Anda di halaman 1dari 16

TEST : COMPLETION DAN ESSAY

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan
Yang diampu oleh Ibu Dr. Endang Sri Andayani, S.E., M.Si., Ak.

Disusun oleh Kelompok 8 :


1. Ma’rifatun Nur Hidayah 190421628894
2. Meida Fatikatul Rohma 190421628922
3. Putri Amalia Sofie 190421628808

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tugas dengan mata kuliah Evaluasi Pendidikan dengan
judul “TEST : COMPLETION DAN ESSAY” yang diampu oleh Ibu Dr. Endang Sri
Andayani, S.E., M.Si., Ak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalam-Nya. Semoga dengan
dibuatnya makalah ini, pembaca dapat menambah wawasannya dan penulis memohon
maaf apabila terdapat kesalahan pada makalah ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Endang Sri Andayani, S.E.,
M.Si., Ak selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pendidikan. Semoga makalah
ini bermanfaat, tidak hanya bagi civitas akademik Universitas Negeri Malang tetapi
juga bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, Maret 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4

2.1 Completion Test Dalam Proses Pembelajaran.........................................4


2.2 Tes Essay Dalam Proses Pembelajaran....................................................6

BAB III PENUTUP........................................................................................13

3.1 Kesimpulan.............................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tes merupakan alat pengukur untuk mengetahui kemampuan siswa. Apabila kita
liat penggunaan tes-tes dalam praktik pendidikan sehari-hari, ada 2 maksud yag ingin
dicapai,yaitu ingin mengetahui status prestasi para siswa,yang kemudian
dibandingkan dengan kriteria internal serta eksternal dan berdasarkan informasi
tentang status yang disebutkan di atas, mengetahui potensi kemampuan siswa dalam
pembelajaran yang terjadi. Selain itu, tes juga dapat membantu guru untuk melihat
bagaimana kemampuan siswa tersebut dalam kehidupan yang akan mendatang.
Soal tes yang diberikan oleh guru pada umumnya disusun secara tergesa-gesa dan
tidak di ujicobakan. Akibatnya banyak butir soal yang digunakan dalam ujian atau tes
tidak menghasilkan data yang benar atau akurat tentang prestasi belajar siswa. Bila
keputusan yang diambil tidak benar,yang disebabkan oleh instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data yang tidak disusun secara baik, maka tentu saja keputusan
demikian merupakan keputusan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Tes yang biasanya digunakan guru sangatlah beragam yang membuat guru
menentukan bagaimana kemampuan siswa dalam menentuk bagaimana siswa nya
paham tentang materi yang telah diajarkan oleh guru disetiap pertemuan yang telah
guru sampaikan. Maka dari itu, siswa akan diuji coba melalui beberapa tes yang telah
disediakan oleh guru.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Completion Test dalam proses pembelajaran?
2. Bagaimana Test Essay dalam proses pembelajaran

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana Completion Test dalam proses pembelajaran.


2. Untuk mengetahui bagaimana Tes Essay dalam proses pembelajaran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Completion Test dalam Proses Pembelajaran


Tes completion adalah merupakan salah satu bentuk tes jawaban bebas, dimana
butir-butir soalnya berupa satu kalimat dimana bagian-bagian tertentu yang
dianggaap penting dikosongkan. Kepada testee diminta untuk mengisi bagian-
bagian yang ditiadakan. (Stanley, and Kenneth, 1978: 221). Tes completion
merupakan tes jawaban bebas dimana butir itu berupa kalimat-kalimat yang telah
ditentukan oleh guru. Tes completion ini membuat guru memahami atau mengerti
bagaimana kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah di berikan.

Ciri-ciri Tes Completion Tes


1. Jawaban dan responnya langsung dapat dipilih siswa
2. Jawaban dapat langsung dicek oleh alat atau mesin tanpa bantuan manusia

Kelebihan Completion Test

1. Relatif mudah disusun


2. Sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik yang berkenaan dengan
fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan terminologi
3. Menuntut peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya secara singkat dan
jelas
4. Pemeriksaan lembar jawaban dapat dilakukan dengan objektif.

