Anda di halaman 1dari 23

1

TABEL PERIODIK
(Makalah Inti Atom dan Radioaktif)

Dosen Pengampu
Drs. Nengah Maharta, M.Si
Hervin Maulina, S.Pd., M.Sc
Novinta Nurulsari, S.Pd., M.Pd

Oleh
Amelia Yuni Saputri (1613022042)
Firda Dwi Fatmala (1613022056)
Murni (1653022002)
Ratih Setiani (1613022010)
Ursella Oktariani (1613022022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019

1
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya, sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan, baik materi
maupun pikirannya. Makalah ini merupakan sebuah tugas dalam mata kuliah Inti
Atom dan Radioatif yang disusun oleh penulis untuk menunjang proses belajar
yang sedang dijalani oleh penulis.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan, penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandarlampung, 05 April 2019

Penyusun

ii
iii

DAFTAR ISI

halaman

COVER ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................2

II. PEMBAHASAN
A. Pengertan Tabel Periodik .............................................................................3
B. Perkembangan Tabel Periodik Unsur...........................................................3
C. Golongan, Periode, dan Massa Relatif .......................................................10
D. Sifat Unsur .................................................................................................12
E. Sifat Kimia Hidrogen dan Unsur-unsur Golongan Utama .........................13
F. Jari-jari Atom, Energi Ionisasi, Afnitas Elektron, dan
Keelektronegatifan ....................................................................................15
G. Miskonsepsi .............................................................................................17

III. PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................18
B. Saran .........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

iii
ii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia


tidak terlepas dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan. Karenanya para
ilmuan selalu mengkaji persoalan yang terjadi, baik dalam lingkungan
maupun alam secara keseluruhan. Salah satu perkara yang dikaji yaitu perihal
unsur mulai dari konvensional hingga modern. Unsur sendiri dapat ditemukan
di alam bebas ataupun di dalam tanah, ada pula unsur yang belum dapat
ditemukan di alam bebas. Wujud unsur pun berbeda-beda sesuai dengan
tempat ditemukannya. Artinya unsur dapat berbentuk zat padat, cair atau gas.
Saat ini unsur yang dikenal sudah banyak sehingga para ahli berupaya
mengelompokkan atau mengklasifikasi unsur-unsur tersebut agar tertata
dengan baik. Puncak dari upaya para ahli tersebut yakni terciptanya suatu
daftar pengelompokkan unsur-unsur berdasarkan sifatnya yang disebut sistem
periodik unsur.

Pengelompokkan unsur bermula dari mengklasifikasi unsur ke dalam dua


golongan yang didasarkan pada sifat fisis unsur. Dasar utama yang digunakan
dalam mengelompokkan unsur adalah kemiripan sifat, kemudian kenaikan
massa atom, dan sekarang berdasarkan kenaikan nomor atom.
Pengelompokan unsur mengalami perkembangan mulai dari pengelompokkan
unsur yang paling sederhana, yaitu berdasarkan sifat logam dan non logam,
kemudian hukum-hukum, golongan, periode, hingga sifat-sifat unsur dalam
sistem periodik modern. Sistem periodik juga turut mengalami inovasi dalam
berbagai bentuk, berawal dari sistem triade Dobereiner, sistem oktaf
2

Newlands, sistem periodik Mendeleyev, dan sistem periodik Henry G.


Moseley yang saat ini digunakan.

Untuk mempelajari unsur yang begitu banyak diperlukan suatu cara agar
mudah mengenali sifat-sifatnya. Sistem periodik unsur merupakan sistem
yang sangat baik untuk mempelajari kecenderungan sifat unsur satu dengan
beberapa sifat yang lainnya. Maka dari itu, dalam makalah ini secara garis
besar akan dibahas hal-hal terkait sistem periodik unsur.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah tabel periodik, sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan tabel periodik?
2. Bagaimana perkembangan tabel periodik unsur?
3. Bagaimana menentukan golongan, periode, dan massa relatif?
4. Bagamana sifat unsur-unsur?
5. Bagaimana sifat kimia hidrogen dan unsur-unsur golongan utama?
6. Bagaimana menentukan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron,
dan keelektronegatifan?
7. Bagaimana miskonsepsi pada tabel periodik unsur?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan pada makalah tabel periodik, sebagai berikut.


1. Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan tabel periodik?
2. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan tabel periodik unsur?
3. Mahasiswa dapat mengetahui menentukan golongan, periode, dan massa
relatif?
4. Mahasiswa dapat mengetahui sifat unsur-unsur?
5. Mahasiswa dapat mengetahui sifat kimia hidrogen dan unsur-unsur
golongan utama?
6. Mahasiswa dapat mengetahui menentukan jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, dan keelektronegatifan?
7. Mahasiswa dapat mengetahui miskonsepsi pada tabel periodik unsur?
3

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Tabel Periodik

Sistem periodik unsur adalah sebuah tabel yang memuat seluruh unsur kimia
yang dikenal oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry). Tabel periodik adalah susunan unsur kimia dalam bentuk tabel
yang disusun berdasarkan nomor atom, konfigurasi elektron, dan sifat kimia.
Baris pada tabel disebut periode, sedangkan kolomnya disebut golongan.

Gambar 1. Tabel Periodik


(Sasrawan, 2016)

B. Perkembangan Tabel Periodik Unsur

Pengelompokkan unsur-unsur dimulai oleh Antonie Lavoiser yang


mengumpulkan unsur menjadi logam dan nonlogam. Selanjutnya
4

pengelompokkan unsur berkembang dalam berbagai bentuk dan dikenal


dengan Triade Dobereiner, Oktaf Newlands, Lothar Meyer, dan Mandeelev,
dan tabel periodik unsur modern.
1. Antonie Lavoiser
Antonie Lavoiser pada tahun 1789, seorang ahli kimia Perancis membagi
unsur-unsur menjadi empat kelompok. Pengelempokkan tabel periodik
unsur menurut Antonie Lavoiser, sebagai berikut.

Gambar 2. Antonie Lavoiser

Tabel 1. Pengelompokkan Tabel Periodik Unsur


Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
Hidrogen Karbon Arsen Alumina
Oksigen Fluor Argentus Barit
Nitrogen Klor Bismut Kapur
Cahaya Fosfor Kobalt Silika
Kalor Sulfur Nikel Magnesia
Plumbum
Timah
Seng

2. Triade Dobereiner
J.W.Dobreiner pada tahun 1817 mengelompokkan unsur yang
mempunyai sifat sama, tiap kelompok terdiri dari tiga unsur yang disebut
triade.
5

Gambar 3. J.W.Dobreiner

Dobereiner mencoba mengelompokkan unsur-unsur yang mempunyai


sifat sama berdasarkan kenaikan massa atomnya, ternyata didapat
keteraturan. Jika tiga unsur diurutkan berdasarkan kenaikan massa
atomnya, maka massa unsur yang kedua sama dengan massa rata-rata
unsur pertama dan ketiga. Pernyataan ini dikenal dengan nama Hukum
Triade Dobereiner.
Contoh:
6,94
Li
22,99
Na
39,10
K

3. Oktaf Newlands

Gambar 4. J.W Newlands


6

Pada tahun 1863, J.W Newlands mengurutkan unsur berdasarkan kenaikan


massa atomnya.

Tabel 2. Pengelompokkan unsur Hukum Oktaf Newlands


Do Re Mi Fa Sol La Si
H Li Be B C N O
F Na Mg Al Si P S
Cl K Ca Cr Ti Mn Fe
Co dan Ni Cu Zn Y Ln As Se
Br Rb Sr Ce dan La Zn Di/Mo Ro/Ru
Pd Ag Cd U Sn Sb Te
I Cs Ba/V Ta W Nb Au
Pt Tl Pb Th Hg Bi As

Pengelompokkan ini berdasarkan unsur yang memiliki sifat yang mirip,


seperti unsur H sifatnya mirip dengan unsur F dan Cl, unsur Li mirip
dengan Na dan K, serta unsur Be mirip dengan Mg.

Pengulangan ini oleh Newlands disebut Hukum Oktaf, karena


membandingkan pengulangan sifat unsur dengan tangga nada atau oktaf
pada lagu. Newlands memelopori penyusunan unsur-unsur yang sifatnya
mirip pada kolom vertikal. Kelemahan hukum oktaf, yaitu pengulangan
setiap 8 unsur hanya cocok untuk unsur-unsur yang massa atomnya kecil.

4. Lothar Meyer

Gambar 5. Lothar Meyer


7

Pada tahun 1870, Lothar Meyer mencoba membuat daftar unsur-unsur


dengan memperhatikan sifat fisika, yaitu volume atom. Lothar Meyer
membuat grafik volume atom unsur terhadap massa atomnya.

