Anda di halaman 1dari 26

PEMENUHAN TUGAS

RANGKUMAN BAB 8-9


BUKU CORPORATE FINANCE AND FINANCIAL STRATEGY
Optimising Corporate and Shareholder Value
Tony Davies and Ian Crawford

Mata Kuliah Manajemen Keuangan Strategik

Dosen:
Dr. Bandi, M.Si., Ak.

Disusun oleh:
Nindya Putra Prasetyanta (S411902024)

MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
BAB 8 ANALISIS KEUANGAN
BAB 9 PERENCANAAN KEUANGAN
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Menjelaskan bahwa perencanaan keuangan sebagai bagian dari proses manajemen strategis;
 Menjelaskan tujuan perencanaan keuangan;
 Menjelaskan proses perencanaan keuangan;
 Menggunakan pemodelan keuangan untuk merencanakan kegiatan bisnis jangka panjang;
 Identifikasi cara-cara di mana perusahaan dapat menggunakan metode peramalan alternatif;
 Mempersiapkan perkiraan arus kas sebagai bagian dari proses perencanaan keuangan untuk
menentukan persyaratan pendanaan perusahaan;
 Menjelaskan cara-cara di mana suatu bisnis dapat merencanakan pertumbuhannya di masa
depan;
 Mempertimbangkan pilihan pembiayaan yang dapat digunakan perusahaan untuk mendanai
pertumbuhannya di masa depan;
 Menggarisbawahi cara-cara dimana kinerja perusahaan dapat diukur terhadap
perencanaannya;
 Menjelaskan cara-cara di mana balanced scorecard dapat digunakan untuk menerjemahkan
rencana strategis perusahaan menjadi ketentuan operasional.
2. PENDAHULUAN
Banyak perusahaan yang memulai bisnisnya dengan ide yang bagus untuk perkembangan
dan kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang. Namun banyak perusahaan yang gagal
karena salah dalam perencanaan pendanaan, biaya, dan investasi keuangannya. Perencanaan
keuangan merupakan bagian penting dari proses manajemen strategis yang melihat gambaran
perusahaan secara keseluruhan, bukan dalam skala jangka pendek, tapi untuk masa lebih dari satu
tahun. Perencanaan keuangan melihat tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan yang
diharapkan dan metode pembiayaannya.
Perkiraan rencana keuangan jangka panjang disusun berdasarkan rencana tingkat
pertumbuhan perusahaan serta rasio keuangan yang terdiri dari: biaya, modal kerja, pajak,
dividen, dan gearing. Perkiraan ini untuk memprediksi kemungkinan tingkat pertumbuhan
perusahaan yang akan terjadi di masa depan, dapat dilakukan dengan metode kualitatif dan
kuantitatif. Metode kuantitatif mencakup penggunaan teknik statistic pemulusan eksponensial
dan analisis regresi (kemunduran).
Perkiraan arus kas sangat penting dalam proses perencanaan keuangan untuk menentukan
kebutuhan pendanaan perusahaan di masa mendatang, baik secara bulanan maupun tahunan.
Sumber dana didapatkan dari sumber daya perusahaan sendiri dari laba ditahan dan sumber dana
eksternal tambahan.
Lebih lanjut akan dibahas dalam Bab ini terkait pendanaan tambahan yang diperoleh melalui
hutang dan ekuitas. Untuk membandingkan aktual perusahaan terhadap kinerja yang
direncanakan menggunakan 2 langkah, yaitu laba atas modal yang digunakan (ROCE-Return On
Capital Employed) dan laba per saham (eps-earnings per share). Namun untuk mengukur kinerja
tidak hanya dengan langkah-langkah keuangan saja, bisa juga diukur dengan menggunakan
langkah-langkah non keuangan. Seperti teknik balanced scorecard, yang merupakan metode
untuk menghubungkan strategi jangka panjang perusahaan ke dalam target operasional
menggunakan Indikator Kinerja Utama (KPI-Key Performance Indicators).
3. PANDANGAN STRATEGIS
Sebagian besar perusahaan di dunia yang sukses dengan menggunakan sistem perencanaan
tradisional. Proses perencanaan strategis (jangka panjang) dan anggaran (jangka pendek) adalah
tugas manajemen inti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masa depan dan keberhasilan
bisnis. Rencana strategis dan anggaran merupakan rencana kuantitatif untuk memperkirakan
biaya dan pendapatan bisnis selama periode tertentu di masa depan. Anggaran yang disiapkan
untuk tujuan pengendalian yang mungkin tidak seakurat yang diinginkan, digunakan untuk ujuan
motivasi untuk mempengaruhi peningkatan unit bisnis dan kinerja departemen. Pemantauan
kinerja aktual terhadap rencana digunakan untuk memberikan umpan balik dalam mengambil
tindakan yang tepat, diperlukan untuk mencapai kinerja yang direncanakan, dan untuk merevisi
perubahan rencana. Konsekuensi dari kegagalan dalam memperkirakan anggaran jangka panjang
berdampak serius pada stabilitas keuangan perusahaan, sehingga dalam proses perencanaan
harus dilakukan seakurat mungkin.
Pada masa sekarang, perencanaan keuangan tradisional sudah dianggap tidak dapat
diterapkan kembali melihat perkembangan pasar yang sangat cepat. Anggaran perusahaan harus
melihat nilai yang diinginkan oleh para pemegang saham, seperti misalnya aset yang tidak
berwujud (brand dan pengetahuan). Perkiraan keuangan dibuat dalam rentang waktu yang lebih
sempit. Rencana jangka panjang perusahaan diperbaharui setiap tahunnya.
Tujuan dari pembuatan anggaran, antara lain:
 Merencanakan dan mengendalikan, melalui:
- Pengecualian laporan indikator keuangan dan nonkeuangan;
- Hemat waktu manajerial;
- Efisiensi maksimal.
 Koordinasi:
- Membantu kesesuaian tujuan.
 Komunikasi, melalui:
- Proses umpan balik, yang seharusnya
- mengurangi atau mencegah kinerja yang tidak optimal
 motivasi dan keselarasan tujuan individu dan perusahaan, melalui:
- Partisipasi banyak orang dalam proses penetapan anggaran;
- evaluasi kinerja, untuk memfasilitasi control/pengawasan.
Perencanaan strategis adalah proses untuk memutuskan:
 Tujuan organisasi;
 Perubahan tujuan organisasi;
 Sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi;
 Kebijakan yang mengatur penguasaan, penggunaan, dan pengaturan terhadap sumber daya.
Proses perencanaan strategis dapat dilihat dalam diagram berikut ini:

Analisis lingkungan mencakup elemen peluang dan ancaman dalam analisa SWOT. Analisis ini
mempertimbangkan kondisi politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan faktor-faktor
hukum. Analisis lingkungan menyediakan analisis struktural dari lingkungan yang kompetitif, dan
posisi kompetitif perusahaan dan posisi pasarnya.
Analisis sumber daya mempertimbangkan elemen kekuatan dan kelemahan dalam analisa
SWOT. Analisis ini menggunakan analisis aliran nilai dan audit dari sumber daya manusia, bahan,
mesin dan peralatan, arus kas, dan pasar. Analisis sumber daya meliputi analisis keuangan, dan
analisis komparatif dari histori kinerja, norma-norma industri, dan kurva pengalaman perusahaan,
juga mencakup analisis tingkat keterampilan dan fleksibilitas perusahaan, dan analisis berbagai
produk dalam tahapan siklus produknya.
Perencanaan strategis berkaitan dengan anggaran:

Anggaran merupakan bagian dari perencanaan strategis, dimana penganggaran merupakan


perencanaan jangka pendek dengan maksimal masa 1 tahun, sedangkan perencanaan strategis
merupakan perencanaan jangka panjang, dengan masa minimal satu tahun, normalnya 3, 5, 10
tahun atau lebih.
Anggaran termasuk didalamnya rencana pendapatan, pengeluaran, aset, kewajiban, dan arus
kas. Perencanaan strategis dinyatakan dalam istilah konseptual yang luas, diterjemahkan sebagai
rencana taktis dan operasional yang lebih rinci yang dapat dipahami pada tingkat fungsional
dalam perusahaan. Hal ini diterjemahkan ke dalam rencana spesifik untuk area fungsional sebagai
berikut:
 Pemasaran;
 Penelitian dan pengembangan;
 Pembelian;
 Penjualan;
 Produksi;
 Sumber daya manusia;
 Sistem informasi.
Aspek penting dari operasionalisasi ini adalah:
 Identifikasi sumber daya yang diperlukan;
 Pengembangan kriteria kinerja yang tepat;
 Implementasi sistem kontrol yang tepat;
 Pengembangan anggaran operasional yang relevan.
Anggaran memberikan fokus bagi organisasi, membantu koordinasi kegiatan, dan
memfasilitasi kontrol. Untuk memungkinkan kontrol operasi, kinerja aktual dapat dibandingkan
dengan anggaran. Perbedaan antara aktual dan anggaran dilaporkan, dan dianalisis, dan
kemudian umpan balik digunakan untuk:
 Memberikan informasi tindakan perbaikan yang sesuai untuk memperbaiki operasi 'di luar
kendali';
 Memungkinkan revisi yang diperlukan dari rencana operasional jangka pendek di masa
depan;
 Jika diperlukan revisi atau memodifikasi rencana strategis jangka panjang.
Perencanaan keuangan merupakan bagian dari proses rencana strategis yang termasuk
didalamnya antara lain:
 penilaian peluang investasi yang akan menambah nilai bagi bisnis perusahaan;
 pertimbangan berbagai metode alternatif untuk membiayai investasi baru;
 identifikasi risiko yang terkait dengan pilihan alternatif investasi;
 peringkat investasi alternatif dan pilihan pembiayaan untuk mengoptimalkan keputusan;
 pengukuran kinerja proses perencanaan keuangan.
Investasi yang dilakukan harus dipastikan memiliki nilai Net Present Values (NPVs) yang
