Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes Hasil Belajar


Menurut Linn & Gronlund Test adalah “an instrument or systematic
procedure for measuring a sample behavior”. Di satu sisi Djemari Mardapi
menambahkan bahwa test merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki
jawaban benar atau salah. Secara lebih lengkap Lee Cronbach
menambahkan bahwa test adalah “a systematic procedure for observing a
person’s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or a
category system”.
Dari beberapa pengertian yang disampaikan oleh beberapa ahli di atas,
ada beberapa aspek yang bisa disimpulkan berkaitan dengan pengertian test
yaitu,
1) Prosedur yang digunakan dalam penyusunan test adalah
sistematis.
2) Isi test merupakan sample dari hal yang hendak diukur.
3) Hal yang ingin diukur oleh test adalah perilaku.

Adapun hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya yaitu, hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk
kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah
perolehan yang di dapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw
materials) menjadi barang jadi (finish goods). Dalam siklus input-proses-
hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakn dengan input akibat perubahan oleh
proses.

Belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan itu


disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar,
tidak pada orang lain dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang
berbeda. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku
pada individu yang belajar.
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang
sesuai dengan tujuan pengajaran.1 Berdasarkan berbagai definisi tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan
peserta didik terhadap materi pelajaran sebagai akibat dari perubahan
perilaku setelah mengikuti proses belajar mengajar berdasarkan tujuan
pengajaran yang ingin dicapai. Dan hasil belajar itu akan diukur dengan
sebuah test.2

Oleh karenanya, test hasil belajar sebagai alat untuk mengukur hasil
belajar dan harus mengukur apa yang dipelajari dalam proses belajar
mengajar, sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum dalam
kurikulum yang berlaku.

B. Jenis-jenis Test Objektif


a) Test Benar-Salah (true-false)
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement
tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya
bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan
melingkari huruf B jika pernyataan itu betul, menurut pendapatnya dan
melingkari huruf F jika pernyataannya salah.
Bentuk benar-salah ada 2 macam (dilihat dari segi mengerjakan atau
menjawab soal) yakni:
- Dengan pembetulan (with correction), yaitu siswa diminta
membetulkan bila ia memilih jawaban yang salah
- Tanpa pembetulan (without correction), yaitu siswa hanya
diminta melingkari huruf B atau S, tanpa memberikan jawaban
yang betul

1
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.
hlm. 14.

2
Ahmad Qurtubi. 2009. Pengantar Teori Evaluasi Pendidikan. Tangerang : PT Bintang
Harapan Sejarah. hlm.49.
b) Tes Pilihan Ganda (multiple choice test)
Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan
tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk
melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban
yang telah disediakan. Atau multiple choice test terdiri atas bagian
keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif
(options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang
benar yaitu, kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).
Tes bentuk pilihan ganda (PG) ini merupakan bentuk tes objektif
yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat
dicakup.
c) Tes Menjodohkan (matching test)
Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan,
mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri
dari atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing
mempunyai jawaban yang terncantum dalam seri jawaban. Tugas murid
ialah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau
cocok dengan pertanyaannya.
d) Tes Isian (completion test)
Completion test biasa kita sebut dengan tes isian, tes
menyempurnakan atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas
kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian
yang harus dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah
merupakan pengertian yang kita minta dari murid.3
C. Test Non-Objektif
Test hasil belajar bentuk uraian (non-objektif) ini menuntut
kemampuan siswa untuk mengemukakan, menyusun dan memadukan
gagasan yang telah dimilikinya dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Tes jenis ini memungkinkan siswa menjawab pertanyaan secara bebas.

3
Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT
Bumi Aksara. hlm.181-190.
Kebebasan ini berakibat data jawaban bervariasi sehingga tingkat kebenaran
dan tingkat kesalahannya pun menjadi bervariasi.
Tes uraian merupakan suatu bentuk soal yang harus dijawab atau
dipecahkan oleh testi dengan cara mengemukakan pendapat secara teruarai.
Dalam tes ini memungkinkan variasi dalam jawaban yang diberikan oleh
peserta didik, karena jawaban yang diberikan bersifat subjektif.
Test uraian dibagi menjadi 2 macam:
1) Test uraian bentuk bebas atau terbuka, jawabang yang
dikehendaki muncul dari testee sepenuhnya diserahkan kepada
testee itu sendiri. Artinya, testee mempunyai kebebasan yang
seluas-luasnya dalam merumuskan, mengorganisasikan dan
menyajikan jawabannya dalam bentuk uraian.
Contoh : Di dalam ibadah haji ada istilah rukun dan wajib haji.
Kedua-duanya harus dilakukan oleh orang yang haji. Coba anda
ada jelaskan perbedaan antara rukun dan wajib haji tersebut !
2) Tes uraian terbatas artinya peserta didik diberi kebebasan untuk
menjawab soal yang ditanyakan, namun arah jawaban dibatasi
sedemikian rupa, sehingga kebebasan tersebut menjadi bebas
yang terarah.
Contoh: Di masa khulafaur Rasyidin, tercatat tiga peristiwa
peperangan antara kaum muslimin menghadapi Romawi.
Sebutkan dan jelaskan secara singkat ketiga peristiwa tersebut !4

D. Karakteristik Tes Pilihan Ganda, Menjodohkan, Benar-Salah, dan


Essay
1) Tes Pilihan Ganda
a) Pengunaan yang luas
b) Tepatnya unutuk ujian yang pesertanya sangat banyak, sedangkan
hasilnya harus segera diumumkan
c) Terdiri atas pokok soal stem dan altenatif jawaban optioan

4
Anas Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Pers. hlm. 100-101
d) Kalimat perintah, kalimat tanya/kalimat tidak lengkap
e) Tidak ada aturan baku dalam jumlah alternatif jawaban option
f) Memliki satu jawaban yang benar atau paling tepat
g) Strtuktur pilihan ganda terdiri dari:
- Pernyataaan- pernyataan yang berisi jawaban
- Sejumlah pilihan jawaban. Jawaban benar dan yang paling tepat
dan distraktir/ pengoceh

2) Tes Menjodohkan
a) Terdiri atas dua kelompok pernyataan ( stimulus/ premis- respons)
yang paralel
b) Kelompok saru (kiri) merupakan bagian yang berisi dari soal- soal
yang harus dicari jawabannya
c) Kelompok dua (kanan) merupakan bagian yang berisi jawaban soal-
soal.
d) Jawaban/ respons berupa kata, bilangan, gambar/ simbol.
e) Jumlah soal dan jawaban sama, lebih baki lagi jika jumlah jawaban
lebih banyak dari jumlah soal.5

3) Tes Benar-Salah
a) Terdiri atas dua kelompok penyataan (pilihan B-S dan Respons)
b) Jumlah huruf B-S sama banyak dengan jumlah penyataan/
pertanyaan
c) Hal yang ditanyakan homogen dari segi isi
d) Terbatas mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi
sederhana (menghubungkan dua hal yang homogen)
e) Dapat menggunakan gambar, tabel/diagram
f) Bentuk soal berupa pernyataan
g) Untuk mengukur kemampuan mengindentifikasi kebenaran
pernyataan fakta, konsep, prinsip dan definisi.

5
Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. hlm. 145
4) Essay
a) Tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki
jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya
cukup panjang
b) Bentuk- bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada tester
untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran,
membandingkan, membedakan dan sebagainya.
c) Jumlah butir soal umumnya terbatas, yaitu berkisar antara lima
sampai sepuluh butir soal.
d) Pada umunya butir soal tersebut diawali dengan kata-kata: jelaskan,
mengapa, bagaimana, atau kata-kata lain yang serupa dengan itu.6

E. Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi ynag dimiliki oleh tes, yaitu :
a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
mengajar dalam jangka waktu yang tertentu.
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui
tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program
pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.7
Fungsi Tes Bagi Siswa
1. Mengadakan diagnonis terhadap kesulitan belajar siswa.
2. Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian
3. Menaikkan tingkat prestasi
4. Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode kelompok
5. Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa secara per-
seorangan
6. Menentukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus

6
Anas Sudijono. Ibid. hlm. 100

7
Anas Sudijono. Ibid. hlm.67.
7. Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak8
8. Tes berfungsi sebagai motivator dalam pembelajaran
9. Sebagai upaya perbaikan dalam kualitas pembelajaran
10. Tes juga berfungsi untuk menentukan keberhasilan siswa untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.9

8
Suharsimi Arikunto. Op Cit., hlm.152.

9
Sitiatava Rizema Putra. 2013. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Yogyakarta: Diva
Press. hlm. 113-114.

Anda mungkin juga menyukai