Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU 7

METODOLOGI PENELITIAN

Tentang

“ PENELITIAN EKSPERIMEN”

DI SUSUN OLEH: ANGGUN PERMATA SARI

Dosen pengampu:

Hafizah Delyana, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP PGRI) SUMATERA BARAT

PADANG

2020
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Ringkasan Materi

BAB II PEMBAHASAN

A. Penelitian Eksperimen
B. Definisi Penelitian Eksperimen
C. Contoh Penelitian Eksperimen

BAB III

1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
1. RINGKASAN MATERI

Salah satu metode penelitian adalah eksperimen. Untuk dapat melaksanakan suatu
eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala sesuatu yang berkait dengan
komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakekat
eksperimen, karakteristik, tujuan, syarat-syarat eksperimen, langkah-langkah penelitian
eksperimen, dan bentuk-bentuk desain penelitian eksperimen.
Dalam penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan yang diperkirakan dapat
memengaruhi hasil eksperimen. Variabel yang berkaitan secara langsung dan diberlakukan untuk
mengetahui suatu keadaan tertentu dan diharapkan mendapatkan dampak/akibat dari eksperimen
sering disebut variabel eksperimental (treatment variable), dan variabel yang tidak dengan
sengaja dilakukan tetapi dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut variabel noneksperimental.
Variabel eksperimental adalah kondisi yang hendak diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap
suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh varibel itu, kedua kelompok, yaitu kelompok
eksperimental dan kontrol dikenakan variabel eksperimen yang berbeda atau yang bervariasi.
Variabel noneksperimental sebagian dapat dikontrol, baik untuk kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol. Ini disebut variabel kontrol atau controlled variabel. Akan tetapi,
sebagian lagi dari variabel non-eksperimen ada di luar kekuasaan eksperimen untuk dikontrol
atau dikendalikan. Jenis variabel ini disebut variabel ekstrane atau extraneous variabel. Dalam
setiap eksperimen, hasil yang berbeda pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian
disebabkan oleh variabel eksperimental dan sebagian lagi karena pengaruh variabel ekstrane.
Oleh karena itu, setiap peneliti yang akan melakukan eksperimen harus memprediksi akan
munculnya variabel pengganggu ini.
Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh
perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa 2004). Menurut Hadi
(1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang
ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal
tersebut, Latipun (2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian
yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat
manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Penelitian eksperimen pada
prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi 2011:179).
Prinsip penelitian eksperimen

Peneliti melakukan manipulasi terhadap variabel bebas sehingga disebut variabel perlakuan.
- Peneliti melakukan kontrol terhadap variabel lain yang mungkin mengganggu atau mengubah
variabel respon.
- Efek dari variabel bebas yang telah dimanipulasi terhadap variabel terikat diamati dan
diukur.
Penggolongan penelitian eksperimen berdasarkan banyaknya variabel bebas:

- Single variable design : hanya ada satu variabel bebas yang dimanipulasi

- Factorial design : memiliki dua atau lebih variabel bebas, paling tidak satu diantaranya yang
dimanipulasi.
Penggolongan penelitian eksperimen berdasarkan seberapa baiknya kontrol gangguan
terhadap validitas internal dibagi menjadi 3 : pra eksperimen, eksperimen, dan quasi
eksperimen.
Keterangan :

X : perlakuan/treatment

Y : pengukuran terhadap variabel bebas, dimana Y1 merupakan variabel bebas sebelum


manipulasi (pretest) dan Y2 merupakan variabel bebas setelah manipulasi (posttest).
E : eksperimental group R : random assignment

C : control group Mr : matching


2. PEMBAHASAN

A. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen adalah merupakan metode sistematis guna membangun


hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode
inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen,
peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan
observasi. Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi
2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang
tidak mendapatkan perlakuan.
Penelitian eksperimen (Experimental Research) adalah suatu penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam kondisi yang terkontrol
secara ketat.
Menurut latipun (2002) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat
manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati

I. Karakteristik penelitian eksperimen

a) Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat


(rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung,
maupun random (acak).
b) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimen.
c) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan
variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan
variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi
tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan
variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya
pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-
kelompok dilakukan secara acak.
d) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian
eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada
saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
e) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana
kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan
menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
f) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang
secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

II. Tujuan Penelitian Eksperimen

Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan
tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang
menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dalam bidang pendidikan
dimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan
metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada
siswa SMP atau untuk mengujihipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika
dibandingkan dengan metode konvensional. Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut
treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan
dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada
mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruhtreatment yang dicobakan tetapi juga ingin
menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya)
pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang
berbeda.

III. Macam Penelitian Eksperimen dan Teknik Analisisnya

a) Pra Eksperimen

Karakteristik :

- Belum sepenuhnya memperhatikan prinsip eksperiment

- Belum adanya kelompok atau grup pembanding (reference group atau control group)
dan/atau adanya kontrol yang ketat terhadap suppressor variable.
Ada 3 jenis penelitian pra eksperimen :

a. one shoot case study : tanpa grup pembanding dan tanpa pre test. Tidak dilakukan pre test
karena diasumsikan subject tidak mengetahui pengetahuan awal sama sekali.
Independent Posttes
variabel t
X Y2
Kelemahan :

- peneliti tidak memiliki kelompok atau grup pembanding.

- peneliti tidak melakukan pengukuran (pretest) sebelum perlakuan/intervensi diberikan.

- Kontrol terhadap validitas internalnya sangat lemah.

Teknik analisis data : menggunakan uji t-student

b. One Group Pretest-Posttest Design : tidak memiliki kelompok atau grup pembanding dan
peneliti melakukan pengukuran sebelum perlakuan/intervensi diberikan (prestest).
Pretest Independent Posttest
variabel
Y X Y
1 2
Kelemahan :

- Tidak dapat mengukur efek pretest (testing effect).

- Tidak dapat mengontrol ekstranous variabel (terutama history/riwayat,


kematangan/maturation, instrumentasi dan regresi).
Teknik analisis data :

 Asumsi parametrik terpenuhi → uji t-Student untuk data berpasangan, uji


ragam dwi arahbila desainnya diperluas sehingga ada k grup.
 Asumsi parametrik tidak terpenuhi → uji peringkat bertanda Wilcoxon,
uji ragam berperingkat Friedmen bila desainnya diperluas sehingga ada k
grup.
c. Static Group Comaparison : ada kelompok pembanding, namun peneliti tidak
menggunakan pretest dan pengacakan (random asignment).
Grou Independent Posttes
p variabel t
E X Y2
C - Y2
Kelemahan :

- Adanya kemungkinan tidak terpenuhinya asumsi bahwa kedua kelompok (kelompok


perlakuan dan kelompok pembanding) benar-benar homogen, karena peneliti tidak
melakukan pengacakan dalam arti random asignment.
- Bias pemilihan, kematangan/maturation, dan mortality adalah pengganggu terhadap
internal validitas dari desain ini.
Teknik analisis data :

 Asumsi parametrik terpenuhi → uji t-Student untuk data tidak berpasangan,


uji ragameka rah bila desainnya diperluas hingga ada k grup.
 Asumsi keparametrikan tidak terpenuhi →uji U Mann-Whitney, uji
ragam berperingkat Kruskal-Wallis bila desainnya diperluas hingga ada k grup.
b) True Eksperiment

 Adanya random assignment (by subject) yang dilakukan oleh peneliti. Kontrol terhadap
ekstranous variabel sangat ketat.
 Sangat sulit diterapkan dalam dunia pendidikan karena mensyaratkan randomized dan
homogenisasi, dimana keduanya sangat sulit tercapai pada subyek penelitian pendidikan.
Penelitian true eksperimen dibagi menjadi :

a. Randomized subject posstest-only control group design: adanya random asignment,


adanya kelas kontrol, namun tanpa pre test.
(+) Desain ini mampu mengontrol history, kematangan, regresi dan efek testing.

(-) Kekurangannya ada pada mortality dan tidak dapat diukur interaksi antara pre
test dan perlakuan.
Grou Independent Posttes
p variabel t
(R) E X Y2
(R) C - Y2
Teknik analisis data :

 Asumsi parametrik terpenuhi → uji t-Student untuk data tidak berpasangan,


uji ragameka rah bila desainnya diperluas hingga ada k grup.
 Asumsi keparametrikan tidak terpenuhi →uji U Mann-Whitney, uji
ragam berperingkat Kruskal-Wallis bila desainnya diperluas hingga ada k grup.
b. Randomized matched subject, posstest only control group design: digunakannya
matching untuk membuat kelompok yang ekuivalen, adanya kelas kontrol, tidak ada pre
test.
(-)Adanya kemungkinan tidak terpenuhinya asumsi bahwa kedua kelompok
(kelompok perlakuan dan kelompok pembanding) benar-benar homogen, karena peneliti
tidak melakukan pengacakan dalam arti random asignment.

Grou Independent Posttes


p variabel t
(Mr) E X Y2
C - Y2

Teknik analisis data :

 Asumsi parametrik terpenuhi → uji t-Student untuk datatidak


berpasangan, uji ragameka rah bila desainnya diperluas hingga ada k grup.
 Asumsi keparametrikan tidak terpenuhi →uji U Mann-Whitney, uji
ragam berperingkat Kruskal-Wallis bila desainnya diperluas hingga ada k grup.
c. Randomized subject pretest postest control group design : adanya random asignment,
adanya kontrol grup dan pretest di awal penelitian.
(-) adanya kemungkinan efek interaksi antara pretest dan perlakuan.
Grou Pretes Independent Posttes
p t variabel t
(R) E Y1 X Y2
(R) C Y1 - Y2
Teknik analisis data :

 Asumsi parametrik terpenuhi →uji analisis kovarian dengan pre test


sebagai kovariabel.

 Asumsiparametriktidakterpenuhi →kombinasiujiperingkatbertanda Wilcoxon


dan ujiU Mann-Whitney

d. Solomon three-group design :

 Menggunakan 3 kelompok dengan memilih subjek menggunakan random asignment.

 Ada dua kelas kontrol, dimana kelas kontrol pertama dikenai pretest namun tidak dikenai
perlakuan, dan kelas kontrol kedua tidak dikenai pretest namun dikenai perlakuan.
 Dapat mengatasi kelemahan desain-desain sebelumnya, mengukur interaksi antara pre
test dan perlakuan.
Grou Pretes Independent Posttes
p t variabel t
(R) E Y1 X Y2
(R) C1 Y1 - Y2
(R) C2 - X Y2
Teknik analisis data :

 Asumsi parametrik terpenuhi →uji analisis kovarian dengan pre test


sebagai kovariabel.Jkiaingin melihat interaksi antara pre test dan perlakuan digunakan
uji t.
 Asumsi parametrik tidak terpenuhi → kombinasi uji peringkat bertanda
Wilcoxon dan ujiU Mann-Whitney.
e. Solomon four-group design :

 Menggunakan 4 kelompok, dengan memilih subjek menggunakan random asignment by


subject. Ada 3 kelompok kontrol, kelas kontrol pertama dikenai pretest namun tidak
dikenai perlakuan, kelas kontrol kedua tidak dikenai pretest namun dikenai perlakuan
dan kelas kontrol ketiga yang tidak dikenai pretest maupun perlakuan.
 Walaupun desain ini sangat baik, namun menghabiskan lebih banyak waktu, tenaga dan
biaya. Juga adanya kesulitan dalam analisis statistiknya karena tidak ada statistik yang
bisa menghitung keempat kelompok sekaligus.
Grou Pretes Independent Posttes
p t variabel t
(R) E Y1 X Y2
(R) C1 Y1 - Y2
(R) C2 - X Y2
(R) C3 - - Y2
Teknik analisis data :

 Asumsi parametrik terpenuhi →uji analisis kovarian dengan pre test sebagai
kovariabel.Jkiaingin melihat interaksi antara pre test dan perlakuan digunakan
uji t.
 Asumsiparametriktidakterpenuhi →kombinasiujiperingkatbertanda Wilcoxon
dan ujiU Mann-Whitney.
f. Factorial design :

 Dimasukkan dalam true eksperimen bila dilakukan pengukuran sebelum eksperimen.

 Melibatkan lebih dari satu variable bebas yang dijadikan faktor, dan kedua faktor
tersebut secara teoretik ada interaksinya.

Variabel 2 (X2) Variabel 1(X1)


Treatment A Treatment B
Level 1 Cell Cell 3
1
Level 2 Cell Cell 4
2
Contoh faktorial design dengan 2 faktor, tiap faktor memiliki 2 level.

Teknik analisis data :

 Asumsi parametrik terpenuhi → menggunakan uji analisis variansi


(anava).

c) Quasi Eksperimen

- Rancangan yang tidak disertai dengan pengontrolan variable suppressor secara ketat
(dibandingkan true eksperiment).
- Seringkali dipakai dalam eksperiment pendidikan, dan biasanya muncul untukmensiasati
kekurangan dari true eksperimental yang masih sulit diterapkan pada dunia pendidikan.
Penelitian kuasi eksperimen dibagi menjadi :

a. Nonrandomized control group-pretest postest design :

- Mirip seperti randomized control group pretest-postest design (pada true eksperiment),
hanya saja design ini tidak menggunakan random assignment.
- Ada beberapa gangguan terhadap validitas internal yang tidak dapat dikontrol oleh
design ini yaitu : interaksi antara seleksi dan kematangan, interaksi antara seleksi dan
regresi, dan interaksi antara seleksi dan instrumentasi.
Grou Pretes Independent variabel Posttes
p t t
E Y1 X Y2
C Y1 - Y2
Teknik analisis data :

 Asumsi parametrik terpenuhi →uji analisis kovarian dengan pre test


sebagai kovariabel.

 Asumsi parametrik tidak terpenuhi → kombinasi uji peringkat bertanda


Wilcoxon dan ujiU Mann-Whitney
b. Counterbalanced design

- Mengatasi kelemahan desain sebelumnya. Karena perlakuan dilakukan kepada semua


grup maka bila salah satu grup memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi bisa dikatakan
peningkatan itu terjadi karena perlakuan.
- Kekurangannya kemungkinan timbulnya kebosanan pada siswa karena adanya test
yang dilakukan secara berulang.
Experimental Treatments
Replicatio X X2
n 1
1 Group 1 Group
2
2 Group 2 Group
1
Column mean Column mean
Teknik analisis data :

 Asumsi parametrik terpenuhi →uji ragam satu jalur.

 Asumsi parametrik tidak terpenuhi → uji ragam berperingkat Kruskal-


Wallis.

c. One group time series design

- Adanya pengukuran secara periodik pada satu kelompok dan pemberian perlakuan
selama kurun waktu tersebut.
- Pengulangan pengukuran memberikan kontrol pada beberapa gangguan terhadap
validitas internal terutama kematangan, testing dan regresi.
- Kekurangannya, tidak mampu mengontrol history/riwayat. Dimungkinkan subyek
semakin familiar dengan perlakuan karena adanya pengulangan. Juga adanya
kemungkinan interaksi antara seleksi dan perlakuan.
Y Y Y Y X Y Y Y Y
1 2 3 4 5 6 7 8

d. Control group time series design

- Merupakan pengembangan dari design one group time series design, dengan adanya
control group.
- Mengatasi kekurangan design sebelumnya, yakni mengontrol history/riwayat yang bisa
diketahui dengan adanya grup pembanding.
Grou
p
E Y1 Y Y3 Y4 X Y Y6 Y7 Y
2 5 8
C Y1 Y Y3 Y4 - Y Y6 Y7 Y
2 5 8
Teknik analisis data :

 Asumsi parametrik terpenuhi →uji varians 2 jalur.

C. Teknik Pengambilan sample

Teknik pengambilan sampel yang daoat digunakan dalam penelitian eksperimen :


- simple random sampling

- cluster random sampling

- stratified random sampling

- systemic sampling

- purposive sampling

2. Definisi Penelitian Eksperimen

Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh


perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa 2004). Menurut Hadi
(1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang
ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.
Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakan bahwa penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang
bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati.
Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis
guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect
relationship) (Sukardi 2011:179).

3. Contoh Penelitian Eksperimen

 Contoh penelitian yang bisa dilakukan dengan desain pre eksperimen (One Group Pre
test- Postest Design): Seorang guru ingin mengetahui keefektifan metode peer tutoring
sebaya terhadap pembelajaran IPA pada siswa kelas 5 SD di suatu sekolah. Maka guru
memberikan pre test di awal pada anak kelas 5. Kemudian guru menerapkan metode peer
tutoring sebaya dan memberikan postest di akhir percobaan.
 Contoh desain penelitian menggunakan factorial design 2x2 (True Experiment): Seorang
guru ingin membandingkan dua metode pengajaran yakni CTL dan PBL ditinjau dari
keaktifan siswa. Maka guru mengukur keaktifan siswa, membaginya menjadi keaktifan
tinggi dan rendah. Guru mengambil 40 siswa dengan keaktifan tinggi secara acak, 20
siswa dimasukan kelompok perlakuan dengan metode CTL dan 20 siswa dimasukkan ke
kelompok dengan metode PBL. Hal yang sama juga dilakukan untuk siswa dengan
keaktifan rendah. Setelah guru menerapkan perlakuan, guru mengadakan postest untuk
mengukur hasil dari perlakuan. Selanjutnya guru menggunakan uji analisis variansi
untuk mengetahui efek dari masing-masing metode, interaksi antara kedua metode, dan
juga interaksi antara keaktifan dan metode.
 Contoh desain penelitian Counterbalanced (Quasi Experiment) : guru ingin mengetahui
efektivitas metode joyfull learning dan quantum learning pada pembelajaran IPA. Maka
guru memilih dua kelas yang dan dua materi bahasan yang komparabel secara konsep,
tingkat kesulitan dan panjang materi. Selama replikasi 1 kelas A diajar menggunakan
metode joyfull learning dan kelas B menggunakan quantum learning. Keduanya diajar
tentang materi 1. Kemudian diberikan test untuk mengukur hasilnya pada kedua kelas.
Kemudian kelas A diajar dengan quntum dan kelas B dengan metode joyfull untuk
materi 2. Posstes dilakukan untuk mengukur hasilnya. Kemudian digunakan uji analisis
varian untuk mengetahui metode mana yang lebih efektif.
3.KESIMPULAN

penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui


pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian.

Metode eksperimen merupakan metode yang paling produktif karena jika dilakukan
dengan baik akan dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab
akibat. Oleh karena itu, penelitian yang sering dilakukan peneliti dalam dunia pendidikan
adalah penelitian eksperimen.

Eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatuperistiwa atau gejala


yang muncul pada kondisi tertentu, dengan caramelakukan pengamatan dan kontrol yang cermat,
sehingga dapatdiketahui hubungan sebab akibat dari munculnya gejala tersebut.
Pelaksanaan eksperimen menggunakan desain-desain tertentu, yangmasing-masing
mempunyai validitas, baik intern maupun validitasekstern. Oleh karena itu, pertimbangan
dalam memilih dessain yangakan digunakan haruslah ditinjau dari tingkat validitas baik
internmaupun eksptern dari desain yang bersangkutan.
Metodologi penelitian eksperimen merupakan suatu cara yang digunakan dalam
penelitian untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua variable yangdisengaja
dmanipulasi leh peneliti.
Adapun karakteristik dari penelitian eksperimen adalah :

1. Manipulasi

2. Pengendalian

3. Pengamatan

Syarat dari desain eksperimen itu sendiri adalah validitas yang terdiri dari dua bagian
yaitu validitas internal dan validitas eksternal.

Langkah – langkah Eksperimen:

1. meneliti literature yang berhubungan dengan masalah penelitian.

2. Mengidentifikasi dan mengatasi masalah

3. Merumuskan hipotesis

4. Menyusun rencana eksperimen secara lengkap dan operasional

5. Melaksanakan eksperimen ( mengumpulkan data)


Daftar Pustaka

Suryabrata,Sumadi : Metodologi Penelitian,RajaGrafindo Persada,Jakarta,1983

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya
Rangkuti, Ahmad Nizar, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Citapustaka
Media,2016.
Alsa, Asmadi. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004

Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs, Chris Sorensen, & Asghar Razavieh. 2010.

Introduction to Research in Education. Belmont : Wadsworth

Mcneill, Patrick And Steve Chapman. 2005. Research Methods(Third Edition). New York
: Routledge

Anda mungkin juga menyukai