Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“PEMBUKTIAN PHYTAGORAS DENGAN METODE PUZZLE”

Disusun oleh :

1. Fazira Shalma Azis

2. Kurniawan Dwi Sunaryo

3. Mufid Rabbani

4. Muhammad Tsabit Alghifari

5. Rifa Izzatul Mufida

6. Royyan Halwany

7. Tegar Maulana Saputra

XII MIPA 1

SMA NEGERI 2 TAMBUN SELATAN

Tahun Ajaran 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan waktu seminimal mungkin. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para
sahabatnya dan kepada kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Adapun judul dari
Makalah ini adalah Pembuktian Phytagoras Dengan Metode Puzzle.

Kami menyadari bahwasanya dalam penulisan tugas Makalah ini tidak luput dari
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami haturkan mohon maaf atas
segala kekurangannya. Kritik dan saran sangat kami butuhkan dalam penyelesaiian tugas
Makalah ini supaya dapat menjadi lebih baik lagi.

Atas perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Bekasi, 8 Maret
2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengan adanya alat peraga matematika siswa akan lebih fokus dalam
memperhatikan guru menjelaskan materi. Rasa bosan dan jenuh bagi siswa dalam
belajar dapat dihindari dengan senang. Dalam belajar matematika, alat peraga
merupakan salah satu daya tarik yang kuat untuk memotivasi siswa dalam belajar
matematika.

Teorema phytagoras merupakan materi pelajaran yang diajarkan pada kelas


VIII. Materi ini bersifat abstrak untuk memudahkan siswa dalam memahami
persoalan pembuktian dan aplikasinya. Maka kami mengangkat topik ini sebagai
nilai akhir matematika wajib berbentuk laporan dengan judul “Pembuktian
Teorema Phytagoras Dengan Menggunakan Puzzle” diharapkan siswa dapat
lebih mudah dalam memahami pelajaran matematika khususnya dalam bab
teorema phytagoras.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa bukti teorema phytagoras?
2. Alat peraga apa yang digunakan untuk membuktikan teorema phytagoras?
3. Bagaimana cara membuat alat peraga pembuktian teorema phytagoras?
4. Bagaimana cara menggunakan alat peraga pembuktian teorema phytagoras?

C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami pembuktian teorema phytagoras.
2. Mengenal salah satu alat peraga Teorema Phytagoras.
3. Mengetahui cara membuat alat peraga pembutian teorema phytagoras.
4. Mengetahui dan memahami bagaimana cara kerja alat peraga yang digunakan
dalam pembuktian teorema phtyagoras.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. SEJARAH RINGKAS TEOREMA PHYTAGORAS


Pythagoras (582 SM - 496 SM) lahir di pulau Samos, di daerah Ionia, Yunani
Selatan. Salah satu peninggalan Phytagoras yang paling terkenal hingga saat ini
adalah teorema Pythagoras.

Sebelum masa Phytagoras, orang-orang Yunani sudah mengenal


penghitungan "ajaib" ini. Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak
diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dianggap sebagai temuan
Pythagoras, karena ia yang pertama membuktikan pengamatan ini secara matematis.
Pythagoras menggunakan metode aljabar untuk menyatakan teorema ini.

Temuan lain yang ditemukan oleh Phytagoras adalah rasio/perbandingan


emas (golden ratio). Pada masa lalu, matematika digunakan untuk menjabarkan
filsafat dan memahami keindahan. Berdasarkan penemuan Phytagoras, ternyata
banyak hal di alam semesta ini mengarah pada golden ratio. Cangkang siput, galur-
galur pada nanas, dan ukuran tubuh bagian atas manusia dibandingkan bagian
bawahnya hampir pasti mendekati golden ratio 1 : 1,618. Phytagoras juga
membuktikan, semua benda yang memenuhi golden ratio senantiasa memiliki
tingkat estetika yang sangat tinggi. Kalau alam semesta berlimpahan
dengan benda-benda dengan "ukuran golden ratio", maka manusia mesti membuat
yang serupa demi menjaga keindahan tersebut. Bahkan, Phytagoras berprinsip bahwa
"Segala sesuatu adalah angka; dan perbandingan emas adalah raja semua angka."
BAB III

PEMBAHASAN

A. MACAM-MACAM PEMBUKTIAN TEOREMA PYTHAGORAS


1.    Pembuktian dari Sekolah Pythagoras
Sifat pada segitiga siku-siku ini sebenarnya telah dikenal berabad-abad sebelum masa
Pythagoras, seperti di Mesopotamia, juga Cina. Tetapi catatan tertulis pertama yang
memberi bukti berasal dari Pythagoras. Bukti dari sekolah Pythagoras tersebut tersaji pada
gambar di bawah.

