Anda di halaman 1dari 7

1

AMANAT KEPALA BPS


PADA ACARA
APEL PAGI DI BPS
JAKARTA, 12 JULI 2021

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Salam Sejahtera untuk kita semua, Shalom, Om
Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan

Saudara-saudara, seluruh peserta Apel yang


berbahagia,

Pertama, tidak lupa saya mengajak kita semua


untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkah dan
rahmat-Nya, kita masih diberi kesehatan dan kekuatan
untuk kembali mengikuti Apel pagi secara daring.

Di tengah pelaksanaan PPKM Darurat seperti


sekarang, saya ingatkan Saudara-saudara untuk selalu
menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan
di manapun dan kapanpun. Jangan sampai lengah
2

karena jika kita sakit bukan hanya kita yang akan


terdampak, tetapi juga keluarga dan lingkungan sekitar
kita. Di sisi lain, meskipun WFH, kinerja dan kualitas
pelayanan BPS harus tetap terjaga. Saya memahami
banyak di antara kita yang merasa takut, was-was,
khawatir melihat kondisi akhir-akhir ini dimana pandemi
semakin menjadi-jadi. Tetapi perlu dipahami bahwa
meski dalam suasana pandemi, kita tetap dituntut untuk
menghasilkan berbagai indikator statistik dengan
kualitas yang sama dan target waktu yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, saya berharap Saudara-
saudara dapat menjadikan momentum ini untuk
berinovasi, mentransformasi cara kerja kita agar lebih
fleksibel baik secara waktu dan tempat kerja, dengan
mengoptimalkan teknologi informasi yang ada. Dengan
demikian, kesehatan Saudara-saudara tetap terjaga
dan target output tetap terpenuhi.

Saudara-saudara, peserta Apel yang berbahagia,


3

Berbicara mengenai transformasi, bagi BPS


transformasi merupakan hal yang mutlak dilakukan
agar BPS dapat beradaptasi dan berkontribusi lebih
besar lagi untuk Indonesia Maju. Kita tidak bisa lagi
menggunakan cara-cara lama dan biasa dalam
menjalankan organisasi ini, terlebih di era disrupsi yang
semakin cepat dan kompleks, serta kondisi pandemi
seperti sekarang. Untuk itu, beberapa hal prioritas akan
kita sesuaikan dalam pelaksanaan transformasi di
lingkungan BPS.

Pertama, pembangunan statistik diarahkan untuk


lebih inklusif dengan mendorong kolaborasi antar
instansi Pemerintah. Perencanaan kegiatan statistik
akan lebih terintegrasi, dengan pengelolaan yang lebih
harmonis dalam lingkup Satu Data Indonesia. Untuk itu,
saya meminta kepada seluruh jajaran BPS agar betul-
betul menjalankan peran BPS sebagai pembina statistik
sesuai dengan lingkupnya masing-masing. Karena
kolaborasi Pemerintah tidak akan terwujud, tanpa
adanya kolaborasi data.
4

Di lain pihak, proses bisnis statistik di BPS perlu


segera diintegrasikan. Kita telah melakukan berbagai
kajian transformasi proses bisnis sejak tahun 2015,
namun belum seluruhnya ditindaklanjuti. Saya
garisbawahi kembali, tempatkanlah neraca nasional
dan statistik makro sebagai penerima manfaat utama
dari seluruh kegiatan statistik di BPS. Oleh karena itu,
saya minta perkuat koordinasi dan komunikasi antara
SM dan neraca untuk memastikan indikator yang
dihasilkan masing-masing SM dapat mendukung dan
dimanfaatkan secara langsung oleh neraca. Dengan
demikian, diharapkan efisiensi beban kerja dapat
terwujud, namun tanggung jawab untuk menyediakan
data statistik dasar tetap terlaksana. Selain itu, dalam
merespon kebutuhan data yang semakin cepat,
pemanfaatan big data dalam official statistics harus
dilakukan secara optimal, sehingga perlu kita bangun
proses bisnis yang standar, termasuk penjaminan
kualitasnya.
5

Kedua, budaya dan ekosistem kerja di BPS akan


mengalami penyesuaian pasca penyetaraan jabatan
dan penyederhanaan birokrasi. Konsolidasi SDM dan
anggaran perlu dilakukan sehingga tidak lagi terkotak-
kotak dalam unit struktural yang kecil. Harapannya,
cara kerja kolaboratif dapat terwujud dan perencanaan
kegiatan dapat menjadi lebih adaptif sesuai dengan
skala prioritas, khususnya dalam menghadapi era
disrupsi yang penuh ketidakpastian ini.

Era fungsional yang ada saat ini adalah suatu


bentuk perwujudan ASN yang menghargai
profesionalisme, dengan menduduki jabatan fungsional
tertentu sesuai keahlian dan keterampilan masing-
masing. Oleh karena itu, kontribusi setiap pegawai
harus jelas dalam pencapaian visi misi BPS. Cascading
atau penjabaran kinerja menjadi penting sehingga
kinerja organisasi dapat terpetakan dan terbagi habis
ke dalam kinerja setiap pegawai. Lebih jauh lagi, setiap
pegawai memiliki kesempatan dalam pengembangan
karier dan kompetensi yang semakin luas, sesuai
6

dengan kinerja dan kontribusinya kepada BPS,


sehingga kebijakannya perlu diatur lebih detail dalam
manajemen SDM ke depan.

Ketiga, yang tidak kalah penting adalah


peningkatan kualitas pengendalian intern. Pengawasan
terhadap seluruh kegiatan dan perubahan yang terjadi
di BPS adalah suatu keharusan dalam memberi
keyakinan atas pencapaian yang efektif dan efisien.
Karena itu, manajemen risiko harus menjadi budaya
untuk dilaksanakan pada setiap tahapan dan oleh
seluruh unit kerja. Harapannya, seluruh kegiatan di
lingkungan BPS memiliki mitigasi risiko yang
komprehensif, sebagai wujud organisasi yang
pembelajar dan adaptif.

Saudara-saudara, peserta Apel yang saya


banggakan,

Transformasi di lingkungan BPS tidak akan terjadi


tanpa adanya sinergi dari kita semua. Untuk itu, saya
meminta kepada seluruh jajaran BPS untuk turut serta
7

dan mengawal pelaksanaan transformasi ini. Kontribusi


apapun akan sangat bermakna bagi instansi yang kita
banggakan ini. Mari rapatkan barisan dan berjuang
bersama demi terwujudnya BPS yang semakin maju
dan berjaya di masa mendatang.

Demikian yang dapat saya sampaikan pada Apel


pagi ini. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa
meridhoi upaya kita dalam berkarya lebih baik lagi
untuk Indonesia Maju. Terima kasih.

Wabillahitaufik walhidayah
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 12 Juli 2021


Kepala Badan Pusat Statistik

Margo Yuwono

Anda mungkin juga menyukai