Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu ilmu yang banyak di manfaatkan dalam


kehidupan sehari-hari. Baik secara umum maupun secara khusus. Secara umum
matematika di gunakan dalam transaksi perdangangan, pertukangan, dan lain-lain.
Hampir di setiap aspek kehidupan ilmu matematika yang di terapkan. Karena itu
matematika mendapat julukan sebagai ratu segala ilmu. Matematika juga mempunyai
banyak kelebihan dibanding ilmu pengetahuan lain. Selain sifatnya yang fleksibel dan
dinamis, matematika juga selalu dapat mengimbangi perkembangan zaman.
Materi yang akan dibahas adalah materi teorema Pythagoras. Teorema
Pythagoras dikemukakan oleh Pythagoras yang menyatakan bahwa kuadrat sisi
miring suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat dari sisi-sisi yang lain.
Yang unik, ternyata rumus ini 1.000 tahun sebelum masa Phytagoras. Orang-orang
Yunani sudah mengenal penghitungan “ajaib” ini. Walaupun faktanya isi teorema
ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini
dianggap sebagai temuan Pythagoras, karena ia yang pertama membuktikan
pengamatan ini secara matematis.
Teorema Pythagoras banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
contohnya dalam bidang pertukangan, jarak dari suatu tempat ke tempat yang lain,
dan lain-lain. Sebelum mempelajari teorema Pythagoras, kalian harus menguasai
materi segitiga, segiempat, sudut, bilangan kuadrat dan akar kuadrat. Setelah
mempelajari teorema Pythagoras diharapkan:
1. Memahami teorema Pythagoras.
2. Menerapkan teorema Pythagoras dalam menyeleasikan masalah.
3. Menentukan jenis segitiga.
4. Memahami triple Pythagoras.
5. menentukan perbandingan sisi-sisi pada segitiga yang bersudut 30°, 60°
dan 90°.
Untuk mencapai tujuan di atas, Kalian dituntut untuk membaca setiap uraian
materi dengan cermat, mencatat kata-kata kuncinya, serta mengerjakan latihan dan
tes formatif secara disiplin.
1
BAB II
PENYAJIAN

A. Teorema Pythagoras
Teorema Pythagoras banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satunya dalam bidang pertukangan. Coba perhatikan kerangka sebuah rumah.
Pada kerangka rumah tersebut sebagian besar rusuk tegak lurus terhadap kerangka
yang lain. Tukang tersebut memastikan bahwa sudut-sudut pondasi bangunan
benar-benar siku-siku dengan cara menggunakan segitiga dengan kombinasi ukuran
sisi 3 m, 4 m, dan 5 m.

Barangkali tukang bangunan sendiri tidak menyadari mengapa bilangan itu


yang tepat untuk membentuk sudut siku-siku. Jika mempunyai segitiga siku-siku
maka akan berlaku teorema Pythagoras. Jika segitiga siku-siku dengan sisi 𝑎, 𝑏 dan
𝑐. Akan berlaku:

c
b 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2

a
Dalam teorema yang dikemukakan oleh Pythagoras, sisi 𝑐 atau sisi miring disebut
dengan hipotenusa.

2
3

Tugas

Terdapat lebih dari 200 pembuktian dari teorema Pythagoras. Elisha Scott Loomi
mempublikasikannya pada tahun 1927, termasuk di dalamnya pembuktian oleh
Pythagoras sendiri, Euclid, Leonardo da Vinci, dan Presiden AS James
A.Garfield. Carilah pembuktian teorema Pythagoras.

Agar lebih jelas cara menentukan panjang salah satu sisi segitiga siku-siku,
amati contoh-contoh penggunaan teorema Pythagoras berikut.

Contoh 1:
Tentukan panjang hipotenusa segitiga disamping
9m
Alternatif Penyelesaian 12 m
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2
c
2 2 2
𝑐 = 9 + 12
𝑐 2 = 81 + 144
𝑐 2 = 225

𝑐 = √225
𝑐 = 15
Jadi panjang hipotenusa segitiga berikut adalah 15 meter

D 25 cm C
Contoh 2:
Perhatikan gambar trapesium di
15 cm

samping. Panjang AB adalah ... cm.

