Anda di halaman 1dari 15

Teori Keperawatan Calista Roy

Sister Callista Roy, adalah seorang suster dari Saint Joseph, Carondelet. Beliau
dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California. Ia mendapatkan
gelar Bachelor of Art Nursing dari Mount Saint Mary’s College di Los Angeles tahun
1963 dan gelar Magister saint In Pediatric dari University of California, Los Angeles,
tahun 1966.
Roy adalah profesor asosiate dan ketua departemen keperawatan di Mary’s
College sampai tahun 1982. Ia diangkat menjadi profesor pada tahun 1983 oleh Mount
Saint Mary’s College dari University of Portland. Roy membantu merintis dan mengajar
program magister musim panas di Universitas Portland. Tahun 1983 hingga 1985, ia
mengikuti program pasca doktoral di Universitas California, San Fransisco, sebagai
perawat klinis di bidang neurosains. Pada saat itulah ia menjalankan riset tentang
intervensi keperawatan untuk pemulihan kognitif pada kasus cedera kepala dan tentang
pengaruh model keperawatan terhadap pengambilan keputusan klinis. Pada tahun 1987,
Roy mulai menjadi seorang teorist keperawatan di sekolah keperawatan Boston College.
Roy memulai pekerjaan dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964
ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar
dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model
konsep keperawatan.
Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai
dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja
adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis – psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon adaptif sebagai fungsi
dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu.
Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : vocal stimuli,
konsektual stimuli dan residual stimuli.
Roy mulai mengoperasionalisasikan modelnya pada tahun 1968 ketika Mount
Saint Mary’s College mengadopsi kerangka kerja adaptasi sebagai landasan filosofis
pada kurikulum keperawatan. Model adaptasi Roy pertama kali diterbitkan dalam bentuk
artikel di jurnal Nursing Outlook tahun 1970 dengan judul “Adaptation : A Conceptual
Framework for Nursing”.(Roy, 1970).
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan
terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga
mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.H.
Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme
dalam keperawatan adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat
meningkatkan derajat kesehatan.
Dengan pengetahuan tentang proses pengembangan empiris teori/model
konseptual merupakan dasar untuk memahami disiplin ilmu keperawatan, sehingga
perawat menyadari kebutuhan akan teori-teori keperawatan untuk membimbing
penelitian dan praktek professional keperawatan. Salah satu teori keperawatan yang
memberikan pengaruh di dalam pelayanan keperawatan adalah Nursing Process Theory
yang diperkenalkan oleh Sister Callista Roy,dimana manusia sebagai system adaptif
yang berasal dari “Roy’s Adaptation Model”.
Teori Keperawatan Cheryl Tatano Beck

Cheryl Tatano Beck lulus dari western connecticut state university


dengan sarjana muda di keperawatan pada tahun 1970. Beck memiliki ketertarikan pada
bidang keperawatan maternitas untuk pertama praktek kliniknya. Setelah lulus, Beck
bekerja sebagai registered nurse di Yale New Haven Hospital, unit ruang perawatan
postpartum dan bayi baru lahir. Pada tahun 1972, Beck menyelesaikan pendidikan
magister di bidang keperawatan maternitas bayi baru lahir dari Yale University dan
memperoleh sertifikat perawat maternitas.Pada tahun 1982, Beck memperoleh gelar
doctor dalam ilmu keperawatan dari Boston of University.

Beck memulai karirnya sebagai seorang instruktur dalam bidang keperawatan


pada tahun 1973 pada berbagai universitas ternama, seperti University of Maryland,
University Of Michigan, Florida Atlantic University, University of Rhode Island, dan
Yale University, dam sebagai professor di University and School of Medicine. Beck
berperana sebagai konsultan pada beberapa rancangan penelitian dari berbagai
universitas dan sebagai agen pemerintah bagian timur laut Amerika.

