Disusun Oleh:
Pepi Sulastri
Rina Natalia
Sri Handayani
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah Kimia yang berjudul “Sistem Periodik Unsur
Golongan Alkali" dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang
akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini
sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah ini sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu
Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
ini yang berjudul “Sistem Periodik Unsur Golongan Alkali" dapat bermanfaat
bagi kita semuanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penyusunan Makalah ............................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 4
2.1 Pengertian Sistem Periodik Unsur ............................................................ 4
2.2 Jenis-Jenis Unsur....................................................................................... 4
2.3 Pengertian Alkali ...................................................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 6
3.1 Metode Penelitian ..................................................................................... 6
3.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 7
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................... 8
4.1 Sistem Periodik Unsur Golongan IA ....................................................... 8
4.2 Sifat-Sifat Unsur Golongan IA ................................................................ 9
4.3 Kegunaan Unsur-Unsur Golongan IA .................................................... 14
4.4 Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan IA ................................................ 16
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 19
5.1 Simpulan ................................................................................................. 19
5.2 Saran........................................................................................................ 19
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan golongan 1A sistem periodik unsur?
2. Bagaimana sifat-sifat unsur golongan 1A?
3. Bagaimana kegunaan unsur-unsur golongan IA?
4. Bagaimana kelimpahan unsur-unsur golongan IA?
2
Sistematika Penyusunan Makalah
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
1.5 Sistematika Penyusunan Makalah
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Periodik Unsur
2.2 Jenis-Jenis Unsur
2.3 Pengertian Alkali
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
3.2 Teknik Pengumpulan Data
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Sistem Periodik Unsur Golongan IA
4.2 Sifat-Sifat Unsur Golongan IA
4.3 Kegunaan Unsur-Unsur Golongan IA
4.4 Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan IA
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
2.2.2. Unsur Non Logam
Pada unsur ini, logam tidak memiliki sedikitpun sifat logam.
Kebanyakan unsur non logam ini memiliki ciri fisik dan bentuk yang
berbeda satu sama lainnya. Umumnya unsur non logam berbentuk gas
seperti layaknya oksigen. Ada yang berwujud cair seperti bromin.
Selain itu, ketika unsur non logam berwujud padat maka teksturnya
getas dan keras. Untuk jenis unsur non logam seperti Oksigen (O),
Iodin (I), Silikon (Si), Neon (Ne), Nitrogen (N), Karbon (c), Klorin
(Ci), Helium (He), Hidrogen (H), Fosforus (P), Fluorin (F), belerang
(S) dan Bromin (Br).
2.2.3. Unsur Semi Logam
Unsur ini pada umumnya masih memiliki sedikit sifat logam
yang dikenal dengan metaloid. Pada unsur ini, biasanya memiliki sifat
semi konduktor yang mana tidak dapat menghantarkan listrik pada
suhu yang rendah. Namun, akan menjadi sangat baik apabila berada
pada suhu yang lebih tinggi. Untuk jenis unsur semi logam sendiri
terdiri dari telurium (Te), Polonium (Po), Antimon (Sb), Germanium
(Ge), Arsen (As), Silikon (Si) dan Boron (B).
5
BAB III
METODE PENELITIAN
6
3.2 Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka
Studi perpustakaan adalah proses penelitian yang melibatkan
pencarian, pengumpulan, dan analisis literatur atau sumber-sumber teks
yang relevan dengan topik penelitian tertentu. Tujuan dari studi pustaka
adalah untuk memahami dan mengintegrasikan pengetahuan yang sudah
ada tentang topik tersebut, mengidentifikasi perpaduan pengetahuan, dan
mengembangkan landasan teori untuk penelitian lebih lanjut.
Langkah-langkah dalam studi pustaka meliputi :
• Lokasi topik penelitian: Tentukan topik penelitian Anda dan
batas cakupan literatur yang relevan.
• Pencarian literatur: Cari sumber-sumber teks seperti buku, jurnal
ilmiah, artikel, laporan penelitian, dan sumber-sumber elektronik
yang berkaitan dengan topik penelitian Anda.