A B
Alternatif Penyelesaian

Untuk menyelesaikan masalah di atas, terlebih dahulu kita buat garis dari titik C
yang tegak lurus dengan garis AB. Misalkan titik potong dengan garis AB adalah
E, maka terbentuk segitiga sikusiku BCE sehingga berlaku teorema Pythagoras.
4

Perhatikan ∆𝐵𝐶𝐸 siku-siku di E


𝐵𝐶 2 = 𝐶𝐸 2 + 𝐵𝐸 2 D 25 cm C
172 = 152 + 𝐵𝐸 2
289 = 225 + 𝐵𝐸 2

15 cm
289 − 225 = 𝐵𝐸 2
64 = 𝐵𝐸
√64 = 𝐵𝐸 A E B
8 = 𝐵𝐸
Jadi, panjang BE adalah 8 cm.
𝐴𝐵 = 𝐴𝐸 + 𝐵𝐸
𝐴𝐵 = 25 + 8
𝐴𝐵 = 33
Jadi, panjang AB adalah 33 cm.

Latihan 1

1. Gunakan teorema Pythagoras untuk menentukan nilai yang belum diketahui


pada masing-masing gambar berikut.
a. c.

b.

2. Tentukan nilai x pada kedua gambar berikut.

3. Tujuan dipasangkan kawat bubut pada suatu tiang telepon


adalah untuk menopangnya. Kawat bubut dipasang pada
tiang telepon setinggi 8 meter dari tanah.
a. Jelaskan cara yang akan kalian lakukan untuk
menentukan panjang kawat bubut tanpa mengukur
langsung kawat tersebut.
b. Tentukan panjang kawat jika jarak antara kawat dan tiang
pada tanah adalah 6 meter.
5

B. Menerepkan Teorema Pythagoras untuk Menyelesaikan Masalah


Pythagoras dapat diterapkan diberbagai bidang. Kita bisa menentukan jarak
dua titik pada sistem koordinat, mengecek kesikuan benda dengan menggunakan
teorema Pythagoras. Pada bangun ruang misalnya, dengan menggunakan teorema
Pythagoras pula kita bisa menentukan panjang diagonal sisi dan panjang diagonal
ruang.
Contoh 3:
Sinta berada 50 meter sebelah utara dan 20 meter sebelah timur dari benteng Sinta.
Benteng lawan berada di 80 meter sebelah utara dan 60 meter dari benteng Sinta.
Tentukan jarak Sinta ke benteng lawan.

Alternatif Penyelesaian
Untuk memudahkan dalam pengerjaan kita gamabar dalam bidang Kartesius.

Setelah kita menentukan koordinat Sinta dan benteng lawan, selanjutnya kita
menentukan jarak Sinta dan benteng lawan dengan menggunakan teorema
Pythagoras.
𝑥 2 = 402 + 302
𝑥 2 = 1600 + 900

𝑥 = √2500
𝑥 = 50
Jadi, jarak Sinta dan banteng lawan adalah 50 meter.
6

Selain pada bidang Kartesius, teorema Pythagoras juga diterapkan dalam


bangun datar dan bangun ruang 3-dimensi (3-D). Banyak masalah nyata yang
melibatkan bangun datar dan bangun 3-D. Khusus pada bangun 3-D, hal yang
penting adalah gambar, karena sudut siku-siku sering tidak nampak seperti sudut
siku-siku. Sehingga penting untuk menggambar bangun yang dimaksud untuk
memperjelas sudut siku-sikunya.
Contoh 4:
Tentukan panjang AG dari balok di samping.

Alternatif Penyelesaian

Untuk mempermudah, gambarlah dalam 2-D segitiga siku-siku yang terdapat EG


kemudian berilah nama. Hanya ada 1 sisi yang diketahui, sehingga kita perlu
menentukan segitiga siku-siku lainnya untuk menggunakannya. Gambarlah EFGH
dan tunjukkan diagonal EG. Kemudian tandai EG sebagai x. Gunakan teorema
Pythagoras untuk menentukan panjang EG.
𝑥 2 = 𝑎2 + 𝑏 2
𝑥 2 = 52 + 102

𝑥 = √25 + 100

𝑥 = √125

𝑥 = 5√5
Tempatkan pada segitiga AEG. Beri nama sisi AG dengan y.
Selesaikan segitiga ini untuk AG.

