Pengukuran
• Sebelum seorang evaluator menilai tentang proses sebuah
pendidikan, maka langkah awal yang dilakukan adalah
melakukan sebuah pengukuran. Adapun pengertian
pengukuran menurut para ahli yakni sebagai berikut.
• Pengukuran merupakan proses yang mendeskripsikan
performance siswa dengan menggunakan suatu skala
kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat
kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan
dengan angka-angka (Alwasilah et al.1996).
Asesmen
•Untuk dapat lebih memahami tentang assessment berikut beberapa definisi menurut para ahli
sebagai berikut :
a. Menurut Hill (1993)
Assessment is the process of gathering evidence and documenting a child’s lerning and growth
Assessment adalah proses mengumpulkan peristiwa dan mendokumentasikan pertumbuhan dan
pembelajaran anak.
•b. Menurut Robert M Smith (2002)
Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan
kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang
dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
•c. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis
“Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa
yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun
program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
•d. Menurut sumarno (2003). Assessment adalah proses sistematis untuk menentukan pencapaian
hasil belajar peserta didik.
Assessment dapat diartikan sebagai proses pengumpulan informasi yang diambil untuk
mengambil keputusan tentang kebijakan pendidikan, mutu pendidikan, mutu program pendidikan
dan mutu input pendidikan.
• Penilaian :
• Untuk dapat memahaminya berikut ini adalah beberapa
pendapat ahli tentang definisi penilaian.
a. Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan
menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
• b. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan
tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah
melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian
dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat
pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam
bentuk nilai.
• c. Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil
suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.
Penilaian bersifat kualitatif.
• d. Dalam buku, “Bimbingan Dan Konseling Disekolah”, terbitan
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, departemen Pendidikan
Nasional (2008:27) dijelaskan bahwa Penilaian merupakan langkah
penting dalam manajemen program bimbingan.
• e. Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal
1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik”.
4. Objektif
Dalam menilai hasil belajra siswa anda harus dapat menjaga objektivitas proses
dan hasil penilaian . objekativitas dapat mempengaruhi penilaian pada saat
pelaksanaan. Penskoran, dan pengambilan keputusan hasil belajra siswa. Hallo effect,
carry over effect, order effect, serta mechanic effect dapat menjadi penyebab tingginya
unsur subjektivitas hasil penskoran.
5. Berkesinambungan
Penilaian yang anda lakukan harus terencana, bertahap, teratur,
terus menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi
hasil belajar dan perkembangan belajar siswa . pengambilan keputusan
pencapaian hasil belajar siswa tidak boleh dilakukan hanya berdasar
informasi hasil belajar siswa pada tes akhir semester saja tetapi harus
diputuskan berdasar informasi hasil belajar siswa dari berbagai sumber
yang diperoleh secara berkesinambungan.
6. Menyeluruh
Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa
penilaian yang anda lukan harus mampu menilai keseluruhan
kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang mungkin meliputi
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
7. Terbuka
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan
sehingga keputusan hasil belajar siswa jelas bagi pihak-pihak yang
berkepentingan .
8. Bermakna
Hasil penilaian hendaknya mempunyai makna bagi siswa dan
juga pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya dapat
memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian hasil belajra
siswa, keunggulan dan kelemahan siswa, minat, serta potensi siswa
dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan
• Pergeseran paradigma penilaian hasil belajar
•Menurut Duun et al (2004), beberapa tujuan dan peranan assesmen dalam pembelajaran
adalah :
•1 Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik
•2. Mengukur peningkatan dari waktu ke waktu
•3. Menentukan penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan dan keterampilan tertentu
•4. Menentukan ranking peserta didik dari keseluruhan peserta didik dalam kelas
•5. Mengevaluasi metode pembelajaran
•6. Mengevaluasi efektifitas program pembelajaran.
Selain itu Arifin (2012), menyatakan bahwa fungsi assesmen atau penilaian hasil
belajar adalah :
1. Fungsi Formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik
•(feedback) kepada guru sebagai dasaar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan
mengadakan program
•remedial bagi peserta didik
3.Fungsi diagnostic,
yaitu untuk memahami latar belakang (psikologi, fisik , dan lingkungan) peserta
didik yg mengalami kesulitan belajar yg hasilnya dapat digunakan sebagai dasar
dalam memecahkan kesulitan tsb.
4. Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik
dalam situasi pembelajaran yang tepat (misalnya dalam penentuan
program spesialisasi ) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
didik.
Sedangkan menurut Arikunto, terdapat beberapa tujuan atau fungsi penilaian, yaitu :
• 1. Penilaian berfungsi selektif
• Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan
• seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai
• tujuan, antara lain:
• a. Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
• b. Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya.
• c. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa
• d. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan
sebagainya.
2. Penilaian berfungsi diagnostik
• Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan , maka
dengan melihat hasilnya,
• guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui pula penyebabnya. Jadi
dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru melakukan diagnosis kepada siswa tentang
kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih
mudah mencari cara untuk mengatasinya.