Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN MODUL 2 – KB 2

KB 2 – MENGEMBANGKAN TES

Dua jenis tes yang paling sering digunakan di sekolah adalah tes objektif dan tes uraian.

Kedua kelompok jenis tes tersebut berikut penjabaran contoh-contohnya dapat dibandingkan seperti
terlihat pada rangkuman lampiran 1.

TES OBJEKTIF
Dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah (hafalan/ingatan, pemahaman) maupun
proses berpikir tinggi (penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi).

Kelompok tes objektif terdiri dari jenis tes Benar – Salah, menjodohkan, dan pilihan ganda.

Adapun untuk menghasilkan pertanyaan/soal yang baik dalam  membuat tes objektif perlu
memperhatikan beberapa hal, yaitu seperti terlampir dalam lampiran 2.

TES URAIAN
Lebih tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi (analisis, sintesis, dan evaluasi).

Kelompok tes uraian terdiri dari jenis tes uraian terbatas (Restricted Response Question) dan tes
uraian terbuka (Open Ended/Extended Response Question).

Tes uraian terbatas menjadi pilihan yang lebih baik untuk digunakan karena:
memperkecil kemungkinan salah tafsir terhadap pertanyaan dan siswa lebih cepat menangkap arah
pertanyaan;
sampel materi lebih banyak sehingga validitas isi tes semakin dapat dipertanggungjawabkan;
lebih mudah memeriksa hasil jawaban karena jawaban siswa sudah terarah;
pemberian skor lebih objektif dan konsisten.

Dua cara/metode untuk memeriksa hasil tes uraian, yaitu:


Metode holistik (holistic scoring method), disebut juga metode rating (rating method) atau prosedur
global
è Lebih banyak berdasarkan pertimbangkan pemeriksa
è Pemberian skor kurang objektif dibandingkan dengan metode analitik.
è Untuk memeriksa hasil tes uraian terbuka
è Tahapan pelaksanaan metode holistik:
i.     Jawaban siswa diperiksa secara keseluruhan dan dikelompokkan pada kualitas Jawaban A, B, C,
D, atau E.
ii.  Jawaban siswa diperiksa ulang untuk meyakinkan telah berada di kelompok yang tepat, atau
dipindahkan jika perlu.

Metode analitik (analytic method), disebut juga point method


è Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat
è Untuk memeriksa hasil tes uraian terbatas

Untuk menghasilkan tes uraian yang baik, langkah-langkah yang perlu diperhatikan mencakup:
Cara menulis atau mengkonstruksi tes uraian yang baik;
Membuat pedoman penskoran yang baik.

I.      Cara menulis atau mengkonstruksi tes uraian yang baik.


1.       Tulislah tes berdasarkan perencanaan
2.       Kembangkan butir soal dari suatu kasus
3.       Pertanyaan mengungkapkan pendapat siswa, bukan sekedar menyebutkan fakta, gunakan
kata tanya seperti jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan, analisislah, kelompokkanlah,
identifikasikanlah, dsb
4.       Rumuskan pertanyaan dengan tegas dan jelas
5.       Pertimbangkan kemampuan dan kecepatan menulis siswa agar soal dapat dikerjakan dalam
satu waktu ujian
6.       Hindari pertanyaan pilihan agar alat ukur kemampuan siswa sama
7.       Tuliskan skor maksimal agar siswa dapat memprediksi hasil skor
8.       Telaah butir soal sebelum digunakan (dilakukan oleh orang yang menguasai materi dan
konstruksi tes)

II.    Membuat pedoman penskoran yang baik.


1.       Buat garis besar jawaban terbaik untuk setiap butir soal untuk digunakan sebagai pedoman.
2.       Tulislah alternatif jawaban jika ada.
3.       Tulislah kata kunci, konsep atau butir apa yang harus ada dalah jawaban.
4.       Adakah kata kunci, konsep atau butir yang lebih penting bobotnya dari yang lain?
5.       Berikan skor pada setiap kata kunci, konsep atau butir yang diharapkan.
6.       Dapat diberikan skor lebih tinggi pada kata kunci, konsep atau butir yang dianggap lebih
berbobot.
7.       Cantumkah jumlah skor maksimal di sebelah kanan atas pada setiap butir soal.