𝑦 2 = 5√5 2 + 62
𝑦 2 = 125 + 36
𝑦 = √161 ≈ 12,69
Jadi, panjang AG adalah 12,69 satuan.
Latihan 2 7

11. Tentukan jarak antara dua titik dari pasangan titik berikut.
(10, 20), (13, 16)
(15, 37), (42, 73)
(−19, −16), (−2, 14)
2. Guru meminta kalian untuk menentukan jarak antara dua titik (4, 2) dan (7, 6).
Kamu menggunakan (4, 2) sebagai (𝑥1 , 𝑦1 ) sedangkan temanmu menggunakan
(7, 6) sebagai (𝑥1 , 𝑦1). Apakah kamu dan temanmu memperoleh hasil yang
sama? Jelaskan.
3. Tentukan panjang AG dari bangun berikut.

4. Tinggi sebuah jendela lantai 2 pada sebuah gedung kira-kira 8 meter. Di depan
gedung tersebut ada sebuah taman dengan lebar 6 m. Berapakah panjang
tangga minimum yang dibutuhkan agar kaki-kaki tangga tidak merusak taman
tersebut?
5. Seorang penyelam dari Tim SAR mengaitkan dirinya pada tali sepanjang 25m
untuk mencari sisa-sisa bangkai pesawat di dasar laut. Laut diselami memiliki
kedalaman 20 meter dan dasarnya rata. Berapakah luas daerah yang mampu
dijangkau oleh penyelam tersebut?
8

C. Menentukan Jenis Segitiga


Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk menentukan jenis segitiga jika
diketahui sisi-sisinya. Namun demikian, kita akan membahas terlebih dahulu
mengenai kebalikan dari teorema Pythagoras.

1. Kebalikan Teorema Pythagoras


Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa kuadrat miring
(hypothenusa) atau sisi miring suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat
panjang kedua sisinya. Dari pernyataan tersebut kita peroleh kebalikan dari dalil
Pythagoras, yaitu:
a. Jika kuadrat sisi miring atau sisi terpanjang sebuah
A
segitiga sama dengan jumlah kuadrat b panjang
kedua sisinya, maka segitiga tersebut merupakan
segitiga siku-siku, atau
c a

b. Jika pada suatu segitiga berlaku a2 = b2 + c2, maka


segitiga ABC tersebut merupakan segitiga siku-siku
dengan besar salah satu sudutnya 90°. B b C

Contoh 5:
Suatu segitiga ABC mempunyai panjang AB = 10 cm, BC = 24 cm dan AC = 26 cm.
Tentukan apakah segitiga tersebut termasuk segitiga siku-siku atau bukan!

Alternatif Penyelesaian:
AB = 10, maka AB2 = 100
BC = 24, maka BC2 = 576
AC = 26, maka AC2 = 676
Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh hubungan bahwa 676 = 100 + 576. Sehingga
AC2 = AB2 + BC2 Jadi segitiga ABC merupakan segitiga siku-siku.

2. Menentukan Jenis Segitiga Jika Diketahui Panjang Sisinya


Misalkan sisi terpanjang dari segitiga tersebut adalah c dan panjang sisi yang
lainnya adalah a dan b, maka berlaku hubungan sebagai berikut.
a. Jika kuadrat sisi terpanjang sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya maka
segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku.
9

b. Jika kuadrat sisi terpanjang lebih besar dari jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya
maka segitiga tersebut adalah segitiga tumpul.
c. Jika kuadrat sisi terpanjang lebih kecil dari jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya
maka segitiga tersebut adalah segitiga lancip.

A A A

c c c
a a a

B b C B b C B b C
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 𝑐 2 > 𝑎2 + 𝑏 2 𝑐 2 < 𝑎2 + 𝑏 2

Contoh 6:
Suatu segitiga dengan panjang ketiga sisinya berturut-turut 17 cm, 25 cm, dan 38
cm. Apakah segitiga yang dimaksud adalah segitiga siku-siku?

Alternatif Penyelesaian
Misalkan panjang sisi yang terpanjang dari segitiga tersebut adalah c, maka
a = 17 cm, b = 25 cm, dan c = 38 cm.
𝑐 2 = 382 = 1448
𝑎2 + 𝑏 2 = 172 + 252 = 289 + 625 = 914
𝑐 2 ≠ 𝑎2 + 𝑏 2 berarti bahwa segitiga yang dimaksud bukan segitiga siku-siku.
Karena 𝑐 2 > 𝑎2 + 𝑏 2 maka segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul.