Bagan skema teori

Sumber : Beck, Cheryl Tatano.2006


Beck mendefinisikan depresi sebagai keadaan abnormal organisme yang
dimanifestasikan dengan tanda seperti: menurunnya mood subjektif, rasa pesimis dan
sikap nihilistic, kehilangan kespontanan dan gejala vegetatif (seperti kehilangan berat
badan dan gangguan tidur). Depresi juga merupakan kompleks gangguan yang meliputi
gangguan afeksi, kognisi, motivasi dan komponen perilaku. Beck mulai
mengembangkan konsep ini sejak awal tahun 1990.
Gejala depresi menurut Cheryl Tatano Beck
a. Manifestasi emosi : Suasana hati yg pedih, tdk menyukai diri sendiri dan
hilangnya rasa senang.
b. Manifestasi kognitif : Berpikir negatif terhadap masa depan, menyalahkan diri
sendiri, tidak dpt membuat keputusan sendiri .
c. Manifestasi motivasional :Hilangnya motivasi untuk melakukan aktivitas,
menigkatnya ketergantungan.
d. Manifestasi fisik&vegetatif : Hilangnya nafsu makan, gangguan tidur, gangguan
BB, hilangnya nafsu seksual.

Beck memperkenalkan Nurse program untuk menangani depresi postpartum.


Nurse program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk
menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:

a. Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)


b. Understanding (pemahaman)
c. Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
d. Spirituality (spiritualitas)
e. Exercise (latihan)

Konsep utama Beck telah mengalami perbaikan dan klarifikasi mengenai depresi
postpartum selama beberapa tahun.Pertama dua konsep, gangguan suasana perasaan
postpartum (Postpartum mood disorder) dan kehilangan kendali (loss of control),
dikembangkan sebagai dasar fenomena dan metode teori.

1. Postpartum Mood Disorder


a. Depresi Postpartum
Depresi postpartum adalah keadaan gangguan mood yang dialami seorang
ibu pasca melahirkan yang diakibatkan oleh beberapa hal, salah satunya
adalah kurang siapnya seorang ibu dalam menghadapi ataupun menerima
peran sebagai seorang ibu. Secara historis sering diabaikan dalam perawatan
kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan, dan
keheningan. Dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan
masalah emosional jangka panjang bagi anak.
b. Maternity Blues
Maternity blues juga dikenal segagai post partum blues dan baby blues
yaitu reaksi mental yang relatif dan periode kesedihan diri yang terbatas serta
mood yang tidak menentu/berubah-ubah yang terjadi pada awal periode
postpartum.
c. Psikosis Pospartum
Merupakan suatu keadaan gangguan postpaartum psikosis yang ditandai
dengan beberapa karakteriktik adanya gangguan halusinasi, delusi,
hasutan/pangacauan dan gangguan kualitas tidur, dengan ditandai perubahan
perilaku. Kondisi yang seperti ini harus segera diatasi karena dapat
mengganggu ibu tersebut dan juga untuk anak yang dilahirkan ibu tersebut,
baik secara psikologis ataupun psikis.
II. Kehilangan Kendali (Loss of control)
Kehilangan kendali telah diidentifikasi sebagai masalah dasar psikososial
tahun 1993 pada substantive teori Beck. Teori tersebut mendeskrpsikan proses
perempuan melampaui depresi postpartum. Kehilangan kendali pernah dialami
oleh seluruh perempuan, meskipun pada siklusyang mungkin berbeda. Konsep
kehilangan kendali sesuai dengan literature dan apa yang dirasakan perempuan
dengan perasaan “teetering on the edge” (Back, 1993). Proses tersebut
diidentifikasikan terdiri dari empat tahapan :
a. Menghadapi Teror (Encountering Teror) :Adanya serangan kecemasan yang
berlebih, kekaburan yang terasa seperti menyelimuti, dan munculnya perasaan
obsesif.
b. Kematian diri (Dying of Self) : terdiri dari rasa kekhawatiran yang tidak
beralasan, berifikir dan mencoba merusak diri sendiri, dan mengisolasi diri
c. Berusaha untuk bertahan hidup (Struggling to Survive) : terdiri dari berjuang
melawan sistem, mencari dukungan kelompok, berdoa untuk mendapatkan
bantuan dan ketenangan
d. Mendapatkan kendali (Regaining Control) : transisi yang tidak diprediksi,
pemulihan dan waktu berduka atas suatu kehilangan

Menurut Beck, faktor-faktor yang menyebabkan depresi postpartum ada 13 (tiga


belas), yaitu :

1. Depresi prenatal

Depresi prenatal (selama kehamilan) merupakan salah satu faktor pemicu


terjadinyadepresi postpartum yang paling kuat.Depresi prenatal bisa terjadi pada
beberapa atau keseluruhan dari trimester kehamilan (Beck, 2001).