Gambar 6. Grafik Volume Atom terhadap Massa Atom

Pada lengkung Meyer, unsur-unsur Li, Na, K, Rb, dan Cs menempati


kedudukan yang setara, yaitu di puncak. Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba berada di
titik kedua dari puncak. Ternyata unsur-unsur yang letaknya setara memiliki
sifat yang mirip.

5. Mendeleev
Dimitri Ivanovich Mendeleev pada tahun 1869 di Rusia mengemukakan
hubungan antara massa unsur dengan sifat unsur.

Gambar 7. Dimitri Ivanovich Mendeleev


8

Dalam mempelajari keperiodikan unsur-unsur, Mendeleev selain


menggunakan sifat fisika juga menggunakan sifat kimia. Pada
penelitiannya seperti Newlands, Mendeleev juga menyusun unsur menurut
kenaikan massa atom relatifnya dan dia menemukan adanya perubahan
sifat secara periodik.

Tabel 3. Tabel Periodik Mendeleev


Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol
Periode
I II III IV V VI VII VIII
H
1
1
Li Be B C N O
2 F 19
7 9,4 11 12 14 16
Na Mg Al Si P S C
3
23 24 27,3 28 31 32 35,5
Fe 56,
K Ca - Ti V Cr Mn Co 59,
4
39 40 (44) 48 51 52 55 Ni 59,
Cu 63
Cu Zn - - As Se Br
5
63 65 (68) (72) 75 78 80
Ru 104,
Rb Sr -Yt Zr Nb Mo - Rh 104,
6
86 87 (88) 90 94 96 (100) Pd 106,
Ag 108
Ag Cd In Sn Sb Te I
7
108 112 115 118 122 125 127
Cs Ba - Di - Ce -
8 - - -
133 137 138 140
9 - - - - - - -
-Er - La Ta Ta Os 195,
10 - - -
178 180 182 182 Ir 197
Au Hg TI Pb Bi Bi Pu 198,
11 -
199 200 204 207 208 208 Au 199
Th
12 - - - - - -
231
9

6. Tabel periodik unsur modern


Tabel periodik unsur yang digunakan sekarang, yaitu Tabel Periodik
Unsur Modern. Setelah tabel periodik unsur Mendeleev, pada tahun 1915
Henry Moseley menemukan nomor atom dan menyusun unsur-unsur
dalam tabel periodik berdasarkan kenaikan nomor atom.

Gambar 8. Henry Moseley

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara nomor atom


dengan sifat-sifat unsur, maka tabel periodik Mendeleev perlu
penyempurnaan. Pada tabel periodik unsur modern unsur disusun dalam
golongan dan periode.

Terdapat dua sistem yang digunakan pada penomoran golongan, yaitu


sistem Amerika dan sistem IUPAC. Sistem Amerika menggunakan angka
Romawi I sampai VIII, masing-masing terdiri dari golongan A dan B.
Sistem IUPAC (International Union Pure and Applied Chemistry)
menggunakan angka Arab 1 sampai dengan 18.

Oleh karena itu, sistem penomoran golongan IUPAC belum


memasyarakat di kalangan ahli kimia, maka penggolongan sistem
Amerika lebih banyak digunakan, begitu juga di Indonesia. Tabel
periodik unsur modern digambarkan sebagai berikut.
10

Gambar 9. Tabel Periodik Sistem IUPAC

Gambar 10. Tabel Periodik Sistem Amerika


(Devi, 2009: 3-9)

C. Golongan, Periode, dan Massa Relatif

1. Golongan
Pada tabel periodik unsur dibagi menjadi dua, yaitu golongan utama
atau golongan A dan golongan transisi atau golongan B. Golongan
utama mempunyai nama khusus berdasarkan sifatnya dapat dilihat
pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Golongan Unsur
Golongan Nama Khusus Unsur-unsur
IA 1 Alkali Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr
IIA 2 Alkali tanah Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra
IIIA 13 Boron B, Al, Ga, ln, dan TI
IVA 14 Karbon C, Si, Ge, Sn, dan Pb
VA 15 Nitrogen N, P, As, Sb, dan Bi
11

VIA 16 Oksigen O, S, Se, Te, dan Po


VIIA 17 Halogen F, Cl, Br, I, dan At
VIIIA 18 Gas mulia He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn

2. Periode
Tabel periodik terdiri dari 7 periode dan dua deret unsur terpisah, yaitu
lantanida dan aktinida.
(Panggati, 2009)
3. Nomor atom dan nomor massa
Nomor atom dan nomor massa dapat dilambangkan, sebagi berikut.

Keterangan:
= Lambang atom
= Nomor atom
Nomor massa
Jumlah proton atau jumlah elektron merupakan nomor atom dan
jumlah neutron merupakan pengurangan nomor massa dikurangi
nomor atom.
(Devi, 2009: 11-13)

3. Massa atom relatif dan massa molekul relatif


a) Massa Atom Relatif (Ar)
Massa atom relatif adalah massa suatu atom dalam satuan massa
atom (sma) atau perbandingan antara massa 1 atom dengan 1/12
massa 1 atom karbon 12.
Tabel 5. Massa Atom Relatif Beberapa Unsur
Nama unsur Lambang Ar Ar (Pembulat)
Hidrogen H 1,0097 1
Karbon C 12,00 12
Neon Ne 20,183 20
Belerang S 32,064 32
12

Klor Cl 35,453 35,5


Besi Fe 55,874 56

b) Massa Molekul Relatif (Mr)


Massa Molekul relatif merupakan perbandingan antara massa 1
molekul senyawa dengan 1/12 massa 1 atom karbon 12.
Penghitungan massa molekul relatif dengan menjumlahkan massa
atom relatif penyusunnya.
(Nusa, 2012)

D. Sifat Unsur

Unsur-unsur yang ditemukan di alam ada yang bersifat logam, semi


logam, dan logam.
1) Logam
Pada tabel periodik unsur, unsur logam terletak di bagian kiri mulai
dari golongan IA, golongan transisi, sampai perbatasan unsur semi
logam. Sifat logam dapat menghantarkan listrik, menghantarkan panas,
dan mempunyai titik leleh tinggi.

Gambar 11. Unsur Logam

2) Nonlogam
Pada tabel periodik unsur, unsur-unsur nonlogam terletak di bagian
kanan mulai golongan IVA sampai golongan VIIIA. Pada golongan
13

IVA, VA, dan VIA hanya sebagian unsur yang bersifat nonlogam.
Sedangkan golongan VIIA dan VIIIA, semua unsur bersifat nonlogam.

Gambar 12. Unsur Nonlogam

Unsur nonlogam ada yang bersifat penghantar listrik, seperti karbon


yang biasa digunakan sebagai baterai. Titik didih dan titik lelah unsur
nonlogam sangat rendah, kecuali karbon.
3) Semi logam

Gambar 13. Unsur Semi Logam


Unsur-unsur yang berada pada perbatasan unsur logam dan nonlogam
bersifat semi logam atau metaloid. Sifat-sifat unsur metaloid ada yang
masuk ke sifat unsur logam dan yang masuk ke sifat unsur nonlogam.
((Devi, 2009: 26-28)

E. Sifat Kimia Hidrogen dan Unsur-unsur Golongan Utama

1) Hidrogen (1s1)
Tidak ada tempat yang cocok untuk unsur hidrogen dalam tabel
periodik. Hidrogen ditempatkan pada golongan IA, tidak boleh
14

berpikir bahwa hidrogen adalah anggota golongan tesebut. Seperti


logam alkali, hidrogen memilki satu elektron valensi s dan membentuk
ion unipositif (H+) yang terhidrasi dalam larutan. Di sisi lain hidrogen
juga membentuk ion hidrida (H-) dalam senyawa ion, seperti NaH dan
CaH2.
2) Unsur-unsur golongan IA
Unsur-unsur golongan IA merupakan logam alkali. Semua unsur ini
memiliki energi ionisasi yang rendah dan karena itu memiliki
kecenderungan yang besar untuk kehilangan satu elektron valensinya.
3) Unsur-unsur golongan IIA
Unsur-unsur golongan IIA merupakan logam alkali tanah. Logam
alkali tanah agak kurang reaktif dibandingkan logam alkali. Baik
energi ionisasi pertama maupun kedua turun dari berilium ke barium.
4) Unsur-unsur golongan IIIA
Anggota pertama golongan IIIA boron adalah metaloid. Sisanya adalah
logam. Boron tidak memebentuk senyawa ionik biner dan tidak reaktif
terhadap gas oksigen dan udara. Alumunium membentuk alumunium
oksida, ketika dibiarkan di udara. Unsur-unsur logam IIIA membentuik
ion unipositif dan ion tripositif. Semakin ke bawah dalam golongan
tersebut ditemukan bahwa unipositif menjadi lebih stabil daripada ion
tripositif.
5) Unsur-unsur golongan IVA
Anggota pertama golongan IV A karbon adalah nonlogam dan dua
anggota berikutnya, silikon dan germanium adalah metaloid. Unsur-
unsur logam golongan ini tidak bereaksi dengan air, tetapi bereaksi
dengan asam.
6) Unsur-unsur golongan VA
Golongan VA nitrogen dan fosfor adalah nonlogam, arsenik dan
antimon adalah metaloid, dan bismut adalah logam
7) Unsur-unsur golongan VIA
Tiap anggota pertama golongan 6A(Oksigen, belerang, dan selenium)
adalah non logam dan dua anggota yang terakhir (telurium dan
15

polonium) adalah metaloid. Unsur-unsur golongan ini khususnya


oksigen membentuk sejumlah besar senyawa molekul dengan
nonlogam.
8) Unsur-unsur golongan VIIA
Semua halogen adalah nonlogam. Karena kereaktifannya yang
besarhalogen tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur bebasnya di
alam. Anggota terakhir golongan VIIA adalah astatin adalah unsur
radioaktif. Fluorinsangat reaktif, sehingga dapat menyerangkan air
menghasilkan okssigen.
9) Unsur-unsur golongan VIIIA
Semua gas mulia terdapat sebagai spesi monoatomik. Konfigurasi
elektron gas mulia menunjukkan bahwa subkulit terluar atom-atomnya
ns dan np sudah terisi penuh yang menandakan kestabilan yang besar.
Energi ionisasi golongan VIIIA merupakan yang tertinggi di antara
semua unsur dan gas ini tidak memiliki kecenderungan untuk
menerima elektron tambahan. Selama bertahun-tahun unsur ini disebut
gas inert hingga kimiawan Inggris Neil Barlett mematahkan pendapat
kimiawan terdahulu, contohnya XeF4, XeO3, dan lain-lain.
(Chang, 2005: 244-252)

F. Jari-jari Atom, Energi Ionisasi, Keelektronegatifan, dan Afinitas


Elektron
Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara beraturan
sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur.
1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar.
Golongan dari atas ke bawah, kulit atom bertambah (ingat jumlah
kulit=nomor periode), sehingga jari-jari atom bertambah besar.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil.
Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap tetapi muatan inti (nomor atom)
dan jumlah elektron pada kulit bertambah. Hal tersebutmengakibatkan
16

gaya tarik-menarik antara inti dengan kulit elektron semakin besar


sehingga jari-jari atom makin kecil.

2. Energi Ionisasi
Kecenderungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambah
sehingga daya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil.
Elektron semakin mudah dilepas dan energi yang diperlukan untuk
melepaskannya makin kecil.
b. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap
elektron semakin besar sehingga elektron semakin sukar dilepas.
Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron akan semakin
besar.

3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral
dalam wujud gas pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk
ion negatif.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas elektron semakin
kecil.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar.
(Yeni, 2019)

4. Keelekronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik
elektron dalam molekul suatu senyawa.
a. Dalam satu periode, keelektronegatifan unsur bertambaha besar dari
kiri ke kanan. Hal tersebut disebabkan jari-jari atom mengecil,
sehingga semakin mudah suatu atom menarik elektron dalam molekul
suatu senyawa.
b. Dalam satu golongan, keeletronegatifan unsur bertambah besar dari
bawah ke atas. Hal ini dikarenakan semakin bertambah kecil jari-jari
17

atom dalam satu golongan mengakibatkan atom tersebut semakin


mudah untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa.
(Retnowati, 2006: 30)

G. Miskonsepsi Tabel Periodik

Pada penelitian ini ditemukan dua jenis miskonsepsi yang menonjol pada
konsep ukuran atom, yaitu sebanyak 20.30% siswa menganggap ukuran atom
ditentukan oleh jumlah proton, semakin banyak jumlah proton semakin besar
ukuran atom. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang
dilaporkan oleh Griffith dan Preston (1992), yaitu empat dari subjek
penelitian dari kelas IPA menganggap ukuran atom hanya ditentukan oleh
jumlah proton. Adapun konsep benar tentang aktor penentu ukuran atom
adalah ukuran dan jari-jari atom ditentukan oleh kombinasi gaya tarik inti
terhadap elektron dan gaya tolak antarelektron. Semakin kuat gaya tarik inti
terhadap elektron, maka semakin kecil ukuran atom.

Kesalahan konsep lain yang ditemukan pada konsep ukuran atom yaitu
sebanyak 38.35% siswa menganggap akibat pemanasan, atom mendapat
tambahan panas dan mengembang. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian Griffith dan Preston (1992) yang menyebutkan semua subjek
dalam penelitiannya menganggap pemanasan pada atom akan menyebabkan
atom mengembang. Konsep yang benar tentang pengaruh temperatur adalah
temperatur hanya mempengaruhi jarak antarpartikel.
(Rachmawati, 2014)
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat


diambil beberapa kesimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem periodik unsur adalah sebuah tabel yang memuat seluruh unsur
kimia yang dikenal oleh IUPAC (International Union of Pure and
Applied Chemistry).
2. Pengelompokkan unsur-unsur dimulai oleh Antonie Lavoiser yang
mengumpulkan unsur menjadi logam dan nonlogam. Selanjutnya
pengelompokkan unsur berkembang dalam berbagai bentuk dan dikenal
dengan Triade Dobereiner, Oktaf Newlands, Lothar Meyer, dan
Mandeelev, dan tabel periodik unsur modern.
3. Pada tabel periodik unsur dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan
utama atau golongan A dan golongan transisi atau golongan B. Kemudian
terdiri dari 7 periode dan dua deret unsur terpisah, yaitu lantanida dan
aktinida. Massa relatif pada tabel periodik unsur terbagi menjadi dua yaitu
massa atom relatif dan massa molekul relatif.
4. Unsur-unsur yang ditemukan di alam ada yang bersifat logam, semi
logam, dan logam.
5. Pada tabel periodik tidak ada tempat yang cocok untuk unsur hidrogen,
meskipun ditempatkan pada golongan IA namun hidrogen bukanlah
anggota golongan tesebut. Adapun sifat unsur-unsur pada golongan utama
(IA-VIIIA) cenderung memilki sifat kimia dan fisika yang identik, seperti
sifat logam, non logam, muatan ion, dan kemampuan bereaksi.
6. Sifat keperiodikan unsur meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
elektron, dan keelektronegatifan.
7. Miskonsepsi pada ukuran atom terhadap jumlah proton dan akibat
pemanasan.

B. Saran

Saran penyusun yaitu diharapkan pada penyusunan makalah selanjutnya


materi yang dimuat lebih lengkap dan kompleks namun mudah dipahami,
Sehingga akan membantu pembaca dalam mengetahui isi materi dan
meningkatkan kompetensi pembaca mengenai materi terkait.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:


Erlangga.

Devi, Poppy K., Kalsum, Siti., Masmiani, Syahrul, Hasmiati. 2009. Kimia 1 Kelas
X SMA dan MA (Online). Jakarta: PT Remaja Rosadakarya.

Nusa. 2012. Massa Atom Relatif dan Massa Senyawa Relatif. Diakses dari http://
ypi-annur.blogspot.com/2012/01/massa-atom-relative-ar-dan-massa.html
pada tanggal 16 Februari 2019 pukul 17.00 WIB.

Sasrawan, Hedi. 2016. Tabel Periodik. Diakses dari http://hedisasrawan. blogspot.


com/2016/05/tabel-periodik-artikel-lengkap.html pada tanggal 16 Februari
2019 pukul 17. 20 WIB.

Panggati, Esdi. 2009. Sistem Periodik Unsur (SPU). Diakses dari https://esdikimia
.wordpress.com/2009/09/25/sistem-periodik-unsur-spu/ pada tanggal 16
Februari 2018 pukul 16.40 WIB.

Rachmawati, Laili. 2014. Pengembangan dan Penerapan Instrumen Diagnostik


Two-Tier dalam Mengindentifikasi Miskonsepsi Siswa tentang Atom dan
Molekul. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran Volume 1 No 2. Diunduh
dari http://ejournal.sps.upi.edu/index.php/edusentris/article/view/141 pada
tanggal 19 Maret 2019 pukul 22.41 WIB.

Retnowati, Priscilla. 2006. Seribu Pena Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.

Yeni. 2019. Tabel Periodik. Diakses dari https://mfyeni.wordpress.com/kelas-


x/tabel-periodik-unsur/sifat-keperiodikan-unsur/ pada tanggal 19 Maret
2019 pukul 12.02 WIB.

Anda mungkin juga menyukai