Kelemahan Completion Test

1. Pada umumnya hanya dengan kemampuan mengingat saja, sedangkan


kemampuan yang lain agak terabaikan
2. Pada soal bentuk melengkapi, jika titik-titik kosong yang harus diisi terlalu
banyak, para peserta didik sering terkecoh
3. Dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan waktu yang cukup banyak

Petunjuk Penyusunan Completion Test


Untuk menyusun soal bentuk ini, Arifin (2009:146) memberikan beberapa
kriteria, yaitu:

4
1. Hendaknya tidak menggunakan soal yang terbuka, sehingga ada
kemungkinan peserta didik menjawab secara terurai.
2. Untuk soal tes bentuk melengkapi hendaknya tidak mengambil
pernyataan langsung dari buku (textbook).
3. Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada
akhir atau dekat akhir kalimat daripada pada awal kalimat. 
4. Tidak disarankan untuk memberikan titik-titik kosong terlalu banyak.
5. Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu alternatif jawaban, dan
6. Jika perlu dapat digunakan gambar-gambar sehingga dapat
dipersingkat dan jelas.

Teknik Penskoran untuk Completion Test

Cara penilaian test dalam bentuk Completion Test terdapat 2 pendapat yaitu,
Pertama pendapat ini mengatakan bahwa skor maksimum untuk setiap bentuk soal
Completion sama dengan jumlah isian yang ada pada test tersebut. Apabila dalam
suatu soal completion terdapat 10 item, dan setiap item tersebut berisi satu isian
sampai 3 isian, maka cara penilaiannya adalah dengan menghitung menurut
jumlah isian yang ada pada seluruh item.
Selanjutnya, pendapat kedua mengatakan bahwa skor maksimum dalam test yang
berbentuk Completion dihitung menurut jumlah itemnya. Jadi, setiap item dalam
soal completion dinilai satu, meskipun dalam soal tersebut jumlah isiannya tidak
sama banyaknya dengan jumlah isian soal yang lain.
Cara penilaian test dalam bentuk completion ini dapat menggunakan rumus : S=R
(S=Skor terakhir atau yang diharapkan, R=jumlah isian yang dijawab betul)

Contoh :

Misalkan sebuah tes yang berbentuk comletion memiliki 20 isian didalamnya.


Kemudian, Sonya mengerjakan tes tersebut dengan menjawab 15 isian yang
benar, 3 isian dijawab salah dan 2 isian belum terjawab (kosong). Oleh karena itu,
Sonya mendapatkan skor 15 (tiap isian diberi nilai 1).
Contoh butir soal untuk Completion Test adalah :
1) Pengguna laporan keuangan dibagi menjadi 2 (dua) pihak, yaitu ... dan ...
2) Dalam jurnal umum perusahaan dagang terdapat dua metode, yaitu
metode… dan …