• Seleksi sumber: Pilih sumber-sumber yang paling relevan dan
berkualitas tinggi untuk analisis lebih lanjut.
• Analisis literatur: Evaluasi sumber-sumber yang dipilih,
penemuan temuan utama, dan pengumpulan informasi yang
relevan.
• Sintesis pengetahuan: Gabungkan temuan-temuan dari berbagai
sumber dan buatlah pemahaman yang komprehensif tentang
topik Anda.
• Penemuan visibilitas pengetahuan: Tidak adanya area-area di
mana masih ada kesalahan atau kekurangan dalam pengetahuan
yang sudah ada.
Studi pustaka sangat penting dalam penelitian akademis karena
membantu peneliti membangun dasar teoritis yang kuat,
menghindari duplikasi penelitian yang sudah ada, dan
mengembangkan pendekatan yang lebih baik untuk menjawab
pertanyaan penelitian.
7
BAB IV
PEMBAHASAN
8
litium, dan sesium. Masing-masing hanya berjumlah 0,01 persen, 0,002
persen, dan 0,0007 persen. Sedangkan fransium bersifat radioaktif dan hanya
ada di alam dalam waktu singkat. Unsur-unsur di atas disebut logam alkali
karena reaksi yang timbul apabila terkena air membentuk alkali atau basa
yang kuat menetralkan asam. Logam alkali dapat dengan mudah ditemukan di
alam dan bercampur dengan unsur-unsur lain karena salah satu sifatnya yang
sangat reaktif.
9
memungkinkan lapisan atom untuk dengan mudah meluncur satu
sama lain. Ini membuat unsur-unsur ini dapat dipotong dengan
pisau atau dibentuk dengan mudah tanpa memerlukan banyak
usaha. Selain itu, sifat fisik lainnya yang terkait dengan unsur
golongan IA adalah titik leleh dan titik didih yang relatif rendah,
yang berarti cair atau menguap pada suhu yang lebih rendah
daripada banyak unsur lainnya. Ini juga menunjukkan sifat fisik
yang lembut pada suhu dan tekanan standar.
b) Berwarna putih mengkilap seperti perak
Seluruh logam alkali mengkristal dengan struktur kristal body-
centered cubic dan memiliki warna nyala yang khas karena
elektron terluarnya sangat mudah tereksitasi. Logam alkali tanah
berwarna perak karena memiliki afinitas elektron yang relatif
rendah sehingga tidak mudah membentuk senyawa dengan unsur
lain. Hal ini menghasilkan energi yang relatif rendah pada
elektron terluar, yang menyebabkan elektron tersebut
memantulkan cahaya dengan baik, sehingga membuatnya tampak
berkilau. Selain itu, logam ini memiliki kerapatan elektron yang
relatif rendah pada kulit terluarnya, yang juga berkontribusi
terhadap warna peraknya. Jadi berwarna mengkilap karena
struktur kristal yang teratur, permukaan bersih dan refleksi
cahaya.
c) Penghantar panas dan listrik yang baik (konduktor)
Golongan IA atau alkali logam dapat menghantarkan listrik
dengan baik. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mereka untuk
membentuk ion positif (kation) dengan mudah ketika mereka
kehilangan satu elektron valensi mereka. Elektron ini dapat
bergerak dalam struktur kristal senyawa ionik atau dalam logam
murni, memungkinkan aliran listrik. Oleh karena itu, alkali logam
seperti litium (Li), natrium (Na), dan kalium (K) adalah konduktor
listrik yang baik.
d) Titik leleh dan titik didihnya relatif rendah
10
Golonngan IA titik leleh dan titik didihnya relatif rendah
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
• Ukuran atom: Atom dalam golongan IA relatif besar dan
memiliki banyak kulit elektron. Hal ini menyebabkan gaya
tarik-menarik antara atom menjadi lemah, sehingga
memerlukan energi yang lebih rendah untuk memisahkan
atom dalam zat padat atau cair.
• Struktur elektron: Atom-atom dalam golongan IA memiliki
satu elektron valensi di kulit terluar. Elektron ini jauh dari inti
atom, sehingga gaya tarik-menarik antara inti atom dan
elektron ini juga lemah. Sehingga, atom-atom ini cenderung
membentuk ikatan yang lebih lemah.
• Ikatan logam: Golongan IA memiliki kecenderungan
membentuk ikatan logam, di mana elektron valensi bebas
bergerak di antara atom-atom logam. Ini membuat zat logam
pada golongan IA menjadi konduktor panas dan listrik yang
baik, tetapi juga menyebabkan titik lebur dan titik rendah.
4.2.2 Sifat Kimia
a) Sangat reaktif, sehingga di alam tidak ditemukan sebagai unsur
bebas
Golongan ini sangat reaktif karena mereka memiliki satu elektron
valensi di kulit terluar mereka, yang membuatnya relatif mudah
untuk kehilangan elektron tersebut dan mencapai konfigurasi
elektronik yang lebih stabil, sehingg tidak ditemukan di alam
sebagai unsur bebas dalam keadaan murni karena sifat mereka
yang sangat reaktif.
Ketika unsur-unsur alkali bersentuhan dengan lingkungan alam,
seperti udara dan udara, mereka bereaksi dengan sangat cepat.
Misalnya, natrium, unsur alkali yang paling terkenal, sangat
reaktif terhadap udara dan akan melepaskan gas hidrogen dalam
reaksi yang sangat eksotermis. Oleh karena itu, unsur-unsur alkali
tidak dapat bertahan dalam bentuk murni di lingkungan alam yang
11
mengandung udara atau oksigen.
b) Reduktor kuat, sehingga mudah teroksidasi
Dalam reaksi kimia, agen reduktor adalah zat yang cenderung
memberikan elektron kepada zat lain atau mengalami oksidasi
sendiri. Oleh karena itu, unsur-unsur alkali sering digunakan
sebagai agen reduktor dalam berbagai reaksi kimia. Misalnya,
dalam proses elektrolisis, natrium digunakan sebagai agen
reduktor untuk mengekstraksi logam-logam lain dari senyawa
mereka. Sifat reduktor ini terkait dengan kemampuan mereka
untuk dengan mudah melepaskan elektron valensi mereka ketika
mereka mengalami reaksi kimia
c) Bereaksi dengan Halogen
Golongan IA (alkali) bereaksi dengan golongan VIIA (halogen)
dalam tabel periodik. Misalnya, unsur-unsur alkali seperti natrium
(Na) atau kalium (K) akan bereaksi dengan unsur-unsur halogen
seperti klorin (Cl) atau bromin (Br).
Ketika unsur-unsur alkali bereaksi dengan unsur-unsur halogen,
terjadilah reaksi transfer elektron yang menghasilkan
pembentukan senyawa ionik. Unsur alkali, yang memiliki sifat
reduktor kuat, cenderung kehilangan satu elektron valensi mereka
untuk membentuk ion positif (kation), sementara unsur halogen,
yang memiliki sifat oksidator kuat, cenderung menerima elektron
untuk membentuk ion negatif (anion). Hasilnya, mereka
membentuk senyawa ionik seperti natrium klorida (NaCl) atau
kalium bromida (KBr).
d) Bereaksi dengan Hidrogen dan khusus Li dapat beraksi dengan
Nitrogen
Golongan IA (alkali) juga dapat bereaksi dengan hidrogen (H),
meskipun reaksinya cenderung lebih lambat dan lebih moderat
dibandingkan dengan reaksinya dengan unsur halogen. Ketika
unsur-unsur alkali seperti natrium (Na) atau kalium (K) bereaksi
dengan hidrogen, mereka membentuk senyawa hidrida logam
12
alkali. Contoh reaksi ini adalah pembentukan natrium hidrida
(NaH) atau kalium hidrida (KH) di mana unsur alkali mengikat
dengan atom hidrogen untuk membentuk senyawa tersebut.
e) Bereaksi dengan Oksigen membentuk oksida, peroksida atau
superoksida tergantung pada kondisi reaksi
Unsur-unsur golongan IA (alkali) dapat bereaksi dengan oksigen
(O2) untuk membentuk berbagai senyawa oksigen. Reaksi ini
menghasilkan pembentukan oksida, peroksida, atau superoksida
tergantung pada kondisi reaksi. Berikut adalah rincian mengenai
berbagai senyawa yang dapat terbentuk:
• Oksida: Ketika unsur alkali bereaksi dengan oksigen di udara,
mereka membentuk oksida logam alkali. Contoh termasuk
natrium oksida (Na2O), kalium oksida (K2O), dan
sebagainya.
• Peroksida: Ketika unsur alkali bereaksi dengan oksigen di
bawah kondisi yang lebih berat, mereka dapat membentuk
senyawa peroksida logam alkali. Contoh peroksida adalah
natrium peroksida (Na2O2) atau kalium peroksida (K2O2).
• Superoksida: Dalam kondisi tertentu, seperti ketika oksigen
terpapar pada logam alkali dalam bentuk debu atau partikel
halus, mereka dapat membentuk senyawa superoksida, seperti
superoksida natrium (NaO2).
f) Bereaksi dengan amonia
Memiliki sifat kimia yang umumnya reaktif terhadap amonia
(NH3). Ketika unsur-unsur ini bereaksi dengan amonia, mereka
dapat membentuk senyawa ionik, seperti tengahda atau hidrida.
Reaksi ini dapat menghasilkan pelepasan gas hidrogen dalam
beberapa kasus. Contoh reaksi yang umum adalah reaksi natrium
(Na) dengan amonia:
2Na + 2NH3 → 2NaNH2 + H2
Reaksi ini menghasilkan natrium tengaha (NaNH2) dan gas
hidrogen (H2).
13
4.3 Kegunaan Unsur-Unsur Golongan IA
d) Produksi hidrokarbon
14
4.3.4 Kegunaan Kalium (K)
a) Sebagian besar kalium (95%) digunakan sebagai pupuk dan
sisanya digunakan untuk membuat K2CO3 dan KOH
b) K2CO3 umumnya digunakan untuk membuat kaca terutama kaca
televisi
c) KOH digunakan untuk membuat sabun cair dan detergen
d) KCl digunakan dalam jumlah kecil di bidang medis
e) KNO3 digunakan dalam pupuk dan bahan peledak
f) Bagi tumbuhan, ion K+ berperan penting untuk pertumbuhan,
sedangkan pada hewan dan manusia ion K+ berperan dalam
menghantarkan rangsang melalui sistem saraf
15
4.4 Kelimpahan Unsur-unsur Golongan IA
Unsur logam alkali bersifat sangat reaktif sehingga di alam hanya
dalam bentuk senyawanya. Salah satu unsur alkali yang banyak di alam
adalah natrium yang banyak ditemukan di dalam air laut yaitu garam dapur
(NaCl dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari). Berikut
kelimpahan unsur-unsur golongan IA:
16
kerak bumi, kira-kira 16% dari atom pada permukaan bumi berupa
hidrogen. Sebagian besar hidrogen alam ditemukan di dalam air.
4.4.2 Litium (Li)
Bijih utama litium adalah spodumena, LiAl (SiO3)2 yang terdapat di
Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Brazil dan Rusia. Selain itu
litium juga terdapat dalam lepidolit K2Li3Al3 (AlSi3O10)2(OH,F)4
0,0007% di bebatuan beku. Dalam spodune LiAl(SiO3)2
4.4.3 Natrium (Na)
Natrium terdapat di alam dalam senyawaan. Antara lain natrium
klorida (NaCl) yang terlarut dalam air laut dan sebagai garam batu
dalam tanah; natrium nitrat (NaNO3); dan natrium karbonat
(Na2CO3) sebagai soda alam. Natrium karbonat berupa hablur putih
yang larut dalam air. Bentuk hidratnya disebut soda cuci, Na2CO3 .
10 H2O. Natrium klorida atau garam dapur terdapat banyak sekali di
seluruh dunia. Selain terlarut dalam air laut (hampir 3%) juga dalam
lapisan-lapisan di dalam tanah (garam darat) yang kadang-kadang
sampai ratusan meter tebalnya. Garam dapur banyak dihasilkan di
Pulau Madura. Natrium nitrat juga disebut sendawa chili, terdapat di
alam di perbatasan antara Chili dan Peru. Diduga, bahwa sendawa
chili di daerah tersebut terbentuk dari pelapukan tumbuhan laut dan
kotoran-kotoran burung dengan pengaruh oksigen dan bakteri-bakteri
sendawa.
4.4.4 Kalium (K)
Logam ini merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung
sebanyak 2.4% (berat) di dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral
kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium sangat sulit diambil
dari mineral-mineral tersebut. Mineral-mineral tertentu, seperti
sylvite, carnalite, langbeinite, dan polyhalite ditemukan di danau
purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium dan
garam-garamnya dengan mudah dapat diambil. Kalium ditambang di
Jerman, negara bagian-negara bagian New Mexico, California, dan
Utah. Deposit besar yang ditemukan pada kedalaman 3000 kaki di
17
Saskatchewan, Kanada diharapkan menjadi tambang penting di tahun-
tahun depan. Kalium juga ditemukan di samudra, tetapi dalam jumlah
yang lebih sedikit ketimbang natrium.
4.4.5 Rubidium (Rb)
Unsur ini ternyata ditemukan lebih banyak dari yang diperkirakan
beberapa tahun lalu. Sekarang ini, rubidium dianggap sebagai elemen
ke-16 yang paling banyak ditemukan di kerak bumi. Rubidium ada di
pollucite, leucite dan zinnwaldite, yang terkandung sekitar 1% dan
dalam bentuk oksida. Ia ditemukan di lepidolite sebanyak 1.5% dan
diproduksi secara komersil dari bahan ini. Mineral-mineral kalium,
seperti yang ditemukan pada danau Searles, California, dan kalium
klorida yang diambil dari air asin di Michigan juga mengandung
rubidium dan sukses diproduksi secara komersil. Elemen ini juga
ditemukan bersamaan dengan cesium di dalam deposit pollucite di
danau Bernic, Manitoba.
4.4.6 Cesium (Cs)
Cesium merupakan salah satu unsur logam alkali yang reaktif,
berwarna putih dan lunak. Cesium banyak terdapat di alam pada
lapisan-lapisan batuan, dan dalam bentuk mineral seperti pollux
(pollucit), lepidotite, carnallite, dan feldspar. Dalam laboratorium
cesium dapat dibuat melalui proses elektrolisis ekstrak mineral dalam
bentuk sianida (cianyde) atau melalui pemanasan hidroksida atau
karbonat magnesium atau aluminium.
4.4.7 Fransium (Fr)
Fransium dapat diperoleh dalam mineral-mineral uranium. Fransium
juga dapat di peroleh dalam kerak bumi, namun kandungannya
mungkin tidak lebih dari 1 ons. Berasal dari peluruhan aktinium (Ac).
Bersifat radioaktif dengan waktu paro 21.8 menit.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Golongan alkali adalah enam unsur kimia dalam satu golongan
bernama Golongan 1(a) yang berada pada kolom paling kiri tabel
periodik. Keenam unsur yang termasuk logam alkali adalah litium (Li),
natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr).
Golongan IA, yang juga dikenal sebagai golongan alkali, memiliki
beberapa sifat fisika dan kimia yang khas. Sifat-sifat ini menjadikan
golongan IA merupakan kelompok unsur yang unik dan penting dalam
kimia dan ilmu pengetahuan alam.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21
22