Perhatikan bahwa:
 
Luas daerah hitam pada gambar (1) adalah a2 + b2
Luas daerah hitam pada gambar (2) adalah c2
Dengan demikian a2 + b2 = c2

2.    Pembuktian lain menggunakan diagram Pythagoras


Bukti berikut ini lebih sederhana tetapi menggunakan sedikit manipulasi aljabar. Keempat
segitiga siku-siku yang kongruen disusun membentuk gambar di bawah ini.

Dengan menghitung luas bangun bujur sangkar yang terjadi melalui dua cara akan
diperoleh:
(a + b)2                   =          c2 + 4. ½ ab
a2 + 2ab + b2          =          c2 + 2 ab
a2 + b2                    =          c2

3.    Bukti dari Astronom India Bhaskara (1114 - 1185)

Bukti berikut ini pertama kali terdapat pada karya Bhaskara (matematikawan India, sekitar
abad X). Bangun ABCD di atas berupa bujursangkar dengan sisi c. Di dalamnya dibuat
empat buah segitiga siku-siku dengan panjang sisi a dan b.
Dengan konstruksi bangun tersebut, maka:
Luas PQRS + 4  x luas ABQ    =      luas ABCD
(b – a)2 + 4 x ½ . ab                 =      c2
b2 – 2ab + a2 + 2ab                      =      c2
a2 + b2                                       =      c2

B. DESKRIPSI ALAT PERAGA

Pembuktian teorema phytagoras dapat dilakuakan dengan menggunakan alat


peraga berupa puzzle phytagoras 3-4-5.
Kegunaannya untuk menunjukan kebenaran dalil phytagoras dengan luasan,
yaitu luas persegi pada sisi miring sama dengan jumlah luas persegi pada kedua sisi
siku-sikunya.

1. Cara pembuatan alat peraga puzzle phytagoras

Alat dan bahan:

-Penggaris -Kertas marmer atau asturo 4 warna


-Gunting -Kertas manila warna biru

-Cutter -Double tip dan selotip

-Pena -Sterofoam ukuran 50 cm x 50 cm

-Kardus -Print out judul Teorema Phytagoras

2. Langkah Kerja :
a) Potong kardus dengan ukuran 50 cm x 50 cm.
b) Buat pola bentuk persegi dengan ukuran 4cm x 4cm sebanyak 50 buah dan
buat bentik segitiga siku-siku dengan ukuran alas 12cm, tinggi = 16cm, dan
sisi miring = 20cm pada kardus yang telah dipotong.

c) Gambar pola pada kardus sesuai dengan bentuk pola puzzle yang akan dibuat.
d) Potong kardus sesuai dengan pola yang telah dibuat
e) Lapisi kardus yang dengan menggunakan kertas manila.
f) Tempelkan pada stereofoam sesuai ukuran.
g) Selanjutnya lapisi keping-keping kardus yang kecil dengan kertas marmer
warna sesuai selera. Misalkan 20 buah warna hijau, 16 buah warna orange,
dan 9 buah warna merah dengan segitiga siku-siku warna biru.

h) Tempelkan pula segitiga siku1siku pada tengah1tengah kardus.


i) Tempelkan print out judul pada kiri atas

3. Cara Penggunaan Alat Peraga


a. Pada kardus berwarna biru terdapat segitiga yang berwarna biru tua satuan
persegi berwarna merah sebanyak 9 buah, hijau sebanyak 25 buah dan orange
sebanyak 16 buah.

b. Kita misalkan sisi segitiga siku-siku yang tegak dengan a2 sisi bawah
segitiga siku-siku dengan b2 dan sisi miring dengan 3.
c. Sehingga persegi yang berwarna orange memiliki luas a x a = a2
dan persegi yang berwarna merah memiliki luas b x b = b2
d. Kemudian kita pindahkan setiap persegi satuan berwarna orange dan
merah ke sisi miring segitiga siku-siku.

e. Ternyata persegi satuan berwarna merah dan orange dapat memenuhi sisi
miring yang panjangnya c satuan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

- Jika sisi a dan b diketahui , maka sisi c dapat dihitung


dengan rumus  :   c2   =   a2   +    b2

- Jika sisi b dan c diketahui , maka sisi a dapat dihitung


dengan rumus  :   a2   =   c2   -    b2

- Jika sisi a dan c diketahui , maka sisi b dapat dihitung


dengan rumus  :   b2   =   c2   -    a2

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali masalah - masalah yang dapat dipecahkan
menggunakan teorema Pythagoras misalnya untuk menghitung tinggi dinding, panjang tangga,
tinggi layang-layang, dll.

B. Saran
Dalam pembelajaran matematika disekoah akan lebih baik jika menggunakan
media atau alat peraga yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep
dalam matematika. Jadi sebagai seorang guru maupun calon guru harus bisa
memanfaatkan berbagai media pembelajaran agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai