Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 1:

Aulia Rahma Nur (210107511007)

Rosdiana (210107510003)

Khairul Mahdi (210107510005)

Eka Musdalifa Octaviani M (210107510007)

Sharfina Syarif (210107510008)

PENDIDIKAN BIOLOGI ICP

RESUME MATERI

INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

Tes adalah prosedur sistematis untuk mengamati perilaku seseorang dan


menggambarkannya dengan menggunakan skala numerik atau sistem klasifikasi tertentu.
Sedangkan menurut Siti Rahayu Haditono, tes adalah alat yang divalidasi untuk mengukur
suatu sifat, keterampilan atau perilaku dengan mengukurnya terhadap sampel sifat,
keterampilan atau perilaku (Astuti & Ayu, 2017).

A. Uraian Terbatas
Tes uraian terbatas adalah suatu bentuk tes deskriptif yang memberikan batasan atau
arahan tertentu kepada peserta tes dalam menjawab soal-soal tes. Batasan atau tanda tersebut
meliputi bentuk, isi dan ruang lingkup tanggapan. Oleh karena itu, soal tes dengan uraian
terbatas harus menunjukkan batas jawaban yang diinginkan. Batasan tersebut meliputi
konteks tanggapan yang diinginkan, jumlah dan cakupan tanggapan yang diminta (Arikunto
& Suharsimi, 2013).
Ada beberapa jenis tes esai terbatas, termasuk berbagai tes tambahan dan berbagai tes
jawaban singkat.
a. Tipe Jawaban Melengkapi
Tipe jawaban melengkapi adalah butir soal yang memerintahkan kepada peserta tes untuk
melengkapi kalimat dengan satu frasa, angka, atau satu formula. Tipe butir soal ini juga baik
untuk menguji kemampuan mengingat fakta dan prinsip-prinsip yang sederhana. Selain itu,
dapat digunakan untuk menguji kemampuan pada tingkat yang lebih tinggi seperti
pemahaman, aplikasi dan evaluasi, asalkan disusun secara hati-hati.
Contoh: Hormon tumbuhan yang berpengaruh terhadap gugurnya daun dan biji adalah...
b. Tipe jawaban singkat
Butir soal tipe ini termasuk yang paling mudah diukur. Hal ini terutama disebabkan butir
soal ini hanya mengukur hasil belajar yang sederhana, yaitu ingatan.
Contoh: Diantara bakteri dan virus, yang manakah lebih kecil?

B. Uraian Bebas
Tes uraian bebas merupakan bentuk tes uraian yang memberi kebebasan kepada peserta tes
untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab
soal tes Jawaban peserta tes bersifat terbuka, fleksibel, dan tidak terstruktur.
Contoh: Jelaskan alasan mengapa lumut termasuk dalam kategori plantae!