Untuk meningkatkan reliabilitas hasil penskoran, pemeriksaan hasil tes uraian dapat dilakukan
sebagai berikut:
1.    Dilakukan oleh dua orang pemeriksa terpisah yang telah menyamakan persepsi (mendiskusikan
kecocokan antara pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai pedoman penskoran).
2.    Pemeriksa melaksanakan uji coba pada sekitar 5 sampel hasil jawaban menggunakan pedoman
penskoran yang telah disepakati.
3.    Nama siswa dapat ditutup untuk menghindari hallo effect.
4.    Agar pemberian skor konsisten, periksa jawaban per nomor per siswa.
5.    Lembar jawaban tidak dicoret-coret (skor dibuat di kertas terpisah).
6.    Setelah selesai, kedua pemeriksa menggabungkan hasil skor dan menghitung toleransi selisih
skor (10% mapel non-eksakta dan 5% mapel eksakta).
7.    Jika ada selisih yang melebihi batas toleransi, harus diperiksa kembali.

8.    Skor akhir adalah skor rata-rata dari kedua pemeriksa.

Kesimpulan
Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam
ranah kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk
mengukur  hasil belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan
diukur. Untuk dapat memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan
kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita
gunakan dan menekan kelemahannya seminimal mungkin.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat
diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan
selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi yang
berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi
pedoman dalam menulis setiap butir soal.
MODUL 3
KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

KEGIATAN BELAJAR I

A.    KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF


Dalam Pendidikan dikenal dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam arti asesmen dan
penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen merupkan kegiatan untuk memperoleh
informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa sedangkan penilaian dalam arti evaluasi
merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem pendidikan secara
keseluruhan.
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan asesmen,yaitu tradisional assessmen,performance
assessment,authentic assesmen,portofolio assesmen, achievement assessment, dan alternatife
assessment.
1.      Tradisional assessment
Tradisional asesmen mengacu pada tes tertulis.maksudnya tradisional assessment hanya mengukur
hasil belajar siswa dengan menggunakan satu jenis alat ukur yaitu tes tertulis.padahal kita ketahui
bersama tes tertulis mempunyai kelemahan diantaranya hanya mampu mengukur aspek kognitif dan
ketrampilan sederhana, sebagian kecil dari hasil belajar siswa, dan tes sering kali menimbulkan
kecemasan.
2.      Performance assessment ( asesmen kinerja)
Asesmen kinerja merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk mendemonstrasikan
kemampuannya baik pengetahuan atau ketrampilan dalam bentuk kinerja nyata yang ditunjukan
dalam bentuk penyelesaian suatu tugas, bukan hanya menjawab atau memilih jawaban yang sudah
tersedia. Asesmen kinerja menilai hasil belajar siswa dan proses belajarnya.
3.      Authentic assessment.
Authentic assessment merupakan assessment yang menuntut siswa mampu menerapkan
pengetahuan dan ketrampilannya dalam kehidupan nyata diluar sekolah. Tujuan dan otentik
assessment adalah untuk mengumpulkan bukti-bukti apakah siswa sudah dapat menggunakan
pengetahuan dan ketrampilannya secara efektif dalam kehidupan nyata dan dapat memberikan kritik
terhadap upaya yang telah ia lakukan. Dari Pengertian tersebut tampak bahwa authentic assessment
didasarkan performance assessment yang menuntut siswa mampu unjuk kerja. Contoh : disekolah
siswa diajari konsep penjumlahan 2 + 3 = 5. Konsep tersebut abstrak.Konsep tersebut tidak
ditemukan dalam kehidupan nyata anak, yang ada adalah 2 bola + 3 bola = 5 bola. Untuk itu dalam
mengajarkan konsep penjumlahan ajarlah siswa dengan menggunakan contoh-contoh yang ada
dalam kehidupan nyata. Untuk mengetahui bagaiman anak harus bersikap sopan kepada orang tua
pada situasi yang sebenarnya.Amatilah bagaimana sikap siswa saat berinterkasi dengan orang tua
yang ada disekitar sekolah. Misalnya kepada pesuruh sekolah, penjual kue dan minuman disekitar
sekolah dan sebagainya.
4.      Portofolio assessment (assessment portofolio) 
Asesmen portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukan upaya,proses,hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu.
Mungkin banyak definisi portofolio yang telah anda kenal dan agak berbeda dengan pengertian diatas
tetapi pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang menunjukan pencapaian
dan perkembangan hasil hasil belajar siswa.
5.      Achievement assessment 
Achivement assessment merupakan pengertian umumterhadapa semua usaha untuk
mengukur,mengetahui dan mendeskripsikan hasil belajar siswa, baik yang dilakukan dengan tes
tertulis,assasemen kinerja,portofolio, dan semua usaha untuk memperoleh informasi hasil dan
kemajuan belajar siswa.
6.      Alternative assessment
Alternative assessment merupakan asasement yang tidak hanya tergantung pada tes tertulis. Pada
dasarnya asasemen alternative merupakan alternative dari asasemen tradisional (paper and pencil
test). Jadi performance assesmen,portofolio assessment,authentic assessment, dan achievement
assessment merupakan kelompok asesmen alternative.

B.     LANDASAN PSIKOLOGIS
Asesmen alternative tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat member informasi secara lengkap
tentang proses pembelajaran.Asesment alternative tidak hanya menilai produk belajar saja tetapi juga
menilai proses belajar untuk menghasilkan kemampuan produk tersebut.
Asesmen alternative dilaksanakan bersdasarkan teori belajar khususnya dari aliran psikologi kognitif.
Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanakan asesmen alternative
adalah:
1. Teori fleksibilitas kognitif dan R.spiro (1990)
2. Teori belajar Bruner (1966)
3. Generative learning model dari Osborne dan wittrock (1983)
4. Experiential learning theory dari c rogers (1969)
5. Multiple intelligent theory dari Howard gardner (1983)
C. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF
Seperti halnya alat ukur yang lain, asesmen alternative seperti performance asesmen,authentic
assessment, dan portofolio assessment mempunyai keunggulan dan kelemahan.
1. Keunggulan asesmen alternative antara lain:
a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan ketrampilan-ketrampilan yang tidak dapat dinilai
dengan asesmen tradisional.
Contohnya : jika anda ingin menguku rkinerja kerja siswa dalam membuat karangan maka banyak
aspek yang dapat diukur dari tugas dari tugas karangan tersebut. Misalnya kemampuan dalam siswa
dalam membuat paragraph yang baik, pemilihan kosa kata yang tepat, kemampuan siswa dalam
menuangkan ide dalam bentuk tulisan, kemampuan merangkai kata dan kalimat,dan kemampuan
berimajinasi.
b. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap dengan melakukan asesmen
anda akan dapat menilai hasil belajar anak secara lengkap, tidak hanya hasil belajar dalam ranah
kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor. 
c. Meningkatkan motivasi siswa.
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.Asesmen Alternatif menekankan kepada apa
yang dapat ditunjukan atau dikerjakan oleh siswa bukan apa yang diketahui siswa.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfvaluation. 
   f.  Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
  g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.

2. Kelemahan Asesmen alternative:


a. Membutuhkan banyak waktu b. Adanya unsure subjektifitas dalam penskoran c. Ketetapan
penskoran rendah d. Tidak tepat untuk kelas besar.

Anda mungkin juga menyukai