Anda di halaman 1dari 18

Modul 1

Konsep Dasar Penilaian Dalam


Pembelajaran

KB 1 : Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran


KB 2 : Jenis dan Fungsi Penilaian Dalam Pembelajaran
ARTI
PENGUKURAN, ASESMEN, PENILAIAN, DAN EVALUASI

Pengukuran
• Sebelum seorang evaluator menilai tentang proses sebuah
pendidikan, maka langkah awal yang dilakukan adalah
melakukan sebuah pengukuran. Adapun pengertian
pengukuran menurut para ahli yakni sebagai berikut.
• Pengukuran merupakan proses yang mendeskripsikan
performance siswa dengan menggunakan suatu skala
kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat
kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan
dengan angka-angka (Alwasilah et al.1996).
Asesmen
•Untuk dapat lebih memahami tentang assessment berikut beberapa definisi menurut para ahli
sebagai berikut :
a. Menurut Hill (1993)
Assessment is the process of gathering evidence and documenting a child’s lerning and growth
Assessment adalah proses mengumpulkan peristiwa dan mendokumentasikan pertumbuhan dan
pembelajaran anak.
•b. Menurut Robert M Smith (2002)
Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan
kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang
dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
•c. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis
“Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa
yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun
program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
•d. Menurut sumarno (2003). Assessment adalah proses sistematis untuk menentukan pencapaian
hasil belajar peserta didik.
Assessment dapat diartikan sebagai proses pengumpulan informasi yang diambil untuk
mengambil keputusan tentang kebijakan pendidikan, mutu pendidikan, mutu program pendidikan
dan mutu input pendidikan.
• Penilaian :
• Untuk dapat memahaminya berikut ini adalah beberapa
pendapat ahli tentang definisi penilaian.
a. Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan
menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
• b. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan
tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah
melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian
dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat
pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam
bentuk nilai.
• c. Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil
suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.
Penilaian bersifat kualitatif.
• d. Dalam buku, “Bimbingan Dan Konseling Disekolah”, terbitan
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, departemen Pendidikan
Nasional (2008:27) dijelaskan bahwa Penilaian merupakan langkah
penting dalam manajemen program bimbingan.
• e. Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal
1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik”.

Dari beberapa pendapat ahli tadi dapat disimpulkan bahwa


penilaian adalah pengambilan suatu keputusan atas pengukuran yang
telah dilaksanakan dan dan penilaian adalah  bersifat kualitatif.
2. KEDUDUKAN KEEMPAT ISTILAH
• Tes pengukuran asesmen atau penilaian dan evaluasi berhubungan secara
hierarki..
artinya tes terlebih dahulu dilakukan untuk mendapat pengukuran sehingga
bisa diambil nilai untuk dijadikan acuan evaluasi.
contoh:
tes mengerjakan soal matematika. jumlah soal sebanyak 100 dan dapat saya
selesaikan dengan benar sebanyak 80.
maka pengukurannya adalah 80/100
penilaiannya adalah "baik/B"
evaluasinya adalah saya termasuk anak yang pintar secara kognitif.
sederhananya bahwa pengukuran itu kuantitatif dan penilaian (asesmen)
berupa kualitatif. tes pengukuran asesmen atau penilaian dan evaluasi
berhubungan secara hierarki..
artinya tes terlebih dahulu dilakukan untuk mendapat pengukuran sehingga
bisa diambil nilai untuk dijadikan acuan evaluasi.
• contoh:
tes mengerjakan soal matematika. jumlah soal sebanyak 100 dan
dapat saya selesaikan dengan benar sebanyak 80.
maka pengukurannya adalah 80/100
penilaiannya adalah "baik/B"
evaluasinya adalah saya termasuk anak yang pintar secara kognitif.
sederhananya bahwa pengukuran itu kuantitatif dan penilaian
(asesmen) berupa kualitatif.
3. PRINSIP PENILAIAN
• 8 Prinsip Penilaian dalam Pembelajaran , yaitu :
1. Berorientasi pada pencapain kompetensi 
Penilaian yang anda lakukan harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian siswa dalam
pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
2. Valid
Penilaian yang anda lakukan harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk
itu kita memerlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yg valid dan
reliabel.
• Contoh :
Pada akhir pembelajaran IPA siswa diharapkan dapat mempraktikan cara
mencangkok yang baik dan benar. Untuk mencapai kompetensi tersebut anda tidak
dapat menilai hanya dengan menggunakan tes tertulis (paper and pencil test) jika
hanya itu yang anda lakukan anda hanya akan dapat mengukur pengetahuan siswa
tentang mencangkok.
Agar anda dapat mengetahui keterampilan siswa dalam mencangkok, anda
perlu menilai untuk kerja siswa. Untuk keperluan tersebtu. Anda dapat memberi tugas
(task) kepada siswa untuk mempraktikan cara mencangkok.
3. Adil 
Penilaian yang anda lakukan harus adil untuk seluruh siswa. Siswa harus
memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama. Contoh penilaian tidak adil yang
sering kita temukan di lapangan, misalnya dalam tes tertulis guru menyediakan 10 butir
soal.
Semua siswa diwajibkan mengerjakan butir soal nomor 1-5 dan setiap siswa diberi
kebebasan untuk memilih 2 dari 5 butir soal nomor 6 – 10. Dari contoh tersebtu tampak
bahwa semua siswa mendapat perlakuan yang sama hanya untuk mengerjakan butir
soal nomor 1-5 tetapi tidak mendapat perlakukan yang sama untuk 2 butir soal pilihan
yang diambil dari butir soal nomor 6 – 10

4. Objektif
Dalam menilai hasil belajra siswa anda harus dapat menjaga objektivitas proses
dan hasil penilaian . objekativitas dapat mempengaruhi penilaian pada saat
pelaksanaan. Penskoran, dan pengambilan keputusan hasil belajra siswa. Hallo effect,
carry over effect, order effect, serta mechanic effect  dapat menjadi penyebab tingginya
unsur subjektivitas hasil penskoran.
5. Berkesinambungan 
Penilaian yang anda lakukan harus terencana, bertahap, teratur,
terus menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi
hasil belajar dan perkembangan belajar siswa . pengambilan keputusan
pencapaian hasil belajar siswa tidak boleh dilakukan hanya berdasar
informasi hasil belajar siswa pada tes akhir semester saja tetapi harus
diputuskan berdasar informasi hasil belajar siswa dari berbagai sumber
yang diperoleh secara berkesinambungan.

6. Menyeluruh
Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa
penilaian yang anda lukan harus mampu menilai keseluruhan
kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang mungkin meliputi
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
7. Terbuka
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan
sehingga keputusan hasil belajar siswa jelas bagi pihak-pihak yang
berkepentingan .

8. Bermakna
Hasil penilaian hendaknya mempunyai makna bagi siswa dan
juga pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya dapat
memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian hasil belajra
siswa, keunggulan dan kelemahan  siswa, minat, serta potensi siswa
dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan
• Pergeseran paradigma penilaian hasil belajar

KB 2 Jenis dan Fungsi Penilaian


Dalam Pembelajaran
Jenis dan Fungsi Penilaian
Dalam Pembelajaran
•Fungsi atau Tujuan Penelitian Pendidikan
•Penilaian pendidikan pada dasarnya digunakan sebagai bagian dari cara atau teknik
seorang guru dalam melihat ketercapaian pembelajaran di dalam kelas.
•Penilaian pendidikan juga dpat digunakan pda ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik .

•Menurut Duun et al (2004), beberapa tujuan dan peranan assesmen dalam pembelajaran
adalah :
•1 Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik
•2. Mengukur peningkatan dari waktu ke waktu
•3. Menentukan penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan dan keterampilan tertentu
•4. Menentukan ranking peserta didik dari keseluruhan peserta didik dalam kelas
•5. Mengevaluasi metode pembelajaran
•6. Mengevaluasi efektifitas program pembelajaran.
Selain itu Arifin (2012), menyatakan bahwa fungsi assesmen atau penilaian hasil

belajar adalah :
1. Fungsi Formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik
•(feedback) kepada guru sebagai dasaar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan
mengadakan program
•remedial bagi peserta didik

2.Fungsi Sumatif, yaitu untuk


menentukan nilai (angka) kemajuan /
•hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk
memberikan
•lapooran kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus
•tidaknya peserta didik.

3.Fungsi diagnostic,
yaitu untuk memahami latar belakang (psikologi, fisik , dan lingkungan) peserta
didik yg mengalami kesulitan belajar yg hasilnya dapat digunakan sebagai dasar
dalam memecahkan kesulitan tsb.
4. Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik
dalam situasi pembelajaran yang tepat (misalnya dalam penentuan
program spesialisasi ) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
didik.

Sedangkan menurut Arikunto, terdapat beberapa tujuan atau fungsi penilaian, yaitu :
• 1. Penilaian berfungsi selektif
• Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan
• seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai
• tujuan, antara lain:
• a. Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
• b. Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya.
• c. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa
• d. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan
sebagainya.
2. Penilaian berfungsi diagnostik
• Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan , maka
dengan melihat hasilnya,
• guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui pula penyebabnya. Jadi
dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru melakukan diagnosis kepada siswa tentang
kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih
mudah mencari cara untuk mengatasinya.

3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan


• Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara barat , adalah sistem belajar
sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket
• belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar yang lain. Sebagai alasan
dari timbulnya sistem ini adalah adanya pengakuan yang besar terhadap
• kemampuan individual. Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri
sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang
ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga ,
• pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali
dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan
kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat
menentukan dengan pasti di
• kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu
penilaian.
• Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada
dalam kelompok yang sama dalam belajar
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
• Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana suatu program berhasil diterapkan. Telah disinggung pada bagian
sebelum ini,
• keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu faktor guru,
metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem administrasi
• 2.1 Contoh –contoh penilaian pendidikan
• Contoh –contoh penilaian pendidikan sering ditemui pada ranah pendidikan yaitu meliputi :
Ranah Kognitif
• Biasanya pada ranah ini, penilaian digunakan untuk melihat ketercapaian hasil
belajar pada peserta didik, hasil belajar tersebut berupa nilai obyektif dan berupa angka
untuk menjelaskan ketercapaian hasil belajar. Contohnya ; penilaian hasil belajar, tugas, dan
kecakapan dalam menjawab soal.
Ranah Afektif
• Ranah ini berhubungan dengan sikap atau perilaku setelah peserta didik di bimbing
dan diarahkan oleh seorang guru. Biasanya guru menilai ranah ini dengan menggunakan
skor Abjad (A, B, C,D), contohnya : penilaian sikap rohaniyah, akhlak, sikap, penilaian
kerjasama
Ranah Psikomotorik
• Ranah ini biasanya menunjukkan penilaian tentang keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik, dimana
keterampilan yang ditunjukkan merupakan pembuktian dari penguasaan yang menyeimbangkan
antara fungsi kognitif dan kreativitas seorang peserta didik.
Contohnya:
keterampilan dalam ekstrakurikuler, pengembangan bakat dan minat, dsb.

Anda mungkin juga menyukai