Dalam setiap penelitian tuntutan konsep internal dan eksternal validity
ini perlu mendapatkan perhatian. Internal validity, atau seringkali disebut validits internal merupakan upaya peneliti untuk melokalisasi perlakuan terhadap subjeak agar penelitian ini lebih terfokus pada pengaruh perlakukan bukan akibat yang lain. Validitas internal ini akan memberikan dampak keterpercayaan pada data yang dikumpulkan, sehingga pembaca memahami aspek kekuatan treatment yang dilakukan. Validitas eksternal mengacu pada ketepatan hasil penelitian ketika akan diterapkan pada situasi yang berbeda, sehingga peneliti perlu memperhatikan aspek ekologis/lingkungan dan aspek yang berkaitan dengan treatment yang akan dilakukan. Pada penelitian survei, expostfacto, PTK, analisis content, analisis data sekunder aspek internal dan eksternal validity lebih mengacu pada bagaimana peneliti menetapkan subjek secara baik sehingga memliki power yang tinggi, instrumen apakah sudah valid dan reliabel, serta tindakan peneliti untuk menjaga objektivitas penelitian. Namun pada desain eksperimen kedua hal tersebut harus dideskripsikan dalam laporan tugas akhir ( tesis ). Internal validity, yang perlu mendapatkan perhatian antara lain history, maturation, testing, instrumentation, statistical regression, selection bias, experiment effect, dan mortality. 1. History adalah kondisi tertentu di luar treatment yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Untuk mengatasi hal ini peneliti perlu memasukkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran konvensional dalam desian penelitiannya, sehingga efek ini akan dapat dilihat pada hasil pengujian dengan perhitungan statistik di kelak kemudian hari. 2. Maturation/atau pendewasaan, umumnya berkaitan dengan selang waktu treatment. Perubahan biologis dan psikologis yang terjadi dalam diri subjek yang diteliti dapat mempengaruhi hasil penelitian. Misalnya peneliti melakukan pre dan post test dengan soal yang identik dalam selang waktu yang pendek, kenaikan skor tersebut terganggu akibat siswa ingat dari test awal yang diberikan. Untuk meniadakan pengaruh maturation ini dapat dilakukan dengan pemberian pre dan post dalam rentang waktu lama, atau dengan mengacak butir test. Atau dapat dilakukan dengan mengasramakan siswa dan mengambil subjek dalam usia yang tidak berbeda. Lanjutan, internal validity
3. Testing, pemberian soal tes yang sudah pernah dilakukan
kepada subjek yang diteliti dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai saat post test. Cara mengatasi efek testing ini adalah perlu jada waktu yang lama antara pelaksanaan pre dan post test. Atau memasukkan tes ini sebagai kovariat sehingg adapat dilihat dampaknya. Oleh karena itu dapat diatasi dengan ANAKOVA atau sejenis statistik multivariat. 4. Instrumentation, perubahan instrumen, baik tipe pengukuran, tingkat kesulitan, cara menskor, cara menjawab dsb., dapat berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Cara mengatasinya dilakukan dengan memanfaatkan butir test yang sama antara kelompok ekdsperiman dan kontrol dengan instrumen test yang valid/sahih dan reliabel/memiliki keajegan yang tinggi dengan cara penskoran yang tidak berbeda. Lanjutan internal validity
5. Statiscal regression atau regresi statistik, penyebabnya secara
umum akibat dari pengambilan skor yang ekstrim, natau kecenderungan siswa menjadi sangat tinggi atau sangat rendah sehingga berakibat kesalahan simpulan yang diambil. Cara mengatasinya dengan mengambil skor yang wajar dari kelompok siswa yang menjadi subjek penelitian, selanjutnya efeknya dihitung dengan ANAKOVA. Analisis ini memungkinkan uji perbedaan (anava) dan uji regressi sehingga akan tampak peran kovariat terhadap variabel terikatnya. 6. Selection Bias, pemilihan kelompok kontrol dan eksperimen yang tidak berimbang sebelum treatmen dapat berpengaruh terhadap hasil. Cara mengatasinya dilakukan dengan menetapkan secara acak dan melakukan pra survei dengan cermat agar subjek yang diteliti tidak berbeda, lalu diteruskan dengan dilakukan uji homogenits varians. Bila hasilnya tidak bebrbeda, tratment dapat dilanjutkan. Lanjutan internal validity
