Sahabat SPAN, ada pepatah yang mengatakan, “ Change is constant”, yang artinya
kurang lebih adalah perubahan itu pasti. Saat ini seluruh insan Kementerian
Keuangan khususnya di Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal
Anggaran dan Pusintek sedang menanti diterapkanya SPAN sebagai sebuah
perubahan besar di institusi ini. SPAN sebagai sebuah sistem akan membawa
perubahan besar tidak hanya perubahan dari sistem lama ke sistem baru tetapi juga
perubahan proses bisnis dan tentunya juga dengan segala implikasinya.
Salah satu dari implikasi tersebut adalah adanya rightsizing policy yang akan
diterapkan di Kementerian Keuangan terkait perubahan struktur organisasi.
Rightsizing policy adalah kebijakan yang diambil oleh pemangku kebijakan untuk
menentukan bentuk organisasi yang ideal. Pengertian rightsizing tidak hanya
mengacu pada upaya perampingan organisasi tetapi juga, upaya untuk
memperbesar organisasi.
Oleh karena itu rightsizing lebih difokuskan pada kegiatan perumusan strategi untuk
meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus. Strategi didefinisikan
sebagai cara-cara atau insiatif unik dari suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
untuk memenuhi visi dan misi organisasi. Struktur organisasi perlu dirancang
sedemikian rupa guna memaksimalkan kemampuan organisasi untuk menjalankan
strategi. Dalam konteks SPAN, Renstra DJPBN, Visi dan Misi Kementerian
Keuangan serta Implementasi SPAN digunakan sebagai dasar dalam merancang
strategi implementasi struktur organisasi ke depan.
Dalam proses rightsizing sebuah organisasi, mentalitas pegawai bersifat lebih tidak
stabil karena adanya pemindahan pegawai yang mungkin tidak diinginkan, sehingga
mudah sekali terpengaruh dan berdampak pada menurunnya semangat kerja dan
rendahnya produktivitas. Guna mengantisipasi hal tersebut maka proses rightsizing
perlu didukung oleh visionary leadership dan reward successes. Visionary
leadership merupakan cara pandang strategis yang dimiliki oleh pimpinan organisasi
untuk mengkomunikasikan berbagai alasan serta langkah-langkah pelaksanaan
rightsizing kepada para pegawai dan masyarakat luas, sehingga diharapkan
memperoleh dukungan secara optimal. Dalam konteks SPAN hal ini dilaksanakan
oleh Tim CMC (Change Management and Communication) SPAN dengan melalui
media KISS (Komite Impliemntasi SPAN dan SAKTI).
Implementasi SPAN membawa dampak yang cukup besar bagi KPPN karena
adanya beberapa perubahan proses bisnis. Proses bisnis di KPPN yang mengalami
perubahan cukup mendasar antara lain proses bisnis yang terkait dengan
manajemen komitmen, manajemen kas dan manajemen pembayaran serta
manajemen pelaporan. Perubahan proses bisnis juga membawa pengaruh bagi
perubahan pada beberapa tugas pokok dan fungsi di KPPN. Selain terkait
perubahan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, KPPN juga mengalami perubahan
struktur organisasi.
Oleh
Yogi Bekti Swasana