Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apa sebenarnya penelitian eksperimen itu? Penelitian ini merupakan salah
satu jenis penelitian kuantitatif yang sangat kuat mengukur hubungan sebab
akibat. Misalnya orang tua selalu mengkhawatirkan anak balitanya yang terlalu
sering menonton film kartun anak-anak yang didalamnya sering muncul tindak
kekerasan, misalnya film Tom and Jerry. Melalui penelitian survei, peneliti tidak
dapat mengetahui perubahan sikap apalagi jika yang diteliti tidak dapat
mengetahui perubahan sikap apalagi jika yang diteliti adalah anak balita. Oleh
karena itu, peneliti dapat menggunakan penelitian eksperimen ini.
Penelitian eksperimen dalam ilmu sosial berbeda dengan penelitian
eksperimen yang dilakukan oleh ilmu pasti. Penelitian eksperimen ilmu pasti
biasanya dilakukan di suatu tempat yang disebut laboratorium. Sementara itu,
dalam penelitian sosial, peneliti dapat menciptakan suatu laboratorium dengan
lingkungan alami sehingga subjek tidak merasa sedang diteliti. Penelitian ini
disebut penelitian eksperimen lapangan (field experiment).
Pada penelitian ini, antara kelompok yang memperoleh stimulasi dengan
kelompok pembanding tidak dipisahkan dengan lingkungan keseharian sehingga
memberikan keuntungan tambahan, yaitu peneliti dapat melihat variable
independen lain yang juga dapat berpengaruh terhadap perubahan sikap.
Walaupun penelitian laboratorium biasanya dilakukan dalam penelitian ilmu
pasti, penelitian eksperimen laboratorium dapat dilakukan dengan membuat
laboratorium buatan. Misalnya dengan membaut kelompok-kelompok dalam
ruangan kelas.
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian serta macam-macam eksperimen?
2. Apa pengertian Validitas Penelitian Eksperimen?
3. Bagaimana proses penelitian eksperimen?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian serta macam-macam eksperimen.
2. Mengetahi maksud dari Validitas Penelitian Eksperimen.
3. Mengetahui proses penelitian eksperimen.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Eksperimen
Penyusunan skripsi, tesis dan disetasi (STD), dapat menggunakan
penelitian eksperimen. Metode eksperimen termasuk dalam metode penelitian
kuantitatif. Fraenkel, and Wallen (2009) menyatakan bahwa “ To experiments is
to try, to look for, confirm”. Eksperimen berarti mencoba, mencari dan
mengkonfirmasi. Gordon L Patzer (1996) menyatakan bahwa “Causal
relationships are the hearth of experiment”. Hubungan kausal atau sebab akibat
adalah merupakan inti dari penelitian eksperimen. Selanjutnya dinyatakan bahwa
“Causality is relationship in which change in one variable causes a charge or
effect in another variable. The first variable is referred to as the independent
variable and it causes an effect on the second variable referred to as dpendent
variable”. Hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat, hal ini berarti bila
variabel independen dirubah-rubah nilainya maka akan merubah nilai variabel
dependen. Contoh, bila nilai intensif dinaikturunkan maka akan merubah nilai
kinerja pegawai.
Dalam hal metode eksperime Creswell (2002) menyatakan bahwa “You
use an experiment when you want to establish possible cause and effect between
independent and dependent influence the outcome except for the independen
variable”. Penelitian eksperimen digunakan apabila peneliti ingin mengetahui
pengaruh sebab dan akibat antara variabel independen dan dependen. Hal ini
berarti peneliti harus dapat mengontrol semua variabel yang akan mempengaruhi
outcome kecuali variabel independent (treatment) yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa, metode eksperimen
adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil)
dalam kondisi yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada variabel
4

lain (selain variabel treatment) yang mempengaruhi variabel dependen. Agar


kondisi dapat dikendalikan, maka dalam penelitan eksperimen menggunakan
kelompok control dan sering penelitian eksperimen dilakukan di laboratorium.
Dalam penelitian eksperimen ada empat faktor utama, yaitu hipotesis,
variabel independen, variabel dependen dan subyek. Hipotesis dalam penlitian
eksperimen merupakan keputusan pertama yang ditetapkan oleh peneliti diuji.
Berdasarkan hipotesis tersebut selanjutnya dapat ditentukan variabel independen
(treatment) dan dependen (outcome) serta subyek yang digunakan untuk
penelitian. Dalam kaitanya dengan hipotesis Gordon L Patzer (1996) menyatakan
bahwa “ The hypotheses serves as a guide for the other component and,
therefore, represent the first decision by the researcher about these four
components”
Dalam penelitian eksperimen jumlah variabel independen (treatment/
perlakuan) bisa lebih dari 1. Dalam hal ini Gordon L Patzer (1996) menyatakan
“An independent variables can have a single or multiple values that are
qualitative as with labels or quantitative values are both involves in experiment”.
Jumlah variabel independen bisa tunggal atau jamak, bisa kualitatif dan
kuantitatif. Nilai kualitatif dan kuantitatif bisa terjadi dalam penelitian
eksperimen. Contoh varibel kualitatif, warna kemasan suatu barang, variabel
kuantitatif harga barang.1

B. Macam-macam Penelitian Eksperimen


Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam
penelitian untuk Skripsi, Tesis dan Disertasi, yaitu: Classical experimental design
Pre-Experimental Design dan Quasi Experimental Design.

1
Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi, (Bandung: Alfabeta, 2013),
hal.159-161
5

1. Classical Experimental Design (satu kelompok eksperimen-satu kelompok


pembanding)
Jika peneliti menggunakan cara ini, tahapan yang dilakukan adalah
membagi subjek kedalam dua kelompok (bisa menggunakan matching atau
random), kemudian pada kelompok eksperimen diberikan stimulus,
sedangkan kelompok pembanding tidak diberikan stimulus.
2. Pre Experimental Design
Jenis penelitian eksperimen ini digunakan karena keterbatasan jumlah
subyek yang akan diteliti. Penelitian ini dapat dibagi ke dalam beberapa jenis
yaitu, yaitu:
a. One-shot case study design, yaitu satu kelompok eksperimen diberikan
sebuah stimulus kemudian diukur variabel dependennya (post-test), tanpa
ada kelompok pembanding.
b. One-group pre-test – post-test design, yaitu satu kelompok eksperimen
diukur variabel dependennya (pre-test), kemudian diberikan stimulus, dan
diukur kembali variabel dependennya (post-test), tanpa ada kelompok
pembanding.
c. Static group comparison, yaitu suatu kelompok eksperimen yang
diberikan stimulus kemudian diukur variabel dependennya (post-test)
dibandingkan dengan kelompok pembanding yang hanya diukur variabel
dependen (post-test) tanpa sebelumnya diberikaan stimulus
3. Quasi Experimental and Special Design
Jenis penelitian ini hampir mirip dengan jenis penelitian eksperimen
klasik, namun lebih membantu peneliti untuk melihat hubungan kausal dari
berbagai macam situasi yang ada. Disebut quasi karena merupakan variasi
dari penelitian eksperimen klasik. Menggunakan cara random untuk memilih
anggota kelompok, namun memiliki keterbatasan dalam hal pengukuran
variabel dependen di awal (pre-test). Terdapat beberapa jenis penelitian
eksperimen kuasi, yaitu sebagai berikut.
6

a. Two-group Post-Test-Only Design


Jenis penelitian ini serupa dengan penelitian static group comparison.
Jika pada static group comparison tidak diperlukan pemilihan anggota
secara acak, pada penelitian ini pemilihan anggota dilakukan secara acak.
b. Interupted Time Series
Pada penelitian antarwaktu ini, peneliti melakukan penelitian berulang
kali pada sebuah kelompok, yang pada satu ketika diberikan stimulus
untuk kemudian diuji kembali variabel dependennya. Misalnya untuk
melihat hubungan antara cukai rokok dengan konsumsi rokok. Peneliti
melihat kebiasaan merokok masyarakat dari tahun ke tahun ketika nilai
pajak tetap. Sekali waktu diberikan stimulus cukai rokok yang tiba-tiba
dinaikkan sehingga mengakibatkan harga rokok meningkat. Peneliti
melihat kembali apakah kebiasaan merokok berubah atau tidak.
c. Equivalent Time Series
Penelitian ini adalah penelitian antarwaktu dengan melakukan
penelitian berulang pada sebuah kelompok eksperimen, namun pemberian
stimulus dilakukan setelah pengukuran variabel dependen.
d. Latin Square Design
Penelitian ini biasanya digunakan untuk menentukan urutan/sekuen
yang benar-benar tepat dari sebuah program. Misalnya untuk menetukan
mata kuliah yang harusnya diberikan pada mahasiswa tahun pertama,
tahun kedua, dan seterusnya, pengelola pendidikan dapat melakukan
penelitian eksperimen ini. Misalnya, apakah yang perlu diajarkan metode
penelitian, statistik, atau teori-teori dasar. Pengelola dapat melakukan
penelitian, statistik, atau teori-teori dasar. Pengelola dapat melakukan
penelitian dengan cara seperti terlihat dari kerangka dibawah ini.
7

Tentukan Kelompok Mahasiswa Secara Acak

Secar acak

Kelompok Kelompok Kelompok


1 2 3

Lakukan pengukuran Lakukan pengukuran Lakukan pengukuran


Kemampuan Mahasiswa Kemampuan Mahasiswa Kemampuan Mahasiswa
(pre-test)
(pre-test) (pre-test)

Berikan Materi Teori- Berikan Materi metode


Berikan Materi statistik
teori Dasar Penelitian

Lakukan pengukuran Lakukan pengukuran Lakukan pengukuran


Kemampuan Mahasiswa Kemampuan Mahasiswa Kemampuan Mahasiswa
(post-test) (post-test) (post-test)

Berikan Materi statistik Berikan Materi Teori- Berikan Materi statistik


teori Dasar

Lakukan pengukuran Lakukan pengukuran Lakukan pengukuran


Kemampuan Mahasiswa Kemampuan Mahasiswa Kemampuan Mahasiswa
(post-test) (post-test) (post-test)

Berikan Materi metode Berikan Materi metode Berikan Materi Teori-


Penelitian Penelitian teori Dasar

Lakukan pengukuran Lakukan pengukuran Lakukan pengukuran


Kemampuan Mahasiswa Kemampuan Mahasiswa Kemampuan Mahasiswa
(post-test) (post-test) (post-test)
8

Bandingkan hasil kelompok mahasiswa yang satu dengan kelompok


mahasiswa yang lainnya. Pengelola pendidikan dapat menentukan
sekuensi dari mata kuliah setelah hasil penelitian diketahui.

e. Solomon Four-Group Design


Penelitian ini merupakan gabungan antara penelitian eksperimen
klasik, dan penelitian eksperimen kuasi. Penelitian ini menggunakan
empat kelompok, yang penetuan salah satu kelompoknya dilakukan secara
acak. Misalnya sebuah perusahaan ingin melihat apakah metode pelatihan
yang baru dapat meningkatkan kualitas kerja pegawainya. Dari dua
kelompok yang diukur kualitas kerjanya sebelum diberikan stimulus, satu
kelompok kemudian diberikan stimulus, yaitu metode baru, dan kelompok
lainnya tetap menggunakan metode pelatihan yang lama. Kemudian,
diukur kembali kualitas kerjanya (post-test). Sementara itu, dari dua
kelompok lain yang tidak diukur kualitas kerja awalnya, kelompok yang
satu diberikan metode pelatihan yang baru, yang lainnya diberikan metode
pelatihan yang lama untuk kemudian diukur kualitas kerjanya (post-test),
hasilnya akan diperbandingkan di antara keempat kelompok yang ada
sehingga perusahan dapat mengambil kesimpulan apakah akan
menggunakan metode pelatihan yang baru atau tetap menggunakan
metode pelatihan yang lama.
f. Factorial Design
Factorial design adalah sebuah jenis penelitian eksperimen dengan
menggunakan dua atau lebih variabel independen (stimulus) yang
dikombinasikan. Kombinasi inilah yang disebut sebagai faktor. Dua jenis
akibat yang dapat diukur pada variabel dependen adalah akibat utama dan
akibat interaksi. Misalnya sebuah perusahaan ingin merekrut karyawan
baru untuk menjadi seorang sekretaris. Dari lima pelamar yang ada dapat
dilihat dari kemahiran menggunakan computer dan sifatnya. Sebuah tim
9

harus melakukan penilaian. Manakah yang lebih diutamakan, mahir


komputer tetapi tertutup, tidak mahir komputer tetapi terbuka, tidak mahir
komputer tetapi tetutup, atau mahir komputer dan terbuka? Tentu saja tim
harus menetukan pilihan pilihan yang ada. Jika dilihat dari terminologinya
sekretaris berasal dari kata secret yang berarti rahasia sehingga dibutuhkan
orang yang memiliki sifat tertutup. Inilah yang disebut sebagai akibat
utama. Akan tetapi, jika dilihat dengan pekerjaannya, dibutuhkan seorang
pelamar yang memiliki kemahiran menggunakan komputer sehingga
diperlukan perpaduan antara sifat tertutup dengan kemahiran
menggunakan komputer. Inilah yang disebut sebagai akibat interaksi.2

Dalam melakukan penelitian eksperimen, dimungkinkan terjadi subjek


penelitian tidak dapat lagi diteliti, misalnya karena sakit atau pindah tempat.
Apalagi jika penelitian eksperimen ini memakan waktu yang cukup lama
sehingga membuat subjek menjadi lelah dan bosan, atau bahkan subjek telah
mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti sehingga keberiaksiannya menjadi
besar. Dengan demikian, hasil penelitian mungkin menjadi berkurang
validitasnya.

C. Validitas Penelitian Eksperimen


Kata validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung
pengertian bahwa sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah sesuai
dengan kebenaran yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria
tertentu.
Validitas dalam penelitian eksperimen mengandung beberapa kelemahan
yang harus dipertimbangkan, antara lain:

1. Validitas Internal (Internal Validity)

2
Bambang Prasetyo dkk, Metode Penelitian Kuantitatif , (Rajawali Pers, Jakarta 2011), Hal 160-167
10

Dalam setiap penelitian eksperimental yang berkaitan dengan validitas


internal mengandung beberapa kelemahan. Menurut Cambell dan Stanley
dalam Ross dan Morrison (2003 : 1024) ada beberapa kelemahan dalam
validitas internal, antara lain:
a. History
b. Maturation
c. Testing
d. Instrumentation
e. Selection
f. Statistical regretion
g. Experiment mortality.3

2. Validitas Eksternal (Ekternall Validity)


Selain dipengaruhi oleh validitas internal, eksperimen juga dipengaruhi
oleh validitas eksternal, antara lain:
a. Interaction of Treatments and Treatments
Kelemahan ini terjadi apabila pengalaman responden lebih dari satu
treatment. Seseorang yang dipilih sebagai objek eksperimen mungkin pernah
mengalami eksperimen yang sama maka pengamatan kedua terhadap si
responden tersebut akan menjadi biasa.
b. Interaction of Testing and Treatment
Dalam eksperimen pretest, responden harus dipekekan agar mendorong
eksperimen dengan alternatif yang berbeda.
c. Interaction of Selection and Treatment
Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam membuat generalisasi antara
beberapa kategori manusia antar grup. Sebab diantara mereka telah terjadi
hubungan original yang telah terbentuk sebelumnya.

3
Nana Syaodih Sukmadinata , Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2007), h.199-201
11

d. Interaction of Setting and Treatment


Antara setting penelitian dengan treatment yang dilakukan akan terjadi
interaksi diantara keduanya. Dengan demikian interaksi keduanya akan
mendukung jalannya proses penelitian yang sedang dilakukan.
e. Interaction of History and Treatment
Kadangkala terjadi hubungan sebab akibat antara kejadian masa lalu dan
masa sekarang yang merupakan kejadian tak biasa dan berpotensi tidak dapat
diukur dalam penelitian.

Selanjutnya, untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, ada empat


strategi umum yang dapat digunakan untuk memperbaiki validitas eksternal,
antara lain:
1. Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih orang, setting, atau
waktu yang digunakan dari populasi yang ada agar generalisasi menjadi lebih
baik.
2. Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya dibuat heterogen.
Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak dapat digunakan.
3. Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar memperoleh satu grup
modal populasi.
4. Menggunakan target populasi yang spesifik (individu, seting, waktu) untuk
memenuhi target yang ingin dicapai.
Dalam setiap penelitian eksperimen perlu diketahui persoalan-persoalan
tentang internal maupun eksternal validitas agar subjektifitas dalam penelitian
dapat dihindari.

D. Proses Penelitian Eksperimen


Proses penelitan eksperimen secara umum sama dengan penelitian survei.
Perbedaan utama terletak pada desain penelitiannya. Proses penelitian kuantitatif
eksperimen berangkat dari potensi atau permasalahan, yang terdiri dari latar
12

belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan masalah, permasalahan


tersebut selanjutnya dijelaskan dan dijawab dengan teori. Jawaban terhadap
rumusan masalah yang baru menggunakan teori disebut hipotesis yang bersifat
pengaruh perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen).
Hipotesis tersebut akan dibuktikan kebenarannya percobaan/ eksperimen dengan
desain tertentu. Bila populasi besar maka peneliti menggunakan sampel sebagai
sumber data penelitian. Bila peneitian bermaksud membuat generalisasi terhadap
hasil penelitian sampel, maka sampel diambil secara random. Ada dua kelompok
sampel, yaitu sampel untuk kelompok eksperimen (kelompok yang diberi
perlakuan) dan kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi perlakuan).
Untuk mengumpulkan data peneliti perlu mengembangkan instrumen.
Supaya data yang diperoleh valid, dan reliable, maka instrumen penelitian
sebelum digunakan untuk pengumpulan data diuji validitas dan realibilitasnya
terlebih dahulu. Setelah sampel ditentukan dan instrument telah teruji validitas
dan reliabilitasnya, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data pada
sampel yang telah ditentukan. Setelah data terkumpul, maka data tersebut
dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis
yang telah dirumuskan. Analisis data dilakukan dengan perhitungan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari nilai kelompok
eksperimen dan nilai kelompok kontrol. Bila nilai kelompok eksperimen lebih
tinggi dan signifikan dari kelompok kontrol, maka treatment (variabel
independen) berpengaruh positif, bila hasilnya sama treatment tidak berpengaruh,
dan bila hasilnya lebih rendah, maka treatment berpengaruh negatif.4

4
Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi, (Bandung: Alfabeta, 2013),
hal.171
13

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Metode eksperimen termasuk dalam metode penelitian kuantitatif.
Fraenkel, and Wallen (2009) menyatakan bahwa “ To experiments is to try, to
look for, confirm”. Eksperimen berarti mencoba, mencari dan mengkonfirmasi.
Gordon L Patzer (1996) menyatakan bahwa “Causal relationships are the hearth
of experiment”. Hubungan kausal atau sebab akibat adalah merupakan inti dari
penelitian eksperimen.
Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam
penelitian untuk Skripsi, Tesis dan Disertasi, yaitu: Classical experimental design
Pre-Experimental Design dan Quasi Experimental Design.
Proses penelitan eksperimen secara umum sama dengan penelitian survei.
Perbedaan utama terletak pada desain penelitiannya. Proses penelitian kuantitatif
eksperimen berangkat dari potensi atau permasalahan, yang terdiri dari latar
belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan masalah, permasalahan
tersebut selanjutnya dijelaskan dan dijawab dengan teori. Jawaban terhadap
rumusan masalah yang baru menggunakan teori disebut hipotesis yang bersifat
pengaruh perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen).
14

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Prasetyo dkk, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Syaodih Nana Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2007.

Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skirpsi Tesis Desartasi, Bandung : Alfabeta, 2013.

Anda mungkin juga menyukai