PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Kelompok 8
1. Adanya kelompok control dan kelompok eksperimen yang dalam penelitian ini
akan dibandingkan. Pada kelompok control dimaksudkan sebagai acuan untuk
dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen biasanya
menerima suatu yang baru, suatu perlakuan dibawah penyelidikan. Sedangkan
kelompok control biasanya menerima suatu perlakuan yang berbbeda atau
perlakuan yang biasa.
2. Memanipulasi atau mengubah secara sistematis variabel eksperimen atau
perlakuan. Manipulasi pada penelitian eksperimental dilakukan terhadap
sekurang-kurangnya pada satu variabel bebas. Manipulasi sendiri dimaksudkan
1
Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Depok. PT Rajagrafindo Persada. Hal 63-65
bahwa peneliti memutuskan apa bentik atau nilai-nilai variabel bebas yang akan
diambil dan kelompok mana akan mendapatkan bentuk tang mana. Adanya
pengontrolan variabel yaitu mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika
berlangsungnya manipulasi
3. Melakukan observasi yaitu mengamati hasil manipulasi secara teliti dan hati-
hati
4. Adanya validitas internal yang merupakan sine qua non dan desain peelitian dan
tujuan pertama dari metodologi eksperimental. Validitas internal ini menanyai
mengenai apakah manipulasi dalam penelitian ini menyebabkan perbedaan
Adanya validitas eksternal yang merupakan tujuan kedua dari metode
eksperimen. Validitas eksternal ini menanyakan apakah dan seberapa
representatifkah penemuan pada penelitian yang telah dilakukan dan dapatkah
hasil-hasil tersebut digeneralisasikan terhadap keadaan dan subjek yang sama.2
B. Jenis Penelitian Eksperimental
1. Pra eksperimen (pre experimental)
Kelompok ini hamper sama dengan eksperimen, tetapi bukan ekperimen.
Karena tidak ada penyamaan karakteristik atau random dan tidak ada variable kontrol.
Frankel dan Norman (1993) menyebutnya sebagai eksperimen lemah (weak
experimental) karena dianggap sebagai eksperimen paling lemah. Jenis eksperimen ini
hanya digunakaan untuk penelitian latihan, bukan untuk penelitian akademik,
penelitian kebijakan, pengembangan ilmu atau sejenisnya.
Pre experimental design dikatakan sebagai bukan eksperimen sungguh-
sungguh, hal ini karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variable dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variable
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variable independen. Hal ini terjadi
karena tidak adanya variable kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
2. Eksperimen Murni (true Experimental)
Kelompok ini menguji variable bebas dan variable terikat yang dilakukan
terhadap sampel kelompok eksperimen atau kelompok kontrol. Sampel kedua
kelompok tersebut diambil secara acak. Disain eksperimen murni mempunyai tiga
karakteristik yaitu, adanya kelompok kontrol, subjek ditarik secaraa random dan
2
Zainal A. 2014. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung. Remaja Rosdakarya. Hal 69-70
ditandai untuk masing-masing kelompok, serta sebuah tes diawal diberikan untuk
mengetahui perbedaan antar kelompok.
3. Eksperimen Quasi (quasi experimental)
Eksperimen ini disebut juga eksperimen semu. Tujuannya adalah untuk
memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi
tidak ada pengontrol dan manipulasi terhadap variable yang relevan. Disain ini
mempunyai kelompok kontrol,tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Eksperimen kuasi banyak digunakan dalam penelitian pendidikan dengan
disain pretes-protest karena variabelvariabelnya banyak yang tidak bisa diamati,
seperti kematangan, efek pengujian, regressi statistic dan adaptasi. Begiru juga
penelitian menganai masalaah-masalh social social seperti, kenakalan, keresahan,
merokok yang mana kontrol dan manipulasi tidak selaludapaat dilaksanakan.
Karakteristik eksperimen kuasi antara lain:
- Tidak memungkinkan untuk mengontrol seluruh variable yang relevan
kecualai hanya beberapa variable
- Perbedaan antara penelitian eksperimen murni dan eksperimen kuasi
sangat kecil
- Langkah-langkah penelitian kuasi sama dengan penelitian eksperimen
murni. Peneliti harus berhati-hati menunjukan masing-masing keterbatsan
dalam validitas internal dan ekstenal pada desain penelitiannya.
4. Eksperimen subjek tunggal (single subjek experiment)
Eksperimen subjek tunggal adalah suatu eksperimen dimana subjek
partisipannya bersifat tunggal, bisa satu orang atau dua orang atau lebih. Hasil
eksperimen disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual.
Prinsip dasar eksperimen subjek tunggal adalah meneliti individu dalam dua
kondisi,yaitu tanpa perlakuan dan dengan perlakuan. Penelitian ini sangat berguna
bagi guru yang sedang melaksanakan penelitian terhadap individual peserta didik..
misalnya dalam mealakukan penelitian bimbingab dan konseling atau dalam
melakukan rehabilitasi dan tetapi fisikyang perlakuannya hanya diberikan pada satu
individu.3
C. Desain Penelitian Eksperimental
3
Sugiyono.2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfa Beta
1.One-group experiment
Model desain ini hanya menggunakan satu kelompok dan dapat diterapkan dalam
beberapa bentuk, antara lain:
a. One group pretest and protest design
Design ini dikenal dengan “sebelum-sesudah” dengan struktur desain :
O1 X O2
- X adalalah perlakuan yang diberikan dan dilihat pengaruhnya dalaam
eksperimen tersebut. Perlakuan yang dimaksud dapat berupa penggunaan
metode mengajar tertentu, model mengajar, model penilaian dan
senagainya.
- O1 adalah tes ataau observasi yang dilakukan sebelum diberi perlakuan
- O2 adalah ttes yang sudah diberikan perlakuan
Pengaruh perlakuan X dapat diketahui dengan membandingkan antara
hasil O1 dan O2 dalam situasi yang terkontrol.
b. One group time series design
Desain ini digambarkan dengan struktur desain seperti:
O1 O2 O3 O4 O5 dan sebagainya
Dalam desain ini,tes atau observasi dilakukan tidak hanya dua kali tetapi
beberapa kali secara teratur. Setelah beberap kali tes atau observasi kemuddian
diberi perlakuan X, setelah itu dilakukan lagi beberap kali tes atau observasi
sepeeti sebelumnya. Jika diantara O3 dan o4 dalam contoh terlihat perbedaan
atau perubahan yang menyolok maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan atau
perubahan tersebut merupakan pengaruh dari perlakuan X.
2. Control Group Experiment
Model desain ini menggunakan lebih dari satu kelompok yang terdiri atas kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Desain ini dapat diterapkan dalam beberapa
bentuk:
a. Control Group pretest and posttest design
Dalam desain ini,baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dikenakan
O1 dan O2, tetapi hanya kelompok eksperimen saja yang mendapat perlakuan x,
sehingga struktur desainnya menjasi :
X O2
O1 O2
Pengaruh perlakuan X diamati dalam situasi yang lebih terkontrol yaitu dengan
membandingkan selisih (O1-O2) pada kelompok eksperimen dengan selisih (O1-
O2) pada kelompok kontrol.
b. Control group post test only design
Dalam desain ini baik kelompok kontrol eksperimen maupun kelompok kontrol
hanya dikenakan o2 saja tanpa O1 sehingga struktur desainnya menjadi sebgai
berikut:
X O2
O2
Hasil O1 kelompok eksperimen dan hasil O1 kelompok pembanding di asumsikan
sama, sehingga yang dibandingkan cukup hasil O2nya saja antara kedua
kelompok tersebut.
c. Control group time series design
Perbedaan desain ini dengan desain one group time series adalah desain ini
dilengkapi dengan kelompok kontrol sehingga data yang diperoleh lebih lengkap
untuk menarik kesimpulan. Struktur desainnya adalah:
O1 O2 O3 X O4 O5
O1 O2 O3 O4 O5
Eksperimen dengan pola ini juga disebut sebagai Quasi experiment karena situasi
yang tidak begitu bisa dikontrol.
Selain desain atau model diatas ada juga klasifikasi model desain eksperimen
menurut fraenkel, jack R dan wallen norman (1990) yaitu:
1. Desain Eksperimen Lemah (weak esperimental design)
Desain ini dikatakan weak karena tidak memiliki kontrol untuk menganalisis
validitas internal.
a. One Shot Casse Study
𝑋1 − 𝑋2
𝑡=
𝑆𝑋1 − 𝑆𝑋2
Keterangan:
t= harga t
X1= rata-rata kelompok sebelum perlakuan
X2 = rata-rata kelompok setelah perlakuan
SX1= standar deviasi sebelum perlakuan
SX2= standar deviasi setelah perlakuan
b. One Grub Pretest-Posttest Design
Desain ini menggunakan satu kelompok subjek yang terlebih dahulu
diberi pretest O1, lalu dikenakan perlakuan (X), kemudian dilakukan posttest
O2. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:
O 1 X O2
Keterangan:
Md= rata_rata (M) dari deviasai (d) anatara posttest dan preetes
Xd= perbedaan deviasi dengan rata-rata deviasai
N= jumlah subjek
1= bilangan tetap
c. Intact Group Comparison atau static group comparison
Pada desain ini terdapat dua kelompok yang digunakan untuk
penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang
diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi
perlakuan).paradigma penelitiannya dapat digambar sebagai berikut:
X O1
O2
X2 O X3 O X1 O e. Generalisasi lemaah
X3 O X1 O X2 O
a. Terdiri dari tiga kelompok
b. Masing-masing kelompok
dikenal treatmen
4. A basic time series design
c. Tidak menggunkan randomisasi
5. Factorial design
a. Dilakukan pengukurran yang
R O X1 r1 O
berulangkali pada periode waktu
R O C2 R1 O sebelum dan sesudah treatmen
R O X1 r2 O b. Hanya ada kelompok tunggal
c. Tidak menggunkaan randomisasi
R O C2 R2 O
d. Generalisasi lemah.
Ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen dapat mencapai hasil yang baik dan tidak
bervariasi, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
1. Validitas Internal
Validitas internal berkaitan dengan pertanyaan: Apakah perlakuan eksperimental
benar-benar menyebabkan perubahan pada variabel terikat? Apakah variabel bebas benar-
benar membuat perbedaan yang signifikan? Adapun faktor atau ancaman utama terhadap
validitas internal, yaitu5:
4
Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
5
Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
a. Sejarah (history) Kejadian-kejadian khusus yang bukan perlakuan eksperimen,
tetapi mempengaruhi model, karakter, dan penampilan variabel bebas.
b. Maturation (Pematangan), dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau
obyek yang diteliti yang mungkin muncul selama suatu periode tertentu yang
mempengaruhi proses pengukuran dalam penelitian.
c. Pemberian pra-tes. Pemberian pra-tes mungkin dapat mempengaruhi penampilan
subyek pada tes kedua, apapun perlakuan eksperimen yang diterimanya.
d. Alat pengukuran. Perubahan alat pengukur, penilai, atau pengamat yang
dipergunakan mungkin mengakibatkan perubahan-perubahan pada ukuran yang
diperoleh.
e. Kemunduran statistik (statistical regression). Apabila kelompok itu dipilih
berdasarkan skor yang ekstrim, regresi (kemunduran) statistik mungkindapat
menimbulkan efek yang dapat disalah-tafsirkan sebagai efek perlakuan
ekperimen.
f. Pemilihan subyek yang berbeda. Mungkin kelompok-kelompok itu sudah
mempunyai perbedaan penting, bahkan sebelum diberikannya perlakuan
eksperimen.
g. Hilang dalam eksperimen. Kelompok-kelompok yang diperbandingkan itu,
mungkin ada responden yang hilang dalam jumlah yang berbeda, sehingga akan
mempengaruhi penyelidikan.
h. Interaksi pematangan dengan seleksi. Jenis interaksi ini dapat terjadi dalam desain
quasi-eksperimen di mana kelompok coba dan kelompok pengendali tidak dipilih
secara acak melainkan merupakan kelompok-kelompok utuh yang sudah ada
sebelumnya.
Kedelapan faktor ini perlu dikontrol agar variabel yang direncanakan dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel terikat.
2. Validitas Eksternal
Validitas eksternal mengacu pada kondisi bahwa hasil yang diperoleh dapat
digeneralisasikan dan dapat diterapkan pada kelompok dan lingkungan di luar setting
eksperimen.
Beberapa ancaman utama terhadap validitas eksternal, yaitu 6:
6
Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
a. Interaksi pra-tes perlakuan. Interaksi pra-tes perlakuan muncul bila respon subyek
atau bereaksi secara berbeda pada perlakuan karena mereka mengikuti pra-tes.
b. Interaksi seleksi perlakuan. Interaksi seleksi perlakuan sama dengan masalah
seleksi subyek berbeda yang diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal dan
juga muncul bila subyek tidak dipilih secara acak untuk perlakuan.
c. Spesifisitas variabel. Spesifisitas variabel mengacu pada fakta bahwa suatu studi
yang diberikan dilakukan dengan jenis subyek spesifik, penggunaan instrumen
pengukur spesifik, pada waku yang spesifik, atau kondisi yang spesifik.
d. Pengaturan reaktif. Pengaturan reaktif mengacu pada sejumlah faktor yang
diasosiasikan dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta
sikap subyek yang dilibatkan.
e. Interferensi perlakuan jamak. Interferensi perlakuan jamak dapat muncul bila
subyek yang sama menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian, ia
mengacu pada efek perlakuan yang menyulitkan untuk menilai keefektifan
perlakuan yang lebih belakang.
f. Kontaminasi dan bias pelaku eksperimen. Kontaminasi muncul bila keakraban
peneliti dengan subyek mempengaruhi hasil penelitian, peneliti dapat dengan tidak
sengaja memengaruhi perilaku mereka atau menjadi subyektif dalam penilaian
perilaku mereka.
E. Langkah-langkah Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian yang
lainnya, yaitu sebagai berikut:
Identitas Skripsi
Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Hypnolearning
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI
7
Zainal A. 2014. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung. Remaja Rosdakarya. Hal 70-71
IPA SMA Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten
Gowa
Penulis : Sri Rezki Nur Lestari
Tahun : 2010
Metode penelitian : Kuantitatif, quasi eksperimental
Desain penelitian : menggunakan jenis quasi eksperimental dengan
model nonequivalent control group
Waktu dan tempat penelitian :tahun 2010, di SMA Negeri 1 Sungguminasa
Kab. Gowa
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui adanya perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar
model pembelajaran hypnolearning dengan yang
diajar tanpa model pembelajaran hypnolearning
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungguminasa
Kab. Gowa.
𝑂1𝑋 𝑂2
𝑂1 𝑂2
Populasi yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Sungguminasa Kab. Gowa yang terdiri dari 180 siswa yang
terbagi atas 6 kelas, yaitu:
Jumlah Siswa
Kelas
perempuan Laki laki
XI IPA1 21 6
XI IPA 2 23 5
XI IPA 3 18 9
XI IPA 4 19 11
XI IPA 5 21 13
XI IPA 6 26 8
jumlah 128 52
DAFTAR PUSTAKA