorema Phytagoras yaitu


sebagai berikut:

Pada suatu segitiga siku-siku, kuadrat dari sisi


terpanjang yaitu sama dengan hasil jumlah dari
kuadrat sisi-sisi penyikunya.
Dari teorema tersebut bisa kita bikin suatu rumus yang bisa kita
gambarkan seperti di bawah ini:

segitiga
Sebagai contoh, diketahui sebuah segitiga dengan siku-siku di B.
Apabila panjang sisi miring (hipotenusa) yaitu c serta panjang sisi-
sisi penyikunya (sisi selain sisi miring) yaitu a dan b. Maka
teorema Phytagoras di atas bisa kita rumuskan seperti berikut ini:

Rumus Phytagoras
c² = a² + b²
Keterangan:

c = sisi miring
a = tinggi
b = alas
Rumus Phytagoras pada umumnya dipakai dalam mencari
panjang sisi miring segitiga siku-siku seperti berikut ini

Kuadrat sisi AC = kuadrat sisi AB + kuadrat sisi BC. atau AC² =


AB² + BC²

Rumus untuk mencari panjang sisi alas yaitu:

b² = c² – a²

Rumus untuk mencari sisi samping atau tinggi segitiga yaitu:

a² = c² – b²

Rumus untuk mencari sisi miring segitiga siku-siku yaitu:

c² = a² + b²
Kegunaan Dalil Teorema Phytagoras
Selain dimanfaatkan dalam menentukan panjang salah satu sisi
segitiga yang tidak diketahui, dalil atau bungi dari Pythagoras ini
juga bisa dipakai dalam beberapa perhitungan, diantaranya yaitu:

Menentukan panjang diagonal persegi


Menentukan diagonal ruang kubus dan juga balok
Berikut akan kami berikan penjelasan dari masing-masing
kegunaanya:

1. Menentukan panjang diagonal persegi

Diberikan suatu persegi panjang ABCD seperti yang terlihat pada


gambar di bawah ini:

Garis
AC

merupakan garis diagonal persegi. Apabila panjang sisi-sisi


persegi tersebut diketahui, maka panjang diagonalnya bisa kita
hitung dengan menggunakan dalil Pythagoras seperti berikut:
AC2 = AB2 + BC2

AC2 = AD2 + CD2

Contoh soal:

Sebuah persegi ABCD mempunyai panjang 8 cm dan lebar 6 cm.


Tentukanlah panjang diagonal dari persegi tersebut.
Jawab:
Diketahui
panjang = p = 8 cm
lebar = L = 6 cm
Ditanya:
diagonal = d = … ?

Berdasarkan dalil Pythagoras, maka:


⇒ d2 = p2 + L2
⇒ d2 = 82 + 62
⇒ d2 = 64 + 36
⇒ d2 = 100
⇒ d = √100
⇒ d = 10 cm

Sehingga, panjang diagonal persegi pada soal di atas adalah 10


cm.
2. Menentukan diagonal ruang kubus dan juga balok
Diberikan suatu balok ABCD.EFGH seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini:

Garis AG merupakan salah satu diagonal ruang dalam balok


tersebut. Panjang diagonal ruang AG bbisa kita hitung erdasarkan
dalil Pythagoras seperti berikut ini:

AG2 = AC2 + CG2

Keterangan:
AG = diagonal ruang
CG = tinggi balok
AC = diagonal bidang alas
Kemudian perhatikan alas balok yakni persegi ABCD. Berdasarkan
dari bunyi Pythagoras, panjang diagonal bidang AC bisa kita
hitung dengan menggunakan rumus berikut:

AC2 = AB2 + BC2

Keterangan:
AB = panjang balok
BC = lebar balok

Sebab, AC2 = AB2 + BC2, maka rumus panjang diagonal ruang


AG bisa kita ubah menjadi:

⇒ AG2 = AC2 + CG2


⇒ AG2 = AB2 + BC2 + CG2
⇒ AG2 = p2 + L2 + t2

Sehingga, rumusnya akan menjadi:

dr2 = p2 + L2 + t2

Keterangan:
dr = diagonal ruang
p = panjang balok
L = lebar balok
t = tinggi balok
Contoh soal:

Suatu balok memiliki panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut


yaitu 12 cm, 9 cm, dan 8 cm. Tentukanlah panjang salah satu
diagonal ruangnya!
Jawab:
Diketahui:
p = 12 cm
L = 9 cm
t = 8cm

Ditanya:
dr = … ?

Berdasarkan dari bunyi atau dalil Pythagoras, maka:

⇒ dr2 = p2 + L2 + t2
⇒ dr2 = 122 + 9sup>2 + 82
⇒ dr2 = 144 + 81 + 64
⇒ dr2 = 289
⇒ dr = √289
⇒ dr = 17 cm

Sehingga, panjang diagonal ruangnya yaitu 17 cm.


Menentukan Panjang Sisi Segitiga Siku-Siku
Secara matematis, rumus dari Phytagoras biasa dipakai untuk
menentukan panjang sisi dari suatu segitiga siku-siku.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan beberapa contoh soal di bawah


ini.