positif, meliputi proyek baru atau proyek peningkatan laba dalam bisnis, atau mereka dapat
mencakup akuisisi perusahaan lain. Kinerja anak perusahaan yang tidak memenuhi kriteria ini
harus ditinjau secara kritis dan, jika sesuai, dijual atau dilikuidasi.
Perencanaan keuangan mempertimbangkan ekspektasi pertumbuhan bisnis secara
keseluruhan dan pertimbangan implikasi keuangan seandainya perusahaan tidak memenuhi
ekspektasi pertumbuhannya. Rencana tersebut akan mencakup usulan belanja modal dan metode
pembiayaan alternatifnya. Ini juga akan mempertimbangkan persyaratan modal kerja dan dampak
inflasi dan perpajakan.
4. TUJUAN PERENCANAAN KEUANGAN
Ada sejumlah alasan mengapa perusahaan mencurahkan sumber daya yang cukup besar
untuk pengembangan rencana keuangan. Mereka tidak akan melakukan ini kecuali mereka
mengantisipasi bahwa manfaatnya mungkin sama besar.
Ada perbedaan antara perkiraan, anggaran, dan rencana keuangan jangka panjang. Perkiraan
(forecasts) melihat apa yang mungkin terjadi, dan informasi tersebut digunakan dalam persiapan
penyusunan anggaran. Rencana keuangan strategis mempertimbangkan kejadian apa yang
mungkin terjadi, tetapi juga melihat potensi masalah yang mungkin timbul, serta alasan dan
dampaknya. Sensitivitas dapat dilihat menggunakan analisis skenario dan simulasi untuk
menentukan dampak pada rencana keuangan dari berbagai pertanyaan 'bagaimana-jika' (‘what-
if’). Misalnya, apa yang akan berdampak pada rencana keuangan jika biaya 10% lebih tinggi, atau
jika pendapatan penjualan 10% lebih rendah?. Setelah menentukan dampak dari kemungkinan
penyimpangan dari rencana, perusahaan kemudian dapat memasukkan kemungkinan yang sesuai
dengan rencana.
Perencanaan keuangan termasuk didalamnya kesempatan untuk mengembangkan produk
atau pasar baru dengan cara memberikan pilihan bagi perusahaan untuk melakukan investasi
modal yang sesuai atau tidak pada suatu waktu di masa depan. Modal yang didapatkan bisa dari
internal perusahaan melalui reinvestasi laba ditahan ataupun dari eksternal perusahaan melalui
ekuitas atau hutang tambahan. Perencanaan itu sendiri akan memberikan konsistensi
dalam memastikan bahwa pertumbuhan perusahaan disesuaikan dengan tingkat keuangan
tambahan apa pun yang dibutuhkan oleh perusahaan.
5. PROSES PERENCANAAN KEUANGAN
Sebuah perusahaan mungkin memiliki beberapa strategi alternative, dan hal ini harus
dicantumkan dalam rencana keuangannya untuk dapat dibandingkan secara realistik.
Ada tiga elemen utama dalam proses perencanaan keuangan:
 Faktor pemasukan (input);
 Model keuangan;
 Faktor keluaran (output).
Pemasukan meliputi laporan keuangan perusahaan dan asumsi yang dibuat tentang periode
masa depan yang terkait dengan rencana keuangan. Asumsi terkait dengan, misalnya, estimasi
pendapatan penjualan dan tingkat pertumbuhan penjualan, biaya untuk hubungan penjualan,
tingkat investasi, dan rasio modal kerja. Laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, neraca, dan
laporan arus kas.

Diagram alur perencanaan keuangan pada


neraca keuangan dan faktor-faktor
masukan mencakup model keuangan.
Diagram alur perencanaan keuangan pada
laporan laba rugi dan faktor-faktor masukan
mencakup model keuangan.

Model keuangan terdiri dari hubungan antara masing-masing faktor input, dan cara di mana
output dihitung dan konsekuensi dari perubahan pada salah satu input. Keluaran adalah laporan
keuangan masa depan yang direncanakan berdasarkan input dan asumsi, dan dihitung dengan
model keuangan. Disebut juga sebagai laporan keuangan pro forma.
Keluaran juga dapat mencakup serangkaian rasio keuangan yang menunjukkan kinerja
keuangan yang diproyeksikan dan posisi keuangan bisnis, yang dapat digunakan untuk
menentukan apakah rencana tersebut layak secara finansial dan dapat diterima oleh perusahaan.
6. PEMODELAN KEUANGAN
Pemodelan keuangan ini akan dijelaskan melalui contoh kasus dan mengacu pada diagram
alur laba-rugi dan neraca keuangan di atas.
a. Contoh Kasus 1
Tabel berikut merupakan laporan laba rugi untuk tahun pertama dan neraca keuangan pada
akhir tahun pertama untuk perusahaan Supportex Ltd. Supportex mengasumsikan bahwa
total biaya akan bervariasi sejalan dengan perubahan tingkat pendapatan penjualannya.
Perusahaan juga telah merencanakan untuk mempertahankan rasio utang/ekuitas sebesar
10%. Mari kita pertimbangkan apa yang akan terjadi jika dalam dua tahun pendapatan
penjualan meningkat sebesar 20%.

Karena biaya bervariasi tergantung pendapatan penjualan maka biaya juga akan meningkat
sebesar 20%. Jika kita mengasumsikan bahwa Supportex tidak memiliki kapasitas cadangan
maka untuk tahun kedua maka total aset juga perlu ditingkatkan sebesar 20% untuk
mendukung peningkatan pendapatan penjualan. Juga dapat mengasumsikan bahwa
peningkatan tingkat aset dibiayai oleh peningkatan utang jangka panjang 20% yang serupa,
dan mempertahankan rasio utang/ekuitas sebesar 10%. Laporan laba rugi dan neraca untuk
tahun kedua akan muncul seperti yang ditunjukkan tabel berikut ini (tahun pertama
ditunjukkan sebagai perbandingan).
Kita dapat melihat bahwa ekuitas telah meningkat dari £ 1 juta menjadi £ 1.2 juta, meningkat
£ 200.000. Namun, laporan laba rugi menunjukkan laba bersih untuk tahun kedua sebesar £
240.000 dan bukan £ 200.000. Oleh karena itu, dividen £ 40.000 pasti telah dibayarkan dari
laba bersih, meninggalkan laba ditahan sebesar £ 200.000 yang telah ditambahkan ke ekuitas.
Pertumbuhan pendapatan penjualan yang direncanakan sebesar 20% dan keputusan
perusahaan untuk mempertahankan rasio utang/ekuitas sebesar 10% telah secara efektif
menentukan tingkat dividen sebagai konsekuensi dari keputusan ini. Peningkatan total aset
Supportex sebesar £ 220.000 dibiayai oleh peningkatan laba ditahan sebesar £ 200.000 dan
peningkatan utang sebesar £ 20.000.

b. Contoh Kasus 2
Mari kita pertimbangkan apa yang akan terjadi dalam contoh di atas jika Supportex memilih
untuk membayar £ 60.000 dalam bentuk dividen pada tahun kedua alih-alih £ 40.000.

