Disajikan sebagai tugas mata kuliah Inorganic Chemistry 1 yang di ampu oleh :
By:
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah " Sistem Periodik Unsur "
Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen Bu Gusma Harfiana, S.Si, M.Si, di mata kuliah Inorganic Chemistry 1
yang telah memberikan tugas terhadap saya.
Saya jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa saya harapkan. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dari pihak lain yang berkepentingan
pada umumnya.
penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB 1...................................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN...............................................................................................................................iv
A. LATAR BELAKANG MASALAH........................................................................................iv
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................iv
C. TUJUAN...................................................................................................................................v
D. MANFAAT...............................................................................................................................v
BAB II..................................................................................................................................................vi
PEMBAHASAN..................................................................................................................................vi
A. PENGERTIAN SISTEM PERIODIK...................................................................................vi
B. PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK UNSUR-UNSUR..............................................vi
C. SUSUNAN PERIODIK UNSUR...........................................................................................vii
D. PENGGOLONGAN PERIODIK UNSUR...........................................................................viii
E. SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR......................................................................................ix
F. HUBUNGAN KONFIGURASI ELEKTRON DENGAN PENGELOMPOKAN UNSUR
xii
G. AFINITAS ELEKTRON..................................................................................................xiii
BAB III...............................................................................................................................................xx
PENUTUP...........................................................................................................................................xx
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................xx
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................xxi
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Tabel Periodik Unsur?
2. Bagaimana perkembangan Sistem Periodik Unsur?
3. Bagaimana susunan Periodi Unsur?
4. Bagaimana penggolongan Periodik Unsur-unsur?
iv
5. Bagaimana Sifat-sifat Periodik Unsur-unsur?
6. Bagaimana hubungan Konfigurasi Elektron dengan Pengelompokan
Unsur?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem Periodik Unsur
2. Untuk mengetahui perkembangan Sistem Periodik Unsur
3. Untuk mengetahui susunan Periodik Unsur
4. Untuk mengetahui penggolongan Periodik Unsur
5. Untuk mengetahui sifat-sifat Periodik Unsur
6. Untuk mengetahui hubungan Konfigurasi Elektron dengan
Pengelompokan Unsur
D. MANFAAT
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari hasil rancangan makalah ini adalah dapat
digunakan untuk menambah pengetahuan, wawasan, serta menjadi
rujukan pada makalah sejenisnya dimana dimaksudkan sebagai
referensi untuk mengembangkan pemahaman tentang Sistem Periodik
Unsur
1. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Menambah pengetahuan,wawasan, dan dapat menentukan
kesimpulan tentang Sistem Periodik Unsur dalam beberapa metode.
b. Bagi Masyarakat/Mahasiswa
Sebagai referensi perancangan pemahaman dalam melakukan
pengujian tentang Sistem Periodik Unsur
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISTEM PERIODIK
Tabel periodik adalah tampilan unsur-unsur kimia dalam bentuk tabel
Unsur-unsur tersebut di susun berdasarkan nomor atom, konfigurasi
elektron dan keberulangan sifat kimia. Secara umum, dalam satu periode
(baris), di sebelah kiri bersifat logam dan di sebelah kanan bersifat non
logam. Baris pada tabel disebut periode, sedangkan kolom disebut
golongan.[1]
vi
Versi awal tabel periodik jelas memiliki ketidakkonsistenan, misalnya
massa atom argon (39,95) lebih besar dari massa atom dari kalium (39,10
sma). Jika unsur ini semata-mata disusun berdasarkan kenaikan atom,
argon akan menepati posisi yang ditempati kalium yang ada di tabelliodik
moderen. Tabel periodik moderen biasanya menampilkan nomor atom
bersama dengan lambang unsurnya.[1][2]
vii
e) Nomor Massa
Massa Atom Relatif (Ar)
Massa atom relatif adalah perbandingan massa atom unsur terhadap
1/12 kali massa satu atom karbon -12.
Massa Molekul Relatif (Mr)
Massa molekul realtif adalah jumlah total Ar dari unsur-unsurnya
penyusunnya.[3]
ix
Energi ionisasi ketiga, A 2+ A 3+ + e–
xi
atom gas saat menyerap elektron disertai pelepasan energi. Unsur-
unsur gas mulia memiliki afinitas paling kecil sehingga sulit menerima
elektron . Harga afinitas bertanda Positif krn saat menyerap elektron
diperlukan energi. Afinitas elektron yang bertanda positif berarti atom
saat menyerap elektron memerlukan energi, yaitu unsur gol IIA dan
VIIIA.
Sama halnya dengan sifat-sifat periodik unsur di atas, afinitas
elektron juga memiliki kecenderungan sebagai berikut:
Dalam suatu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin
kecil (positif), dikarenakan daya tarik inti terhadap elektron yang
dilengkapi berkurang sehingga afinitas berkurang.
Dalam suatu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin
besar (negatif), dikarenakan daya tarik inti terhadap elektron yang
ditangkap bertambah sehingga afinitas bertambah.
Terkecuali unsur alkali pada tanah dan gas mulia, semua unsur
golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif. Afinitas
elektron terbesar dimiliki golongan halogen.
xii
b) Unsur-unsur Golongan Transisi
G. AFINITAS ELEKTRON
Afinitas Elektron adalah energi yang dilepaskan sebuah atom untuk
menarik sebuah elektron. Afinitas elektron menggunakan satuan
kJmol-1 atau elektronVolt (eV). Afinitas elektron terbesar dimiliki
klor (17Cl), dan terkecil dimiliki berilium (4Be).[4]
Afinitas elektron dari suatu atom dapat digambarkan sebagai energi
yang dilepaskan oleh sebuah atom ketika sebuah elektron
xiii
ditambahkan padanya, atau sebaliknya sebagai energi yang
dibutuhkan untuk melepaskan elektron dari anion bermuatan tunggal.
Tanda afinitas elektron bisa sangat membingungkan, karena atom
yang menjadi lebih stabil dengan penambahan elektron (dan dianggap
memiliki afinitas elektron yang lebih tinggi) menunjukkan penurunan
energi potensial; yaitu, energi yang didapat oleh atom terlihat negatif.
Untuk atom yang menjadi kurang stabil saat mendapatkan elektron,
energi potensial meningkat, yang menyiratkan bahwa atom
memperoleh energi. Dalam kasus seperti itu, afinitas elektron atom
bernilai positif.[2]
Akibatnya, atom dengan nilai afinitas elektron yang lebih negatif
dianggap memiliki afinitas elektron yang lebih tinggi (mereka lebih
mudah menerima elektron), dan sebaliknya. Namun, dalam skenario
sebaliknya dimana afinitas elektron didefinisikan sebagai energi yang
dibutuhkan untuk melepaskan elektron dari anion, nilai energi yang
diperoleh akan memiliki besaran yang sama namun memiliki tanda
yang berlawanan. Ini karena atom-atom dengan afinitas elektron yang
tinggi cenderung kurang dapat melepaskan elektron, dan dengan
demikian mengambil lebih banyak energi untuk melepaskan elektron
dari atom. Dalam hal ini, atom dengan nilai energi lebih positif
memiliki afinitas elektron yang lebih tinggi. Dari kiri ke kanan
sepanjang satu periode, afinitas elektron akan meningkat.
Meskipun tampaknya Fluor seharusnya memiliki afinitas elektron
terbesar, ukuran fluorin yang kecil menghasilkan cukup sangkalan
bahwa Klorin memiliki afinitas elektron terbesar.
Y(g) + 1e- Y- (g)
Unsur-unsur halogen paling mudah menerima elektron karena
afinitas elektronnya besar. Harga afinitas bertanda Negatif karena
atom gas saat menyerap elektron disertai pelepasan energi. Unsur-
xiv
unsur gas mulia memiliki afinitas paling kecil sehingga sulit menerima
elektron . Harga afinitas bertanda Positif krn saat menyerap elektron
diperlukan energi. Afinitas elektron yang bertanda positif berarti atom
saat menyerap elektron memerlukan energi, yaitu unsur gol IIA dan
VIIIA.
xv
Dalam suatu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin
besar (negatif), dikarenakan daya tarik inti terhadap elektron yang
ditangkap bertambah sehingga afinitas bertambah.
Terkecuali unsur alkali pada tanah dan gas mulia, semua unsur
golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif. Afinitas
elektron terbesar dimiliki golongan halogen.
Harga Afinitas Elektron menentukan beberapa hal, sebagai berikut:
xvi
Perbandingan afinitas elektron unsur golongan 1A (ns 1) vs 2A
(ns2)
Pengecualian ini disebabkan oleh konfigurasi elektron valensi dari
unsur-unsur yang terlibat. Elektron yang ditambahkan ke unsur
golongan 2A ini akan mengisi orbital np yang berenergi lebih tinggi,
dan secara efektif terlindung oleh elektron ns2 sehingga elektron itu
mengalami tarikan yang lebih lemah ke inti. Oleh karena itu, ia
memiliki afinitas elektron yang lebih rendah daripada unsur golongan
1A yang seperiode.
Perbandingan afinitas elektron unsur golongan 4A (ns 2 np2) vs 5A
(ns2 np3)
Sama dengan argumen untuk afinitas elektron 1A vs 2A, demikian
juga afinitas elektron 4A vs 5A, lebih sulit menambahkan elektron ke
unsur golongan 5A (ns2 np3) daripada unsur golongan 4A yang
seperiode dengannya karena elektron yang ditambahkan ke unsur
golongan 5A harus ditempatkan di orbital np yang sudah mengandung
elektron (setengah penuh) dan karena itu akan mengalami tolakan
elektrostatis yang lebih besar. Ingat ada konsep kestabilan unsur yang
orbitalnya terisi penuh atau setengah penuh, unsur seperti ini relatif
stabil.
Afinitas elektron golongan 8A
Akhirnya, terlepas dari fakta bahwa gas mulia memiliki muatan inti
efektif yang tinggi, mereka memiliki afinitas elektron yang sangat
rendah (nilai nol atau negatif). Alasannya adalah bahwa elektron yang
ditambahkan ke atom dengan konfigurasi ns2 np6 harus memasuki
orbital ns1 berikutnya di mana ia terlindung dengan baik oleh elektron
inti dan hanya akan tertarik dengan sangat lemah oleh inti. Analisis ini
juga menjelaskan mengapa spesies dengan kulit valensi lengkap
cenderung stabil secara kimiawi.
xvii
Dengan berbagai argumen ilmuwan memberikan penjelasan atau
alasan, variasi afinitas elektron tidak teratur dalam satu periode.
Namun didapat kecenderungan umum bahwa afinitas elektron dari
unsur-unsur menjadi lebih negatif dari kiri ke kanan di setiap periode.
Penyimpangan Besaran Afinitas Elektron Unsur Segolongan
Unsur-unsur nonlogam segolongan, golongan 6A (atau golongan 16)
dan golongan 7A (atau golongan 17) terdapat penyimpangan nilai
afinitas elektron, seperti data pada Gambar-1 dan 2 di atas.
Di antara unsur nonlogam dalam Grup 6A dan 7A, gaya tolak
terbesar terjadi pada atom dengan jari-jari atom terkecil, yaitu O dan
F.
Gaya tolak elektron yang akan masuk ini disebabkan kerapatan
elektron pada tingkat energi tertinggi (kulit terluar/kulit valensi) di
masing-masing golongan ini terjadi pada unsur oksigen (golongan 6A)
dan fluor (golongan 7A). Akibatnya, unsur-unsur ini memiliki afinitas
elektron yang lebih kecil daripada unsur-unsur di bawahnya pada
masing-masing golongan.
Ilustrasi ditunjukkan pada gambar di bawah. F memiliki rapatan
elektron lebih tinggi, (jarak antar elektron lebih sempit) dibanding
xviii
Selepas O dan F (unsur di bawah O dan F) kecenderungan nilai
afinitas elektronnya relatif teratur, semakin ke bawah afinitas
elektronnya semakin kecil. Untuk penyimpangan lain khusus unsur-
unsur segolongan memungkin dapat dijelaskan dengan argumen serupa
untuk golongan 6A dan 7A. Beberapa juga dipengaruhi faktor lain
seperti pada unsur segolongan pada golongan 2A.
Penyimpangan afinitas elektron golongan 2A (golongan logam
alkali tanah) Be dan Mg
Golongan logam alkali tanah ini punya konfigurasi elektron energi
tertinggi di subkulit ns2, di orbital s sudah terisi dua elektron (elektron
berpasangan) dan juga jari-jari atomnya yang relatif kecil sehingga
tidak ada ruang bagi elektron yang dapat diterima sehingga afinitas
elektron adalah mendekati nol.
Afinitas elektron kedua
Energi selalu dibutuhkan untuk menerima elektron kedua ketika ia
mendekati anion. Jadi penambahan elektron kedua ke anion (atom yang
sudah bermuatan –1) untuk membentuk anion bermuatan –2 selalu
bersifat membutuhkan energi atau endotermik.
xix
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sistem periodik adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan
aturan tertentu. Semua unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar
tersebut. Sistem periodik disusun berdasarkan hukum periodik modern
yang menyatakan bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari
nomor atomnya.
2. Klasifikasi secara umum unsur dikelompokkan berdasarkan unsur
Logam, Non Logam, Semi Logam, Klasifikasi tersebut jelas lebih
menekankan pada sifat- sifat fisik dari unsur-unsur. Sedangkan hubungan
antara tabel sistem periodik unsur dengan sifat-sifat kimiawi serta
konfigurasi elektronik unsur-unsur terbagi ke dalam empat kelompok,
yaitu: Kelompok unsur-unsur inert atau gas mulia, Kelompok unsur-unsur
utama atau representatif, Kelompok unsur- unsur transisi, Kelompok
unsur-unsur transisi dalam (inner transition)
3. Sifat-sifat atom mempunyai suatu keteraturan periodisitas. Keteraturan ini
dapat diprediksi menggunakan tabel periodik unsur dan dapat dijelaskan
dengan menganalisis konfigurasi elektron dari setiap unsur. Setiap unsur
mempunyai kecenderungan mengambil atau melepaskan elektron valensi
untuk mencapai pembentukan oktet. Keteraturan ini menjelaskan sifat
periodisitas yaitu antara lain.: Jari-jari atom, Energi ionisasi, Afinitas
Elektron, Elektronegativitas.
4. Hubungan kofigurasi elektron dengan pengelompokan unsur itu dibagia
dua: unsur-unsur golongan utama dan unsur-unsur golongan transisi.
xx
DAFTAR PUSTAKA
[1] “d1368e760a3546fcf3b67c7763dfddcd.pdf.”
[2] “Kimia Dasar I - Sulastri, Ratu Fazlia Inda Rahmadani - Google Buku.”
[Online]. Available: https://books.google.co.id/books?
id=vJDPDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=inauthor:
%22Ratu+Fazlia+Inda+Rahmadani
%22&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
[5] S. M. Purwanto, “Sifat Periodik Unsur,” vol. 4, no. 3. pp. 57–71, 2014.
[Online]. Available: http://marefateadyan.nashriyat.ir/node/150
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304792/pendidikan/sistem%20periodik
%20unsur.pdf
https://www.academia.edu/37047996/Sifat_Periodik_Unsur
https://www.urip.info/2020/09/penyimpangan-kecenderungan-afinitas.html
xxi