Anda di halaman 1dari 11

Soal Sebab Akibat dan Soal Uraian Terbatas dan Tidak Terbatas

Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Evaluasi dan Penilaian
yang Dibina oleh Drs. H. Triastono Imam Prasetyo, M.Pd. & Umi Fitriyati, S.Pd.,
M.Pd.

Oleh :
Kelompok 11 / Offering A
Mahdiyani Nur Fadhila (170341615008)
M. Nur Wais Al Qorni (170341615109)
Prianka Delvina Putri (170341615069)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
Januari 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, terdapat berbagai macam tes yang
digunakan. Tes diberikan sebagai sarana untuk mengetahui apakah materi
yang sudah disampaikan selama proses belajar berlangsung, sudah diterima
dan dipahami dengan baik oleh siswa. Tes yang dapat digunakan oleh seorang
guru salah satunya yaitu tes uraian. Tes uraian merupakan tes yang menuntut
peserta didik untuk berfikir dan menuangkannya dalam tulisan dan
menggunakan bahasanya sendiri. Tes uraian itu ada dua yaitu tes uraian
terbatas dan tes uraian bebas. Dengan digunakannya tes bentuk uraian,
setidaknya dapat menjadi alat pengukur kemampuan siswa secara objektif.
Selain itu juga terdapat tes sebab-akibat yaitu mengidentifikasi hubungan
sebab-akibat antara pernyataan pertama (yang merupakan akibat) dan
pernyataan kedua (yang merupakan sebab).
Bentuk tes sebab-akibat dan uraian dapat digunakan untuk mengukur
kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk-bentuk objektif.
Dengan tes ini, diharapkan siswa mampu menguraikan, mengorganisasikan,
dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri. Untuk itu, dalam
makalah ini akan membahas lebih detail mengenai tes sebab-akibat dan tes
uraian. Adapun materi yang akan dibahas mengenai tes sebab-akibat dan tes
uraian antara lain pengertian tes sebab-akibat dan tes uraian, kelebihan dan
kekurangan tes sebab-akibat dan tes uraian, manfaat tes sebab-akibat dan tes
uraian, serta contoh tes sebab-akibat dan tes uraian.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari soal sebab akibat?
1.2.2 Bagaimana petunjuk penyusunan soal sebab akibat?
1.2.3 Apa kelebihan dan kekurangan dari soal sebab akibat?
1.2.4 Apa definisi dari soal uraian?
1.2.5 Bagaimana penggolongan soal uraian?
1.2.6 Bagaimana petunjuk penyusunan soal uraian?
1.2.7 Bagaimana ketepatan penggunaan soal uraian?
1.2.8 Apa kelebihan dan kekurangan soal uraian?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari soal sebab akibat.
1.3.2 Untuk mengetahui petunjuk penyusunan soal sebab akibat.
1.3.3 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari soal sebab akibat.
1.3.4 Untuk mengetahui definisi dari soal uraian.
1.3.5 Untuk mengetahui penggolongan soal uraian.
1.3.6 Untuk mengetahui petunjuk penyusunan soal uraian.
1.3.7 Untuk mengetahui ketepatan penggunaan soal uraian.
1.3.8 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan soal uraian.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Soal Sebab Akibat
2.2.1 Pengertian Soal Sebab Akibat
Pada bentuk soal hubungan antarhal, siswa dituntut untuk
mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara pernyataan pertama (yang
merupakan akibat) dan pernyataan kedua (yang merupakan sebab). Kedua
pernyataan (pertama dan kedua) dihubungkan dengan kata “sebab”. Kedua
pernyataan itu dapat benar, salah, atau dapat juga pernyataan yang satu benar,
yang lain salah. Apabila kedua pernyataan itu benar, yang perlu diperhatikan
ialah apakah kedua pernyataan itu mempunyai hubungan sebab-akibat (Arifin,
2014). Tes sebab akibat ini merupakan salah satu bagian dari tes pilihan
ganda, sehingga petunjuk penyusunan maupun kelebihan dan kelemahannya
tidak jauh berbeda.