D. Triple Phytagoras
Bilangan 3, 4, dan 5 membentuk triple Pythagoras karena 32 + 42 = 25 dan
52 = 25. Jika kita mengalikan ketiga bilangan tersebut dengan bilangan lain, tiga
bilangan yang baru juga akan membentuk triple Pythagoras. Misalnya, jika kita
mengalikan 3, 4 dan 5 dengan 5, kita mendapatkan 15, 20, dan 25. Ketiga bilangan
ini memenuhi teorema Pythagoras.
Bilangan-bilangan tersebut dapat dipandang sebagai panjang sisi sebuah
segitiga siku-siku. Bilangan-bilangan yang memenuhi teorema Pythagoras seperti
itu disebut triple Pythagoras. Jadi, triple Pythagoras adalah bilangan bulat positif
yang kuadrat bilangan terbesarnya sama dengan jumlah kuadrat bilangan yang
lainnya.
Latihan 3 10

11. Manakah di antara kelompok tiga bilangan berikut yang membentuk segitiga
siku-siku, segitiga lancip, dan segitiga tumpul?
a. 13, 9, 11 d. 17, 15, 8
b. 24, 7, 25 e. 9, 12, 14
c. 5, 14, 12

2. Tentukan apakah ∆KLM dengan titik K(6, −6), L(39, −12), dan M(24, 18)
adalah segitiga sebarang, segitiga sama kaki, atau segitiga sama sisi. Jelaskan
jawaban kalian.

3. Jika 32, x, 68 adalah triple Pythagoras. Berapakah nilai x? Tunjukkan


bagaimana kalian mendapatkannya.

4. Perhatikan ∆ABC berikut ini. BD = 4 cm, A


AD = 8 cm, dan CD = 16 cm.
a. Tentukan panjang AC.
b. Tentukan panjang AB. 8
c. Apakah ∆ABC adalah segitiga
siku-siku? Jelaskan. 16 D 4 B
C

5. Bingkai jendela yang terlihat berbentuk persegi panjang dengan tinggi 408 cm,
panjang 306 cm, dan panjang salah satu diagonalnya 525 cm. Apakah bingkai
jendela tersebut benar-benar persegi panjang? Jelaskan.

E. Menghitung Perbandingan Sisi-Sisi Segitiga Khusus


Segitiga siku-siku merupakan segitiga yang salah satu sudutnya membentuk
sudut 90°. Bagaimana menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga yang memiliki
ciri khusus seperti segitiga siku-siku sama kaki, dan segitiga siku-siku yang salah
satu sudutnya 30°? Perhatikan penjelasan berikut ini!
1. Segitiga siku-siku sama kaki
Segitiga siku-siku sama kaki diperoleh dengan cara membagi sebuah persegi
melalui diagonalnya menjadi dua bagian. Segitiga siku-siku sama kaki dengan besar
ketiga sudutnya adalah 45° - 45° - 90°.
11

D C

45
A ° B
a
Dengan menggunakan teorema Pythagoras kalian dapat menentukan panjang
sisi miring yang belum diketahui. Berdasarkan teorema Pythagoras diperoleh
hubungan sebagai berikut.
𝐵𝐷2 = 𝐴𝐵 2 + 𝐴𝐷2
𝐵𝐷2 = 𝑎2 + 𝑎2
𝐵𝐷2 = 2𝑎2

