SIKLUS BORN–HABER
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya dan karunianya, kami
dapat menyusun makalah ini sampai selesai. Adapun maksud dan tujuan penyusunan makalah
ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar ilmu kimia.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si, selaku
dosen pengampu mata kuliah dasar-dasar ilmu kimia, serta semua pihak yang telah memberi
dukungan dalam penyusunan makalah ini.
Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta menambah
wawasan dan pengetahuan. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
oleh karena itu saya menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca agar
terciptanya tugas-tugas yang lebih baik kedepannya. Terimakasih.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1. 1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4
1.3 TUJUAN MAKALAH.....................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
IDENTITAS JURNAL...............................................................................................................5
2.1 IDENTITAS JURNAL.....................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................6
RINGKASAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL.............................................6
3.1 Ringkasan Jurnal Utama...................................................................................................6
3.2 Ringkasan Jurnal Kedua...................................................................................................7
3.3 Keunggulan Jurnal............................................................................................................8
3.4 JURNAL PEMBANDING...............................................................................................9
3.5 KELEMAHAN ISI JURNAL.........................................................................................10
3.6 JURNAL PEMBANDING.............................................................................................11
BAB IV....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
4.2 Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
Siklus Born–Haber digunakan terutama sebagai cara menghitung energi kisi (atau
lebih tepatnya entalpi yang tidak bisa diukur secara langsung. Entalpi kisi adalah
perubahan entalpi yang terlibat dalam pembentukan senyawa ionik dari ion berfasa gas
(proses eksoterm), atau kadang-kadang didefinisikan sebagai energi untuk memecah senyawa
ion menjadi ion berfasa gas (suatu proses endotermik). Siklus Born–Haber
menerapkan hukum Hess untuk menghitung entalpi kisi dengan membandingkan perubahan
entalpi pembentukan standar dari senyawa ionik (dari unsur) ke entalpi yang diperlukan
untuk membuat ion berfasa gas dari unsur bebasnya. Perhitungan entapi pembentukan ion
berfasa gas terlihat rumit. Untuk membuat ion gas dari unsur-unsur bebasnya, perlu untuk
membuat atomisasi unsur-unsur tersebut (mengubah masing-masing unsur menjadi atom
berfasa gas) dan kemudian atom tersebut diionisasi. Energi yang diperlukan untuk
menghilangkan satu atau lebih elektron untuk membuat kation adalah jumlah dari energi
ionisasinya; misalnya, energi yang dibutuhkan untuk membentuk Mg2+ adalah energi
ionisasi yang diperlukan untuk menghilangkan elektron pertama dari Mg, ditambah energi
ionisasi yang diperlukan untuk menghilangkan elektron kedua dari Mg+.
Afinitas elektron didefinisikan sebagai jumlah energi yang dilepaskan ketika elektron
ditambahkan ke atom atau molekul netral dalam bentuk gas untuk membentuk ion negatif.
Siklus Born–Haber hanya berlaku untuk padatan ionik penuh seperti halida alkali tertentu.
Sebagian besar senyawa ini termasuk kontribusi kovalen dan ionik untuk ikatan kimia dan
energi kisi, yang diwakili oleh siklus termodinamika Born– Haber yang diperpanjang. Siklus
Born–Haber yang diperpanjang dapat digunakan untuk memperkirakan polaritas dan muatan
atom senyawa polar.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat sedikit kesalahan padaPenentuan Energi Kisi Oksida-Oksida Piroklor, tetapi
kesalahan tersebut di benarkan dengan rumusan energi kisi yang merupakan persamaan
kombinasi dari rumusan Yoder dan Flora.
Siklus Born–Haber digunakan terutama sebagai cara menghitung energi kisi (atau lebih
tepatnya entalpi yang tidak bisa diukur secara langsung. Entalpi kisi adalah perubahan
entalpi yang terlibat dalam pembentukan senyawa ionik dari ion berfasa gas (proses
eksoterm), atau kadang-kadang didefinisikan sebagai energi untuk memecah senyawa ion
menjadi ion berfasa gas (suatu proses endotermik). Siklus Born–Haber menerapkan
hukum Hess untuk menghitung entalpi kisi dengan membandingkan perubahan entalpi
pembentukan standar dari senyawa ionik (dari unsur) ke entalpi yang diperlukan untuk
membuat ion berfasa gas dari unsur bebasnya. Perhitungan entapi pembentukan ion
berfasa gas terlihat rumit. Untuk membuat ion gas dari unsur-unsur bebasnya, perlu untuk
membuat atomisasi unsur-unsur tersebut (mengubah masing-masing unsur menjadi atom
berfasa gas) dan kemudian atom tersebut diionisasi. Jika unsur tersebut biasanya
merupakan molekul maka pertama-tama kita harus mempertimbangkan energi disosiasi
ikatan (lihat pula energi ikatan).
4.2 Saran
513
6Kesimpulan
Menurut kelompok 3 kami menyarankan kepada teman-teman untuk membaca Kedua
jurnal ini pada dasarnya sangat baik digunakan sebagai panduan memahami energi kisi.
Tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang selalu berubah maka alangkah baiknya jika
kedua buku ini diperbaharui seperti buku pembanding agar memberikan rangkuman dan uji
kompetensi untuk menguji pengetahuan pembaca terhadap materi yang ada di buku pembanding.
DAFTAR PUSTAKA
Suhendar, D., & Ismunandar, I. (2009). Penentuan Energi Kisi Oksida-Oksida Piroklor. Jurnal
Matematika & Sains, 11(1), 18-24.
Tehubijuluw, H., & Ismunandar. (2008). Penentuan Energi Kisi dan Simulasi Molekuler
Oksida Perovskit. Indo. J. Chem. 8 (3), 385 - 391