Salam Sejahtera untuk kita semua, Shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan
Saudara-saudara, seluruh peserta Apel yang
berbahagia,
Pertama, tidak lupa saya mengajak kita semua
untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkah dan rahmat-Nya, kita masih diberi kesehatan dan kekuatan untuk kembali mengikuti Apel pagi secara daring.
Di tengah pelaksanaan PPKM Darurat seperti
sekarang, saya ingatkan Saudara-saudara untuk selalu menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan di manapun dan kapanpun. Jangan sampai lengah 2
karena jika kita sakit bukan hanya kita yang akan
terdampak, tetapi juga keluarga dan lingkungan sekitar kita. Di sisi lain, meskipun WFH, kinerja dan kualitas pelayanan BPS harus tetap terjaga. Saya memahami banyak di antara kita yang merasa takut, was-was, khawatir melihat kondisi akhir-akhir ini dimana pandemi semakin menjadi-jadi. Tetapi perlu dipahami bahwa meski dalam suasana pandemi, kita tetap dituntut untuk menghasilkan berbagai indikator statistik dengan kualitas yang sama dan target waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, saya berharap Saudara- saudara dapat menjadikan momentum ini untuk berinovasi, mentransformasi cara kerja kita agar lebih fleksibel baik secara waktu dan tempat kerja, dengan mengoptimalkan teknologi informasi yang ada. Dengan demikian, kesehatan Saudara-saudara tetap terjaga dan target output tetap terpenuhi.
Saudara-saudara, peserta Apel yang berbahagia,
3
Berbicara mengenai transformasi, bagi BPS
transformasi merupakan hal yang mutlak dilakukan agar BPS dapat beradaptasi dan berkontribusi lebih besar lagi untuk Indonesia Maju. Kita tidak bisa lagi menggunakan cara-cara lama dan biasa dalam menjalankan organisasi ini, terlebih di era disrupsi yang semakin cepat dan kompleks, serta kondisi pandemi seperti sekarang. Untuk itu, beberapa hal prioritas akan kita sesuaikan dalam pelaksanaan transformasi di lingkungan BPS.
Pertama, pembangunan statistik diarahkan untuk
lebih inklusif dengan mendorong kolaborasi antar instansi Pemerintah. Perencanaan kegiatan statistik akan lebih terintegrasi, dengan pengelolaan yang lebih harmonis dalam lingkup Satu Data Indonesia. Untuk itu, saya meminta kepada seluruh jajaran BPS agar betul- betul menjalankan peran BPS sebagai pembina statistik sesuai dengan lingkupnya masing-masing. Karena kolaborasi Pemerintah tidak akan terwujud, tanpa adanya kolaborasi data. 4
Di lain pihak, proses bisnis statistik di BPS perlu
segera diintegrasikan. Kita telah melakukan berbagai kajian transformasi proses bisnis sejak tahun 2015, namun belum seluruhnya ditindaklanjuti. Saya garisbawahi kembali, tempatkanlah neraca nasional dan statistik makro sebagai penerima manfaat utama dari seluruh kegiatan statistik di BPS. Oleh karena itu, saya minta perkuat koordinasi dan komunikasi antara SM dan neraca untuk memastikan indikator yang dihasilkan masing-masing SM dapat mendukung dan dimanfaatkan secara langsung oleh neraca. Dengan demikian, diharapkan efisiensi beban kerja dapat terwujud, namun tanggung jawab untuk menyediakan data statistik dasar tetap terlaksana. Selain itu, dalam merespon kebutuhan data yang semakin cepat, pemanfaatan big data dalam official statistics harus dilakukan secara optimal, sehingga perlu kita bangun proses bisnis yang standar, termasuk penjaminan kualitasnya. 5
Kedua, budaya dan ekosistem kerja di BPS akan
mengalami penyesuaian pasca penyetaraan jabatan dan penyederhanaan birokrasi. Konsolidasi SDM dan anggaran perlu dilakukan sehingga tidak lagi terkotak- kotak dalam unit struktural yang kecil. Harapannya, cara kerja kolaboratif dapat terwujud dan perencanaan kegiatan dapat menjadi lebih adaptif sesuai dengan skala prioritas, khususnya dalam menghadapi era disrupsi yang penuh ketidakpastian ini.
Era fungsional yang ada saat ini adalah suatu
bentuk perwujudan ASN yang menghargai profesionalisme, dengan menduduki jabatan fungsional tertentu sesuai keahlian dan keterampilan masing- masing. Oleh karena itu, kontribusi setiap pegawai harus jelas dalam pencapaian visi misi BPS. Cascading atau penjabaran kinerja menjadi penting sehingga kinerja organisasi dapat terpetakan dan terbagi habis ke dalam kinerja setiap pegawai. Lebih jauh lagi, setiap pegawai memiliki kesempatan dalam pengembangan karier dan kompetensi yang semakin luas, sesuai 6
dengan kinerja dan kontribusinya kepada BPS,
sehingga kebijakannya perlu diatur lebih detail dalam manajemen SDM ke depan.
Ketiga, yang tidak kalah penting adalah
peningkatan kualitas pengendalian intern. Pengawasan terhadap seluruh kegiatan dan perubahan yang terjadi di BPS adalah suatu keharusan dalam memberi keyakinan atas pencapaian yang efektif dan efisien. Karena itu, manajemen risiko harus menjadi budaya untuk dilaksanakan pada setiap tahapan dan oleh seluruh unit kerja. Harapannya, seluruh kegiatan di lingkungan BPS memiliki mitigasi risiko yang komprehensif, sebagai wujud organisasi yang pembelajar dan adaptif.
Saudara-saudara, peserta Apel yang saya
banggakan,
Transformasi di lingkungan BPS tidak akan terjadi
tanpa adanya sinergi dari kita semua. Untuk itu, saya meminta kepada seluruh jajaran BPS untuk turut serta 7
dan mengawal pelaksanaan transformasi ini. Kontribusi
apapun akan sangat bermakna bagi instansi yang kita banggakan ini. Mari rapatkan barisan dan berjuang bersama demi terwujudnya BPS yang semakin maju dan berjaya di masa mendatang.
Demikian yang dapat saya sampaikan pada Apel
pagi ini. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi upaya kita dalam berkarya lebih baik lagi untuk Indonesia Maju. Terima kasih.