Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Untuk dapat melihat bagaimana hasil dari pencapaian/ prestasi siswa setelah
menempuh suatu pengajaran diperlukan adanya suatu alat atau instrumen yang bisa menjadi
alat untuk mengetahui pencapaiannya. Pada umumnya guru atau pengajar dapat memperoleh
hasilnya melalui nilai yang diperoleh siswa saat pengetesan, baik itu melalui tes dengan jenis
soal pilihan ganda (PG) atau essay. Pada saat sekarang ini lebih banyak ditemui tes dengan
menggunakan PG sebagai alat pengetesannya karena faktor kemudahan dalam penilaian.
Padahal terkadang hasil dari tes PG ini kurang mewakili dari semua aspek yang diharapkan
dapat dicapai dalam tujuan pembelajaran. Dalam hal ini tes essay lebih memiliki potensi yang
besar bila digunakan sebagai alat pengujian karena beberapa hal yang akan dibahas pada
makalah ini.
Pada kenyataannya di lapangan terdapat masih banyak guru (terutama guru IPA)
yang melaksanakan tes essay secara asal-asalan, tidak direncanakan dengan baik serta tidak
mengacu pada tujuan dan target pembelajaran.
Tes essay merupakan salah satu penilaian yang dapat digunakan untuk menilai hasil
belajar siswa dengan cara membangun sendiri jawaban dan tanggapan atas masalah atau
pertanyaan yang diberikan tanpa ada pilihan jawaban. Asesmen esai dapat menilai
penguasaan siswa dalam pengetahuan, baik menghafal, penggunaan bahan referensi, ataupun
dalam pemecahan masalah. Pada soal esai, siswa diberi kebebasan dalam menyampaikan
tanggapannya atas pertanyaan yang tentu saja sesuai dengan apa yang ditanyakan. Soal esai
yang baik yaitu yang dapat menantang siswa untuk mengatur, menganalisis,
mengintegrasikan, dan mensintesis informasi. Kebaikannya, soal essay menimbulkan proses
kognitif kreatif dari siswa dan keburukannya, soal esai dapat menyajikan tugas yang ambigu
ke siswa, dan bahkan siswa tidak dapat menjawabnya.
Tes essay adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban
atau pengerjaan soalnya harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes
secara naratif. Asesmen dalam bentuk essay memiliki potensi paling besar diantara empat
bentuk asesmen. Essay membuat kita dapat mendapatkan hasil yang sangat berharga, tetapi
hasilnya cukup rumit. Adapun kekuatan utama dari asesmen essay ini adalah:
1. Asesmen essay dapat menggambarkan prestasi siswa yang rumit dan kompleks.
2. Format essay memungkinkan penilaian yang rendah biaya, hemat waktu dan hemat
energi

1
3. Asesmen essay dapat diindikasikan ke dalam proses belajar mengajar dengan cara yang
produktif

Bagaimanapun, asesmen essay ini memiliki beberapa resiko tersendiri, antara lain:
1. Kurang jelasnya jenis hasil (outcome) yang dapat dipelajari dan diases.
2. Gagal dalam menghubungkan antara format essay dengan jenis-jenis target pencapaian
yang sesuai.
3. Kurang dapat mewakili domain target dari sampel.
4. Kurang dapat mengontrol sumber-sumber kesalahan terhadap asesmen yang subjektif.

2
BAB II
ISI

A. PENJAMINAN KUALITAS DARI TES ESSAY


1. Subjektifitas dalam Tes Essay
Subyektivitas dalam pengujian berbentuk essay antara lain disebabkan karena
pertimbangan profesional yang memberi peranan besar tidak hanya dalam proses pembuatan
soal tetapi juga dalam prosedur pemberian skor. Dalam hal ini, banyak sekali kemungkinan
yang dapat menyebabkan bias dalam pengujian sehingga skor yang diperoleh tidak
menggambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya. Hal ini berarti bahwa, pengguna
pengujian essay harus dua kali lebih hati-hati terhadap masalah yang akan dihadapi.
Penilaian yang subjektif dalam pengujian essay dengan cara yang sistematis dapat
menjadikan pengujian essay sebagai suatu alat yang serbaguna.
Pengujian dalam bentuk essay, yang mendasarkan pada penilaian (judgement) yang
profesional untuk mengevaluasi hasil belajar siswa, dapat memberikan hasil yang berkualitas
yang menunjukkan kepada pembelajaran yang efektif dan perolehan yang tinggi hanya jika
dikembangkan dengan hati-hati berdasarkan pada peraturan yang menggunakan prosedur
yang seharusnya. Dengan penyusunan soal yang baik serta pemilihan kriteria pemilihan skor
yang tepat, maka kemampuan siswa akan terukur dengan baik.
Dalam pengujian essay ini terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara
lain:
a. Menetapkan dasar dari target perolehan.
b. Pemilihan komponen-komponen yang dapat memandu kepada pencapaian target
c. Menyiapkan soal berbentuk essay
d. Menyusun kriteria skor
e. Melaksanakan proses penskoran
Apabila guru tidak benar-benar mengenal jenis pengujian yang digunakan dan/atau
tidak mengenal target perolehan yang ingin didapat, maka guru tersebut akan mengalami
resiko salah dalam mengukur dan tentunya siswa akan merasakan akibatnya, seperti frustasi,
miskonsepsi, dan mengurangi semangat belajar siswa.
2. Pencocokan Metode terhadap Tujuan
Tes essay mempunyai kontribusi besar sebagai kunci mengakses dimensi pembelajaran
siswa dalam kelima kategori dari hasil yang diharapkan tercapai yaitu; pengetahuan,
pemberian alasan, keahlian, produk dan sikap/ nilai.

3
i. Pengujian Pengetahuan (assessing knowledge)
Banyak ahli yang tidak menyarankan penggunaan essay untuk menguji penguasaan
materi pada siswa, jika targetnya adalah konten (materi) yang harus diingat atau yang bersifat
hafalan. Menggunakan bentuk asesmen respon terbatas merupakan pilihan yang lebih efisien
untuk mengases hal seperti itu. Sedangkan soal berbentuk essay jauh lebih efektif apabila
digunakan dalam mengungkap aspek pengetahuan yang lebih tinggi.
Bentuk tes respon terbatas lebih efisien daripada essay untuk mengases pengetahuan,
dalam hal ini terdapat dua alasan. Pertama, kita dapat bertanya dengan pertanyaan pilihan
berganda yang lebih banyak untuk setiap unit waktu tes daripada menggunakan pertanyaan
essay, karena waktu untuk menjawab pertanyaan pilihan berganda lebih sedikit. Kita dapat
menyediakan sampel yang lebih luas jika menggunakan bentuk tes respon terbatas
dibandingkan dengan tes bentuk essay. Alasan kedua yaitu menilai jawaban dari bentuk
respon terbatas lebih cepat dibandingkan dengan essay.
Jika kita ingin mengases pengetahuan yang lebih rumit dan membutuhkan suatu
referensi, kita dapat menggunakan metode tes open-book. Dengan pengujian essay, kita
mencari gambaran dari pengetahuan kognitif yang dimiliki siswa. Kelemahan utama dari
bentuk respon terbatas adalah bahwa tes respon terbatas membuat pengetahuan siswa menjadi
terbagi-bagi, pengetahuan dikuasai tetapi tidak terintegrasi sebagai satu kesatuan. Pengujian
essay dapat mengatasi masalah tersebut dengan efektif. Jadi, pengujian essay tepat digunakan
apabila guru ingin menggetahui penguasaan pengetahuan pada siswa jika materi yang
diteskan saling berhubungan satu sama lain.
Contoh yang dapat diberikan untuk pertanyaan essay yang mengases pengetahuan: Jelaskan
apa yang dimaksud dengan larutan penyangga.

ii. Pengujian dalam memberikan Alasan (assessing reasoning)


Para ahli setuju bahwa kekuatan pengujian esay adalah dapat mengases alasan. Pada
saat tes, kita dapat menghadirkan masalah yang rumit yang meminta siswa untuk
menggunakan materi pengetahuan yang mereka punya sekaligus keterampilan siswa
membuat alasan untuk sebuah pemecahan masalah.
Kita dapat meminta siswa untuk menganalisis, membandingkan, menarik kesimpulan,
dan/atau berfikir secara kritis terhadap suatu materi. Lebih jauh lagi kita dapat menghadirkan
masalah yang memerlukan gabungan materi dari subjek yang berbeda, atau memerlukan
aplikasi dari berbagai bentuk alasan. Perlu diingat bahwa kunci dari kesuksesan mengases

4
cara berfikir siswa menggunakan bentuk essay ini memiliki kunci yang sama seperti pada
bentuk asesmen respon terbatas, yaitu:
1. penguji harus memiliki pandangan yang sangat baik mengenai berfikir, beralasan,
dan/atau dalam pemecahan masalah.
2. Penguji harus mengetahui bagaimana caranya menterjemahkan pandangan
tersebut ke dalam bentuk kriteria penilaian yang jelas dan fokus terhadap apa yang
harus dinilai.
3. Penguji yang memberikan tes, harus menghadirkan masalah yang baru bagi siswa
pada saat pengujian berlangsung (masalah yang belum dihapal oleh siswa).
Contoh yang dapat diberikan untuk pertanyaan essay yang mengases keterampilan
memberikan alasan:
Jelaskan mengapa penggunaan zat radioaktif dalam diagnosis penyakit dan terapi
dapat membahayakan aktivitas gen.

iii. Pengujian Keahlian (assessing skill)


Jika target pencapaian yang diinginkan dimana siswa menjadi pandai dalam
mendemonstrasikan suatu keahlian khusus/ Spesifik, dimana kemudian hanya ada satu jalan
untuk menguji kecakapannya yaitu: hasil pengamatan dari penampilan langsungnya, sebagai
contoh, katakan kita ingin mengetahui apakah siswa memiliki perilaku yang kompleks,
seperti berpartisipasi aktif dalam kerjasama grup, berkomunikasi secara oral dalam bahasa
kedua, pengujian yang diperlukan yaitu siswa diberi kesempatan untuk
mendemonstrasikannya secara langsung.
Tidak ada cara untuk menggunakan format tes essay untuk menguji hal-hal tersebut.
Suatu latihan tes essay tidak akan autentik lagi, dan tidak dapat menggambarkan kinerja yang
nyata secara akurat.
Bagaimanapun juga, ada keahlian penting yang berkaitan dengan hasil yang dapat
diterapkan dengan format essay. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan essay untuk
menguji penguasaan dari beberapa pengetahuan yang rumit dan mungkin untuk menguji
ketrampilan pemecahan masalah yang merupakan prasyarat bagi ketrampilan dalam
menjawabnya.
Contohnya, jika siswa tidak mampu menjawab apa saja fungsi dari alat laboratorium
yang digunakan dalam lab sains yang digunakan untuk sebuah percobaan, maka tidak
mungkin siswa tersebut dapat dengan berhasil melakukan pekerjaan lab/eksperimen tersebut.

5
Pertanyaan essay dapat digunakan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi
prasyarat atau belum.
Namun demikian, kita dapat menggunakan format essay untuk menguji pencapaian
siswa dalam membentuk kompetensinya. Hasil dari pengujian tersebut dapat menguraikan
terhadap perencanaan guru kedepannya dalam tujuan pembelajaran dan dalam membantu
siswa untuk memperoleh hasil yang sangat memuaskan.
Contoh yang dapat diberikan untuk pertanyaan essay yang mengases keterampilan: Jelaskan
bagaimana membuat larutan NaOH standar dengan konsentrasi 1M untuk penggunaan
titrasi asam basa.

iv. Pengujian Produk (assessing product)


Juga dalam kasus ini, jika target yang diinginkan yaitu siswa mampu untuk membuat
suatu jenis produk yang merefleksikan sifat tertentu, satu-satunya jalan pengujian yang
mempunyai nilai tinggi/ akurat dalam menilai hasilnya adalah menyuruh siswa langsung
membuat produknya sehingga dapat dinilai berdasarkan standar penetapan kualitas.
Disini, peran essay adalah untuk mengetahui apakah siswa mengetahui dan mengerti
bagaimana proses pembuatan produk yang dihasilkan tersebut. Atau essay mungkin dapat
menyediakan wawasan terhadap kesadaran siswa terhadap kriteria atau atribut kunci dari
kualitas sebuah produk.
 Pengujian Tulisan sebagai Produk
Satu jenis produk yang sering kita minta kepada siswa adalah untuk membuat
sebuah tulisan. Produk tulisan tersebut dapat diases dalam tes bentuk essay,
laporan percobaan, tugas makalah, dan lain-lain. Bentuk-bentuk tersebut
merupakan bentuk lain dari tes bentuk essay untuk menilai pengetahuan yang
memiliki struktur lebih luas dan/atau cara berikir yang lebih rumit.
Ketika siswa mengerjakan sebuah tes essay, maka kriteria evaluasinya akan
fokus pada penguasaan siswa pada jenis pengetahuan dan/atau alasan yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan dengan baik. Tetapi jika menulis
merupakan sebuah media untuk menghasilkan sebuah produk karya ilmiah,
kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi hasil adalah bentuk dari hasil tulisan
tersebut, isi serta kemampuan memberikan alasan. Kemampuan siswa
berkomunikasi secara tertulis dapat dinilai dari carah merorganisir data, bahasa

6
yang digunakan, kata-kata yang digunakan, suara (apakah sifat dari penulis keluar
dalam tulisan), cara penyajian tabel, grafik, dan penjelasannya serta faktor-faktor
lain yang penting.
Lebih lanjut, laporan penelitian dan makalah berkala dapat dievaluasi dalam
format presentasi, menggunakan grafik dan tabel-tabel, dan penggunaan dan surat
panggilan dari referensi.
Contoh yang dapat diberikan untuk pertanyaan essay yang mengases tulisan sebagai produk:
Jelaskan kondisi yang dapat anda ajukan agar menghasilkan kromatogram yang baik pada
pemisahan gas alam.

v. Pengujian sikap/ nilai (assessing afect)


Hasil tulisan dari siswa dapat menyediakan jalan untuk mengungkapkan perasaan
siswa terhadap suatu pembelajaran. Ketika siswa ditanyakan pertanyaan yang spesifik
mengenai arah dan intensitas dari perasaan yang siswa alami terhadap sebuah proses dalam
pembelajaran, dalam sebuah lingkungan yang dapat dipercaya dimana kejujuran dapat
diterima, maka siswa dapat memberikan informasi kepada guru mengenai sikap, ketertarikan,
tingkat, dan nilai motivasi siswa. Kuesioner dengan pertanyaan terbuka dapat menghasilkan
tulisan siswa yang penuh dengan wawasan yang sangat penting mengenai iklim sikap dan
sosial dalam sebuah sekolah atau kelas.
Contoh yang dapat diberikan untuk pertanyaan essay yang mengases sikap:
Bagaimana pendapat anda tentang penggunaan produk yang mengandung CFC sekarang
ini.

B. PENGEMBANGAN TES ESSAY


Proses merancang dan mengembangkan sebuah esay asesmen meliputi tiga langkah,
yaitu:
1. Perencanaan Asesmen
2. Pengembangan Latihan Essay
3. Penilaian Essay (Pemberian skor essay)
Perencanaan tes untuk bentuk pengujian ini lebih menyerupai perencanaan respon
yang diinginkan, sementara pengembangan latihan lebih mudah, dan penilaian lebih
menantang.

7
Diperlukan adanya pertimbangan-pertimbangn terhadap faktor suasana kelas yang
diperlihatkan pada tabel berikut sebelum memutuskan apakah format essay sesuai terhadap
pencapaian yang akan diketahui. Perhatian terhadap faktor-faktor ini akan membantu dalam
memutuskan apakah format essay sesuai atau tidak.

 Kemampuan menulis siswa. Hal ini sangat penting karena jika kemampuan
menulis siswa sangat kurang, maka tidak mungkin dilakukan pengujian
berupa tes essay karena hasil dari pencapaian siswa akan sulit terdeteksi.
 Ketersediaan latihan essay berkualitas yang telah dikembangkan dengan
kriteria penilaiannya.
 Jumlah siswa yang akan dievaluasi. Semakin sedikit, waktu yang diperlukan
lebih sedikit untuk penilaian.
 Jumlah latihan yang diperlukan untuk menguji cobakan materi dan
lamanya waktu untuk penilaian.
 Ketersediaan waktu untuk memeriksa hasil tes dan mengevaluasinya.

1. Perencanaan Asesmen
Dalam pengujian jenis essay, hasil akan mencerminkan baik komponen pengetahuan
maupun jenis-jenis alasan yang akan digunakan oleh responden. Kita memiliki dua pilihan
untuk memulainya, yaitu dengan tabel spesifikasi tes atau dengan daftar tujuan pembelajaran.
Dengan menggunakan tabel spesifikasi, sel dalam tabel berisi skor dari hasil tes terhadap
suatu isi atau kombinasi alasan, bukan jumlah tes yang dilakukan oleh siswa. Berikut
merupakan contoh tabel spesifikasi tentang soal/tes bentuk essay dibandingkan dengan tes
respon terbatas, serta asesmen kinerja.

Tabel 1. Spesifikasi Untuk Tes Essay


Isi Recall Interference Evaluasi Total
Asesmen Respon Terbatas 10 10 10 30
Asesmen Essay 10 10 10 30
Asesmen Kinerja 0 20 40 40
Total 20 40 40 100

Berdasarkan tabel tersebut tampak jelas bahwa dalam perencanaan, asesmen kinerja
lebih mengalami penekanan dibandingkan dengan kedua asesmen lain. Asesmen kinerja
memerlukan inference (penarikan kesimpulan) dan evaluation (evaluasi). Jika kita

8
menggunakan soal dengan nilai masing-masing 10, maka diperlukan 10 soal yang dapat
merefleksikan prioritas-prioritas tersebut. Dalam hal ini nilai-nilai yang sama dapat diubah ke
dalam tujuan instruksional. Kita dapat memilih tabel spesifikasi atau daftar tujuan
pembelajaran yang akan kita pergunakan sebagai acuan, tidak perlu keduanya.
Tabel spesifikasi sering juga disebut sebagai kisi-kisi atau blue print. Bentuknya berupa
tabel yang memuat perincian materi, tingkah laku serta preposisi yang dikehendaki penilai.

Sampling prestasi Belajar Siswa dengan Essay


Soal-soal essay menunjukkan sampling pada dua elemen kunci yaitu produksi kembali
pengetahuan dan beberapa aktivitas kognitif yang dihasilkan dengan menggunakan
pengetahuan dan beberapa aktivitas kognitif yang dihasilkan dengan menggunakan
pengetahuan.
Pada dasarnya, unit pengetahuan yang digunakan dalam soal-soal essay ukurannya
lebih besar, serta lebih inklusif bila dibandingkan dengan pengetahuan sebagai bahan soal
berbentuk pilihan ganda. Meskipun demikuan, cakupan materi asesmen bentuk essay lebih
kecil bila dibandingkan dengan asesmen pilihan ganda.
Setiap tujuan instruksional membentuk kerangka sampling. Komponen-komponen
dari pengetahuan serta contoh-contoh aplikasi dari bermacam-macam pemikiran ditangkap
oleh setiap tujuan instruksional. Sebagai contoh, dibawah tujuan pertama kita dapat
menanyakan tentang beberapa tipe dari format tes. Pada tujuan yang kedua, memungkinkan
untuk menanyakan tentang kemampuan menarik kesimpulan. Sebagai tujuan yang ketiga kita
memiliki sejumlah besar sampel asesmen kinerja yang dapat diperlihatkan untuk evaluasi.