2. Stress merawat anak.

Hal-hal yang membuat stres yang berhubungan dengan perawatan anak meliputi
faktor-faktor seperti masalah kesehatan yang dialami bayi, dan kesulitan dalam
perawatan bayi khususnya mengenai masalah menyusui dan tidur (Beck, 2001).

3. Stress dalam kehidupan.

Stress dalam kehidupan merupakan indeks dari kejadian-kejadian kehidupan


yang menyebabkan stress selama masa kehamilan dan pasca melahirkan. Jumlah
pengalaman hidup dan besarnya stress yang dihasilkan oleh setiap kejadian
kehidupan dijumlahkan untuk menentukan besarnya stress kehidupan yang
dialami seorang perempuan. Kejadian kehidupan yang menyebakan stress dapat
bersifat negatif ataupun positif dan dapat termasuk pengalaman-pengalaman
berikut :

 Perubahan dalam pernikahan (perceraian, menikah kembali, dll)


 Perubahan okupasi atau pekerjaan (misalnya ganti pekerjaan)
 Krisis (misalnya kecelakaan, kerampokan, krisis finasial, penyakit yang
butuh perawatan)

4. Dukungan sosial.

Dukungan sosial berhubungan dengan dukungan instrumental (misalnya


mengasuh, membantu aktivitas rumah tangga) dan dukungan emosional.Sisi
struktur dari hubungan sosial seorang perempuan (suami atau pasangan, keluarga
dan teman-teman) termasuk kedekatan dengan anggotanya, frekuensi
berhubungan, dan jumlah konfidan yaitu perempuan dapat menceritakan masalah
personal. Kekurangan dukungan sosial terjadi ketika seorang perempuan merasa
ia tidak menerima banyaknya dukungan emosional atau instrumental seperti ia
harapkan.

5. Ansietas pranatal.

Ansietas pada masa kehamilan bisa terjadi selama beberapa trimester dan kadang
terjadi diseluruh masa kehamilan. Ansietas ini merupakan suatu perasaan
ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi mengenai sesuatu yang tidak jelas,
ancaman yang belum jelas (Beck, 2001).

6. Kepuasan perkawinan.

Derajat kepuasan dengan sebuah hubungan perkawinan ditandai dengan seberapa


bahagia atau puasnya seorang wanita pada hal-hal tertentu dari perkawinannya,
seperti komunikasi, kasih saying, kesamaan nilai (misalnya finasial, perawatan
anak), aktivitas mutual dan membuat keputusandan kesajahteraan secara umum.

7. Riwayat depresi sebelumnya.

Beberapa prediktor dari depresi postpartum adalah riwayat psikopatologi yang


lalu, gangguan psikiatri selama kehamilan, dan dinamika hubungan perkawinan,
rendahnya dukungan sosial, dan tingkat stress dalam kehidupan keseharian
(Anonim).
8. Temperamen bayi.

Temperamen yang dimaksud adalah disposisi bayi dan sifatnya. Temperamen


yang sulit menggambarkan seorang bayi yang gelisah, rewel, tidak dapat
diprediksi dan sulit ditenangkanN

9. Maternity blues

Maternity blues sebelumnya didefinisikan sebagai sebuah kondisi nonpatologis


setelah melahirkan. Episode Maternity blues yang berkepanjangan berlangsung
lebih dari 10 hari dapat memprediksikan terjadinya depresi postpartum.

10. Harga diri

Harga diri merupakan perasaan seorang wanita secara umum dalam hal nilai diri
dan penerimaan diri sendiri, artinya adalah kepercayaan diri dan kepuasan
terhadap diri sendiri.Adalah kepercayaan dirinya dan kepuasaan terhadap diri
sendiri.Harga diri rendah mencerminkan penilaian diri yang negative dan
perasaan terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.

11. Status sosioekonomi.

Status sosio ekonomi merupakan ranking atau status seseorang dalam masyarakat
yang melibatkan kombinasi dari factor sosial dan ekonomi (misalnya pendapatan,
pendidikan, dan pekerjaan).