Gambar 2.1 Contoh soal sebab akibat


2.2.2 Petunjuk Penyusunan Soal Sebab Akibat
a. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya, soal harus menanyakan
perilaku atau materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
b. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling
benar. Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban yaitu
pilihan jawaban yang paling benar.
c. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan
atau materi yang hendak diukur atau ditanyakan harus jelas, tidak
menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang
dimaksud penulis, dan hanya mengandung satu persoalan untuk setiap
nomor. Bahasa yang digunakan harus komunikatif sehingga mudah
dimengerti siswa. Bila anak tanpa melihat terlebih dahulu pilihan jawaban
sudah dapat mengerti pertanyaan atau maksud pokok soal maka dapat
disimpulkan bahwa pokok soal tersebut sudah jelas.
d. Pernyataan sebab maupun akibat diupayakan saling berhubungan,
meskipun salah satu atau kedua-duanya merupakan pernyataan pengecoh
atau bernilai salah.
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Soal Sebab Akibat
a. Kelebihan
 Tes sebab akibat sangat baik digunakan untuk mengukur banyak
dimensi belajar, antara lain: kemampuan bernalar, pemahaman konsep,
hubungan antar konsep, kemampuan berfikir sistematis dll.
 Efektif digunakan untuk menguji pengetahuan saat pendaftaran ke
perguruan tinggi atau dalam mencari pekerjaan sebab membutuhkan
nalar dan pengetahuan yang tinggi.
 Dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah disiapkan secara
terpisah, jawaban dapat dikoreksi dengan lebih mudah.
 Dapat dipakai berulang-ulang.
b. Kekurangan
 Konstruksi tes sebab-akibat lebih sulit serta membutuhkan waktu yang
lebih lama dibanding dengan penyusunan tes bentuk objektif lainnya.
 Item tes pilihan ganda sebab-akibatmemberi peluang kepada siswa
untuk menerka jawaban.
2.2 Soal Uraian
2.2.1 Pengertian Tes Uraian (Esai)
Tes essai adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan atau
suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif
panjang Nurkancana dan Sumartana (1986: 42). Tes dirancang untuk
mengukur hasil belajar di mana unsur-unsur yang diperlukan untuk menjawab
soal dicari, diciptakan dan disusun sendiri oleh pengambil tes. Peserta tes
harus menyusun sendiri kata-kata dan kalimat-kalimat dalam merumuskan
jawabannya. Butir soal mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau
pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan
pikiran peserta tes (Zainul dan Nasoetion, 1996 : 33), constructed-response
tests are those that call for the examinee to produce something (Popham, 1981
: 266).
Soal uraian (essay) berbeda dengan soal objektif dalam kebenarannya
yang bertingkat. Jawaban tidak dinilai mulai dari 100% benar dan 100% salah.
Kebenaran bertingkat tergantung tingkat kesesuaian jawaban siswa dengan
jawaban yang dikehendaki yang dituangkan dalam kunci. Jawaban mungkin
mengarah kepada jawaban yang tidak tunggal (divergence). Kebenaran yang
dicapai bisa 0%, 20%, 30%, 50%, 70%, atau 100% tergantung ketepatan
jawabannya.
Mengenai tes esai, berdasarkan berbagai pendapat dapat disimpulkan
sebagai tes yang semua unsur yang diperlukan oleh peserta tes untuk
menjawabnya harus diciptakan, dicari dan disusun sendiri. Jawaban yang
berupa uraian menyebabkan tingkat kebenarannya berderajad, sesuai dengan
tingkat kesesuaian jawaban dengan kunci jawabannya.
2.2.2 Penggolongan dan contoh Tes Uraian
Secara garis besar tes uraian dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Tes uraian terbuka (Extended respons question)
Tes uraian terbuka tepat digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam: menghasilkan, mengorganisasi, mengekspresikan ide,
mengintegrasikan pelajaran dalam berbagai bidang; membuat desain
eksperimen; mengevaluasi manfaat suatu ide; dan sebagainya.
Pada test uraian bentuk terbuka, jawaban yang dikehendaki muncul
dari test sepenuhnya diserahkan kepada test itu sendiri. Artinya, test
mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya dalam merumuskan,
mengorganisasikan dan menyajikan jawabannya dalam bentuk uraian.
Contoh:
Jelaskan cara pelestarian lingkungan pada daerah pantai!
b. Tes uraian terbatas (Restricted respons question)
Tes uraian terbatas tepat digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam: menjelaskan hubungan sebab akibat, menerapkan suatu
prinsip atau teori, memberikan alasan yang relevan, merumuskan
hipotesis, membuat kesimpulan yang tepat, menjelaskan suatu prosedur,
dan sebagainya.
Contoh:
Jelaskan peredaran darah besar dan kecil pada tubuh manusia!
2.2.4 Petunjuk Penyusunan Tes Uraian
a. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin diukur.
b. Pilih pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang relevan untuk
mencapai tujuan tersebut.
c. Hendaknya tes meliputi ide-ide pokok bahan yang akan dites-kan
d. Soal tidak sama persis dengan contoh yang ada pada catatan