Saldo laba akan menjadi £ 180.000 dan ekuitas akan menjadi £ 1,18 juta. Peningkatan dividen
£ 20.000 dapat dibiayai dari utang tambahan sebesar £ 20.000. Tingkat gearing karenanya
akan meningkat dari 10% menjadi 11,9% (£ 140 / £ 1.180). Peningkatan total aset Supportex
sebesar £ 220.000 dibiayai oleh peningkatan laba ditahan sebesar £ 180.000 dan peningkatan
utang sebesar £ 40.000. Dalam model seperti itu tingkat hutang dapat dilihat sebagai item
penyeimbang pada neraca.
Atau, jika Supportex mensyaratkan utangnya dipegang pada £ 120.000, maka ekuitas baru
sebesar £ 20.000 perlu dikeluarkan untuk mendanai dividen tambahan, yang akan
mempertahankan rasio utang/ekuitas sebesar 10%. Peningkatan total aset Supportex sebesar
£ 220.000 kemudian dibiayai oleh peningkatan laba ditahan sebesar £ 180.000, peningkatan
ekuitas sebesar £ 20.000, dan peningkatan utang sebesar £ 20.000.
Model-model seperti yang diperlihatkan di atas menunjukkan cara-cara di mana pertumbuhan
pendapatan penjualan bisnis dapat dibiayai oleh kombinasi laba ditahan dan peningkatan
utang dan ekuitas. Model tersebut tidak memberitahukan mana yang merupakan pilihan
terbaik. Kebijakan dividen tergantung pada sejumlah faktor dan dapat ditafsirkan oleh
pemegang saham dengan berbagai cara.
c. Contoh Kasus 3
Berikut merupakan model dari laporan keuangan Supportex Ltd. yang lebih detil. Laporan ini
mendeskripsikan langkah demi langkah untuk proses perencanaan lima tahun.
Laporan keuangan tersebut mengidentifikasi berbagai elemen biaya dalam laporan laba rugi,
dan dalam neraca memisahkan total aset menjadi aset tidak lancar dan modal kerja.
Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan penjualan dan biaya untuk tahun pertama dan
neraca menunjukkan posisi keuangan Supportex pada awal tahun pertama dan akhir tahun
pertama, dan menyatakan asumsi yang mengidentifikasi hubungan antara angka-angka
tersebut.
Berkenaan dengan kegiatan operasi Supportex kita dapat melihat bahwa biaya penjualannya
adalah 62,5% dari pendapatan penjualan dan karenanya laba sebelum bunga dan pajak (PBIT)
adalah 37,5% dari pendapatan penjualan. Tarif pajaknya adalah 31% dari laba sebelum pajak
(PBT). Modal kerjanya 50% dari pendapatan penjualan. Untuk keperluan pemodelan, masuk
akal untuk mengasumsikan bahwa persentase ini akan tetap konstan ketika tingkat
pendapatan penjualan berubah.
Supportex Ltd saat ini dibiayai oleh hutang dan ekuitas. Pembayaran bunganya adalah 10%
dari saldo utang pada awal tahun. Namun, kami tidak dapat mengasumsikan bahwa rasio
utang / ekuitas 10% akan tetap konstan karena tingkat pendapatan penjualan berubah.
Perusahaan dapat memutuskan berbagai tingkat gearing (melalui masalah hutang atau
ekuitas), terlepas dari kegiatan operasionalnya.
Perusahaan telah memperkirakan bahwa dalam dua tahun pendapatan penjualan akan
meningkat sebesar 20%. Juga telah diputuskan bahwa pembayaran dividen dan rasio retensi
laba akan dipertahankan pada 15% dan 85% masing-masing, dan telah mengasumsikan bahwa
tingkat bunga 10% tidak akan berubah. Diasumsikan bahwa aset tidak lancar dan modal kerja
akan meningkat pada tingkat yang sama untuk mendukung peningkatan 20% dalam
pendapatan penjualan.
Mari kita siapkan laporan laba rugi dan neraca yang direncanakan untuk tahun 2.
Terlihat pada tabel di atas bahwa, berdasarkan asumsi di atas, laba bersih untuk tahun kedua
adalah £ 241.000, dan laba ditahan adalah £ 205.000, yang telah ditambahkan ke ekuitas dari
tahun pertama. Kita dapat melihat dari neraca pada akhir tahun kedua bahwa, agar aset
bersih setara dengan ekuitas, diperlukan pembiayaan tambahan sebesar £ 15.000 agar neraca
tetap seimbang. Ini diasumsikan telah disediakan dari peningkatan utang, ditunjukkan dalam
peningkatan utang dari £ 100.000 menjadi £ 115.000 (rasio utang / ekuitas 9,5%).
Atau, pembiayaan eksternal tambahan bisa terdiri dari hutang atau ekuitas atau kombinasi
dari ekuitas dan hutang. Jika ekuitas baru sebesar £ 15.000 telah diterbitkan sebagai ganti
hutang, maka ekuitas akan ditingkatkan menjadi £ 1.220.000 dan utang akan tetap pada £
100.000 (rasio utang / ekuitas 8,2%). Jika peningkatan dalam hutang dan ekuitas telah dibuat,
misalnya hutang £ 10.000 dan ekuitas £ 5.000, ini akan menghasilkan total hutang £ 110.000
dan £ 1.210.000 ekuitas, menghasilkan gearing sebesar 9,1%, yang akan lebih dekat dengan
aslinya 10%.
d. Contoh Kasus 4
Laporan keuangan tahun pertama dari contoh kasus 3 di atas akan digunakan untuk
menghitung rencana lima tahun untuk Supportex Ltd. Rencana lima tahun didasarkan pada
pertumbuhan pendapatan penjualan sebesar 20% per tahun untuk setiap tahun. Untuk tujuan
perencanaan, model akan menggunakan asumsi yang ditunjukkan dalam contoh kasus 3 dan
juga akan mengasumsikan bahwa setiap pembiayaan tambahan diperoleh dengan
meningkatkan utang.