Soal 1.
Diketahui segitiga siku-siku ABC dengan siku-siku di B yang
digambarkan sebagai berikut:

Soal Pythagoras
Tentukan panjang sisi
miring AC pada gambar di
atas!
Jawab:
Sebab segitiga di atas adalah segitiga siku-siku, maka berlaku
rumus Phytagoras seperti betikut ini:

AC² = AB² + BC²


AC² = 8² + 6²
AC² = 64 + 36
AC² = 100
AC = √100
AC = 10
Sehingga, panjang sisi AC dalam segitiga siku-siku tersebut yaitu
10 cm.
Soal 2.

Suatu segitiga siku-siku KLM dengan siku-siku di L digambarkan


seperti di bawah ini:

Tentukan panjang sisi KL pada gambar di atas!


Jawab:

Sebab, segitiga di atas adalah segitiga siku-siku, maka berlaku


rumus Phytagoras seperti berikut ini:

KM² = KL² + LM²


KL² = KM² – LM²
KL² = 13² – 12²
KL² = 169 – 144
KL² = 25
KL = √25
KL = 5

Sehingga, panjang sisi KL dalam segitiga siku-siku di atas yaitu 5


cm.
Soal 3.

Diketahui segitiga siku-siku DEF dengan siku-siku di E


digambarkan seperti di bawah ini:

Tentukan panjang sisi DE pada gambar di atas!

Jawab:
Sebab segitiga DEF di atas merupakan segitiga siku-siku, maka
berlaku rumus Phytagoras seperti di bawah ini:
DF² = DE² + EF²
DE² = DF² – EF²
DE² = 15² – 9²
DE² = 225 – 81
DE² = 144
DE = √144
DE = 12
Sehingga, panjang sisi DE pada segitiga siku-siku di atas yaitu 12
cm.
Soal 4.

Diketahui segitiga siku-siku ABC dengan siku-siku berada di B.


Apabila panjang sisi AB = 16 cm serta Panjang sisi BC = 12 cm.

Maka hitunglah panjang sisi AC pada segitoga di atas!

Jawab:
Dari soal di atas bisa kiat gambarkan sebuah segitiga siku-siku
seperti berikut ini:

Sebab segitiga di
atas adalah segitiga
siku-siku, maka
berlaku rumus
Phytagoras seperti di bawah ini:
c² = a² + b²
c² = 12² + 16²
c² = 144 + 256
c² = 400
c = √400
c = 20

Sehingga, panjang sisi AC pada segitiga siku-siku ABC dalam soal


di atas yaitu 20 cm.
Menentukan Jenis Segitiga jika Diketahui Panjang
Sisinya
Selain untuk mencari panjang sisi segitiga siku-siku, rumus
Phytagoras juga dipakai dalam menentukan jenis dari suatu
segitiga.

Apakah suatu segitiga termasuk dalam jenis segitiga siku-siku,


segitiga lancip, ataupun segitiga tumpul. Kemudian, bagaimana
caranya untuk menentukan jenis segitiga dengan rumus
Phytagoras itu?

Untuk menentukan jenis segitiga dengan menggunakan teorema


Phytagoras, maka kita harus membandingkan kuadrat dari sisi
terpanjang dengan hasil jumlah dari kuadrat sisi-sisi penyikunya.

Sebaai contoh, diketahui sebuah segitiga siku-siku dengan


panjang sisi miringnya (sisi terpanjang) yaitu c. Serta panjang sisi-
siki penyikunya yaitu a dan b, sehingga:

Apabila c² < a² + b², maka segitiga tersebut termasuk segitiga


lancip;
Apabila c² = a² + b², maka segitiga tersebut termasuk segitiga
siku-siku;
Apabila c² > a² + b², maka segitiga tersebut termasuk segitiga
tumpul.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan beberapa contoh soal di bawah
ini:
Soal 1.
Suatu segitiga siku-siku ABC dengan siku-siku berada di B.
Tentukan jenis segitiga tersebut jika telah diketahui panjang sisi
AB = 8 cm, BC = 15 cm, dan AC = 20 cm!
Jawab:
Misalnya a merupakan sisi terpanjang dan b, c merupakan dua
sisi lainnya, maka dapat kita ketahui jika:
c = 20 cm
b = 8 cm
a = 15 cm.
c² = 20² = 400
a² + b² = 8² + 15² = 64 + 225 = 289
Sebab,
c² > a² + b²
400 > 289
Sehingga, segitiga ABC termasuk ke dalam segitiga tumpul.

Soal 2.
Tentukan jenis segitiga berikut apabila diketahui panjang sisi-
sisinya yaitu 10 cm, 12 cm, dan 15 cm!
Jawab:
Misalknya c merupakan sisi terpanjang dan b, a merupakan dua
sisi lainnya, maka dapat kita ketahui:

c = 15 cm
b = 10 cm
a = 12 cm.
c² = 15² = 225

a² + b² = 12² + 10² = 144 + 100 = 344

Sebab,
c² < a² + b²
225 < 344
Sehingga, segitiga tersebut termasuk ke dalam segitiga lancip.