C. Benar Salah dan Menjodohkan


a. Soal Benar Salah
Pertanyaan benar-salah adalah pertanyaan objektif, setiap pertanyaan adalah pertanyaan
dengan dua jawaban yang berlawanan. Penulis dapat membiasakan diri dengan konsep dasar
soal benar-salah. Pernyataan yang ada harus sepenuhnya salah atau sepenuhnya benar dan
bukan pernyataan yang meragukan atau tidak benar. Pertanyaan benar-salah sering digunakan
untuk menanyakan fakta, ide, dan konsep yang kompleks.
• Jawaban yang dapat digunakan dalam bentuk soal ini:
a. Benar – Salah
b. Setuju – Tidak Setuju
c. Baik – Tidak Baik
Teknik Penyusunan menurut (Widoyoko, 2016) :
1. Beri Petunjuk pengerjaan soal dengan jelas
2. Hindari penggunaan kata atau pernyataan yang mengandung ungkapan yang tidak pasti
atau bersifat ragu-ragu seperti :
Kadang-kadang, kebanyakan, seringkali, biasanya
3. Hindari pernyataan yang panjang
4. Menggunakan bahasa yang baku.
5. Sebaiknya jumlah soal yang benar sama dengan jumlah soal yang salah
6. Penempatan soal yang benar maupun yang salah harus diatur secara acak atau tidak
beraturan. Misalnya Benar –Salah – Benar –Salah – Benar – Salah.
7. Setiap soal hanya mengandung satu gagasan.
8. Semua soal harusnya berdiri sendiri dan tidak bergantung pada soal lainnya
9. Hindari pernyataan yang langsung mengutip pada suatu kalimat dari buku atau sebuah
sumber. Setiap pernyataan harus diolah terlebih dahulu dan disesuaikan dengan keperluan
soal.
10. Hindari kata atau sesuatu hal bersifat teka-teki atau tebak-tebakan.
11. Jika soal menanyakan sebuah pendapat, maka perlu disertakan sumber yang jelas untuk
pendapat tersebut.
12. Pastikan kunci jawaban yang telah dibuat benar
Ada berbagai macam bentuk soal benar salah, diantaranya :
1. Tipe Benar-Salah dengan koreksi (with correction)
2. Tipe Benar-Salah tanpa koreksi (without correction)
3. Tipe Benar-Salah Berumpun
Contoh soal Benar-Salah dengan koreksi (with correction) :
Perhatikan soal dibawah ini! Jika pernyataan Salah, Jelaskan mengapa salah.
1. Laju pertumbuhan dapat digambarkan dengan grafik, dengan laju tumbuh pada kordinat
dan waktu tumbuh pada absisa, grafik tersebut merupakan suatu kurva yang berbentuk S
disebut kurva sigmoid. (B/S)
2. Salah satu ciri kehidupan tumbuhan adalah bahwa tumbuhan mampu bereproduksi dengan
baik. (B/S)
b. Soal Menjodohkan
Dikutip dari Penyusunan Tes Tertulis yang ditulis oleh Hamid (2019), soal
menjodohkan adalah salah satu bentuk soal yang memiliki pilihan untuk dipasangkan. Soal
menjodohkan biasanya terdiri dari dua kolom berbentuk paralel yang biasanya memiliki opsi
berupa kata, angka, atau simbol yang dapat dipasangkan atau dihubungkan dengan suatu
kata, frase, atau kalimat dari kolom lain yang disediakan. Butir soal yang harus dihubungkan
pasangannya dapat disebut sebagai premes sedangkan butir soal yang berada di kolom lain,
yang berisi sejumlah pilihan disebut sebagai respon. Soal bentuk ini sangat baik untuk
digunakan mengetes hal bersifat faktual seperti nama tokoh, peristiwa penting, tanggal
penting dan istilah-istilah asing (Rosyidi, 2020).
Jika dbandingkan dengan beberapa bentuk soal lainnya, bentuk soal menjodohkan
memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
1. Soal menjodohkan akan memudahkan guru untuk memberikan hasil penilaian untuk siswa
dan bisa dilakukan dengan cepat.
2. Soal menjodohkan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengidentifikasi dua atau beberapa hal yang saling berhubungan dan dapat dipasangkan.
Tak hanya kelebihan, bentuk soal menjodohkan juga memiliki beberapa kekurangan
sebagai berikut:
1. Bentuk soal ini hanya dapat digunakan untuk mengukur hal yang berdasarkan fakta dan
hafalan para peserta didik saja.
2. Bisa saja para peserta didik merasa kesulitan untuk mengidentifikasi materi atau sub materi
pokok yang pembahasannya mengukur hal yang berhubungan atau dapat dipasangkan.
D. Tes Pilihan Ganda
Tes objektif dalam bentuk hal-hal pilihan yang berbeda secara teratur dikenal sebagai
kerangka tes objektif pilihan ganda, yang bisa menjadi kerangka tes objektif yang terdiri dari
pertanyaan atau penjelasan yang tidak terbungkus pada sebuah soal, dan untuk totalnya harus
dipilih satu kemungkinan (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah
diberikan dalam setiap hal soal yang bersangkutan.
Tes pilihan ganda terdiri dari segmen penggambaran (stem) dan beberapa
kemungkinan jawaban atau opsi lain (alternatif). Jawaban yang mungkin benar (alternatif)
terdiri dari satu jawaban penguji, khususnya kunci jawaban dan beberapa pengalih. Tes
pilihan ganda yang tidak terdiri dari deskripsi atau pemberitahuan pemahaman maka
dikategorikan sebagai tidak memadai. Dan untuk menjumlahkannya Anda harus memilih
salah satu dari beberapa jawaban yang mungkin telah diberikan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tes pilihan ganda bisa menjadi bentuk tes
yang terdiri dari penjelasan yang kurang lebih harus dapat menjelaskan sebuah keadaan
dalam bentuk yang efektif. Untuk menjumlahkannya, beberapa jawaban diberikan dan di
antara jawaban ini ada satu jawaban yang benar. Pertanyaan pilihan ganda terdiri dari
pertanyaan pokok (inti) dan pilihan jawaban. Materi pelajaran terdiri dari dorongan dalam
bingkai kalimat / gambar / grafik dan penjelasan atau pertanyaan yang terfragmentasi.
Sedangkan pilihan jawaban terdiri dari 1 (satu) kunci jawaban dan kunci pengalih
(pengecoh). Ruang lingkup pertanyaan pilihan ganda dapat menggabungkan berbagai macam
bahan dan kompetensi penting. Soal semacam ini cocok untuk tes atau ujian dengan sejumlah
besar peserta.
Keuntungan dari pertanyaan pilihan ganda adalah bahwa mereka dapat derajat tingkat
informasi yang berbeda (kognitif). Dalam ekspansi, penilaian soal pilihan ganda dapat
dilakukan secara efektif, cepat, dan merata. Sedangkan kelemahan dari pertanyaan pilihan
ganda termasuk mengambil waktu yang cukup lama untuk menulis, kesulitan membuat
jawaban menyesatkan yang homogen, dan kesempatan untuk mencari kunci balasan.
Aturan penyusunan tes pilihan ganda adalah sebagai berikut:
1. Soal harus sesuai dengan penanda untuk diukur dalam pemahaman dengan permintaan
penunjuk.
2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis, penulisan harus proporsional dan semua pilihan
jawaban harus berhasil.
3. Setiap soal harus memiliki satu jawaban yang benar, jika ada beberapa jawaban, kunci
jawaban adalah balasan ganti rugi yang paling utama.
4. Pokok bahasan didefinisikan dengan jelas dan tegas, tidak menimbulkan pemahaman atau
terjemahan yang berbeda.
5. Pertanyaan dan pilihan jawaban adalah penjelasan yang diperlukan sebagaimana adanya
6. Hal-hal tidak boleh bergantung pada jawaban atas soal sebelumnya sehingga siswa yang
tidak dapat menjawab soal utama secara akurat meski tidak akan dapat menjawab alamat lain
secara akurat.
E. Pilihan Ganda-Analisis Hubungan Antara Hal
Analisis hubungan antara hal merupakan bentuk soal untuk melihat kemampuan peserta
didik dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dengan alasan dalam hal ini
sebab-akibat. Analisis Hubungan Antar Hal memiliki petunjuk untuk disimak sebelum
menjawab jawaban yang benar. Analisis Hubungan Antar Hal memiliki petunjuk, yaitu:
Petunjuknya:
- Apabila pernyataan pertama benar, pernyataan kedua benar, dan keduanya
mempunyai hubungan sebab-akibat.
- Apabila pernyataan pertama benar, pernyataan kedua benar, tetapi keduanya tidak
memiliki hubungan sebab-akibat.
- Apabila salah satunya salah.
- Apabila keduanya salah.
Contoh soalnya:
Hutan bakau dapat melindungi pantai dari erosi dan abrasi SEBAB Bakau dapat menahan
gelombang air laut dan menahan tanah tidak masuk ke laut.
Penjelasan :
Pernyataan 1 benar. Bakau tumbuhnya di pesisir pantai. Bakau menahan gelombang air
laut dan menahan tanah tidak masuk ke laut.
Pernyataan 2 benar. Air tawar dan juga air laut mengandung oksigen. Ikan akan
menggunakan insangnya untuk mengumpulkan air dan oksigen yang sangat berguna bagi
tubuh mereka. Maka dari itu ikan tidak bisa bertahan hidup di darat karena organ mereka
diciptakan untuk mengambil oksigen dari air, bukan udara.
Jadi, jawabannya adalah A.
Kelebihan tes ini yaitu:
● Butir soal tes dapat digunakan untuk mengukur segala level tujuan pembelajaran,
mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks.
● Karena ciri dari butir soal pilihan ganda hanya menuntut waktu mengerjakan soal
minimal, maka setiap tes yang menggunakan butir soal pilihan ganda sebagai alat
ukur harus menggunakan jumlah butir soal yang relatif banyak.
● Penilaian hasil tes dapat dilakukan secara objektif.
● Tipe butir soalnya dapat disusun sedemikian rupa sehingga menuntut kemampuan
peserta tes untuk membedakan berbagai tingkatan kebenaran sekaligus.
Kekurangan tes ini yaitu:
● Relatif lebih sulit dalam penyusunan butir soal.
● Ada kemungkinan bahwa guru akan menyusun butir soal tipe ini dengan hanya
menguji atau mengukur aspek ingatan, atau aspek yang paling rendah dalam ranah
kognitif.
F. Pilihan Ganda Kompleks
Pilihan ganda merupakan salah satu bentuk tes objektif dan sangat sering digunakan dalam
metode penilaian. Pilihan ganda merupakan jenis soal yang terdiri dari dua bagian utama.
Bagian itu adalah pertanyaan utama atau badan pertanyaan dan pilihan jawaban.
Pada prinsipnya, ada banyak jenis soal pilihan ganda, dan salah satunya adalah pilihan
ganda kompleks. Pilihan ganda kompleks adalah jenis pertanyaan mendalam, menjawabnya
memungkinkan pertanyaan atau satu pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban yang
benar dari opsi yang diberikan atau pilihan A atau B atau C atau D atau E.
Peserta ujian dapat memilih lebih dari satu jawaban yang telah disediakan dalam soal.
Jawaban hanya dianggap benar jika sama persis dengan kuncinya. Misalnya kunci jawaban
adalah B dan C. Jika peserta ujian menjawab A dan B atau C dan D atau A dan D, maka
jawaban tersebut dianggap salah. Jawaban akan dianggap benar jika jawaban yang benar
adalah B dan C.
Pengertian pilihan ganda kompleks terekam dalam buku Cara Membuat Soal AKM SD
dan SMP yang disusun oleh Ridwan Abdullah Sani (2021). Dikutip dari buku tersebut,
pilihan ganda kompleks adalah soal dengan beberapa pilihan jawaban. Siswa harus
memberikan pernyataan yang sesuai pada kolom Ya/Tidak atau Benar/Salah. Pilihan ganda
kompleks adalah salah satu jenis pilihan ganda yang dalam menjawabnya memungkinkan
suatu soal atau pertanyaan memiliki lebih dari satu jawaban yang benar.
Berikut adalah contoh soal pilihan ganda yang kompleks:
1. Apa saja organ reproduksi wanita
A. serviks
B. hipotalamus
C. tuba fallopi
D. Ligamen bulat
Jawaban: A dan C
2. Dampak yang dapat ditimbulkan dari meluasnya penyebaran virus Ebola pada masyarakat
dunia adalah...
A. Membatasi ruang gerak dan interaksi masyarakat global
B. Menyebabkan rasa takut melakukan perjalanan jauh
C. Menurunnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi sayur dan buah
D. Menurunnya kesadaran menjaga kebersihan lingkungan
Jawaban: A dan B
Kelebihan soal pilihan ganda kompleks adalah sebagai berikut:
1. Koreksi mudah
2. Waktu koreksi lebih cepat
3. Mencakup materi yang lebih luas
4. Mudah dianalisis
5. Dapat menjangkau lebih banyak materi/kompetensi yang akan diukur
6. Lebih efisien dalam menilai
7. Dapat mencakup bahan yang lebih luas / dapat mencakup hampir semua SK, KD
8. Mudah menganalisis item masalah dengan perangkat lunak tertentu
9. Jawaban yang benar hanya satu
10. Siswa lebih mudah mengerjakan
11. Pemecahan masalah lebih sederhana
12. Mudah dilakukan secara online
13. Pertanyaan dapat disusun dengan berbagai cara berdasarkan indikator yang sama
14. Bisa dijawab dalam waktu singkat
Berikut kelemahan dari soal pilihan ganda kompleks
1. Membuat soal membutuhkan waktu yang lama
2. Sulit untuk dibodohi
3. Lebih subyektif (siswa menjawab tebak-tebakan)
4. Tidak dapat mengetahui proses/langkah-langkah siswa dalam menyelesaikan masalah
5. Memungkinkan spekulasi jawaban
6. Memungkinkan kebocoran yang mudah
7. Rawan bocor jika hanya membuat 1 set soal untuk kelas paralel
8. Kesulitan menulis/membuat soal untuk analisis dan sintesa
9. Memerlukan biaya yang tidak sedikit karena membutuhkan duplikasi kertas yang lebih
banyak
10. Hasil skor tinggi belum tentu dari kemampuan sebenarnya (jawaban benar karena
kebetulan)
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi
Aksara.
Astuti, Kadek Ayu. (2017). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hamid, A. (2019). Penyusunan Tes Tertulis. Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia.
Irianti, A. P. (2020). Penerapan Supervisi Klinis dalam Meningkatkan Kemampuan Guru
Mengembangkan Instrumen Tes Pilihan Ganda dan Jawab SIngkat di SD Negeri
Margasari 01 Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal Semester II Tahun Pelajaran
2019/2020. Dialektika Jurnal Pendidikan, 4(2), 36-45.
Lusiyanti, L. 2019. “Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Pada Soal Ulangan Semester Ganjil
Mata Pelajaran Kimia Kelas X Di Sma Patra Mandiri 2.” 10(2): 11–19.
Maemonah, M. (2022). ANALISIS INSTRUMENT TES MULTIPLE CHOICE SEBAGAI
ALAT EVALUASI MATA PELAJARAN SKI KELAS IX DI MTS
PRINGGABAYA. Primary Education Journals (Jurnal Ke-SD-An), 2(2), 91-101.
Maulidia, F., & Pahlevi, T. (2020). Pengembangan Instrumen Penilaian Tes Soal Pilihan
Ganda Berbasis HOTS Pada Mata Pelajaran Administrasi Umum Jurusan OTKP
SMK Negeri 1 Lamongan. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP),
8(1), 136-145.
Mustari, M. (2016). Pengembangan instrumen ranah kognitif pada pokok bahasan fluida
statis SMA/MA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(1), 121–130.
Putri, H., Susiani, D., Wandani, N. S., & Putri, F. A. (2022). Instrumen Penilaian Hasil
Pembelajaran Kognitif pada Tes Uraian dan Tes Objektif. Jurnal Papeda: Jurnal
Publikasi Pendidikan Dasar, 4(2), 139-148.
Rosyidi, D. (2020). Teknik dan Instrumen Asesmen Ranah Kognitif. Tasyri` : Jurnal
Tarbiyah-Syari`ah-Islamiyah, 27(1), 1–13.
Sakahuni, S., & Ramadhanti, A. (2021). Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Tes
Pilihan Ganda ditinjau dari Kemampuan Berfikir Kritis Siswa. Integrated Science
Education Journal, 2(3), 89-93.
Sani, R.A. (2021). Cara Membuat Soal AKM Untuk SD dan SMP. Bandung: Media Sains
Indonesia
Utami, D. A. P., & Wardani, N. S. (2020). Pengembangan Instrumen Penilaian Kognitif
dalam Pembelajaran Tematik Kelas 5 SD. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 20(2), 1-18.
Wartoni, W., & Benyamin, P. I. (2020). Strategi Pengembangan Tes Objektif (Pilihan Ganda).
Diegesis: Jurnal Teologi, 5(1).
Widoyoko, E. P. (2016). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Widayanti, W, B Bistari (2021). “Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Penilaian Tengah Semester Pada
Pembelajaran Tematik Kelas V Sekolah Dasar Negeri 39 Pontianak Kota.” Jurnal DIDIKA
7(2): 279–96.
Zahiroh, Ulfah, and Pangoloan Soleman Ritonga. 2021. “Analisis Kualitas Butir Soal Pilihan Ganda
Mata Pelajaran Kimia Pada Ujian Akhir Semester (Uas) Kelas Xi Man 2 Kepulauan
Meranti.” Jedchem (Journal Education and Chemistry) 3(1): 11–20.

Anda mungkin juga menyukai