𝐵𝐷 = √2𝑎2

𝐵𝐷 = 𝑎√2
Dengan demikian kita dapat membandingkan panjang sisisisi segitiga siku-
siku BAD sebagai berikut.
 𝐴𝐵 ∶ 𝐵𝐷 = 𝑎 ∶ 𝑎√2 = 1 ∶ √2
 𝐴𝐷 ∶ 𝐵𝐷 = 𝑎 ∶ 𝑎√2 = 1 ∶ √2
 𝐴𝐵 ∶ 𝐴𝐷 = 𝑎 ∶ 𝑎 = 1 ∶ 1
 𝐴𝐵 ∶ 𝐴𝐷 ∶ 𝐵𝐷 = 𝑎 ∶ 𝑎 ∶ 𝑎√2 = 1 ∶ 1 ∶ √2
Contoh 7:
Diketahui segitiga ABC siku-siku di B dengan panjang sisi AC 6√2 cm. Jika
∠𝐵𝐴𝐶 = 45°, tentukan panjang sisi AB dan BC!
Alternatif Penyelesaian
𝐴𝐵 ∶ 𝐴𝐶 = 1 ∶ √2
𝐴𝐵 ∶ 6√2 = 1 ∶ √2
𝐴𝐵 1
=
6√2 √2
𝐴𝐵 = 6
Jadi, panjang AB adalah 6 cm. Karena segitiga siku-siku memiliki sudut 45° maka
panjang AC juga 6 cm.
12

2. Segitiga siku-siku yang bersudut 30° - 60° - 90°


Segitiga siku-siku yang bersudut 30° - 60° - 90° diperoleh dengan cara
membagi sebuah segitiga sama sisi menjadi dua bagian.
C

2a 2a

A a D a B

2a
Jika kita membagi dua segitiga sama sisi di samping menjadi dua bagian yang
sama besar maka akan diperoleh segitiga BDC siku-siku di D dan segitiga ADC
siku-siku di D. Besar ∠DBC = 60° karena segitiga ABC adalah segitiga sama sisi.
Besar ∠BCD = 30°.
Dengan menggunakan teorem aPythagoras kalian dapat menentukan panjang
sisi CD yang belum diketahui. Berdasarkan teorema Pythagoras diperoleh
hubungan sebagai berikut.
𝐵𝐶 2 = 𝐵𝐷2 + 𝐶𝐷2
𝐶𝐷2 = 𝐵𝐶 2 − 𝐵𝐷2
𝐶𝐷2 = (2𝑎)2 − 𝑎2
𝐶𝐷2 = 4𝑎2 − 𝑎2
𝐶𝐷2 = 3𝑎2

𝐶𝐷 = √3𝑎2

𝐶𝐷 = 𝑎√3
Dengan demikian kita dapat membandingkan panjang sisi-sisi segitiga siku-
siku BDC sebagai berikut.
 𝐵𝐷 ∶ 𝐵𝐶 = 𝑎 ∶ 2𝑎 = 1 ∶ 2
 𝐶𝐷 ∶ 𝐵𝐶 = 𝑎√3 ∶ 2𝑎 = √3 ∶ 2
 𝐵𝐷 ∶ 𝐶𝐷 = 𝑎 ∶ 𝑎√3 = 1 ∶ √3
 𝐵𝐷 ∶ 𝐶𝐷 ∶ 𝐵𝐶 = 𝑎 ∶ 𝑎√3 ∶ 2𝑎 = 1 ∶ √3 ∶ 2
13

Contoh 8: Q
Gambar di samping menunjukkan ∆PQR dengan
siku-siku di P dan QR = 8 cm dan ∠Q = 60°.
Tentukan: 30°
R P
a. Panjang PQ
b. Panjang PR

Alternatif Penyelesaian
a. 𝑄𝑅 ∶ 𝑃𝑄 = 2 ∶ 1 b. 𝑃𝑅 ∶ 𝑃𝑄 = √3 ∶ 1
8 ∶ 𝑃𝑄 = 2 ∶ 1 𝑃𝑅 ∶ 4 = √3 ∶ 1
𝑃𝑄 × 2 = 8 × 1 𝑃𝑅 × 1 = 4 × √3
8
𝑃𝑄 = 𝑃𝑅 = 4√3
2
𝑃𝑄 = 4 Jadi, panjang PR adalah 4√3 cm.

Jadi, panjang PQ adalah 4 cm.

Latihan 4
1. Tentukan panjang sisi yang yang belum diketahui pada gambar di bawah ini.
a. c.

b. d.

2. Tentukan keliling persegi persegi ABCD berikut.


14

33. Perhatikan gambar segitiga siku-siku ABC di bawah. Tentukan:


a. keliling segitiga ABC,
b. luas segitiga ABC.

4. Perhatikan balok ABCD.EFGH di bawah. Jika besar ∠BCA = 60°, tentukan:


a. Panjang AC,
b. Luas bidang ACGE.

5. Gambar di samping adalah jarring-jaring piramida segitiga.


a. berapakah panjang b?
b. berapakah luas permukaan piramida?
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Jika mempunyai segitiga siku-siku maka akan berlaku teorema Pythagoras
2. Teorema Pythagoras sebagai berikut:

c
2 2 2 b
𝑐 =𝑎 +𝑏

a
3. Dalam teorema yang dikemukakan oleh Pythagoras, sisi miring disebut
dengan hipotenusa.
4. Jika kuadrat sisi terpanjang sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya maka
segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku.

c
a

B b C
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2

5. Jika kuadrat sisi terpanjang lebih besar dari jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya
maka segitiga tersebut adalah segitiga tumpul.

a c

B b C
𝑐 2 > 𝑎2 + 𝑏 2

15
16

6. Jika kuadrat sisi terpanjang lebih kecil dari jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya
maka segitiga tersebut adalah segitiga lancip.

c
a

B b C
𝑐 2 < 𝑎2 + 𝑏2

7. Triple Pythagoras adalah bilangan bulat positif yang kuadrat bilangan


terbesarnya sama dengan jumlah kuadrat bilangan yang lainnya.
8. Segitiga siku-siku sama kaki berlaku

𝑎 𝑎√2

a a

𝑎
9. Segitiga siku-siku yang memiliki sudut 30° - 60° - 90° berlaku.

2a 60° a

𝑎√3
17

B. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat

1. Perhatikan gambar berikut. Panjang sisi


PQ = …. cm.
A. 10
B. 11
C. 12
D. 13

2. Diketahui segitiga KLM dengan panjang sisi-sisinya k, l, dan m. Pernyataan


berikut yang benar dari segitiga KLM adalah .....
A. Jika 𝑙 2 + 𝑘 2 = 𝑚2 , besar ∠K = 90°.
B. Jika 𝑙 2 − 𝑘 2 = 𝑚2, besar ∠M = 90°.
C. Jika 𝑘 2 − 𝑙 2 = 𝑚2, besar ∠L = 90°.
D. Jika 𝑙 2 + 𝑚2 = 𝑘 2 , besar ∠K = 90°.

3. Panjang BD pada gambar di


samping adalah….
A. 6 cm
B. 5 cm
C. 4 cm
D. 2 cm

4. Jika a, 11, 61 merupakan triple Pythagoras dan 61 bilangan terbesar, maka


nilai a adalah ....
A. 60
B. 45
C. 30
D. 15

5. Diketahui titik A(-3,4) dan B(4,-3). Jarak titik A dan B adalah .... satuan.
A. 10 C. √170
B. 20 D. √290
18

6. Jenis segitiga yang dibentuk oleh sisi-sisi 3 cm, 7 cm, dan 8 cm adalah ....
A. segitiga lancip
B. segitiga tumpul
C. segitiga siku-siku
D. segitiga sama kaki

7. Di bawah ini yang bukan triple Pythagoras adalah ....


A. 10, 24, 26
B. 21, 20, 29
C. 8, 11,19
D. 50, 48, 14
8. Sebuah balok berukuran 20 cm x 9 cm x 12 cm. Panjang diagonal ruang
balok adalah ....
A. 21 cm
B. 25 cm
C. 29 cm
D. 32 cm
9. Sebuah persegi panjang berukuran panjang 24 cm dan panjang diagonalnya
30 cm. Luas persegi panjang tersebut adalah .... cm2
A. 216
B. 360
C. 432
D. 720
10. Kubus KLMN.PQRS di samping
memiliki panjang rusuk 13 cm.
Panjang PM adalah ....
A. 13.5 cm
B. 13√2 cm
C. 13√3 cm
D. 13√6 cm
19

Kunci jawaban tes formatif


1. A
2. D
3. C
4. A
5. A
6. B
7. C
8. B
9. C
10.C
20

DAFTAR PUSTAKA

Avianti, Nuniek. 2007. Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas VIII


SMP/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : Depdiknas

As’ari, A.R. 2017. Matematika Kelas VIII SMP/MTs Edisi Revisi 2017. Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional.
Nugroho, Heru. 2009. Matematika SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta : Depdiknas
Tohir, Mohammad.2013-2015, Kumpulan Soal Pengayaan UN Matematika SMP:
https://matematohir.wordpress.com/category/soal-un/, diunduh tanggal 17
Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai