Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FISIKA MODERN

THE NUCLEAR ATOM AND ELECTRON ORBITS

DOSEN PENGAMPU:

ALRIZAL S.Pd., M.Si

DISUSUN OLEH

KELOMPOK I :

WELLA MELIZA (A1C318001)

HIKMAH SYIARAH (A1C318009)

AULIYA RAMADHANTI (A1C318018)

SARA AFRIANDA (A1C318025)

LEGA CANTIKA (A1C318032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan seruan alam yang
selalu melimpahkan petunjuk, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “The Nuclear Atom and Electron Orbits”. Penulisan
makalah ini bertujuan dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Fisika Modern dan
menambah pengetahuan serta wawasan dalam bidang pendidikan khususnya dalam bidang
pendidikan fisika. Selama proses penulisan makalah ini hingga selesai banyak sekali
kesulitan-kesulitan yang penulis temui baik dalam proses mencari sumber maupun dalam
merangkai kata demi kata. Namun berkat usaha yang gigih dan tidak pernah menyerah serta
kerja sama yang baik dari kelompok, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan,
penyusunan kata maupun dalam penggunaan bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kepada semua pihak untuk memberi sumbangan pemikiran berupa kritik dan saran dari para
pembaca yang sifatnya membangun yang akan penulis terima dengan senang hati demi
penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Jambi, 20 November 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................3


1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................3
1.3 TUJUAN PENULISAN......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. PENGERT
2.2. PERCOBA
2.3. MODEL A
2.4. ATOM HID
2.5. KEGAGAL
PLANET........................................................................9
2.6. KELEMAH
2.7. ATOM BO
2.8. CONTOH

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................16
3.2 SARAN..............................................................................................................................16
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Atom merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan, semua materi yang
ada di muka bumi ini tersusun atas atom-atom. Perkembangan model atom ini sangat
mempengaruhi peradaban manusia, khususnya dibidang ilmu pengetahuan, dan membawa
kemajuan baik di bidang fisika, kimia, maupun biologi. Dengan berkembangnya ilmu
tentang atom, kita dapat mengetahui bagaimana susunan atom atau mengetahui
bagaimana atom itu bereaksi satu sama lain membentuk sebuah ikatan. Dengan adanya
perkembangan model atom ini, kita dapat dengan mudah memahami reaksi fusi maupun
reaksi fisi atom, dengan perkembangan model atom ini pula kita dapat dengan mudah
mengerti tentang reaksi-reaksi zat yang terjadi di sekitar kita. Pada tahun 1911 Rutherford
memulai percobaan yang mengubah wajah fisika. Ia menemukan inti atom dan
membangun model atom yang mirip dengan sistem tata surya. Elektron-elektron juga
mengorbit sebuah pusat (inti) seperti planet mengorbit matahari. Rutherford bersama dua
orang muridnya (Hans Geiger dan Ernest Marsden) melakukan percobaan yang dikenal
dengan hamburan sinar alfa (𝛼) terhadap lempeng emas tipis. Sebelumya telah ditemukan
adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya
tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah pengertian dan perkembangan model atom?
2. Bagaimanakah percobaan sinar alfa rutherford?
3. Apa itu model atom planet?
4. Apa itu atom hidrogen?
5. Mengapa model atom planet rutherford mengalami kegagalan?
6. Bagaimanakah ide niels bohr sebagai penutup kekurangan dari atom rutherford?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui pengertian dan perkembangan model atom
2. Dapat mengetahui percobaan sinar alfa rutherfod
3. Dapat mengetahui model atom planet
4. Dapat mengetahui model atom hidrogen
5. Dapat mengetahui alasan mengapa model atom planet mengalami kegagalan
6. Dapat mengetahui ide niels bohr sebagai penutup kekurangan atom rutherfor

3
BAB II

PEMBAHASAN

The Nuclear Atom

2.1 Pengertian dan perkembangan model atom


Atom sebagian besar merupakan ruang kosong. Menurut Serway (2009 : 376-
383) model dari atom pada masa Newton adalah sebuah bola kecil, keras, dan tidak
terhancurkan. Meskipun model ini menyediakan landasan yang bagus bagi teori
kinetik gas, model baru haruslah dibuat ketika ekspermen untuk mengungkap sifat
kelistrikan dari atom dilakukan.

Pada tahun 1897, J.J.Thompson menemukan rasio muatan-massa dari elektron.


Tahun berikutnya ia mengusulkan sebuah model yang dapat menjelaskan atom
sebagai sebuah daerah dimana muatan positif tersebar dalam ruang dengan elektron
yang berada pada seluruh daerah, seperti biji dalam buah semangka atau kismis pada
kue buah. Dengan demikian, atom secara keseluruhan adalah netral secara kelistrikan.

Menurut Krane (2011 : 223), kegagalan mencolok model atom Thomson


muncul dari hamburan partikel (proyektil) bermuatan atom. Karena adanya gaya
elektrik dari atom terhadap partikel tersebut, maka llintasan nya mengalami
pembelokan yang cukup berarti dari arah gerak semulanya. Gaya-gaya tersebut adalah
1. Gaya tolak yang ditimbulkan muatan positif atom, dan 2. Gaya tarik oleh elektron-
elektron yang bermuatan negatif. Kita menganggap bahwa masa partikel yang
dibelokkan tersebut lebih besar dari pada masa elektron, tapi lebih kecil dari pada
masa atom. Pada peristiw interaksi antara partikel dengan sebuah elekton, gaya tarik
menarik anatara keduanya tentulah sama besar ( menurut hukum ll Newton ) ,
sehingga yang terutama merasakan akibatnya adalah elektron yang masanya jauh
lebih kecil, sedangkan efeknya pada proyektil dapatlah diabaikan.

Karena itu, hanya lah muatan posotof atom yang perlu kita tinjau sebagai
penyebab pembelokkan lintasan partikel. Dengan alasan yang sama kita abaikan pula
gerak atom, yang lebih besar massanya, sebagai akibat , proyektil bermuatan yang
lewat tersebut. Dengan demikian, percobaan kita adalah hamburan sebuah partikel
4
bermuatan positif oleh bagian atom yang paling padat dan bermuatan positif dalam
keadaan diam.

2.2. Percobaan sinar alfa rutherord

Pada tahun 1911, Ernest Rutherford (1871-1937) dan muridnya Hans Geiger
dan Ernest Marsden melakukan sebuah eksperimen penting yang akan menunnjukkan
bahwa model Thompson tidak tepat. Dalam eksperimen ini, sebuah sinar bermuatan
partikel alfa positif (inti helium) ditembakkan pada sebuah lapisan tipis dari logam.
Sebagian besar dari partikel melewati lapisan logam, seperti melewati sebuah ruang
kosong. Akan tetapi, ada hasil eksperimen yang sangat mencengangkan. Banyak
partikel yang terpantulkan dari arah awal gerak mereka sehingga partikel-partikel
tersebut tersebar dengan sudut yang besar. Beberapa partikel bahkan terpantulkan
kebelakang, yang berarti arah gerak awal mereka dibalikkan sepenuhnya.

Partikel alfa relatif berat (hampir 8000 massa elektron) dan yang digunakan
dalam percobaan ini memiliki kecepatan yang tinggi (biasanya 2 x 10^7 m / s), jadi
jelas bahwa kekuatan besar diperlukan untuk menyebebabkan defleksi yang jelas.
Satu-satunya cara untuk menjelaskan hasilnya, Rutherford menemukan, dengan
menggambarkan sebuah atom yang terdiri dari sebuah inti kecil di mana muatan
positif dan hampir semua massanya terkonsentrasi, dengan elektron jaraknya agak
jauh.

Dengan atom yang sebagian besar merupakan ruang kosong, mudah untuk
melihat mengapa sebagian besar partikel alfa menembus lapisan tipis. Ketika sebuah
partikel alfa kebetulan mendekati inti, medan listrik yang kuat di sana tersebar melalui
sudut yang besar. Elektron atom, yang begitu ringan, tidak cukup besar
mempengaruhi partikel alfa.

Semua atom suatu unsur mempunyai muatan inti yang unik, dan muatan ini
bertambah secara teratur dari suatu unsur ke unsur lain dalam tabel periodik. Ternyata
muatan ini selalu merupakan kelipatan dari +Ze, dengan Z besar satuan muatan positif
dalam inti atom suatu unsur yang dikenal sebagai nomor atom. Proton yang
bermuatan +e merupakan penentu muatan inti. Nomor atom menunjukkan jumlah
proton dalam inti.
5
Model atom Rutherford dapat diterima karena dapat diperoleh suatu rumus
yang menggambarkan hamburan partikel alfa oleh selaput tipis berdasarkan model
tersebut.

N i nt Z 2 e 4
N (θ)=
2 2 2 4 θ
( 8 π ϵ 0 ) r KE sin ( 2 )

Keterangan :

N(𝞱) : jumlah partikel alfa per satuan luas yang mencapai layar pada sebuah sudut
hamburan 𝞱

Ni : Jumlah total partikel alfa yang mencapai layar

n : Jumlah atom per satuan volume dalam foil

Z : Nomor atom dari atom foil

r : Jarak layar dari foil

KE : Energi kinetik partikel alfa

T : Ketebalan kertas timah

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa partikel alfa dan inti yang
berinteraksi dengannya berukuran cukup kecil sehingga dapat dipandang sebagai
massa titik dan muatan titik. Inti begitu masif dibandingkan dengan partikel alfa
sehingga tidak bergerak ketika berinteraksi dengan partikel alfa. Model atom
Rutherford yang telah diterima secara meyakinkan memberikan gambaran bahwa
sebuah inti bermuatan positif dan bersifat masif dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif pada jarak yang relatif besar, sehingga muatan atom secara
keseluruhan bersifat netral. Dalam model ini elektron tidak dapat diam, karena tidak
ada sesuatupun yang dapat mempertahankannya melawan gaya tarik inti.

Elektron Orbits

6
2.3 Model atom planet

Pada tahun 1911, Rutherford menyatakan sebuah postulat bahwa muatan


positif atom terkonsentrasi di "inti" yang ukurannya jauh lebih kecil daripada
keseluruhan massa atom, yang mana di dalam sebagian besar massa atom tersebut
terdapat elektron negatif yang mengorbit di sekitar inti serupa dengan planet yang
bergerak di sekitar matahari. Setiap atom dengan jumlah elektron spesifiknya, harus
mengandung jumlah muatan positif yang sama dan berlawanan untuk mencapai
keadaan yang netral. Karena elekton adalah unit dasar muatan negatif, Rutherford
mempostulatkan bahwa unit muatan positif dalam inti adalah "proton".

Berdasarkan model Thompson, muatan positif pada atom dalam lapisan logam
telah menyebar hingga keseluruh volume (seluruh atom) dan tidak terjadi konsentrasi
pada muatan positif yang cukup kuat sehingga menyebabkan hamburan (pemantulan)
berskala besar pada partikel alfa yang bermuatan positif. Thompson berasumsi bahwa
muatan positif dalam atom terkonsentrasi dalam sebuah daerah yang relatif kecil bila
dibandingkan ukuran atomnya. Ia menyebut konsentrasi dari muatan positif sebagai
inti atom. Untuk menjelaskan mengapa elektron-elektron ini tidak ditarik ke dalam
inti oleh kekuatan listrik, Rutherford memodelkan hasil percobaannya ini bagaikan
benda (dalam hal ini elektron) yang bergerak di dalam orbit di sekitar inti dengan cara
yang sama seperti planet-planet mengorbit matahari Dari alasan inilah, model atom
Rutherford sering disebut sebagai model planet dari atom.

Menurut Beiser (1987: 134), teori elektromagnetik tidak mengijinkan orbit


elektron yang mantap dimana berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada model
planet atom Rutherford yang merupakan penerapan langsung dari hukum gerak
Newton dan hukum Coulomb mengenai gaya listrik, keduanya merupakan tonggak
fisika klasik dan sesuai dengan pengamatan bahwa atom tersebut mantap. Namun
keadaan ini tidak sesuai dengan teori elektromagnetik (tonggak lain dari fisika klasik)
yang menyatakan bahwa muatan listrik yang dipercepat akan memancarkan energi
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Sebuah elektron yang melintasi lintasan
lengkung merupakan partikel yang dipercepat, jadi harus kehilangan energi secara
terus-menerus selama melewati lintasan berbentuk spiral menuju inti dalam suatu
fraksi dari satu detik. Menurut Wiyatmo (2008: 16), ketika teori ini diuji secara
langsung, ramalan teori elektromagnetik selalu cocok dengan eksperimen, namun
teori atom tetap berlaku. Kontradiksi ini hanya mungkin karena hukum fisika yang
berlaku dalam dunia makroskopis tidak berlaku dalam dunia mikroskopis atom.

2.4 Atom hidrogen


Untuk atom hidrogen, perbandingan garis tengah elektron dengan garis tengah inti
sekitar 10.000 : 1. Sebagian besar dari atom merupakan ruangan kosong. Massa atom
hampir seluruhnya terletak pada massa intinya, dengan perbandingan massa inti atom
hidrogen dengan elektron 1837 : 1. Muatan listrik positif yang terkumpul pada inti
atom sama besarnya dengan jumlah muatan listrik negatif dari elektron-elektron yang
mengelilingi inti, sehingga atom secara keseluruhan bersifat netral. Inti atom dengan

7
elektron akan tarik-menarik. Gaya tarik menarik inti atom terhadap elektron
merupakan gaya sentripetal yang menyebabkan elektron tetap beredar mengelilingi
inti.

Gaya-gaya yang bekerja pada atom hidrogen tersebut adalah :


1. Gaya sentripetal : 𝐹 𝑠 = 𝑚𝑣2 𝑟, dengan m menyatakan massa elektron, v adalah
kecepatan elektron, dan r jari-jari orbit elektron.
1 e2
2. Gaya elektrostatik : 𝐹 𝑒 = dengan e menyatakan muatan elementer
4 πЄ 0 r 2
elektron.
Orbit elektron akan mantap jika :

𝐹𝑠=𝐹𝑒
mv2 1 e2
r = 4 πε 0 r 2

1 e2 r
𝑣2 = 4 πε 0 r 2 m

1 e2 1
𝑣2 = 4 πε 0 r m
e2
𝑣2 = 4 πε 0 rm
e2
𝑣=
√ 4 πε 0 rm
2
2
𝑣 = e
√ 4 πε 0 rm
Energi Atom Hidrogen

Menurut Beiser (1987: 133), energi total E elektron dalam atom hidrogen ialah
jumlah energi kinetik :

1
𝐾 = 2 mv2

dengan energi potensial :

e2
𝑉=-
4 πε 0 r

(Tanda minus menyatakan bahwa gaya pada elektron berada


dalam arah -r), jadi :

8
1 e2
𝐸=𝐾+𝑉=
2
mv2 -
4 πε 0 r

Subsitusikan persamaan , sehingga :

m e e2
E=
2 ( √ 4 πε 0 mr )
2
-
4 πε 0 r

m e2 e2
E= -
2 4 πε 0 rm 4 πε 0 r

me 2 e2
E=
8 πε 0 rm
- 4 πε 0 r

e2 e2
E=
8 πε 0 r
- 4 πε 0 r

e2 −2 e2
E=
8 πε 0 r

Jadi, energi total atom hidrogen :

e2
E=-
8 πε 0 r

Energi total elektron bertanda negatif ; hal ini berlaku untuk setiap elektron
atomik, dan mencerminkan bahwa elektron itu terikat pada inti. Jika E lebih besar dari
nol, elektronnya tidak akan mengikuti orbit tertutup disekeliling inti. Sebenarnya,
tentu saja energi E bukan hanya milik elektron tetapi merupakan milik sistem elektron
dan inti.

Menurut Wiyatmo (2008: 14-15), hubungan antara energi atom dengan jari-
jari orbit elektron Berdasarkan persamaan energi total atom hidrogen, nampak
berkurangnya energi elektron tersebut akan menyebabkan jari-jari orbit elektron
mengecil dan akhirnya jatuh ke inti. Menurut teori klasik, elektron atomik harus
secara spiral menuju inti dengan cepat ketika elektron itu memancarkan energi karena
adanya percepatan.

2.5 Kegagalan model atom planet


Menurut Beiser (1987: 134), teori elektromagnetik tidak mengijinkan orbit
elektron yang mantap dimana berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada model
planet atom Rutherford yang merupakan penerapan langsung dari hukum gerak
Newton dan hukum Coulomb mengenai gaya listrik, keduanya merupakan tonggak
fisika klasik dan sesuai dengan pengamatan bahwa atom tersebut mantap. Namun
keadaan ini tidak sesuai dengan teori elektromagnetik (tonggak lain dari fisika klasik)
yang menyatakan bahwa muatan listrik yang dipercepat akan memancarkan energi
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Sebuah elektron yang melintasi lintasan

9
lengkung merupakan partikel yang dipercepat, jadi harus kehilangan energi secara
terus-menerus selama melewati lintasan berbentuk spiral menuju inti dalam suatu
fraksi dari satu detik.
Menurut Wiyatmo (2008: 16), ketika teori ini diuji secara langsung, ramalan
teori elektromagnetik selalu cocok dengan eksperimen, namun teori atom tetap
berlaku. Kontradiksi ini hanya mungkin karena hukum fisika yang berlaku dalam
dunia makroskopis tidak berlaku dalam dunia mikroskopis atom.
Selain itu berkurangnya energi tersebut menyebabkan frekuensi gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan mengecil secara kontinu, yang berarti bahwa atom
tersebut akan menghasilkan spektrum yang kontinu. Hal ini bertentangan dengan
kenyataan yang ada yaitu bahwa tiap atom menghasilkan deretan frekuensi
gelombang elektromagnetik yang diskrit berupa spektrum garis.
Menurut Serway dan Jewett (2008: 1219), dua kelemahan mendasar yang ada
pada model planet atom Rutherford, sebuah atom memancarkan (dan menyerap)
frekuensi karakteristik tertentu dari radiasi elektromagnetik dan tidak ada yang lain,
tetapi model Rutherford tidak dapat menjelaskan fenomena ini. Kelemahan kedua
adalah bahwa elektron pada model atom Rutherford mengalami percepatan
sentripetal. Menurut teori elektromagnetik Maxwell, nilai percepatan sentripetal yang
berputar dengan frekuensi f harus memancarkan gelombang elektromagnetik dari
frekuensi f. Sayangnya, model klasik ini mengarah pada sebuah prediksi
penghancuran diri ketika diterapkan pada atom. Ketika elektron memancar, energi
dibawa menjauh dari atom, jari-jari orbit elektron terus menurun, dan frekuensi
revolusinya meningkat. Proses ini akan mengarah pada frekuensi yang terus
meningkat dari radiasi yang dipancarkan dan kehancuran total atom ketika elektron
menjalar ke dalam inti.

2.6 Kelemahan atom rutherford


Menurut Jevremovic (2009: 27), model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan :
1. Bagaimana elektron-elektron (bermuatan negatif) bertahan di luar inti meskipun
banyak gaya elektrostatik yang menarik? menurut model planet atom, elektron
yang berputar di sekitar nukleus (inti) seperti planet di sekitar matahari, karena
planet-planet netral secara elektrik maka mereka tetap berada di orbitnya. Menurut
teori elektromagnetik klasik, muatan apa pun yang ditempatkan dalam gerakan
melingkar akan memancarkan cahaya, yang berarti bahwa elektron yang
mengorbit di sekitar inti akan berputar ke dalam dan jatuh ke dalam nukleus (inti)
karena kehilangan energi kinetik. Ini akan menghasilkan atom yang sangat tidak
stabil.
2. Energi foton yang terpancar dari spiral yang berputar akan berubah dalam
frekuensi selama proses perlambatan dan menghasilkan spektrum yang
berkelanjutan; namun, pada saat itu, spektrum dari beberapa elemen diketahui
menunjukkan garis diskrit tertentu.
3. Tidak mampu menjelaskan apa yang menahan muatan positif dalam nukleus agar
tidak terlepas dari gaya elektrostatik yang sangat kuat.

10
4. Elektron yang mengelilingi inti akan memancarkan energi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik sehingga lintasannya berbentuk spiral yang
mendekati inti dan akhirnya elektron jatuh ke inti. Selain itu teori ini tidak dapat
menerangkan spektrum atom dan struktur stabil pada inti atom (Wiyatmo, 2008:
16).

2.7 Atom bohr sebagai penutup kekurangan atom rutherford

Pada tahun 1913 merupakan saat yang sangat tepat ketika Niels Bohr
menunjukkan sebuah model baru dari atom hidrogen yang mengatasi deduksi-deduksi
yang salah dalam model planet Rutherford. Meskipun model yang ia ciptakan
sekarang diangap sudah kuno dan telah tergantikan oleh teori mekanika kuantum, kita
dapat menggunakan model tersebut untuk mengembangkan notasi dari energi
kuantisasi dan kuantisasi momentum sudut untuk diterapkan pada sistem-sistem
berukuran atom. Kita juga dapat menggunakan model tersebut untuk menghitung
sifat-sifat tertentu dari atom hidrogen kemudian membandingkan prediksi tersebut
dengan penelitian eksperimentalnya. Model ini menggambarkan atom sebagai sebuah
inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bergerak dalah orbit
sirkuler mengelilingi inti – mirip sistem tata surya sehingga muncullah sebuah model
berupa elektron ringan bermuatan negatifyang mengitari sebuah nucleus berat
bermuatan positif. Gaya yang menjaga elektron tersebut agar tetap berada di orbitnya
adalah gaya Coloumb.

k (Ze2 )
F=
r2

Nm2
9
Dimana, nilai k =9,0 ×10 dan nilai Z untuk atom hidrogen adalah 1, dan
C2
e adalah muatan elektron yang nilainya sebesar 1,6 ×10−19 C . Selanjutnya kecepatan
orbit elektron tersebut berhubungan dengan radius orbitnya, yang diasumsikan oleh
Bohr, berbentuk lingkaran yaitu :

k (Ze 2)
v 2=
mr

Bohr menggunakan gagasan-gagasan dari teori kuantum planc yang asli,


konsep Einstein tentang foton, model planet atom Rutherford, dan mekanika Newton
untuk menghasilkan sebuah model semiklasik yang didasarkan pada dalil-dalil yang
revolusionner. Gagasan dasar dari teori Bohr ketika diterapkan pada atom hidrogen
adalah sebagai berikut.

1. Elektron bergerak dalam orbit melingkar mengelilingi proton dibawah pengaruh


dari gaya tarik lustrik.
2. Hanya orbit-orbit elektron tertentu yang stabiil. Ketika salah satu orbit berada
dalam keadaan stasioner, begitulah Bohr menyebutnya, elektron tidak

11
memancarkan energi dalam bentuk radiasi. Oleh karena itu, energi total dari atom
akan tetap konstan dan mekanika klasik dapat digunakan untuk menjelaskan gerak
elektron.
3. Radiasi terpencarkan oleh atom ketika elektron mengalami transisi dari orbit
energi awalnya ke orbit energi yang lebih rendah. Transisi tersebut tidak dapat
divisualisasikan atau diperlakukan secara klasik. Biasanya, frekuensi f dari foton
terpancarkan dalam transisi yang bersesuaian dengan perubahan energi atom dan
tidak dipengaruhi oleh frekuensi gerak orbit elektronnya. Frekuensi dari radiasi
yang terpancarkan diperoleh dari persamaan kekekalan energi
Ei −Ef =hf

Dimana Ei adalah energi keadaan awal, E f adalah energi akhir, dan Ei > E f .
Sebagai tambahan, energi dari foton yang datang dapat diserap oleh atom, tetapi
hanya jika foton memiliki energi yang tetap sama dengan perbedaan energi antara
keadaan yang diizinkan untuk atom tersebut dan energi keadaan ketika foton
datang.

4. Ukuran untuk orbit elektron yang diizinkan ditentukan oleh sebuah syarat yang
dikenakan pada momentum sudut dari orbit elektron. orbital yang diizinkan adalah
yang mana momentum sudut orbital elektron pada inti dikuantisasi dan sama
dengan kelipatan integral dari ħ = h/2π,
𝑚𝑒𝑣𝑟 = 𝑛ħ 𝑛 = 1,2,3,…
2.8 Contoh Soal

1. Elektorn dalam atom timah memiliki energi 9 ×10 4eV. Timah disinari dan
elektron lepas dilewatkan didalam medan magnet. Teramati jari-jari lintasan
elektron 0,25 m hitunglah energi kinetik elektron!
2. Pada model atom Bohr,cari kecepatan elektron pada orbital terdalam dari atom
hidrogen, jika diketahui mHidrogen=1,67 ×10−27kg dan rHidrogen=0,53× 10−10
m!
3. Elektron pada atom hidrogen diketahui pada keadaan n = 2 (eksitasi pertama)
Tentukan
(a). Jari-jari lintasan elektron,
(b). Kecepatan linier elektron pada lintasannya,
(c). Energi total elektron
4. Pada model atom Bohr, energi elektron atom hidrogen pada keadaan dasar -13,6
Ev. Jika elektron mengalami eksistasi dari kulit M ke kulit L maka besar
perubahan energi elektron adalah
5. Eksperimen menunjukkan bahwa 13,6 eV diperlukan untuk memisahkan atom
hidrogen menjadi sebuah proton dan sebuah elektron; ini berarti energi yang
mengikat adalah E = -13,6 eV. Carilah jari-jari orbital dan kecepatan elektron
dalam atom hidrogen.

12
Jawaban :
1. Diketahui : E = 9.104
r = 0,25 m
e = 1,6 x 10-19 C
ε 0=8,85. 10−12

ditanya : EK elektron?

e2 (1,6.10−19)2 (1,6.10−19)2 2,56.10−38


Jawab: KE = = = = =
8 πε 0 r 8 πε 0 ( 0,25 ) m 2 π .8,85.10−12 17,7.3,14 .10−12
2,56.10−38
= 0,046.1026
55,578.10−12

2. Diketahui : m hidrogen = 1,67x 10-27


r = 0,53 x 10-10 m
z =1
k = 9 x 10-19
e = 1,6 x 10-19

ditanya: v....?

k Ze 2
jawab : v2 =
mr

9.10 9(1 x 1,6.10−19)2


v2 =
1,67 .10−27 × 0,53.10−10

= 9.109x 2,892.10-1

= 26,03.108

v = √ 26,03.10 8

= 5,1.104 m/s

3. Dik :
h= 6,6.10-34 js
n=2
m= 9,1.10-31 Kg
a0= 0,5292.10-10 m
E= 13,6 eV
K= 8,988.109 Nm2/C2
e= 1,602.1010 m

Jari-jari lintasan elektron


rn = 0,5292 A0 n2 = 0,5292x22 A = 2,116 A

13
Kecepatan linier elektron
1 h 1 6,6.10−34 js
Vn = = = 1,096x106 m/s
n 2 πma0 2 2.3,14 . ( 9,1.10−31 kg ) .0,5292.10−10 m

Energi total elektron

13,6 eV 13,6 eV
En = - = = - 3,4 eV
n2 22
Atau
1 ke 2 1 8,988.109 Nm 2/c 2. ( 1,602.10−19C ) 2
En = = = -5,4485.10-19 joule =
n2 2a0 2 2.0,5292.10−10 m
-3,4 eV

4. Kulit atom dimulai dari K,L,M,N ..... . Dari urutannya kulit L merupakan kulit M
merupakan kulit ke-3. Sehingga di peroleh besarnya energi elektron yang
tereksistasi dari kulit M ke kulit L, yaitu :

Diketahui :

E = -13,6 Ev
Kulit M = 3
Kulit L = 2

Ditanya : ∆ E … … ?

1 1
∆ E=−13,6 eV
( −
n 22 n21 )
1 1
∆ E=−13,6 eV
( −
3 22 221 )
∆ E=−13,6 eV ( 365 )
∆ E=1,888 e V
∆ E=1,89 e V

5. Diketahui : e = 1,6 × 10-19 C


𝜋 = 3,14
𝜀0= 8,85 × 10-12 F/m
E = 13,6 eV = 2,2 × 10-18 J
Ditanya : 𝑟 = ... ?
Jawaban :
−e 2
r=
8 πε 0 E

14
(1,6. 10¿¿−19)2
r= ¿
(8 ×3,14 )× ( 8,85 ×10−12 F /m ) ×(−2, 2 ×10−18 J )
2,56 ×10−38
r= F
25,12× 8,85× 10−12 ×−2,2×10−18 J
m
2,56 ×10−38
r=
−489,0864 .10−30 F /mJ

r = 5,3 ×10−11

15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Atom sebagian besar merupakan ruang kosong, model dari atom pada masa Newton
adalah sebuah bola kecil, keras, dan tidak terhancurkan. Meskipun model ini menyediakan
landasan yang bagus bagi teori kinetik gas, model baru haruslah dibuat ketika ekspermen
untuk mengungkap sifat kelistrikan dari atom dilakukan.
Orbit elektron merupakan sebuah fungsi matematika yang menggabungkan perilaku
sebuah elektron ataupun sepasang elektron bergelombang dalam sebuah atom. Fungsi ini
dapat digunakan untuk menghitung probabilitas penemuan elektron dalam sebuah atom pada
daerah spesifik manapun di sekeliling inti atom. Elektron berputar mengelilingi nukleus
dalam orbit yang berbeda pada jarak yang tetap dari nukleus. Setiap orbit akan berisi
sejumlah elektron tetap.
Ernest Rutherfourd mengembangkan model atom baru, yang mengasumsikan bahwa
muatan positif dalam atom terkonsentrasi di bagian yang relatif kecil dari ukuran atom. Dia
menyebutkan konsentrasi muatan positif ini sebagai inti atom, setiap elektron yang termasuk
ke dalam atom diasumsikan berada di bagian yang relatif besar di luar inti. Untuk
menjelaskan mengapa elektron-elektron ini tidak ditarik ke dalam inti oleh kekuatan listrik,
Rutherford memodelkan hasil percobaannya ini bagaikan benda (dalam hal ini elektron) yang
bergerak di dalam orbit di sekitar inti dengan cara yang sama seperti planet-planet mengorbit
matahari. Dari alasan inilah, model atom Rutherford sering disebut sebagai model planet dari
atom.
Kemudian Niels Bohr pada tahun 1913 mempresentasikan model atom hidrogen baru
yang menghindari kelemahan model planet atom Rutherford. Bohr menggabungkan ide-ide
dari teori kuantum Planck, konsep Einstein tentang foton, model planet atom Rutherford, dan
mekanika Newton untuk sampai pada model semi klasik berdasarkan beberapa
perkembangan dan perubahan postulat yang ada.

3.2 SARAN

Sebaiknya dalam mempelajari orbit elektron khususnya pada model atom Rutherford
harus menguasai terlebih dahulu model atom sebelum dan sesudahnya sehingga dapat
dipahami dengan baik bagaimana orbit elektron pada model atom Rutherford tersebut serta
dapat juga diketahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari teori model atom Rutherford.

16
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Giordano, N. J. 2013. College Physics Reasoning & Relationships, Second Edition. USA:
Brooks.

Jevremovic, Tatjana. 2009. Nuclear Principles in Engineering, Second Edition. USA:


Springer.

Krane, Kenneth S.2011.Fisika Modern. Jakarta : Universitas Indonesia.

Magill, Joseph dan Galy, Jean. 2005. Radioactivity Radionuclides Radiation. Germany:
Springer

Nasyid, Hadi.2010.Fisika Modern Quantum Mechanics. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta.

Rosenblum, Bruce and Kuttner, Fred. 2006. Quantum Enigma: Physics Encounters
Consciousness, Second Edition. Inggris: Oxford University Press.

Serwey, Raymond A.2009.Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Salemba Teknika.

Siregar, Rustam.2018.Fisika Kuantum Teori dan Aplikasi. Jatinangor : Universitas Padjajaran

Sutarno. 2013. Fisika untuk Universitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wiyatmo, Yusman. 2008. Fisika Atom dalam Perspektif Klasik, Semiklasik dan Kuantum.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

17

Anda mungkin juga menyukai