e. Pada waktu menyusun soal, hendaknya juga dibuatkan kunci jawaban
f. Pertanyaan menggunakan kata tanya yang bervariasi
g. Hendaknya rumus yang digunakan dalam menjawab soal jelas dan mudah
dipahami
h. Hendaknya ditegaskan model jawaban yang dikehendaki oleh pembuat,
untuk itu harus spesifik dan tidak terlalu umum
i. Tentukan proses berpikir yang ingin diukur.
j. Tentukan jenis tes yang tepat digunakan untuk mengukur tujuan
pembelajaran tersebut.
k. Tentukan tingkat kesukaran butir soal yang akan dibuat.
l. Tentukan jumlah butir soal yang sesuai untuk dikerjakan siswa dalam satu
waktu ujian yang telah ditentukan.
m. Tuangkan komponen-komponen tersebut dalam tabel perencanaan tes
n. Batasan pertanyaan dengan jawaban yang diharapkan harus jelas
o. Rumusan kalimat butir soal harus menggunakan kata tanya atau perintah
yang menuntut jawaban uraian.
p. Tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes (kisi-kisi) yang ada.
q. Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat atau
tidak dapat diukur dengan tes objektif.
r. Gunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang dapat
ditanyakan dalam satu waktu ujian.
s. Gunakan tes uraian untuk mengungkap pendapat, tidak hanya sekedar
menyebutkan fakta. Untuk itu gunakan kata tanya seperti: jelaskan,
bandingkan, hubungkan, simpulkan, analisislah, kelompokkanlah,
formulasikan, dan lain sebagainya.
t. Hindarkan penggunaan kata tanya seperti sebutkan karena kata tanya
seperti itu biasanya hanya meminta siswa untuk menyebutkan fakta saja.
u. Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah
tafsir.
v. Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam waktu yang telah
ditentukan.
w. Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh siswa.
x. Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada setiap butir soal.
y. Sebelum digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa maka tes uraian
yang selesai ditulis harus ditelaah terlebih dulu.
2.2.4 Ketepatan Penggunaan Tes Uraian
Tes uraian hendaknya digunakan untuk mengukur hasil belajar yang
kurang tepat atau tidak dapat diukur dengan tes objektif. Jangan gunakan tes
uraian hanya untuk mengukur proses berpikir rendah tetapi gunakan tes uraian
untuk mengukur hasil belajar yang kompleks.
Tes uraian terbuka tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam: menghasilkan, mengorganisasi, dan mengekspresikan ide;
mengintegrasikan pelajaran dalam berbagai bidang; membuat desain
eksperimen; mengevaluasi manfaat suatu ide; dan sebagainya. Sedangkan tes
uraian terbatas tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam:
menjelaskan hubungan sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori,
memberikan alasan yang relevan, merumuskan hipotesis, membuat
kesimpulan yang tepat, menjelaskan suatu prosedur, dan sebagainya.
Bentuk-bentuk pertanyaan atau suruhan meminta pada murid-murid
untuk menjelaskan, membandingkan, menginterpretasikan dan mencari
perbedaan. Semua bentuk pertanyaan tersebut mengharapkan agar murid-
murid menunjukkan pengertian mereka terhadap materi yang dipelajari. Tes
esai digunakan untuk mengatasi kelemahan daya ukur soal objektif yang
terbatas pada hasil belajar rendah. Soal tes bentuk ini cocok untuk mengukur
hasil belajar yang level kognisinya lebih dari sekedar memanggil informasi,
karena hasil belajar yang diukur bersifat kompleks (Subino, 1987 : 1) dan
sangat mementingkan kemampuan menghasilkan, memadukan dan
menyatakan gagasan (Grounlund, 1981: 71).
2.2.5 Kelebihan dan kelemahan Tes Uraian
a. Kelebihan
 Kekuatan soal untuk mengukur hasil belajar yang kompleks dan
melibatkan level kognitif yang tinggi.
 Memberi kesempatan pada anak untuk menyusun jawaban sesuai
dengan jalan pikirannya sendiri.
 Tepat digunakan untuk melatih siswa dalam mengemukakan dan
mengorganisasi gagasan atau ide, serta lebih cepat dan mudah
membuatnya.
b. Kelemahan
 Terdapat subjektivitas dalam penilaiannya karena penilai yang berbeda
atau situasi yang berbeda.
 Tes esai menghendaki jawaban yang panjang, sehingga tidak
memungkinkan ditulis butir tes dalam jumlah banyak (soal menjadi
tidak representatif).
 Penggunaan soal esai membutuhkan waktu koreksi yang lama dalam
menentukan nilai.
DAFTAR PUSTAKA

Grounlund, Nourman E (1981). Constructing Achievement Test. Englewood Cliffs, NJ:


Prentice Hall, Inc.
Grounlund, Nourman E dan Linn, Robert L (1985). Measurement and Evaluation in
Teaching. New York : McMillan Publishing Company
Nurkancana, Wayan dan Sumartana, PPN (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha
Nasional
Popham, W James (1981). Modern Educational Measurement. Englewood Cliffs, NJ :
Prentice Hall, Inc.
Subino. (1987). Konstruksi dan Analisis Tes : Suatu Pengantar Kepada Teori Tes dan
Pengukuran. Jakarta : Ditjen Dikti Debdikbud
Zainul, Asmawi, dan Nasoetion, Noehi (1996). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta :
Ditjen Dikti Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai