Anda di halaman 1dari 7

Rancangan Penilaian Kompetensi Pengetahuan Tes Jawaban Singkat

Pengertian Tes Jawaban Singkat

Tes jawaban singkat adalah bentuk tes yang berupa kalimat pertanyaan yang harus dijawab dengan
jawaban singkat atau kalimat perintah yang harus dikerjakan atau berupa kalimat pernyataan yang
belum selesai sehingga test harus mengisikan kata untuk melengkapi kalimat tersebut.

Karakteristik

Soal tes jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban singkat
berupa kata, prase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, atau kalimat yang sudah pasti.

Bentuk test ini tepat digunakan untuk mengetahui tingkat ingatan/ hafalan dan pemahaman peserta
didik. Test ini juga dapat memuat jumlah materi yang banyak, namun tingkat berpikir yang diukur
cenderung rendah.

Kemampuan yang diukur

Bentuk soal jawaban singkat sangat tepat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta tes yang
sangat sederhana. Kemampuan yang dikur dengan jawaban singkat adalah kemampuan menyebutkan
istilah, kemampuan menyebutkan fakta, kemampuan menyebutkan prinsip, kemampuan menyebutkan
metode atau prosedur, kemampuan menginterpretasi data sederhana, kemampuan memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan anakadan kemampuan melengkapi persamaan.

Cara penskoran

Penskoran dalam soal jawaban singkat dapat dilakukan setelah soal tersebut digunakan. Penskoran soal
jawaban singkat sangat mudah dilakukan, skor 1 (satu) diberikan apabila jawaban benar, dan skor 0
diberikan apabila jawaban salah.

Keunggulan dan kelemahan Tes Jawaban Singkat

Keunggulan

1. Soal jawaban singkat adalah salah satu bentuk soal yang mudah dibuat, khususnya karena
berkaitan dengan hasil pembelajaran yang sangat sederhana, yaitu umumnya kemampuan yang
biasa diukur.
2. Soal jawaban singkat adalah siswa harus memberikan jawaban secara tertulis, hal ini
menguntungkan karena bentuk soal jawaban singkat mengurangi kemungkinan adanya siswa
yang menebak jawaban soal.

Kelemahan

1. Sukar untuk mengukur hasil belajar yang kompleks.


2. Sukar dalam hal penskoran, apabila penulis soal tidak menyajikan kunci jawaban yang tepat.
3. Adanya kemungkinan kesalahan penulisan jawaban.
Kaidah penulisan

Beberapa saran berikut dapat membantu dalam mengembangkan tes jawaban singkat sehingga dapat
menyajikan soal yang terjamin kesahihannya, diantaranya :

1. Rumusan butir soal harus sesuai dengan kemampuan (kompetensi dasar dan indikator).

2. Rumusan butir soal harus menggunakan bahasa yang baik, kalimat singkat, dan jelas sehingga mudah
dipahami.

3. Jawaban yang benar hanya satu dan diharapkan berupa kata, frase, angka, simbol, tahun, tempat dan
sejenisnya harus singkat dan pasti.

4. rumusan butir soal tidak merupakan kalimat yang dikutip langsung dari suatu buku.

5. Hindari rumusan butir soal yang mengandung petunjuk pada kunci jawaban.

6. Apabila rumusan butir soal dalam bentuk kalimat yang belum lengkap, bagian yang dikosongkan
untuk diisi oleh peserta tes maksimum dua untuk satu kalimat soal.

7. Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir atau dekat akhir kalimat
daripada awal kalimat.

Contoh soal tes jawaban singkat

Dari segi rumusan kalimatnya, soal jawaban singkat dapat berupa kalimat perintah, kalimat tanya, dan
kalimat yang tidak lengkap.

a. Soal jawaban singkat dengan kalimat perintah, misalnya:


1. Tuliskan ibu kota propinsi Sulawesi Tenggara!
2. Sebutkan alat indera untuk melihat!
3. Sebutkan warna bunga mawar!

b. Soal jawaban singkat dengan kalimat tanya misalnya:

1. Apa nama ibukota Negara Indonesia?


2. dengan cara apa korupsi diberantas?
3. Dimanakah terjadinya gempa sunami?

c. Soal jawaban singkat dengan kalimat yang tidak lengkap misalnya:

1. Alat ini dinamakan…..


2. peta disamping menunjukkan Negara …..
3. gambar ini menunjukkan permainan……..

Rancangan Penilaian Kompetensi Pengetahuan Tes Uraian


Pengertian Tes Uraian

Tes uraian merupakan alat evaluasi hasil belajar yang paling tua. Tes uraian disebut pula dengan tes esai
(essay test) atau tes subjektif. Dikatakan tes subjektif terutama terkait dengan proses pemeriksaan dan
pemberian skor dari tester (evaluator) yang relatif lebih bersifat subjektif jika dibandingkan dengan pada
tes objektif.

Tes uraian adalah jenis tes yang meminta peserta tes untuk memberikan jawaban dalam bentuk narasi
atau uraian, bukan dalam bentuk pilihan ganda atau jawaban singkat. Tes ini biasanya digunakan untuk
mengukur pemahaman, pengetahuan, kemampuan berpikir analitis, dan kemampuan komunikasi
tertulis peserta tes.

Karakteristik

Pertama, tes uraian adalah tes yang berupa pertanyaan atau perintah yang jawabannya menuntut teste
mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan gagasan
tersebut dalam bentuk tulisan.

Kedua, jumlah butir soalnya umumnya terbatas, yaitu berkisar 4 sampai dengan 10 butir.

Ketiga, pada umumnya butir-butir soal tes diawali dengan kata-kata : jelaskan, terangkan, uraikan,
mengapa, bagaimana, dan kata kata lain yang menuntut tes memberikan uraian jawaban secara lebih
luas.

Tes uraian digunakan secara luas untuk berbagai macam keperluan antara lain digunakan sebagai
ulangan harian, ulangan umum, ataupun ulangan kenaikan kelas.

Keempat, tes uraian digunakan jika guru ingin mengukur kemampuan menulis.

Tes bentuk uraian ini ada dua macam yaitu: 1) tes uraian terbatas atau uraian terstruktur; 2) tes uraian
bebas. Tes uraian terbatas, disebut pula dengan tes uraian terstruktur atau tes uraian objektif adalah tes
uraian yang sifat jawabannya dibatasi (sudah terarah) baik ditinjau dari segi materi maupun jawabannya.
Penskoran pada tes uraian terbatas cenderung lebih konsisten dan objektif.

Kemampuan yang diukur

Dalam tes uraian, beberapa kemampuan yang umumnya diukur meliputi :

1. Kemampuan Berpikir Analitis : Tes uraian sering kali memerlukan peserta tes untuk menganalisis
informasi, membuat hubungan antara konsep, dan menyimpulkan informasi yang relevan.
2. Kemampuan Komunikasi Tertulis : Peserta tes harus mampu menyampaikan pemikiran dan ide
secara jelas dan efektif dalam bentuk tulisan.
3. Pemahaman Materi : Tes uraian menguji sejauh mana peserta tes memahami materi yang
diajarkan atau topik yang diuji.
4. Kemampuan Menganalisis Masalah : Peserta tes dapat diminta untuk menganalisis dan
menyelesaikan masalah yang kompleks dalam bentuk uraian.
5. Kreativitas dan Kemampuan Berpikir Kritis : Dalam beberapa kasus, tes uraian juga dapat
mengukur kemampuan peserta tes untuk berpikir kreatif dan kritis dalam merespon pertanyaan
atau situasi yang diberikan.
6. Kemampuan Menyusun Argumen : Peserta tes mungkin diminta untuk menyusun argumen atau
pendapat yang didukung oleh bukti atau logika yang kuat.

Cara penskoran

Ada dua metode yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian tes berbentuk soal uraian.

Pertama, metode analisis (analytical method). Metode analisis adalah suatu cara penilaian dengan
menyiapkan sebuah model jawaban, di mana jawaban tersebut dianalisis menjadi beberapa tahap atau
elemen terpisah dan ditetapkan skor tertentu untuk setiap elemen. Setelah tersusun, jawaban dari
masing-masing soal dibandingkan dengan model jawaban tersebut dan diberikan skor sesuai dengan
tingkat kebenarannya.

Kedua, metode sortir (sorting method). Metode ini digunakan untuk memberikan skor terhadap
jawaban-jawaban yang tidak dibagi menjadi beberapa elemen sebagaimana metode analisis. Jawaban
dari masing-masing soal dibaca secara keseluruhan. Setelah itu, hasil jawaban diklasifikasikan menjadi
beberapa kategori, meliputi baik sekali, baik, cukup, sedang, kurang, atau kurang sekali.

Penilaian untuk soal yang berbentuk uraian juga harus mempertimbangakan beberapa hal seperti
penentuan bobot skor, pemeriksaan jawaban tidak melihat identitas siswa untuk meminimalisir unsur
subjektivitas, dan melakukan pemeriksaan jawaban dengan detail.

Keunggulan dan kelemahan

Kelebihan

Sarimanah menjelaskan bahwa tes uraian memiliki beberapa kelebihan, jika dibandingkan dengan tes
objektif antara lain :

1. Tes uraian dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks. Hasil belajar yang
kompleks artinya hasil belajar yang tidak sederhana. Hasil belajar yang kompleks tidak hanya
membedakan yang benar dan yang salah tetapi juga dapat mengekspresikan pemikiran peserta
tes serta pemilihan kata dapat memberi arti yang spesifik pada suatu pemahaman tertentu.
Apabila yang diukur adalah kemampuan hasil belajar yang sederhana yaitu memilih sesuatu
yang lebih benar atau yang lebih tepat, maka sebaiknya menggunakan tes objektif.
2. Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran kemampuan mengintegrasikan
berbagi buah pikiran dan sumber informasi ke dalam suatu pola berpikir tertentu, yang disertai
dengan keterampilan pemecahan masalah. Integrasi buah pikiran itu membutuhkan dukungan
kemampuan untuk mengekspresikannya.
3. Tanpa dukungan kemampuan mengekspresikan buah pikiran secara teratur dan taat asas, maka
kemampuan tidak terlihat secara utuh. Bahkan kemampuan itu secara sederhana sudah akan
dapat kelihatan dengan jelas dalam pemilihan kata, penyusunan kalimat, penggunaan tanda
baca, penyusunan paragraf dan susunan rangkaian paragraf dalam suatu keutuhan pikiran.
4. Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk melahirkan kepribadiannya
dan watak sendiri, sesuai dengan sifat tes uraian yang menuntut kemampuan siswa untuk
mengekspresikan jawaban dalam kata-kata sendiri. Untuk dapat mengekspresikan pemahaman
dan penguasaan bahan dalam jawaban tes maka bentuk tes uraian menuntut penguasaan bahan
secara utuh. Penguasaan bahan yang tanggung atau parsial dapat dideteksi dengan mudah
karena itu untuk menjawab tes uraian dengan baik peserta tes akan berusaha menguasai bahan
yang diperkirakannya akan diujikan dalam tes secara tuntas. Seorang peserta tes yang
mengerjakan tes uraian dengan penguasaan bahan parsial akan tidak mampu menjawab soal
dengan benar atau akan berusaha dengan cara membual.
5. Kelebihan lain tes uraian ialah memudahkan guru untuk menyusun butir soal. Kemudahan ini
terutama disebabkan oleh dua hal. Pertama jumlah butir soal tidak perlu banyak dan kedua guru
tidak selalu harus memasok jawaban atau kemungkinan jawaban yang benar sehingga akan
sangat menghemat waktu konstruksi soal. Tetapi hal ini tidak berarti butir soal uraian dapat
dikonstruksikan secara asal-asalan. Kaidah penyusunan tes uraian tidaklah lebih sederhana dari
kaidah penyusunan tes objektif.
6. Tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis. Hal ini merupakan kebaikan sekaligus
kelemahannya. Dalam artian yang positif tes uraian akan sangat mendorong siswa dan guru
untuk belajar dan mengajar serta menyatakan pikiran secara tertulis. Dengan demikian
diharapkan kemampuan para peserta didik dalam menyatakan pikiran secara tertulis akan
meningkat. Tetapi dilihat dari segi lain penekanan yang berlebihan terhadap penggunaan tes
uraian yang sangat menekankan kepada kemampuan menyatakan pikiran dalam bentuk tulisan
yang dapat menjadikan teh sebagai alat ukur yang tidak adil dan tidak reliabel, bagi siswa yang
tidak mempunyai kemampuan menulis akan menjadi beban.

Kelemahan

1. Reliabilitasnya rendah artinya skor yang di&apai oleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang
sama atau tes yang paralel yang diuji ulang beberapa kali. 0da tiga hal yang menyebabkan tes
uraian realibilitasnya rendah yaitu pertama keterbatasan sampelbahan yang ter&akup dalam
soal tes. Kedua, batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh peserta tes sangat longgar,
walaupun telah diusahakan untuk menentukan batasan-batasan yang cukup ketat. Ketiga,
subjektifitas penskoran yang dilakukan oleh pemeriksa tes.
2. Untuk menyelesaikan tes uraian guru dan siswa membutuhkan waktu yang relatif banyak.
3. Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai bualan-bualan.
4. Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling membedakan prestasi
belajar siswa.
5. Sering terjadi hallo effect, carry over effect, dan order effect.

Kaidah penulisan
1. Soal harus sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang terdapat pada kurikulum.
Artinya, soal uraian harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan
tuntutan kompetensi dasar dan indikator.
2. Ruang lingkup berupa batasan pertanyaan dan jawaban harus jelas dan tegas.
3. Rumusan pertanyaan atau pernyataan harus menggunakan kata-kata tanya atau kata pentih
yang menuntut jawaban terurai seperti : bandingkan, berikan alasan, jelaskan mengapa, uraikan,
tafsirkan, dan semacamnya yang menghendaki jawaban terurai.
4. Isi materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang dan jenis sekolah dan tingkat sekolah.
5. Rumusan pertanyaan jangan menggunakan kata yang tidak menuntut peserta didik untuk
menguraikan seperti : siapa, kapan, dimana, apakah, dan bila.
6. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal uraian selesai ditulis. Pedoman penskoran
harus dibuat dengan cara menguraikan kriteria penskoran atau komponen yang akan dinilai
seperti rentang skor dan besarnya skor untuk setiap kriteria.
7. Sesaat setelah butir-butir soal disusun, hendaknya segera dirumuskan kunci jawabannya.
8. Rumusan butir soal harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan bahasa yang
sederhana serta komunikatif sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Penulisan soal jangan
menggunakan istilah atau kalimat yang bertele-tele dan tidak terfokus pada inti permasalahan
sehingga sukar dipahami oleh peserta didik.

Contoh soal test uraian

a. Uraian terbatas
1. Jelaskan bagaimana masuknya Islam di Indonesia dilihat dari segiekonomi dan politik.
2. Sebutkan lima rukum Islam!
b. Uraian bebas
1. Jelaskan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia!
2. Bagaimana peranan pendidikan Islam dalam memecahkan masalah- masalah pokok
pendidikan di Indonesia?.

DAFUS

Rosyidi, D. (2020). Teknik dan instrumen asesmen ranah kognitif. Tasyri': Jurnal Tarbiyah-Syari'ah
Islamiyah, 27(1), 1-13.

Blog pendidikan amir kamboja. Membuat soal jawaban singkat. Diakses pada 21 Maret 2024
https://amierkamboja88.wordpress.com/2010/04/21/membuat-soal-jawaban-singkat/

Kristina. (2021, 09 Agustus). Mengenal Soal Essay, ciri-ciri, bentuk dan contohnya. DetikEdu. Diakses
pada 22 Maret 2024 https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5676050/mengenal-soal-essay-ciri-ciri-
bentuk-dan-contohnya
Apriyani, Y. (2016, 27 Desember). Test Uraian. Scribd. Diakses pada 22 Maret 2024
https://id.scribd.com/document/335134665/Test-Uraian

Putri, H,. dkk. (2022, 02 Juli). Instrumen penilaian hasil pembelajaran kognitif pada tes uraian dan tes
objektif. Jurnal Papeda, 4(2), 142-144.

Anda mungkin juga menyukai