EKSPERIMENTAL
Budiyono
2011
Pengertian
Penelitian eksperimental adalah penelitian di mana
peneliti memanipulasi satu variabel bebas atau
lebih, mengendalikan variabel di luar variabel
bebas, dan melakukan observasi (pengukuran)
terhadap satu atau lebih variabel terikat untuk
menemukan variasi yang muncul seiring dengan
manipulasi variabel bebas tersebut.
Dalam penelitian non-eksperimental peneliti tidak
dapat memanipulasi variabel karena sifat-sifat
tertentu dari variabel-variabel yang digunakan tidak
memungkinkan adanya manipulasi.
Penelitian non-eksperimental sering disebut
penelitian ex post facto.
Rms masalah: manakah yang lebih baik, metode diskusi atau
metode ceramah pada prestasi belajar matematika?
Variabel terikat:
prestasi belajar Variabel luaran yang dapat dikontrol,
Variabel bebas: misalnya:
metode pembelajaran (1) waktu mengajar: semua dilakukan
pagi hari (by design)
Variabel luaran:
(2) IQ siswa, dilakukan dengan
(1) kemauan belajar, pemadanan IQ (by design)
(2) kemampuan awal, (3) keikutsertaan dalam bimbingan
(3) gaya berpikir, belajar, dengan melarang semua siswa
(4) aktivitas belajar, ikut bimbingan belajar (by design)
(5) gizi siswa, (4) kemampuan awal, dikontrol secara
(6) lama tidur, statistik, menggunakan anakova (by
(7) fasilitas belajar di rumah, statistics)
(8) jarak rumah ke sekolah, Variabel lainnya dianggap berefek
(9) keikutsertaan dalam bimbingan sama.
belajar,
(10) waktu mengajar,
(11) kemampuan guru mengajar,
(12) IQ,
(13) tingkat pendidikan orang tua,
(14) lingkungan sekolah,
(15) dst
Ciri Penelitian Eksperimental
1. pengendalian,
2. manipulasi, dan
3. pengamatan
Prinsip Dasar
Apabila dua situasi sama dalam segala
hal, kecuali faktor yang ditambahkan
atau dibuang dari salah satu situasi
itu, maka setiap perbedaan yang
muncul di antara kedua situasi
tersebut dapat dikaitkan dengan
faktor itu.
Prosedur Meningkatkan Kesamaan
1. penempatan secara acak (random),
2. pemadanan (matching), dan
3. pemilihan kelompok-kelompok yang
homogen (cluster)
Manipulasi
Manipulasi suatu variabel menunjuk pada
tindakan yang sengaja dilakukan oleh peneliti.
Dalam penelitian pendidikan dan perilaku
lainnya, pemanipulasian variabel mempunyai
bentuk khas di mana peneliti memberikan
seperangkat kondisi yang berbeda-beda dan
yang telah ditentukan sebelumnya kepada
subjek.
Manipulasi
Seperangkat kondisi yang berbeda-beda itu
disebut variabel bebas yang merupakan
variabel eksperimental atau variabel
perlakuan.
Kondisi yang berbeda-beda itu dirancang
untuk mewakili dua atau lebih nilai suatu
variabel bebas, yang dapat berupa perbedaan
tingkatan atau perbedaan jenis.
Peneliti dapat memanipulasi satu variabel
bebas saja atau sejumlah variabel bebas
sekaligus.
Pengamatan
Dalam penelitian eksperimental, kita tertarik pada
pengaruh pemanipulasian variabel bebas terhadap
variabel jawaban (response variable).
Pengamatan dilakukan terhadap ciri-ciri tingkah laku
subjek yang diteliti.
Nilai pengamatan yang bersifat kuantitatif (atau yang
dapat dikuantitatifkan) ini disebut variabel terikat.
Dalam penelitian eksperimental, variabel terikat sering
berupa hasil dari sesuatu, misalnya hasil belajar.
Prinsip: semakin besar variasi variabel terikat semakin
baik.
Validitas Internal
Validitas internal (internal validity)
mempertanyakan apakah suatu variabel
eksperimental telah sungguh-sungguh
menyebabkan perbedaan.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan
kendali atau kontrol terhadap variabel-
variabel lain di luar variabel bebas
berkaitan dengan validitas internal ini.
Validitas Internal
Untuk menunjukkan bahwa suatu penelitian
eskperimental telah mempunyai validitas
internal yang tinggi, peneliti harus dapat
meyakinkan pihak-pihak lain bahwa semua
variabel luaran telah dikendalikan dan tidak
menimbulkan efek pada variabel terikat, atau
jika menimbulkan efek, maka efek itu terkena
sama, baik kepada kelompok eksperimental
maupun kepada kelompok pembanding.
Validitas Eksternal
Validitas eksternal (external validity)
mempertanyakan kerepresentatifan atau
kemungkinan generalisasi.
Persoalan apakah hasil yang diperoleh dapat
digeneralisasikan kepada populasi merupakan
persoalan validitas eksternal.
Misalnya, apakah kesimpulan yang diperoleh
dapat digeneralisasikan ke satu sekolah saja,
atau ke semua sekolah di suatu kecamatan,
atau ke semua sekolah di suatu kabupaten.
Validitas Eksternal
Validitas eksternal juga mempertanyakan
kerepresentatifan kajian sehubungan dengan variabel
dan ekologi atau setting yang terlibat di dalamnya.
Misalnya dari penelitian terhadap siswa sekolah dasar
di Kota Surakarta telah diketemukan bahwa jarak ke
sekolah tidak mempengaruhi keterlambatan siswa.
Pertanyaannya ialah apakah kalau wilayah
penelitiannya diubah ke wilayah lain (ke Kabupaten
Wonogiri, misalnya) apakah saling taut antar-variabel
tersebut masih berlaku? Atau kalau penelitian
direplikasi ke tingkat sekolah yang lebih tinggi
(misalnya pada sekolah menengah umum) apakah
saling taut itu juga masih berlaku?
Validitas Eksternal
Validitas eksternal juga mempertanyakan
kerepresentatifan variabel.
Misalnya kita mempunyai suatu variabel yang
disebut kecemasan. Persoalannya adalah
apakah kecemasan yang dirasakan oleh siswa
dari lingkungan masyarakat kaya sama
dengan kecemasan yang dirasakan oleh siswa
dari masyarakat kumuh?
Validititas Eksternal
Contoh yang lain ialah yang berkaitan dengan
variabel yang disebut inteligensi. Apakah
pengukuran inteligensi tidak dipengaruhi oleh
latar belakang kehidupan sosial siswa?
Apakah tidak dipengaruhi oleh lingkungan
sehari-hari siswa?
Suatu variabel diharapkan berlaku konstan di
mana-mana dan tidak dipengaruhi oleh
keadaan ekologi di sekitarnya, seperti halnya
variabel panjang dan temperatur pada fisika
yang bersifat konstan.
Validitas Internal dan Eksternal
Dalam membuat rancangan penelitian,
validitas internal adalah syarat mutlak.
Di sisi lain, rancangan penelitian yang baik
harus juga memperhatikan validitas eksternal.
Biasanya validitas internal dan validitas
eksternal ini saling bergantungan.
Semakin dipertinggi validitas internal,
biasanya semakin rendah validitas eksternal,
dan sebaliknya, terutama untuk penelitian
pendidikan.
Penggolongan
Disebut penelitian eksperimental sungguhan
(true experimental research) apabila peneliti
dapat mengendalikan semua variabel luaran
dengan ketat
Disebut penelitian eksperimental semu (quasi
experimental research) apabila peneliti tidak
memungkinkan mengendalikan semua
variabel luaran yang relevan.
Penggolongan
Ada juga pakar penelitian yang mengatakan
bahwa penelitian bidang kependidikan termasuk
kepada penelitian eksperimental semu, karena
penelitian kependidikan sering menggunakan
intact group, misalnya kelas, sebagai kelompok
eksperimen dan kelompok pembanding.
Dalam hal penggunaan intact group, tidak
dilakukan randomisasi sama sekali untuk
menentukan subjek yang masuk kepada
kelompok eksperimental dan kelompok
pembanding.
Langkah-langkah
1. Identifikasikan dan rumuskan masalah
penelitian.
2. Lakukan telaah pustaka yang
berkaitan dengan variabel penelitian.
3. Rumuskan hipotesis berdasarkan
penelaahan kepustakaan.
Langkah-langkah
4. Definisikan secara operasional variabel-
variabel penelitian.
5. Susunlah rencana eksperimen.
6. Laksanakan eksperimen.
7. Kumpulkan data dan aturlah dalam cara
yang mempermudah analisis selanjutnya
dan tempatkan dalam rancangan yang
memungkinkan memperhitungkan efek
yang diperkirakan ada.
Langkah-langkah
8. Lakukan uji statistik yang relevan.
Biasanya adalah uji komparasi,
misalnya uji t, analisis variansi, atau
analisis kovariansi.
9. Buatlah interpretasi mengenai uji yang
telah dilakukan, berikan diskusi
(pembahasan) seperlunya, dan
tuliskan laporan hasil penelitiannya.
Rencana Eksperimen
Identifikasikan macam-macam
variabel yang relevan
Identifikasikan variabel-variabel non-
eksperimental yang mungkin
mencemarkan eksperimen, dan
tentukan bagaimana caranya
mengendalikan variabel-variabel
tersebut
Rencana Eksperimen
Tentukan rancangan eksperimennya
Tentukan sampel yang representatif
bagi populasi tertentu, tentukan siapa-
siapa yang masuk kelompok
pembanding dan siapa-siapa yang
masuk kelompok eksperimen
Tetapkan perlakuan yang diperlukan
Rencana Eksperimen
Pilihlah atau susunlah alat untuk
mengukur hasil eksperimen dan
validasikan alat tersebut
Rencanakan prosedur pengumpulan
data dan jika mungkin lakukan suatu
pilot atau trial run test untuk
menyempurnakan alat pengukur atau
rancangan eksperimen
Rancangan Faktorial
(untuk dua atau lebih variabel bebas)