Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterwakilan populasi oleh sampel dalam penelitian merupakan syarat penting

untuk suatu generalisasi atau inferensi. Pada dasarnya semakin homogen nilai

variabel yang diteliti, semakin kecil sampel yang dibutuhkan, sebaliknya semakin

heterogen nilai variabel yang diteliti, semakin besar sampel yang dibutuhkan.

Di samping keterwakilan populasi (kerepresentatifan), hal lain yang perlu

dipertimbangkan dalam menentukan besar sampel adalah keperluan analisis.

Beberapa analisis atau uji statistik memerlukan persyaratan besar sampel minimal

tertentu dalam penggunaannya. Dalam makalah ini akan dibahas jenis perhitungan

besar sampel pada penelitian eksperimental. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam penghitungan besar sampel adalah :

1. Jenis dan rancangan penelitian

2. Tujuan penelitian/analisis

3. Jumlah populasi atau sampel

4. Karakteristik populasi/cara pengambilan sampel (teknik sampling)

5. Jenis (skala pengukuran) data (variabel dependen)

1
Pada kondisi yang berbeda, cara penentuan besar sampel juga berbeda.

Berdasarkan jenisnya, dibedakan penelitian observasional atau eksperimen.

Berdasarkan tujuan penelitian atau analisisnya, dibedakan diskriptif atau inferensial

(estimasi atau pengujian hipotesis). Berdasarkan jumlah populasi atau sampelnya,

dibedakan satu populasi/sampel atau lebih dari satu populasi/sampel. Hal ini

berhubungan dengan karakteristik populasi atau cara pengambilan sampel (sampling)

yang dibedakan random atau non random sampling. Random sampling dibedakan

simple random, systematic random, stratified random, cluster random atau multistage

random sampling. Berdasarkan jenis data atau variabel yang dianalisis, dibedakan

data proporsi atau kontinyu. Hal-hal di atas sangat menentukan cara penghitungan

besar sampel.

1.2 Rumusan Masalah

Sebutkan jenis perhitungan besar sampel pada penelitian eksperimental ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui jenis perhitungan besar sampel pada penelitian eksperimental

2
BAB II

Tinjauan Teori

2.1 Pengertian Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen (Experimental Research) yaitu suatu penelitian yang

berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam

kondisi yang terkontrol secara ketat (Tuckman, 1982 : 128-156).

Menurut Latipun (2002) Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang

dilakukan dengn melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat

manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati.

Metode eksperimen termasuk kedalam metode penelitian kuantitatif. Fraenkel,

and Wallen (2009) menyatakan bahwa “To experiment is to try, to look for to

confirm”. Eksperimen berarti mencoba, mencari dan mengkonfirmasi. Gordon L

Patzer (1996) menyatakan bahwa “Causal relationships are the hearth of

experiment”. Hubungan kausal atau sebab akibat adalah merupakan inti dari

penelitian eksperimen. Selanjutnya dinyatakan bahwa “Causality is relationships in

which change in one variable causes a change or effect in another variable. The first

variable is referred to as the independent variable and it causes an effect on the

second variable referred to as dependent variable” Hubungan kausal adalah

3
hubungan sebab akibat, hal ini berarti bila variable dirubah-rubah nilainya maka akan

merubah nilai variable dependen. Contoh bila nilai insentif dinaikturunkan maka akan

merubah nilai kinerja pegawai.

Dalam hal metode eksperimen Creswell (2012) menyatakan bahwa “You use

an experiment when you want to establish possible cause and effect between

independent and dependent variables. This means that you attempt to control all

variable that variables. This means that you attempt to control all variable”.

Penelitian ekperimen digunakan apabila peneliti ingin mengetahui pengaruh sebab

dan akibat antara variable independent dan variable dependent. Hal ini berarti peneliti

harus dapat mengontrol semua variable yang akan mempengaruhi outcome kecuali

variable independent (treatment) yang telah ditetapkan

Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa metode eksperimen

adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

variable independent (treatment/perlakuan) terhadap variable dependent (hasil) dalam

kondisi yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada variable lain (selain

variable treatment) yang mempengaruhi variable dependent. Agar kondisi dapat

dikendalikan, maka penelitian eksperimen menggunkan control dan sering penelitian

eksperimen dilakukan di laboratorium.

Dalam penelitian eksperimen ada empat faktor utama, yaitu hipotesis, variable

independen, variable dependen dan subyek. Hipotesis dalam penelitian eksperimen

4
merupakan keputusan pertama yang ditetapkan oleh peneliti diuji. Berdasarkan

hipotesis tersebyut selanjutnya dapat ditentukan variable independen (treatment) dan

dependen (outcome) serta subyek yang digunakan untuk penelitian. Dalam kaitannya

dengan hipotesis Gordon L Patzer (1996) menyatakan bahwa “The hypotheses serves

as guide for that component and, therefore, represent the first decision by the

researcher about these four components”.

Dalam penelitian eksperimen jumlah variable independent

(treatment/perlakuan) bisa lebih dari 1. Dalam hal ini Gordon L Patzer (1996)

menyatakan “An independent variables can have a single or multiple values that are

qualitative as with labels or quantitative as with numerical amounts. Qualitative

values and quantitative values are both involves in experiment”. Jumlah variable

independent bisa tunggal atau jamak, bisa kualitatif dan kuantitatif. Nilai kualitatif

dan kuantitatif bisa terjadi dalam penelitian eksperimen.

Jadi, penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek

penelitian.

Metode penelitian eksperimental merupakan metode penelitian yang dapat

menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam

studi eksperimen peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol

variabel lain yang relevan, dan mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu atau

5
lebih variabel terikat. Peneliti menentukan “siapa memperoleh apa”, kelompok mana

dari subjek yang memperoleh perlakuan mana.

Eksperimentasi dimulai dengan mengembangkan hipotesis hubungan sebab

akibat antara variabel terikat dan variabel bebasnya. Selanjutnya dilakukan berturut-

turut: pengukuran nilai (kualitas) variabel terikatnya (pretest), mengenakan perlakuan

(kondisi pengubah nilai) terhadap variabel bebasnya, dan mengukur kembali nilai

variabel terikatnya (posttest) untuk melihat ada tidaknya perubahan nilai (kualitas).

Masalah pokok dalam melaksanakan eksperimen adalah menjaga kondisi

eksperimen sedemikian sehingga tidak ada faktor lain yang sempat menyertai

jalannya eksperimen yang dapat mengacaukan atau mengaburkan pengukuran hasil

penelitian (posttest).

Dalam penelitian pendidikan variable yang bisa dimanipulasi termasuk

metode pengajaran, jenis penguatan, pengaturan lingkungan belajar, jenis materi

belajar dan ukuran kelompok belajar. Variable terikat juga diacu sebagai variable

keriteria atau variable pengaruh dari hasil studi. Perubahan atau perbedaan dalam

kelompok dipercaya sebagai suatu hasil manipulasi variable bebas.

6
2.2 Karakteristik Penelitian Eksperimen

Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :

1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib

ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol,

memanipulasi langsung, maupun random (acak).

2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan

dengan kelompok eksperimen.

3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk

memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis

penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin

mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di

samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk

kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan

subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan

secara acak.

4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan

penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen

yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan

perbedaan.

7
5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana

kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan

menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.

6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan

yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus

diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu:

a. Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah inti dari metode eksperimen, karena variabel kontrol

inilah yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan,

maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan yang diberikan.

b. Manipulasi

Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent dengan

melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda.

c. Pengamatan

Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk

menentukan apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).

8
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

karakteristik penelitian eksperimen adalah antara lain :

a. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan

dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.

b. Menggunakan sedikitnya dua kelompok

c. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).

d. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity).

2.3 Fungsi dan Tujuan

Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan

penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment

pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya

pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal

tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh

dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding

dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Penelitian

eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect

relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan

satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih

kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Tindakan di dalam eksperimen

disebut treatment, yaitu semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang

akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Penelitian eksperimen berfungsi untuk menilai

9
tidak terbatas, yaitu mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment

yang diujicobakan sekaligus untuk menguji sampai seberapa besar tingkat

signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut bila

dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

2.4 Subyek Penelitian

Suatu penelitian, termasuk eksperimen, perlu menetapkan target populasi.

Untuk penelitian eksperimen dibutuhkan keadaan populasi yang relatif homogen.

Homogenitas populasi ini berguna bagi kemudahan dalam pengambilan sampel dan

perlakuan yang hendak diberikan. Jika upaya homogenitas ini dicapai secara

maksimal, maka sangat membantu peningkatan validitas penelitian. Homogentias

subyek penelitian dapat dicapai dengan membatasi ciri populasi, diantaranya :

1) Aspek tempat atau geografis, merupakan tempat tinggal subjek

(provinsi, kabupaten, sekolah).

2) Aspek subjek sendiri, seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, dll.

3) Aspek sosial, yang mencakup kelas sosial, keluarga, dan lingkungan

sosial.

10
Penelitian biasanya dilakukan terhadap sampel, yaitu sebagian dari populasi.

Subjek penelitian yang menjadi sampel seharusnya representatif populasinya.

Kerepresantatifan sampel dipengaruhi oleh beberap faktor. Diantaranya :

1) Jumlah sampel

Jumlah sampel merupakan banyaknya kelompok sampel yang dibutuhkan

dalam suatu eksperimen. Jumlah sampel ini ditentukan oleh desain

eksperimennya. Contohnya, jika suatu eksperimen dilakukan untuk

melakukan komparasi dua macam perlakuan misalnya pemberian pelatihan

keterampilan sosial pada satu kelompok, dan tidak ada perlakuan pada

kelompok lain, maka jumalh sampel yang dibutuhkan ada dua (kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol. Dalam suatu eksperimental yang lain, dapat

saja komparasi dua macam perlakuan itu dilakukan terhadap satu sampel.

Dengan demikian jumlah sampel sangat bergantung pada desain penelitian.

2) Besar anggota sampel

Besar anggota sampel dalam eksperimen tidak ditentukan oleh besarnya

populasi, tetapi ditentukan oleh kekkuatan pengaruh perlakuan dari studi-studi

sebelumnya. Suatu perlakuan yang memiliki pengaruh yang kuat pada

perubahan variabel terikat (perilaku) berdasarkan studi atau peneltian

terdahulu diperlukan anggota sampel yang relatif lebih sedikit, dan semakin

lemah pengaruh suatu perlakuan pada variabel terikat dibutuhkan anggota

sampel yang relatif lebih banyak.

11
3) Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian eksperimen dapat dilakukan dua teknik,

yaitu sebagai berikut :

a. Random

Random merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas

probabilitas bahwa setiap unit sampling memiliki kesempatan yang

sama untuk terpilih sebagai sampel. Ada beberapa teknik random yang

dapat digunakan dalam menetapkan anggota sampel sebagai berikut :

 Random sederhana (simple random), dilakukan dengan memilih

setiap individu yang menjadi sampel secara random. Biasanya

dilakukan dengan undian.

 Pemilihan urutan nomor (random ordering) yaitu pemilihan anggota

sampel atas dasar urutan nomor unit sampling. Yang dipilih sebagai

sampel dapat ditetapkan atas dasar nomor genap saja atau nomor

ganjil saja atau kelipatan angka tertentu sehingga jumlah anggota

sampel yang dibutuhkan terpenuhi.

 Random berdasarkan tabel. Random berdasarkan tabel yaitu

penentuan anggota sampel secara sistematis yang dilakukan dengan

hanya memilih individu pertama saja yang dipilih secara random

sementara invidu berikutnya terpilih menurut aturan yang

ditetapkan berdasarkan tabel random.

12
 Seleksi komputer, yaitu penentuan anggota sampel berdasarkan

nomor random yang diprogram di komputer.

b. Non random

Non random disebut juga sampel non probabilitas, teknik pengambilan

sampel tidak dengan random tetapi dengan pertimbangan tertentu. Jika

dalam pemilihan anggota sampel dilakukan dengan tidak cermat, cara

non random ini tidak dapat memperoleh sampel yang representatif.

Sesuai dengan sifatnya, penentuan sampel non random memiliki

banyak kesulitan dalam mencapai keadaan yang representatif karena

dimungkinkan banyak bias yang terjadi secara sistematis yaitu

dimungkinkan ada unsur kesengajaan dari peneliti. Jika teknin ini

terpaksa dilakukan dalam penelitian eksperimen maka peneliti

haruslah melakukannya secara hati-hati.

13
2.5 Langkah-Langkah Penelitian Eksperimen

Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperirnen dilakukan

dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut :

1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan

yang hendak dipecahkan.

2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.

3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan,

memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan

merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.

4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:

a. Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi

memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.

b. Menentukan cara mengontrol.

c. Memilih rancangan penelitian yang tepat.

d. Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta

memilih sejumlah subjek penelitian.

e. Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

f. Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi

pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk

mengambil data yang diperlukan.

g. Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.

5. Melaksanakan eksperimen.

14
6. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.

7. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang

telah ditentukan.

8. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika

yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.

9. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan

pembuatan laporan.

2.6 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Oleh Peneliti

Wilhelm Wundt (dalam Alsa, 2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus

dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:

1. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan

melakukan penelitian.

2. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang

sama.

3. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang

diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya.

4. Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang

diberi perlakukan (experimental group).

15
2.7 Beberapa Bentuk Desain Penelitian Eksperimental

Hubungan sebab-akibat atau pengaruh dalam eksperimen dirancang dalam suatu

desian yang disebut sebagai desian eksperimen.

Desain penelitian eksperimental dapat dibedakan menjadi:

1. Pre-experimental Design

Dikatakan pre-eksperimental design karena desain ini belum merupakan

eksperimen sungguhan. Dalam desain ini, masih terdapat variable luar yang

ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Sehingga hasil

dari eksperimen yang merupakan variable dependen itu bukan semata-mata

dipengaruhi oleh variable independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak

adanya variabel control dan sampel tidak dipilih secara random. Pre-

Experimntal Design masih dibagi lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:

a. One-Shot Case Study

Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat

digambarkan seperti berikut :

X = treatment yang diberikan (variable indpenden)


X O
O = Obsevasi (variable dependen)

Model eksperimen dapat dibaca sebagai berikut : terdapat suatu

kelompok diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi

hasilnya (treatment adalah sebagai variable independen, dan hasil

adalah contoh variable dependent).

16
b. One-Group Pretest-Pretest Design

Desain pretes-postes satu kelompok juga termasuk pre-eksperimen.

Pada desain ini dilakukan pretes untuk mengetahui keadaan awal

subjek sebelum diberi perlakuan sehingga peneliti dapat mengetahui

kondisi subjek yang diteliti sebelum atau sesudah diberi perlakuan

yang hasilnya dapat dibandingkan atau dilihat perubahannya

(Sukardi, 2010:180-181).

O1 = Nilai pretest
O1 X O2
O2 = Nilai posttest

c. Intact-Group Comparison

Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk

penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk

eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok

control (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma penelitiannya dapat

digambarkan sebagai berikut :

O1= Hasil pengukuran setengah kelompok yang

X O1 diberi perlakuan
O2
O2 = Hasil pengukuran setengah kelompok yang

tidak diberi perlakuan

Pengaruh treatment/perlakuan (variable independen terhadap

variable dependent/hasil ). Seperti telah dikemukakan bahwa, ketiga

bentuk desain pre-eksperiment itu bila diterapkan untuk penelitian,

17
akan banyak variabel-varibel luar yang masih berpengaruh dan sulit

dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.

2. True Experimental Design

Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam

desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi

jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas

pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true

experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen

maupun sebagai control diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi

cirinya adalah adanya kelompok control dan sampel yang dipilih secara

random. Disini dikemukakan dua bentuk design tru experimental yaitu:

posttest only control design dan pretest group design.

a) Posttest-only Control Design

Didalam Posttest-only Control terdapat dua kelompok yang dipilih secara

random. Kelompok pertama yang diberi treatment sebagai kelompok

eksperimen. Kelompok kedua tidak diberi treatment disebut kelompok

kontrol.

Untuk melakukan evaluasi terhadap manfaat suatu treatment maka dapat

dilakukan dengan alat statistik yaitu uji beda, misalnya chi-square, t test,

anova. Uji beda ini dimaksudkan untuk membandingkan nilai rata–rata

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Apabila hasil dari uji

18
beda terhadap kedua kelompok tersebut menunjukkan signifikan maka

dapat dikatakan bahwa treatment memiliki pengaruh.

b) Pretest-posttes Control Group Design

Terdapat dua kelompok sample yang dipilih secara random. Perbedaannya

jika pada posttest-only control design tidak ada pretest. Tetapi pada

pretest-posttest control group design, kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol diberi pretest. Kemudian kelompok eksperimen diberi

treatment. Setelahnya maka dilakukan posttest terhadap kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol.

3. Factorial Design

Desain faktorial sebenarnya adalah modifikasi dari design true experimental

yang mempertimbangkan kemungkinan adanya variabel intervening/

moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap

hasil (variabel dependen). Pada design ini semua kelompok dipilih secara

random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian

dinyatakan baik, apabila setiap kelompok nilai prestasinya sama.

4. Quasi experimental design ( nonequivalent control group design )

Desain penelitian evaluasi jenis ini mirip dengan design true experimental

yaitu sama–sama memiliki kelompok kontrol. Hanya saja sampel yang dipilih

baik bagi kelompok eksperiment maupun kontrol tidak diambil secara random

melainkan dipilih secara sengaja oleh peneliti sebagai kelompok eksperimen

19
dan kelompok kontrol yang akan diperbandingkan. Quasi-Exsperimental

Design digunakan apabila sulit mendapatkan kelompok kontrol.

Bentuk Quasi-Exsperimental Design ada dua, yaitu:

a) Time series design

Hanya ada satu kelompok dan tidak ada kelompok kontrol. Sebelum diberi

treatment program, kelompok ini diberi beberapa kali pre-test. Pre-test

yang dilakukan beberapa kali ini bertujuan untuk memperoleh kestabilan

nilai. Setelah didapat nilai yang stabil, maka kelompok ini baru dapat

diberikan suatu treatment atau program.

b) Non Equivalent Control Group Design

Non Equivalent Control Group Design mirip dengan Pretest-Posttest

Control Group. Bedanya pada desain Non Equivalent Control Group,

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara

random.

2.8 Kelebihan Dan Kekurangan

Dalam penelitian eksperimen terdapat keunggulan jika dibandingkan dengan

penelitian lainnya.

1. Ekperimen didesain untuk dapat mengendalikan secara ketat pada

variabel-variabel ekstra yang tidak beruhubungan dengan variabel

yang sedang di amati.

20
2. Penelitian eksperimen memiliki efisiensi yang tinggi. Penelitian

eksperimen dapat dilakukan pada populasi yang terbatas, sehingga

tidak membutuhkan banyak subyek untuk terlibat dalam proses

eksperimen. Suatu eksperimen yang diketahui memiliki pengaruh yang

kuat membutuhkan partisipan yang tidak terlalu besar, sehingga akan

meringankan kerja eksperimen.

Sekalipun eksperimen memiliki sejumlah keunggulan dibanding dengan jenis

penelitian lainnya, sejumlah kritik juga dialamatkan ke peneltian eksperimen. Kritik

dan sekaligus keterbatasan penelitian eksperimen adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian eksperimen (khususnya laboraturium) dipandang tidak

selalu sejalan dengan lapangan.

2. Beberapa varibel secara moral atau hukum tidak dapat dimanupalasi,

misalnya manipulasi dalam bentuk menghilangkan interaksi sosial secara

permanen, merangsang timbulnya perilaku seksual. Contoh-contoh tersebut

secara moral tidak dibenarkan dilakukan eksperimen.

3. Sekalipun secara moral atau legal dapat dilakukan, tetapi secara ekonomi

atau teknik pengetahuan tidak memiliki sumber yang memadai. Misalnya

efek pemilikan mobil baru pada minat membaca iklan mobil. Tidak

mungkin peneliti melakukan random kepada sejumlah subjek dan memberi

mobil baru pada penelitian.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode penelitian eksperimental merupakan metode penelitian yang dapat

menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat).

Dalam studi eksperimen peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel,

mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi efek/pengaruhnya

terhadap satu atau lebih variabel terikat. Peneliti menentukan “siapa memperoleh

apa”, kelompok mana dari subjek yang memperoleh perlakuan mana. Masalah

pokok dalam melaksanakan eksperimen adalah menjaga kondisi eksperimen

sedemikian sehingga tidak ada faktor lain yang sempat menyertai jalannya

eksperimen yang dapat mengacaukan atau mengaburkan pengukuran hasil

penelitian (posttest).

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini banyak penulis menyadari masih banyak terdapat

kekurangannya. Namun penulis tetap berharap makalah ini tetap memberikan

manfaat bagi pembaca. Dibalik kekurangan tersebut penulis mengharapkan kritik

dan saran dari pembaca untuk kelengkapan dan lebih sempurnanya pembuatan

makalah ini dimasa akan datang. Atas kritik dan saran yang diberikan penulis

haturkan banyak terima kasih.

22
DAFTAR PUSTAKA

 Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen, Universitas Muhammadiyah Malang.

Pres:Malang

 Sukmadinata, N. S. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. UPI. PT Remaja

Rosdakarya: Bandung

 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Alfabeta: Bandung

 Sugiyono. 2016. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi Alfabeta:

Bandung

23

Anda mungkin juga menyukai