2. Pengembangan Latihan Essay


Untuk menyukseskan penggunaan pengujian essay ini, harus dilakukan persiapan yang
sangat matang dalam latihan menulis yang dapat menantang responden untuk memaparkan
tugas dengan masalah baru secara lengkap. Pengembangan latihan essay harus meliputi hal-
hal sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi materi yang akan disajikan. Hal ini berarti menetapkan sejumlah
pengetahuan spesifik pada siswa sebagai respon yang diharapkan.
b. Spesifikasi jenis pemikiran atau problem solving yang harus dilakukan responden.
c. Arahkan jawaban kepada jawaban yang kita harapkan tanpa memberikan petunjuk
jawaban.

9
Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam merencanakan soal-soal essay, yaitu:
a. Apakah pertanyaan memerlukan jawaban yang ringkas, respon apa yang terutama
diharapkan?
b. Apakah pertanyaan mudah dipahami sehingga pembaca yang memiliki kemampuan
kurang sekalipun dapat memahaminya?
c. Apakah unsur-unsur yang akan kita nilai jelas kriterianya?
d. Apakah kita memberikan satu set pertanyaan untuk seluruh responden? Apabila terdapat
beberapa set pertanyaan yang berbeda jangan pernah memberikan pilihan kepada mereka
untuk memilih soal.
Berikut merupakan gagasan akhir untuk pengembangan latihan, yaitu jika kita ingin
menggunakan essay untuk mengases keterampilan siswa memberikan alasan, tetapi kita tidak
yakin bahwa siswa memiliki tingkat pengetahuan yang sama, sediakan pengetahuan yang
diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut dan lihat apakah siswa dapat memanfaatkan
pengetahuan yang telah diberikan tersebut atau tidak.

3. Penilaian Essay (Pemberian skor essay)


Banyak guru yang memberikan skor essay dengan standar yang kurang jelas. Mereka
tidak membuat jawaban terlebih dahulu, tetapi menunggu jawaban yang akan diberikan oleh
siswa. Hal ini menyebabkan standar yang digunakan bergantung pada kemampuan siswa
dalam kelompok sehingga siswa yang memperoleh skor yang tinggi tidak berarti menguasai
target yang ditetapkan dengan baik. Padahal kriteria standar merupakan aspek penting dalam
pemberian skor yang tepat dan lebih akurat. Pada umumnya evaluatif judgement dalam
menentukan nilai suatu soal, yaitu dengan cara:
a. Dengan daftar check
Membuat daftar indikator yang spesifik dan memberikan nilai pada indikator spesifik
tersebut, lalu penilaian dilakukan memberikan nilai tersebut pada jawaban siswa jika
sesuai dengan indikator-indikator yang telah didaftar tersebut.
b. Dengan penilaian skala
Dilakukan dengan menentukan nilai untuk satu atau lebih keterampilan yang merupakan
suatu rangkaian dalam bentuk skala. Misalnya skala lima poin menentukan lima tingkat
dari sebuah keterampilan.

10
Contoh penggunaan daftar cek yaitu:
Nilai Tinggi 5 Jawaban yang diberikan jelas, fokus, dan akurat. Dapat
menggambarkan suatu hubungan dengan baik dan wawasan
yang penting digunakan.
3 Jawaban yang diberikan jelas dan agak focus, tetapi kurang
akurat. Hubungan yang digambarkan kurang jelas, dan hanya
menunjukkan beberapa wawasan penting.
Nilai 1 Jawaban yang diberikan meleset, mengandung informasi yang
Rendah tidak akurat, atau menunjukkan kekurangan penguasaan materi.
Gambaran yang ditunjukkan tidak jelas, tidak menggunakan
wawasan yang diinginkan.

Penilaian dengan skala lebih subjektif dibandingkan dengan daftar check. Terdapat tiga
hal penting yang harus diperhatikan dalam penilaian menggunakan nilai skala, yaitu:
a. Tentukan arti dari kesuksesan siswa dalam bentuk skala yang meningkat dalam
asesmen.
b. Berikan contoh kepada siswa yang mengilustrasikan perbedaan dari skala.
c. Menyediakan latihan yang baik dengan standar yang telah ditentukan.
Berikut merupakan contoh rubrik soal essay:
Materi : Hidrolisis Garam
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan
terapannya
Kompetensi Dasar : Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH
larutan garam tersebut

Item Jenjang Atribut Skor

Diketahui pH larutan C4 a. Reaksi yang terjadi:


CH3COOH 0,4 M adalah 3 – CH3COOH(aq) + Ba(OH)2 (aq) 1
log 2. Pada sebuah percobaan (CH3COO)2Ba (aq) + H2O(l)
direaksikan 100 mL CH3COOH
0,2 M dengan 100 mL larutan b. Reaksi hidrolisis yang terjadi adalah: 2
Ba(OH)2 0,1 M. CH3COO- + H2O CH3COOH + OH-
a. Tuliskan reaksi yang terjadi. Pada reaksi menghasilkan OH- oleh karena
b. Berdasarkan reaksi hidrolisis garam yang terbentuk bersifat basa.
yang terjadi, jelaskan sifat
garam yang terbentuk. c. Penentuan pH garam:
c. Tentukan pH garam yang - Menentukan Ka dari asam asetat: 1
terbentuk. [H+] = 2 x 10-3 = √ Ka x M , Ka = 10-5

11
- Mol garam yang terbentuk:
2CH3COOH + Ba(OH)2 (CH3COO)2Ba + 2H2O 1
Awal 20 mmol 10 mmol
Reaksi 20 mmol 10 mmol 10 mmol
Sisa - - 10 mmol

- Konsentrasi garam yang terbentuk


[(CH3COO)2Ba] = 10 mmol/200 mL=0,05 M 1

- Rumus hidrolisis untuk garam bersifat basa


dan bervalensi dua
¿ 1

- Penentuan pOH
¿

¿ = 10-5 2
pOH = - log [OH-]
pOH = - log [10-5] = 5

- Penentuan pH dari pOH


pH = 14 – pOH = 14 – 5 = 9

1
Skor 10

C. MEMADUKAN TES ESSAY DENGAN PEMBELAJARAN


Dari semua metoda pengujian/ asesmen, cara utama yang harus dilakukan dalam
memadukan tes essay ke dalam proses belajar mengajar adalah dengan mencocokkan jenis
pengujian dengan pengajaran, dengan meyakinkan bahwa hal-hal yang diajarkan dan
dipelajari sesuai dengan hal-hal yang diujikan.
Guru memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai hasil
belajar yang diharapkan. Suatu pengujian dapat lebih efektif apabila dilakukan dalam proses
alamiah siswa belajar di dalam kelas, tanpa adanya suatu tekanan. Dengan demikian
kemampuan siswa yang terungkap dapat mencerminkan kemampuan siswa yang
sesungguhnya.
Cara lainnya yang esensial dalam mengintegrasikan pengujian dengan pengajaran
adalah dengan cara melibatkan siswa sebagai partner penuh dalam proses pengujian mereka
sendiri serta dalam proses penilaian prestasi belajar mereka. Siswa hendaknya dilibatka
dalam self assessment sehingga dapat terjadi kerjasama yang baik antara guru dan siswa
dalam pelaksanaan pengujian pada kegiatan belajar mengajar.

12
D. FORMAT SOAL TES ASSAY
a. Tipe-tipe Bentuk Esay Asesmen
Bentuk essay asesmen dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe, yaitu:
1. Tes Uraian Terbatas (Restricted Response Items)
Peserta tes dibatasi oleh rambu-rambu yang ditemukan dalam butir soal. Keterbatasan
mencakup format isi, dan ruang lingkup jawaban. Jadi soal tes uraian ini harus
menentukan batas jawaban yang dikehendaki.
Contoh:
Jelaskan tiga teori atom dan beri penjelasan tidak lebih dari 50 kata.
2. Tes Uraian Bebas (Extended Response Items)
Jawaban yang diberikan oleh peserta tes hampir tidak ada batasan. Peserta tes
memiliki kebebasan yang luas sekali untuk mengorganisaikan dan mengekspresikan gagasan
pikirannya dan gagasan dalam menjawab soal tersebut. Jadi jawaban siswa bersifat terbuka,
fleksibel, dan tidak berstruktur.
Contoh:
Jelaskan faktor-faktor penyebab pemanasan global, analisis latar belakang, penyebab,
dan solusi penyelesaian. Uraikan tidak melebihi dua halaman kertas folio.

Prosedur pengujian bentuk essay dapat mendorong siswa dalam mempelajari struktur
organisasi materi. Siswa dalam hal ini akan terpacu mempersiapkan diri lebih baik dengan
cara mempelajari struktur materi secara keseluruhan. Maka, dalam pengujian essay siswa
harus menyusun responnya sendiri. Usaha siswa dalam mempelajari struktur organisasi
materi sangat cocok apabila diterapkan dalam proses pengajaran IPA.
Dengan demikian, asesmen essay cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA.
Proses pengujian berbentuk essay dalam pembelajaran akan produktif bila asesmen tersebut
dapat memberikan umpan balik pada siswa. Umpan balik tersebut antara lain:
1. Memberikan nilai pada tiap bagian jawaban mereka
2. Membuat tulisan rasionalisasi singkat tentang alasan mengapa jawaban diberikan skor
tertentu, serta memberikan saran terhadap hal-hal yang mungkin terabaikan.
3. Memberikan total nilai terhadap jawaban
4. Menilai dengan membandingkan skor total terhadap skor yang harus dicapai untuk
mendapatkan nilai tertentu.
Dengan umpan balik tersebut, siswa dapat menilai sendiri pekerjaannya serta
memperbaikinya. Hasil kerja essay siswa sangat penting sebagai masukan kepada guru

13
tentang kemampuan siswa. Dalam hal ini, guru juga dapat mengetahui permasalahan asesmen
di kelas, antara lain guru dapat menemukan bentuk soal yang efektif serta yang kurang efektif
untuk diterapkan di kelasnya. Selain itu, guru dapat mengetahui secara pasti kegiatan belajar
seperti apa yang kurang berhasil dengan baik.

b. Contoh Format kata pengarah pada Soal Essay


Kebanyakan soal essay tidak disajikan dalam betuk pertanyaan. Sebaliknya, soal essay
lebih sering disajikan sebagai pernyataan yang mencakup kata-kata yang bersifat
mengarahkan dalam memberikan jawaban. Berikut adalah kata-kata yang paling sering
digunakan oleh guru ketika menuliskan soal berbentuk essay, diantaranya:
 Analisis (menganalisis), kata ini mengarahkan siswa untuk memutuskan sesuatu
menjadi beberapa bagian dan menunjukkan bagaimana bagian-bagian tersebut saling
berhubungan satu sama lain untuk membuat satu keseluruhan.
o Analisislah faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi!
 Bandingkan (Membandingkan), kata ini mengarahkan siswa untuk menunjukkan
bagaimana dua hal atau lebih apakah serupa atau berbeda diantara keduanya.
o Bandingkan sistem periodik menurut Mendeleyev dengan sistem periodik
Modern.
 Kontras (perbedaan), mengarahkan siswa untuk menunjukkan perbedaan diantara dua
hal.
o Sebutkan perbedaan alkana dan alkuna!
 Definisikan, mengarahkan siswa untuk menjelaskan mengenai makna sesuatu yang
spesifik secara singkat.
o Apakah atom itu?
 Jelaskan (Menjelaskan), kata ini mengarahkan siswa utuk menjelaskan secara lengkap
dan rinci gambaran mengenai sesuatu dalam kata-kata meliputi karakteristik penting
dan kualitasnya.
o Jelaskan mengenai kromatogarafi gas.
 Evaluasi, kata ini mengarahkan siswa untuk membuat suatu penilaian dari suatu hal,
baik buruknya dan positif negatifnya.
o Evaluasi dampak dari penggunaan bahan radioaktif dalam kedokteran.
 Datalah (buat daftar), mengarahkan siswa untuk menyajikan informasi tentang sesuatu
sebagai rangkaian titik nomor singkat.

14
o Sebutkan jenis alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum larutan
elektrolit masing-masing min 3!
 Simpulkan ( tarik kesimpulan), mengarahkan siswa untuk menyajikan poin utama
tentang sesuatu dalam bentuk yang singkat.
o Simpulkan hasil dari praktikum asam basa hari ini!
 Dll
Dengan mengetahui dan memahami kata-kata arahan dalam soal essay ini, diharapkan
dapat membantu siswa dalam mengerjakan soal berbentuk essay sesuai dengan apa yang
diminta oleh guru/ penguji.

BAB III
KESIMPULAN

15
Assessmen essay adalah salah satu bentuk assessmen yang paling sesuai digunakan
apabila guru ingin mengetahui sejauh mana pemahaman dan pengusaan konsep siswa. Dalam
assessmen essay ini siswa dituntut untuk lebih mengeksplor kemampuan kognitifnya. Dimana
siswa dapat mengaitkan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya serta sejauh mana
siswa dapat mengakomodasi struktur pengetahuannya.
Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Esai
Soal esai berbeda dengan asesmen yang lain, baik itu dalam stuktur kalimat
dalam pertanyaan ataupun cara siswa menjawab pertanyaan. Berikut beberapa
keunggulan dari asesmen esai dibandingkan dengan asesmen yang lain:
1. Soal essay dapat digunakan untuk menilai keterampilan kognitif tingkat tinggi.
Beberapa tujuan pendidikan paling mudah diukur dengan soal essay, dan ini
cenderung lebih tinggi tingkat tujuan. Beberapa tujuan seperti menulis harfiah
memerlukan keterampilan penggunaan soal esai. Soal essay juga memiliki keunggulan
yang membutuhkan kemampuan mengingat yang dapat menunjukkan penguasaan
materi daripada pengakuan/tebakan, seperti yang diperlukan dengan soal respon
terbatas.
2. Dalam menyusun soal memerlukan waktu yang relative lebih singkat dibandingkan
dengan penyusunan soal respon terbatas. Pada soal esai hanya menulis pertanyaan saja
tanpa harus menuliskan jawaban alternative dari pertanyaan yang diajukan. Hal ini
yang dijadikan salah satu alasan asesmen esai lebih disukai dibandingkan asesmen
yang lain dalam hal penyusunan soal.
3. Penggunaan soal essay dapat menghilangkan penebakan dalam menjawab. Karena
soal essay mengharuskan siswa membangun sendiri jawaban atas pertanyaan dan
tidak disediakannya pilihan jawaban sehingga dapat menghilangkan unsur penebakan.
4. Ketika akan menghadapi penilaian dengan bentuk esai siswa lebih banyak belajar
menganalisis dan mensintesis informasi daripada menghafal. Banyak guru yakin
bahwa siswa mempunyai cara belajar yang berbeda untuk tes esai dan tes dengan
respon terbatas, dan banyak penelitian yang mendukung pernyataan ini (Coffman,
1972; Hakstian, 1971). Hopkins (1998) menunjukkan bahwa guru dapat
menggabungkan beberapa soal essay dengan soal respon terbatas untuk mencapai
manfaat pembelajaran ini.
Dari semua keunggulan yang dimiliki asesmen esai, bukan tidak mungkin asesmen esai
mempunyi kekurangan, karena setiap penilaian mempunyai hal yang dapat diunggulkan

16
dengan beberapa kekurangan yang dimiliki. Adapun kekurangan pada asesmen esai
yaitu:
1. Penskoran
Penskoran penilaian esai dinilai cukup sulit mengingat jawaban siswa cukup beragam
karena mereka membangun sendiri jawabannya sesuai dengan kemampuan mereka
merepresentasikan pernyataan atas pertanyaan. Dalam menetapkan jawaban soal dapat
menimbulkan ketidak setujuan dari guru yang lain, selain itu juga sering ditemukan
ketidak konsistenan pada skor yang diberikan oleh penilai yang sama dalam waktu
yang berbeda. Ketika penskoran soal essay scoring, banyak factor yang berkontribusi
sehingga soal kurang reliable, diantaranya yaitu
a. Efek indeterminancy konten. Efek indeterminancy konten adalah kurangnya
pemahaman guru dalam merespon jawaban yang diinginkan. Ketika menskor soal
esai, guru harus memiliki ide yang sangat jelas tentang aturan penskoran. Seorang
guru yang memiliki keterbatasan dalam respon soal akan mengalami kesulitan
member skor pada soal esai secara konsisten.
b. Efek Harapan. Efek harapan terjadi ketika guru memberi skor tes pada siswa yang
memiliki karakteristik untuk mempengaruhi penilaian. Hal ini juga disebut sebagai
efek "halo". Misalnya, jika guru memiliki kesan keseluruhan yang baik dari
seorang siswa dengan sejarah keunggulan akademik, guru mungkin cenderung
memberikan skor yang lebih tinggi. Sebaliknya, seorang guru mungkin cenderung
lebih kritis terhadap seorang siswa dengan catatan akademik yang kurang baik
yang dipandang sebagai sulit atau apatis. Efek ini biasanya tidak disengaja atau
bahkan sadar, tetapi juga sering terlaksana.
c. Tulisan tangan, Tata Bahasa, dan Efek Spelling. Penelitian pada 1920-an telah
menunjukkan bahwa guru tidak mampu member skor pada soal essay semata-mata
pada konten bahkan ketika mereka diperintahkan untuk mengabaikan gaya dan
tulisan, grammar, dan efek ejaan. Sebagai contoh, tulisan tangan yang baik
meningkatkan skor dan tulisan tangan buruk, salah eja, tanda baca yang salah, dan
tata bahasa yang buruk mengurangi nilai bahkan ketika konten adalah satu-satunya
kriteria untuk dinilai. Bahkan panjang respon atau jawaban siswa berdampak pada
pemberian skor. Guru cenderung memberikan skor yang lebih tinggi untuk
tanggapan yang panjang, bahkan ketika konten tidak lebih tinggi dari respons yang
lebih singkat.

17
d. Efek Order. Efek order merupakan perubahan dalam skor yang muncul selama
proses penilaian.
e. Efek Kelelahan. Kemampuan fisik dan kognitif seorang guru cenderung menurun
jika menilai jawaban siswa dalam jangka waktu yang lama. Dalam menilai
jawaban siswa pada soal esai membutuhkan waktu yang maksimum agar
menghasilkan penilaian yang maksimal juga, akan tetapi membaca jawaban siswa
dalam waktu yang lama akan menimbulkan kelelahan yang akan berdampak pada
penskoran.
2. Waktu pengujian yang terbatas
Karena soal essay biasanya memerlukan banyak waktu untuk mengevaluasi dan untuk
membangun respon, siswa dapat merespon hanya beberapa item dalam periode
pengujian. Hal ini menghasilkan sampling terbatas dari domain konten dan berpotensi
mengurangi kehandalan.
3. Penilaian soal essay yang memakan waktu.
Walaupun penyusunan soal esai cukup mudah dan memakan waktu yang lebih singkat
dibandingkan dengan penyusunan soal dengan respon terbatas, namun ketika
penilaian dapat memakan waktu yang lebih banyak. Setiap pertanyaan dalam soal esai
dapat memberikan jawaban yang cukup panjang dan beragam sehingga ketika proses
penilaian akan membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan menilai
jawaban dengan respon terbatas yang hanya menghitung setiap option yang benar.

4. Bluffing.
Meskipun penggunaan soal esai dapat menghilangkan acak menebak, namun dalam
esai dikenal dengan “bluffing”. Seorang siswa yang lupa akan jawaban dari
pertanyaan atau bahkan tidak mampu menjawab seringkali mencoba menjawab
dengan jawaban yang mereka sendiri tidak tahu kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA

18
Anonim. 2009. Classroom Assessment. [Online]. Tersedia:
http://fcit.usf.edu/assessment/selected/response.html (2 Maret 2009)

Stiggins. 1994. Student Centered Classroom Assesment. Maxmillan College Publishing


Company: New York.

http://www.how-to-study.com/study-skills/en/taking-tests/43/direction-words-in-essay-test-
items/

19

Anda mungkin juga menyukai