7. Experiment effect, yakni interaksi antara maturation/
pematangan dengan seleksi, misalnya saat menetapkan kelompok eksperimen dengan klp kontrol dengan cara random diasumsikan sebanding, tetapi ternyata kelompok experimen mengalami pematangan lebih awal akibat treatment. Interaksi semacam ini seringkali disalah artiken oleh peneliti sebagai keberhasilan perlakuakn penelitian, hal ini perlu mendapat perhatian peneliti. Upayakan agar guru fisika yang melakukan pembelajaran adalah orang yang sama dan dengan memanfaatkan ANKOVA aspek ini dapat dikendalikan secara baik. Catatan : efek ini seringkali bukan akibat disengaja, karena karakteristik pribadi peneliti, seperti guru wanita dan pria dapat berdampak pada aktivitas siswa, usia guru, pengalaman guru, jabatan guru dan kemauan subjektif peneliti dapat mempengaruhi treatmen yang dilakukan. Oleh sebab itu desian experimen cenderung fixed dibanding desain lainnya. Lanjutan internal validity
8. Mortality, atau subjek uang hilang selama tratment. Hal ini
mengacu pada pengurangan atau hilangnya sunjek yang diteliti, atau berkurangnya jumlah subjek saat penelitian berlangsung. Cara yang dilakukan adalah mengambil sejumlah cuplikan yang statisticable atau jumlah subjek yang cukup ( n > 30 siswa) dan memberikan harapan kepada siswa yang diteliti agar tetap hadir selama treatment berlangsung. Atau mengambil subjek penelitian dengan menyediakan asrama, atau cara lain yang memungkinkan siswa aktif. Atau ambil subjek yang cukup, dan gunakan analisis multivariat, karena saat perhitungan tidak harus diperlukan jumlah subjek yang sama pada masing-masing kelompok. Validitas eksternal, dibedakan ke dalam validitas populasi dan validitas ekologis.,
Validitas populasi berkaitan dengan identifikasi populasi yang akan
menjadi generalisasi penelitian tersebut, sedangkan validitas ekologis menyangkut generalisasinya hasil penelitian terhadap lingkungan yang sesuai. Cara yang ditempuh adalah memberikan uraian yang lengkap tentang setting penelitian, serta operasionaliisasinya di lapangan. Dalam hubungan ini peneliti perlu mengarahkan treatmentnya dengan baik agar generalisasi sesuai dengan populasi yang dipilih. Interaksi antara subjek penelitian dengan lingkungan, peneliti perlu memahami karakteristik subjek penelitiannya. Misalnya usia, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, tersedianya sarana dan prasaran pembelajaran dsb. Usahakan pada penelitian tersebut menghindari perilaku yang dibuat-buat oleh siswa saat melaksanakan kegiatan. ( hindari efek hawthorne) dengan melakukan pra survei yang cukup mendalam sebelum teatment dilakukan. Harapannya guru dan siswa dapat berbuat secara wajar tanpa manipulasi tingkah laku meskipun direkam lewat kamera. Perhatikan beberapa kejadian sebagai berikut Lanjutan validitas eksternal
1. Multiple treatment interaction, treatmen yang berulang,
sehingga sulit menemukan perlakukan mana yang berakibat perupahan pada subjke yang diteliti. Cra amengatasinya dengan memberlakukan kelompok kontrol dan klp. Experimen dengan model yang random. 2. Treatment difussion, kebocoran yang sistemik perlakukan kelompok experimen pada klp. Kontrol, dan informasi ini digunakan oleh kelompok kontrol untuk merespon pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. Cara meniadakan dilakukan simultan, atau guru berupaya untuk berbuat secara wajar, sehingga tak dapat diakses oleh klp kontrol. 3. Pretest treatment, efek dari tes awal thdp perilaku dsubjek yang diteliti, sehingga meningkatkan kesensitifan subjek terhadap treatment. Cara mengatasi dengan memfasilitasi dengan ragam aktivitas yang tidak menyolok. Lanjutan validitas eksternal 4. Selection treatment, berkait dengan perbedaan karakteristik subjek penelitian dengan karakteristik populasinya. Misalnya : penelitian ini berhasil di tempat treatment, tetapi peneliti belum mendapat keyakinan akan berhasil lagi bila diterapkn di tempat lain. Hal inilah yang seringkali menjadi penyulit bagi pangemabngan desain experimen, karena sulitnay menemukan karakteristik yang dapat diiplementasi pada subjek secara umum. 5. Experimententer effect, ketidak sengajaan pengaruh yang diberikan penelitiselama pengumpulan data penelitian. Faktir ini seringkali menjadi pembatas desian experimen. 6. Reactive arrangement, sikap dan perangai siswa ketika menjadi subjek penelitian, sehingg akan berpengaruh terhadap motivasi, aktivitas, respon siswa. Hal ini umumnya sulit dikendalikan oleh peneliti apabila kelas yang dipakai sekolah yang tidak diatur dengan ketat. Misal sekoilah pinggiran kota, dan sekolah yang tidak memiliki aturan yang mengikat siswanya. Ragam dan Jenis Penelitian
1. Penelitian survei, dilakukan untuk membuat suatu generalisasi dari
pengamatan terbatas menjadi kesimpulan yang berlaku umum bagi populasi. Survei terhadap populasi diikenal sebagai sensus. Karakteristik penelitian survei antara lain bersifat sistemik, impartial, representatif dan kontemporer. 2. Penelitian ex post facto, mrpk penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data untuk mengetahui faktor yang mendahului atau diperkirakan sebagai penyebab bagi peristiwa yang diteliti. Logika penelitian mirip dengan experimen tapi tanpa kontrol dan manipulasi variabel indipenden. Model yang banyak adalah korelasional dan kausal komparatif. 3. Penelitian experimen, mrpk penelitian yang dilakukan untuk menemukan hubungan sebab akibat antar variabel dengan manipulasi dan kontrol ketat variabel independent. Dalam penelitian ini perlu diungkap secara explisit tentang internal dan eksternal validitynya Lanjutan jenis penelitian
Dapat dibedakan menjadi pra experimen, quasi experiment
(experimen semu); experimen murni. Penelitian experimen dapat dialkukan di laboratorium maupuan di lapangan/lokasi penelitian. Tujuan penelitian experimen adalah menemukan hubungan sebab akibat antar variabel penelitian. Ragam dan Jenis Penelitian Experiment Dalam bagian ini akan diungkapkan design experimen yang meliputi 4 desain, antara lain (1). Desain statis dua kelompok ( static post test group control design) (2). Desain dengan post test subjek diacak (post test randomixed control group design) (3).Desain dengan pre dan post dengan kelompok yang diacak (pre-post test randomixed control group design) 4. desain tiga kelompok Solomon ( solomon group design). Lanjutan jenis penelitian 4. Penelitain Kualitatif, merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan untuk memahami fenomena sosial dari pandangan pelakuknya. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi partisipan, wawancara secara mendalam, atau metode lain yang menghasilkan data bersifat deskriptif guna mengungkap fenomena sosial/antropologis, dalam menjalaskan kejadianyang bersifat dinamis dalam masyrakat. 5.Penelitian tindakan, dillakukan dalam rangka peningkatan dan perbaikan proses dengan merancang, melaksanakan, mengoservasi dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif, partsipatif. 6. Penelitian historis, berupaya mereknstruksi dan mengaktualisasikan kembali peristiwa dan perkembangan masyarakat yang terjadi di masa lampau. 7. Penelitian kebijakan, tujuannya untuk menghasilkan alternatif rekomendasi kebijakan dengan cakupan luas, kebutuhan informasi untuk formulasi dan impelmentasi kebijakan atau evaluasi kinerja dan tindak lanjutnya. 8. Analisis kontent, merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggali isi/makna, pesan simbolik dalam bentuk dokumen. 9. Analisis data Sekunder , mrpk penelitian dengan menggunakan data yang sudah ada ( di biro statistiK, misalnya) dengan tujuan dan sasaran yang sejalan dengan maksud dan kegunaan data tersebut.