Tripel Phytagoras
Perhatikan beberapa contoh bilangan yang ada di bawah ini:

3, 4, dan 5
6, 8, dan 10
5, 12, dan 13

Beberapa bilangan yang disebutkan di atas meripakan bilangan-


bilangan yang memenuhi aturan rumus Phytagoras.
Di mana bilangan tersebut disebut sebagai Tripel Phytagoras.
Adapun bilangan Tripel Phytagoras bisa didefinisikan sebagai
berikut.

Tripel Phytagoras merupakan berbagai bilangan bulat positif yang


kuadrat bilangan terbesarnya mempunyai nilai yang sama
dengan jumlah dari kuadrat bilangan-bilangan lainnya.

Pada umumnya, Tripel Phytagoras terbagi menjadi dua macam,


yakni Tripel Phytagoras Primitif dan Tripel Phytagoras Non-
Primitif.

Tripel Phytagoras Primitif merupakan Tripel Phytagoras yang di


mana seluruh bilangannya mempunyai FPB sama dengan 1.

Seabgai contoh, dari bilangan Tripel Phytagoras Primitif yaitu


antara lain: 3, 4, dan 5 serta 5, 12, 13.

Sementara untuk Tripel Phytagoras Non-Primitif merupakan Tripel


Phytagoras di mana bilangannya mempunyai FPB yang tidak
hanya sama dengan satu.

Sebagai contoh yaitu:6, 8, dan 10; 9, 12, dan 15; 12, 16, dan 20;
dan juga 15, 20, dan 25.

Pola angka pythagoras (Triple pythagoras) berfungi guna


menyelesaikan soal pythagoras dengan mudah, berikut pola
angka (triple pythagoras) tersebut yaitu:
a–b–c
3–4–5
5 – 12 – 13
6 – 8 – 10
7 – 24 – 25
8 – 15 – 17
9 – 12 – 15
10 – 24 – 26
12 – 16 – 20
12 – 35 – 37
13 – 84 – 85
14 – 48 – 50
15 – 20 – 25
15 – 36 – 39
16 – 30 – 34
17 – 144 – 145
19 – 180 – 181
20 – 21 – 29
20 – 99 – 101
Dan masih banyak yang lainnya.

Keterangan:
a = tinggi segitiga
b = alas segitiga
c = sisi miring
Cara menentukan bilangan tripel pythagoras:
Apabila a dan b bilangan bulat positif dan a > b, maka tripel
pythagoras bisa kita cari dengan menggunakan rumus seperti
berikut ini:

2ab,a2 – b2, a2 + b2

Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini:

Aplikasi Rumus Phytagoras dalam Permasalahan Sehari-Hari


Rumus Phytagoras banyak kita jumpai dalam berbagai kegiatan
sehari-hari. Berikut ini akan kami berikan ulasan mengenai
beberapa aplikasi rumus Phytagoras tersebut.

Contoh Soal Menentukan Jarak Kaki Tangga dengan Tembok


Perhatikan baik-baik gambar di bawah ini:

Rumus Phytagoras dalam Permasalahan Sehari-Hari


Diketahui suatu tangga disandarkan pada tembok. Apabila
panjang tangga yaitu 5 m serta tinggi temboknya yaitu 4 m. Maka
hitunglah jarak antara kaki tangga dengan temboknya!

Jawab:
Misalnya jarak antara kaki tangga dengan tembok yaitu x, maka
untuk menentukan nilai x bisa kita pakai Rumus Phytagoras
seperti berikut ini:

Diketahui:

sisi miring atau c = 5m


tinggi atau b = 4m
Ditanyakan:

alas atau x?
x² = c² – b²
c² = 5² – 4²
c² = 25 – 16
c² = 9
c = √9
c=3
Sehingga, jarak antara kaki tangga dengan tembok yaitu 3 m.

Contoh Soal Menentukan Jarak Titik Awal Keberangkatan ke Titik


Akhir

Perhatikan baik-baik gambar di bawah ini:

Menentukan Jarak Titik Awal Keberangkatan ke Titik Akhir

Suatu kapal berlayar dari pelabuhan A ke pelabuhan B sejauh 15


km menuju arah utara. Seudah tiba pada Pelabuhan B, kapal
tersebut berlayar kembali sejauh 36 km menuju arah timur.
Tentukan jarak antara pelabuhan A dengan titik akhir!
Jawab:
Dari soal di atas bisa kita bikin suatu gambar dengan informasi
seperti yang terdapat pada penyelesaian di bawah ini:
Ditanyakan:
sisi miring atau c

Diketahui:
b = 36km
a = 15km
Sehingga:
Jarak pelabuhan A ke titik akhir yaitu:
c² = 15² + 36²
c² = 225 + 1296
c² = 1521
c = √1521
c = 39
Maka, jarak pelabuhan A ke titik akhir yaitu sejauh 39 km
Daftar Pustaka

https://www.yuksinau.id/teorema-
phytagoras/#Aplikasi_Rumus_Phytagoras_dalam_P
ermasalahan_Sehari-Hari

Anda mungkin juga menyukai