Anda di halaman 1dari 3

“ Teorema Pythagoras “

Pythagoras merupakan salah satu rumus terkenal yang ada di dalam ilmu matematika.
Umumnya teori rumus teorema pythagoras dipelajari pada kelas 8 SMP. Tetapi tak jarang
dasarnya sudah diberikan sejak kelas 4 Sekolah Dasar.
Rumus Pythagoras ini sebenarnya adalah cara untuk menghitung sisi dari sebuah segitiga
siku-siku. Jadi soal yang biasa kalian temui adalah ketika kita diminta untuk mencari panjang
dari salah satu sisi yang dimiliki oleh segitiga siku-siku.
Artikel ini akan memaparkan penjelasan mengenai teorema pythagoras secara rinci.

Sejarah Teorema Pythagoras

Teorema Pythagoras pertama kali ditemukan oleh seorang filsuf dan matematikawan asal
Yunani bernama Pythagoras. Namun, rumus teorema pythagoras pertama kali digunakan sudah
sejak 1900-1600 SM oleh masyarakat Cina dan Babylonia. Selain itu, pada tahun 800 dan 400 di
kitab Baudhayana Sulba Sutra di India.
Alasan mengapa akhirnya nama pythagoras yang diabadikan sebagai nama teori tersebut
karena Pythagoras lah yang berhasil membuktikan rumus ini secara matematis.

Materi Teorema Pythagoras

Seperti yang telah dijelaskan di awal artikel, rumus teorema pythagoras ini merupakan cara
untuk menghitung sisi-sisi dari segitiga siku-siku, di mana segitiga siku-siku memiliki tiga sisi,
yaitu sisi alas, sisi tinggi, dan sisi miring atau hipotenusa.
Sebelum masuk ke pembahasan lebih lanjut, bagi kalian yang belum mengetahui seperti apa
bentuk segitiga siku-siku, berikut adalah gambarnya:
Teorema pythagoras berbunyi:

“Di dalam sebuah segitiga siku-siku diberlakukan kuadrat dari sisi miring sama dengan jumlah
kuadrat dari sisi-sisi lainnya”.

Dengan demikian ketiga sisi segitiga siku-siku memiliki hubungan yang saling terikat.
Teorema ini memiliki dua sifat wajib yang dimiliki, yaitu hanya berlaku pada segitiga siku-siku
serta harus diketahui minimal dua sisi lebih dulu untuk bisa menentukan sisi lainnya.
Sedangkan tujuan dari teori ini pada dasarnya untuk menentukan panjang dari salah satu
sisi suatu segitiga siku-siku. Adapun untuk sebuah segitiga siku-siku sebenarnya sangat mudah
karena salah satu karakteristik dari segitiga siku-siku adalah memiliki salah satu sudut 90o.
Namun, teori ini juga bisa digunakan untuk menghitung panjang diagonal dari sebuah
persegi atau balok dan kubus yang bentuknya juga seperti segitiga siku-siku.
Untuk pengembangannya teori ini juga bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari
seperti misalnya untuk membuat wahana flying fox, perosotan, dan bahkan jalan tanjakan.

Rumus Teorema Pythagoras

Seperti yang telah dipaparkan di atas, bunyi dari teorema pythagoras menyebutkan bahwa
sebuah segitiga siku-siku dengan penanda a,b,c, maka sisi kemiringannya (hipotenusa) sama
dengan jumlah kuadrat dari sisi lainnya. Misalnya, sebuah segitiga memiliki alas a dan tinggi b,
maka sisi kemiringannya adalah c. Artinya, jumlah kuadrat dari sisi c sama dengan jumlah
kuadrat dari sisi a dan b.
Berdasarkan bunyi dari teorinya, berikut ini adalah cara untuk menghitung segitiga siku-
siku dengan rumus teorema pythagoras:
Sesuai dengan gambar segitiga di atas maka rumusnya adalah:
Mencari sisi kemiringan:
c2 = a2 + b2
Mencari sisi alas:
b2 = c2 – a2
Mencari sisi tinggi atau samping:
a2 = c2 – b2
atau dapat diartikan bahwa a sisi tinggi, b sisi alas, dan c sisi miring.

Namun, sebenarnya ada cara lain untuk menentukan sisi dari segitiga siku-siku. Yaitu
dengan menghafalkan triple pythagoras. Sebab, triple phytagoras ini adalah ukuran pasti dari
sisi-sisi segitiga phytagoras. Berikut ini adalah angka-angka yang disebut dengan triple
phytagoras:
 3,4,5
 5,12,13
 6,8,10
 7,24,25
 8,15, 17
 9, 12,15
 10, 24, 26
 Dan seterusnya

Lantas apa maksud dari deret angka tersebut? Artinya adalah jika segitiga siku-siku
memiliki tinggi 3 cm dan alas sepanjang 4 cm, maka sudah bisa dipastikan bahwa sisi
kemiringan sepanjang 5 cm.

Anda mungkin juga menyukai