5
2.2 Tes Essay dalam Proses Pembelajaran
Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya
dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
menghubungkan pengertian-pengertian, memberikan alasan, dan bentuk lain yang
sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan
bahasa sendiri. dengan singkat dapat dikatakan bahwa tes ini dituntut kemampuan
siswa dalam hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan dan terutama
harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi. dalam hal inilah kekuatan atau
kelebihan tes essay dari alat penilaian lainnya.
Tes urai ini atau tes essay dibuat juga agar guru lebih memahami atau mengerti
bahwa kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan kepada
siswa dalam pembelajaran. Dalam tes ini lebih menekankan tentang penjelasan
atau mendiskusikan tentang materi atau pembelajaran yang diberikan disetiap
pertemuan yang guru diberikan. Dalam tes essay ini, tes lebih mendiskusikan,
menjelaskan atau tentang membandingkan materi yang diberikan guru kepada
siswa agar siswa lebih memahami tentang materi yang diberikan.
Dalam hal ini, essay test (Tes Uraian) memiliki 2 bentuk, yaitu Tes uraian objektif
dan Tes uraian non objektif. Dari kedua bentuk tersebut terdapat perbedaan di
teknik penskoran, berikut adalah penjelasan kedua bentuk tersebut :
1. Tes Uraian Objektif
Tes Uraian Objektif ini adalah tes yang bentuknya berupa butiran soal
yang memiliki jawaban yang pasti sehingga dapat digunakan peskoran
objektif. Dalam artian, tes uraian objektif merupakan tes yang disajikan
per butirnya memiliki nilai. Jika setiap soal memiliki perbedaan
didalamnya maka nilai yang dimiliki sama, sehingga jika jawaban dalam
soal yang diberikan benar maka siswa yang mengerjakan soal tersebut
akan mendapatkan nilai 1 per soal jawaban benar, akan tetapi jika
jawaban yang dikoreksi mengalami kesalahan atau salah maka akan
mendapatkan nilai akan tetapi 0.
Anthony J. Nutko (1996) mengatakan bahwa tes essay terbatas tepat
dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kompleks berupa
kemampuan-kemampuan seperti, merumuskan asumsi-asumsi yang
tepat, menjelaskan metoda dan prosedur, melukiskan keterbatasan-

6
keterbatasan data, mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan,
menjelaskan hubungan sebab-akibat.
2. Tes Uraian Non Objektif
Bentuk tes per butir memiliki himpunan jawaban dengan rumusan
jawaban yang bebas, guru akan menuntut siswa untuk mengingat atau
memahami materi yang diberikan melalui gagasan-gagasan pribadi atau
hal yang telah dipelajari dengan cara mengemukakan gagasan tersebut.
Tes uraian non objektif digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
dengan menggunakan kemampuan-kemampuan yaitu menghasilkan,
menyusun dan menyatukan ide-ide, mengevaluasi suatu ide, memadukan
berbagai hasil belajar dan menyatukan ide-ide.

Ciri-ciri Tes Essay


1. Uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan dan
sebagainya. dan soal dalam bentuk tes ini biasanya jumlahnya tidak
banyak, hanya sekitar 5-10 buah soal dalam waktu kira-kira 90 s/d 120
menit.

Kelebihan Essay
1. Dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks.
2. Meningkatkan motivasi peserta test dibandingkan dengan test objektif.
3. Mudah untuk disiapkan dan disusun.
4. Tidak banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung tuntungan.
5. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusunnya
ke dalam bentuk kalimat yang tepat.
6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutakan pendapat dalam gaya
bahasa sendiri.

Kekurangan Essay
1. Reabilitas tes rendah.
2. Membutuhkan waktu lama untuk memeriksa lembar jawaban
3. Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal utama, dan
kurang cocok untuk beberapa materi

7
Petunjuk Penyusunan Essay
Terdapat beberapa pnduan untuk menyusun butir-butir soal essay, yaitu:
1. Membuat serangkaian pertanyaan/soal yang meminta peserta didik untuk
menjawab soal dengan memperlihatkan penguasaan materi yang sudah
dipelajari.
Guru memastikan untuk tidak membuat soal yang mengacu pada jawaban
yang ada di buku, tetapi guru harus membuat pertanyaan/soal berdasarkan
situasi/ problema baru, dan bukan pada hal yang sama, yang digunakan dalam
tujuan instruksional.
2. Buatlah pertanyaan yang sudah tentu, yang para ahli pasti akan setuju bahwa
jawaban seseorang lebih baik dari yang lain.
Dalam pembuatan pertanyaan/soal yang tidak tentu akan membuat bingung
para pembaca untuk memahami soal, sehingga jawaban yang diberikan peserta
didik bias, yang nantinya akan berpengaruh pada nilai jawaban peserta didik.
3. Menuliskan pertanyaan/soal sespesifik mungkin tanpa menganggu tujuan
pengukuran hasil pencapaian peserta didik.
Pertanyaan yang dibuat haruslah spesifik dan mengacu pada satu tujuan
jawaban, dan tidak diperkenan kan membuat soal yang mempengaruhi peserta
didik untuk menjawab soal yang tidak sesuai topik.
4. Secara umum, buatlah pertanyaan/soal yang lebih spesifik, yang bisa dijawab
lebih singkat.
Apabila pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik sedikit, maka akan
semakin sedikit ambigu untuk peserta didik dan semakin mudah untuk menilai
reliabilitasnya. Sebaliknya, apabila pertanyaan banyak dan tidak spesifik maka
semakin tinggi realibilitas skor tersebut.
5. Hindari pemberian pertanyaan pilihan kepada siswa, kecuali dalam keadaan
khusus, yang membuat adanya soal pilihan seperti itu dirasa perlu.
Memberi pertanyaan pilihan kepada peserta didik, kadang terlihat “fair”.
Tetapi jika semua pertanyaan mengandung aspek-aspek yang diperlukan
dalam pencapaian hasil belajar, mungkin akan menolong peserta didik yang
tidak siap/ lemah, tetapi akan tidak “fair” bagi peserta didik yang sudah siap.
Pertanyaan pilihan semacam itu mungkin bisa dipakai jika tes tersebut
digunakan di area yang luas, dan jika peserta didik menerima latihan yang
tidak sama di area yang berbeda.

8
6. Menguji pertanyaan/soal yang sudah dibuat dengan menuliskan jawaban yang
benar untuk acuan penilaian.
Cara tersebut dapat dilakukan dengan menuliskan jawaban pada saat
membuat soal. Nantinya guru sebagai pembuat soal bisa mengecek alasan-
alasan dan kecukupan pengertiannya sendiri dari jawaban peserta didik.
Membandingkan jawaban seperti itu akan memberi keterangan pantas/
tidaknya soal tersebut, dan mungkin akan memberi masukan cara
pengembangannya

Teknik Penskoran Untuk Essay


Dalam teknik penskoran untuk essay test, terdapat 2 bentuk penskoran yaitu
Penskoran untuk bentuk Tes Uraian Objektif dan Penskoran untuk bentuk Tes
Uraian Objektif. Berikut adalah penjelasannya:
1. Penskoran untuk bentuk Tes Uraian Objektif
Untuk soal dalam bentuk soal uraian objektif, langkah-langkah dalam
mengerjakan soal tersebut biasana dianggap sebagai indikator kompetensi
peserta didik. Oleh karena itu, sebagai pedoman dalam menskor soal
bentuk tes uraian objektif ini intinya adalah bagaimana langkah-langkah
mengerjakan soal dapat dikuasai oleh peserta didik didalam lembar
jawaban. Untuk membuat pedoman penskoran tersebut, sebaiknya
memperhatikan kembali rencana kegiatan pembelajaran untuk
mengidentifikasi indikator-indikator tersebut. Perhatikan contoh berikut.
Indikator : peserta didik dapat menghitung isi bangun ruang (balok) dan
mengubah satuan ukurannya.
Butir soal :
Sebuah bak mandi yang berbentuk balok dengan ukuran yang panjang
150cm, lebar 75cm, dan tinggi 80cm. Hitunglah berapa liter isi air yang
ada pada bak mandi tersebut! (Untuk menjawab soal, jelaskan langkah-
langkahnya)

Langkah Kunci Jawaban Skor


1 Isi balok = Panjang x lebar x tinggi 1
2 = 150cm x 75cm x 80cm 1
3 = 900.000 cm3 1

9
4 = 900.000/1000 liter 1
5 900 liter 1
Skor Maksimum 5

2. Penskoran Untuk Bentuk Tes Uraian Non Objektif


Dalam penskoran soal dengan bentuk uraian non-objektif, skor dijabarkan
dalam rentang. Besarnya rentang skor tersebut dapat ditetapkan oleh
kompleksitas jawaban. Oleh sebab itu, skor akan berentang 0 – 5, 0 – 8, 0
– 10, dan lain-lain. Skor minimum harus 0, karena jika bukan 0 maka
peserta didik yang tidak menjawab akan mendapat skor minimal. Skor
maksimum dapat ditentukan oleh penyusunan soal dan keadaan jawaban
soal. Maka, langkah – langkah penskorannya adalah :
a. Menuliskan garis besar jawawabn yang benar yang nantinya
digunakan sebagai kriteria jawaban dan dijadikan sebagai
pegangan untuk memberikan skor peserta didik.
b. Menetapkan berapa rentang skor untuk setiap kriteria jawaban.
c. Pemberian skor pada setiap jawaban peserta didik tergantung
dengan kualitas jawaban yang telah dijawab oleh siswa.
d. Menjumlahkan skor-skor yang diperoleh dan setiap kriteria
jawaban yang diperoleh peserta didik. Jumlah skor tertinggi
disebut skor maksimum dan skor terkecil disebit minimum.
e. Memeriksa dengan runtut per nomor soal dengan mencocokan
jawaban peserta didik lain, agar nantinya jika jawaban sama tidak
terjadi perbedaan skor.
f. Apabila soal dari peserta didik telah diberi skor, langkah
selanjutnya adalah menghitung skor perolehan peserta didik untuk
setiap soal. Kemudian menghitung nilai tiap soal dengan rumus:
Skor perolehan siswa
Nilai Tiap soal : ------------------------------------------- x bobot soal

Skor maksimum untuk setiap butir soal.

g. Menjumlahkan semua nilai yang diperoleh dari semua soal


tersebut. Jumlah ini nantinya disebut dengan nilai akhir dari suatu
perankat tes yang telah disajikan.

10
Butir Soal : Jelaskan alasan apa saja yang membuat kita perlu
menanamkan rasa cinta terhadap tanah air!
Kriteria Jawaban: Jawaban yang dijadikan pedoman penilaian
boleh bermacam-macam, namun pada pokoknya jawaban dapat
dikelompokkan sebagai berikut:

Kriteria Jawaban Skor


Sebab, dengan menanamkan rasa cinta tanah air 0-3
sejak dini, kita akan selalu bersyukur dan
menghargai jasa para pahlawan
Sebab, sebagai generasi muda yang baik kita 0-3
seharusnya mencintai tanah air agar dapat
memperoleh cita-cita dan membanggakan tanah
air.
Sebab, hal ini dapat menumbuhkan semangat dan 0-2
jiwa nasionalisme yang tinggi
Sebab, sebagai warga negara yang baik kita harus 0-2
mencintai tanah air
Skor maksimum 10
Contoh soal lain terkait dengan essay test adalah :
1. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat mengidentifikasi
tentang laporan keuangan perusahaan dagang dengan benar
(C1)
Soal : Bagaimana cara mengidentifikasi laporan keuangan
pada perusahaan dagang?
2. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik menjelaskan tentang
perusahaan dagang di kehidupan sehari-hari dengan benar(C2)
Soal: Jelaskan bagaimana menerapkan perusahaan dagang
dikehidupan sehari-hari?
3. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat menghitung saldo
kas pada buku besar dengan benar (C3)
Soal: Pada tanggal 1 Mei 2019 saldo buku besar kas
perusahaan sebesar Rp 600.000,00 (D). Pada akhir bulan Maret
jurnal pengeluaran kas menunjukkan total kas (K) Rp
3.000.000,00, jurnal penerimaan kas menunjukkan total kas
(D) Rp 4.000.000,00 dan di jurnal umum terdapat pengkreditan

11
kas sebesar Rp 200.000,00. Hitunglah saldo akhir akun kas di
buku besar per 31 mei 2019
4. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat menganalisis
transaksi jurnal penyesuaian di perusahaan dagang(C4)
Soal : Pada neraca saldo perusahaan Kayang menunjukkan
akun perlengkapan sebesar Rp500.000, dan saat akhir periode
perlengkapan yang tersisa di gudang sebesar Rp250.000
Berdasarkan data dari perusahaan Kayang tersebut, analisislah
transaksi diatas dan buatlah jurnal penyesuaian untuk beban
pemakaian perlengkapan yang telah digunakan
5. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat menciptakan jurnal
umum berdasar transaksi yang ada sesuai metode yang
ditentukan (C5)
Soal: Transaksi dibawah ini diperoleh dari UD. MITRA per
bulan Februari 2021. (dalam rupiah)
Februari 5 Dibeli barang dagang seharga 70.000 tunai
7 Dibeli barang dagang dari PT. JAYA sebesar 1.000.000
secara tunai dengan potongan sebesar 2%
10 Dibeli peralatan kantor seharga 5.000.000 dari PT. ABADI
dibayar secara tunai sebesar 3.000.0000 dan sisanya
menandatangani promes
11 Dibeli barang dagang sebesar 750.000 dari CV. PULOMAS
dengan syarat 5/7, n/20
14 Dibayar hutang kepada PT. ABADI
15 Dibayar hutang atas pembeliann tanggal 11
20 Dibeli barang dagang sebesar 900.000 dari PT. JAYA
dengan syarat 3/10, n/20
28 Dibayar hutang dagang kepada PT. JAYA
Buatlah jurnal umum dari transaksi diatas menggunakan
metode Fiskal
6. Tujuan pembelajaran : Peserta didik dapat membedakan antara
metode FIFO dan LIFO (C6)
Soal : Setelah mempelajari metode FIFO dan LIFO, tuliskan
perbandingan diantara dua metode tersebut!

12
13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Dalam menerapkan jenis tes untuk peserta didik terdapat beberapa
macam dan diantaranya adalah completion test dan test essay. Test
essay memiliki 2 bentuk yaitu tes uraian objektif dan teset uraian non
objektif, dari kedua bentuk tersebut yang membedakan adalah teknik
penskorannya.
2. Fungsi pemberian tes yang sesuai dengan mata pelajaran adalah untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik dan sebagai alat pengukur untuk
keberhasilan program pengajaran, dan memberikan pemahaman yang
mendalam terkait penerapan tes dengan mata pelajarannya.
3. Dalam melakukan penskoran test hasil belajar memiliki beberapa
teknik tertentu. Maka pendidik dalam melakukan penskoran test hasil
belajar perlu menggunakan teknik yang sesuai dengan test yang telah
diberikan kepada peserta didik agar menghasilkan skor yang adil dan
objektif.
3.2 Saran
1. Diharapkan agar pendidik dapat menerapkan jenis tes yang sesuai
dengan mata pelajaran, agar memudahkan peserta didik untuk belajar
dan lebih memahami isi dari mata pelajaran yang diberikan.
2. Sebaiknya pendidik melakukan penskoran yang sesuai dengan jenis tes
yang diberikan, agar nantinya skor yang diberikan adil dan dapat
dipertanggungjawab kan.
3.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. 2012. “Evaluasi Pembelajaran (Edisi Revisi)”. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada,
2007), hal 67
Nitko, Anthony J. 1996. Educational Assessment of Students, Second Edition. Ohio: Merrill
an imprint of Prentice Hall Englewood Cliffs.

Siswanto.2006. “PENGGUNAAN TES ESSAY DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN”.


Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol. V No. 1 – Tahun 2006 Hal. 55 – 61

Yaqin, Nur. Evaluasi Pendidikan. Sociology Pendidikan.

15

Anda mungkin juga menyukai