12. Marital status (status pernikahan)

Status pernikahan pendirian seorang perempuan tentang pernikahan hal ini


melambangkan apakah seorang perempuan belum menikah, menikah atau tinggal
bersama pasangan (kohabitasi), bercerai, janda, pisah ranjang atau berpartner.
13. Kehamilan tidak diinginkan atau tidak direncanakan

Kehamilan yang tidak direncanakan, bisa disebabkan oleh perasaan ragu-ragu


terhadap kehamilan yang dialami.Jika kehamilan itu direncanakan, mungkin saja
40 minggu bukanlah waktu yang cukup bagi pasangan untuk menyesuaikan diri
terhadap perawatan bayi yang ada kalanya membutuhkan usaha yang cukup
keras. Seorang bayi mungkin dilahirkan lebih awal dari perkiraan lahirnya, hal
ini juga dapat menjadi faktor pemicu terjadinya depresi postpartum, karena jika
bayi lahir lebih awal dapat menyebabkan perubahan secara tiba-tiba, baik di
lingkungan rumah maupun perubahan terhadap rutinitas kerja yang tidak
diharapkan oleh orang tua.

Teori Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem

Dorothea Elizabeth Orem, merupakan salah satu ahli teori keperawatan


terkemuka di Amerika, lahir pada tanggal 15 Juli 1914 di Baltimore, Maryland. Anak
kedua dari dua bersaudara yang keduanya perempuan, ayahnya seorang pekerja
bangunan dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Lulus dari Seton High School Baltimore pada tahun 1931. Terpengaruh dengan
Daughter of Charity of St. Vincent de Paul dan pekerjaan bibinya yang sebagai perawat
ruang operasi di Providence Hospital, Orem melanjutkan ke Diploma keperawatannya di
Providence Hospital School of Nursing di Washingthon DC dan selesai pada tahun 1934.
Orem menerima gelar Sarjana keperawatan (Bachelor of Science in Nursing Education /
BSN.Ed.) pada tahun 1939 dan gelar Master (Master of Science in Nursing Education/
MSN.Ed) pada tahun 1946 dari universitas yang sama yaitu Catholic University of
America (CUA).

Pengalaman keperawatan Orem dimulai di perawatan ruang operasi, perawat


pribadi (di rumah dan rumah sakit), staf perawatan pada unit penyakit dalam dan bedah
baik anak maupun dewasa, pengawas malam di ruang gawat darurat serta mengajar ilmu
biologi. Orem pernah menjabat Direktur Sekolah Perawat dan Kepala Departemen
Keperawatan di Providence Hospital, Detroit dari tahun 1940 sampai 1949.
Setelah meninggalkan Detroit dia menghabiskan 8 tahun (1949 – 1957) di
Indiana bekerja di Divisi Rumah Sakit dan Institusi Pelayanan Dewan Kesehatan Negara
Bagian Indiana. Orem bertujuan untuk meningkatkan kualitas keperawatan di rumah
sakit umum di seluruh Negara bagian Amerika. Selama kurun waktu tersebut, Orem
mengembangkan pemahamannya tentang praktik keperawatan (Orem, 1956).

Pada tahun 1957, Orem pindah ke Washington DC untuk mengambil posisi


sebagai konsultan kurikulum di Kantor Pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan
dan Kesejahteraan Amerika Serikat. Dari tahun 1958 sampai 1960, dia bekerja pada
sebuah proyek pelatihan untuk meningkatkan kemampuan perawat praktisi. Proyek itu
merangsang keingintahuan untuk menjawab pertanyaan : Apakah masalah pokok
keperawatan itu?. Sebagai upaya menjawabnya, Orem menulis buku dengan judul
“Guides for Developing Curricula for the Education of Practical Nurses”(Orem, 1959).
Pada akhir tahun tersebut, Orem menjadi asisten professor pendidikan keperawatan di
CUA. Dia kemudian menjabat sebagai dekan pada sekolah keperawatan dan sebagai
professor pendidikan keperawatan. Dia melanjutkan mengembangkan konsep
keperawatan dan keperawatan diri di CUA. Pematangan konsep dilakukan sendirian dan
kadang bersama orang lain, para anggota Komite Model Keperawatan (Nursing Model
Commitee) di CUA dan Grup Peningkatan Keperawatan, yang kemudian menjadi Grup
Konferensi Pengembangan Keperawatan (Nursing Development Conference
Group/NDCG), semua berkontribusi untuk pengembangan teori. Orem memberikan
kepemimpinan intelektual dalam seluruh upaya kolaboratif ini.

Buku Orem yang diterbitkan pertama kali adalah “Nursing : Concept of Practice
(Orem, 1971). Orem mengembangkan konsep keperawatannya “self care” pada buku ini.
Edisi berikutnya “Nursing : Concept of Practice” diterbitkan pada tahun 1980, 1985,
1991, 1995 dan edisi keenam yang kemudian dipublikasikan oleh Mosby pada Januari
2001. Pada edisi pertama fokusnya terhadap individu, sedangkan edisi keduanya
menjadi lebih luas lagi meliputi multi person unit (keluarga, kelompok dan masyarakat).
Edisi ketiga, Orem menghadirkan General Theory keperawatan dan pada edisi keempat,
orem memberikan penekanan yang lebih besar terhadap anak-anak, kelompok dan
masyarakat.
Orem pensiun pada tahun 1984 dan terus bekerja, kadang sendirian dan kadang
dengan rekan-rekannya dalam mengembangkan teori keperawatan defisit keperawatan
diri (Self Care Deficit Nursing of Theory /SCDNT).

Banyak presentasi dan makalah yang disampaikan Orem telah memberikan


wawasan tentang pandangannya terhadap praktik keperawatan, pendidikan keperawatan
dan ilmu keperawatan. Beberapa jenis makalah ini sekarang tersedia untuk sarjana
keperawatan dalam sebuah kompilasi yang diedit oleh Renpenning dan Taylor (2003).
Makalah lain dari Orem dan para sarjana yang bekerja dengan dia dalam pengembangan
teori dapat ditemukan di arsip-arsip Orem di The Alan Mason Chesney Medical
Archives of the John Hopkins Medical Institutions.

Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Maleis

Afaf Ibrahim Meleis lahir di Alexandria, Yunani. Dia orang pertama dari Yunani
yang mendapat gelar BSN dari Universitas Syracus dan perawat pertama di Yunani yang
mendapatkan gelar MPH dan PhD dari Universitas Egyptian. Meleis menyelesaikan
program keperawatan di Universitas Alexandria, Yunani. Dari universitas California Los
Angles dia mendapat gelar MS dari keperawatan pada tahun 1964, MA dari pendidikan
sosial pada tahun 1966 dan PhD dipendidikan kedokteran dan sosial fisiologi pada tahun
1968.

Karirnya kombinasi antara akademisi dan administrasi, setelah selesai Doktor dia
bekerja sebagai instruktur praktek di Universitas California dan asisten Profesor dari
tahun 1968 – 1971, setelah itu dia mengabdikan diri di Universitas California San
Fransisco selama 34 tahun dan disana pula dia menemukan Toeri Transition. Pada tahun
2002 dia menjadi Dekan di Universitas Pennsylvania.

Perkembangan Teori Transition berkembang pada pertengahan tahun 1960-an


ketika dia bekerja sebagai PhD dan dia menjalani penelitian bersama teman – temannya.
Dia mempelajari Teori Transition berdasarkan fenomena perbedaan antara seorang ibu
yang kehamilannya direncakan dengan yang tidak direncanakan. Meleis mengawali
pekerjaannya dengan menjelaskan perubahan sehat menjadi sakit atau perubahan yang
tidak efektif dalam hubungannya ketidakcukupan memenuhi fungsi (role insufficiency).
Dia menjelaskan role insufficiency sebagai ketidakmampuan dalam pengetahuan dan
daya guna yang berkaitan dengan perasaan dan berhubungan dengan perilaku sendiri
atau lingkungan. Konsep ini membuar Meleis membagi Perubahan Kesehatan
berdasarkan perilaku, perasaan, dan isyarat dan simbol yang berhubungan dengan
fungsi, identitas dan proses non problematik.

Teori keperawatan Georgene Gaskill Eakes


Georgene Gaskill Eakes lahir di New Bern, North Carolina. Ia seorang Profesor
Emeritus di East Carolina University College of Nursing. Eakes menyelesaikan
pendidikan magister keperawatan dan doktoralnya di University of North Carolina. Pada
awal karirnya, Eakes bekerja di tatanan pelayanan kesehatan jiwa komunitas. Eakes
bergabung di East Carolina University School of Nursing di Greenville, North Carolina.
Eakes tertarik dengan isu kematian, dying, respon berduka dan kehilangan saat ia
mengalami cidera parah yang mengancam nyawanya karena kecelakaan mobil.
Pengalaman menegangkan tersebut melatarbelakangi pemikirannya untuk
mempersiapkan tenaga kesehatan perawatan pada pasien yang kritis dan menanggapi
reaksi berduka. Mulai sejak saat itu, Eakes melakukan banyak penelitian dan praktik
terkait kondisi pasien terminal, dying, respon berduka dan respon kehilangan (Coughlin
& Sethares, 2017; Alligood, 2014).
Mary Lermann Burke lahir Sandusky, Ohio. Riwayat pendidikan Burke di
bidang keperawatan anak menjadikannya mendapat penghargaan Certificate in Parent-
Child Nursing and Interdisciplinary Training in Developmental Disabilities. Pada tahun
1998, ia mendapatkan penghargaan ia mendapatkan penghargaan atas karyanya dalam
mengembangkan instrumen dalam penelitian chronic sorrow. Pada awalnya, Burke
bekerja di pelayanan keperawatan anak kemudian bergabung sebagai staf pengajar
hingga menjadi profesor pada tahun 1996 di Nursing Faculty Rhode Island College.
Inovasinya dalam penelitian terkait konsep chronic sorrow yang meliputi perawatan
pada anak dengan spina bifida, Burke mengamati respon berduka pada orang tua.
Selanjutnya Burke mengembangkan instrumen Burke Chronic Sorrow
Questionnaire dalam penelitian anak dengan myelomeningocele. Penelitian Burke juga
dilakukan pada pasangan infertil dan pada individu dewasa dengan orangtua yang
memiliki penyakit kronis. Artikelnya yang berjudul “Middle Range Theory of Chronic
Sorrow” mendapatkan penghargaan Best of Image Award pada tahun 1999 (Alligood,
2014).
Konsep chronic sorrow berasal dari karya Olshansky pada tahun 1962 yang
selanjutnya dikembangkan oleh tim Eakes, Burke dan Hainsworth dalam NCRCS. Karya
Olshansky terkait chronic sorrow sebagai hasil observasi pada orangtua yang memiliki
anak dengan retardasi mental dan orangtua tersebut menunjukkan respon kesedihan yang
mendalam dan terus-menerus dan disebut dengan terminologi chronic sorrow. chronic
sorrow digambarkan sebagai respon psikologis terhadap situasi tragis. Penelitian
terkaitchronic sorrow berkembang sekitar tahun 1980 dengan temuan reaksi kesedihan
berkepanjangan pada orangtua dan pengalaman berduka dalam berhubungan dengan
kondisi anak dengan disabilitas fisik dan mental (Eakes, Burke, & Hainsworth, 1998 ;
Alligood, 2014).
Berduka dikonseptualisasikan sebagai proses yang berlangsung secara terus-
menerus dan apabila tidak terselesaikan maka termasuk dalam kondisi abnormal. Burke
dalam penelitiannya pada orangtua dengan anak spina bifida mendefinisikan chronic
sorrowsebagai kesedihan mendalam yang bersifat permanen, periodik dan meningkat
secara alamiah. Tim NCRCS berfokus pada respon berduka yang dihubungkan dengan
penelitian Lazarus dan Folkman tentang stres dan adaptasi yang dilakukan pada tahun
1984. Strategi koping internal meliputi orientasi tindakan, pendekatan aspek kognitif dan
perilaku interpersonal. Middle Range Theory Chronic Sorrow tidak hanya menjelaskan
pengalamanchronic sorrow pada situasi tertentu melainkan respon koping terhadap
fenomena (Alligood, 2014; Vitale & Falco, 2014; Eakes et al., 1998).
Chronic sorrow merupakan respon normal manusia yang berhubungan dengan
disparitas berkelanjutan sebagai akibat dari situasi kehilangan. Kondisi ini merupakan
siklus yang terjadi secara alamiah. Dalam kondisi tersebut terdapat pencetus yang
memperberat respon berduka, bersifat internal maupun eksternal yang dapat diprediksi.
Manusia memiliki strategi koping yang efektif dalam mencapai keseimbangan saat
mengalami chronic sorrow.Pada dasarnya, chronic sorrow disebabkan oleh disparitas
antara kondisi harapan dan kenyataan (Eakes et al., 1998; Alligood, 2014).

Anda mungkin juga menyukai