Pertumbuhan 20% dalam pendapatan penjualan untuk setiap tahun juga menghasilkan
peningkatan total aset sebesar 20% untuk setiap tahun. Peningkatan total aset di setiap tahun
sebesar £ 220.000, £ 264.000, £ 317.000 dan £ 380.000 telah dibiayai oleh peningkatan laba
ditahan sebesar £ 205.000, £ 247.000, £ 296.000 dan £ 356.000, dan peningkatan utang
sebesar £ 15.000, £ 17.000, £ 21.000 dan £ 24.000 selama dua hingga lima tahun. Ini telah
dihasilkan dari kebijakan pembayaran dividen sebesar 15% dari laba bersih setiap tahun.
Setiap tahun rasio utang / ekuitas telah berkurang dari 10% pada akhir tahun satu menjadi
9,5%, 9,1%, 8,8%, dan 8,4% pada akhir tahun kedua hingga kelima.

Model ini menggabungkan asumsi perkiraan dalam kolom A dan B. Rumus sel untuk
perhitungan untuk tahun keempat di kolom I (yang juga berlaku untuk kolom G, H, dan K)
ditunjukkan di kolom K. Menyiapkan model perencanaan dalam spreadsheet membuatnya
menjadi tugas sederhana untuk mengubah tingkat pertumbuhan perkiraan dan kemudian
meninjau dampak pada laporan laba rugi dan neraca. Konsekuensi juga dapat dinilai untuk
perubahan dalam strategi keuangan, misalnya tingkat dividen dan gearing. Mereka juga dapat
dinilai untuk perubahan suku bunga dan tarif pajak dan perubahan dalam strategi yang
berkaitan dengan investasi dalam aset tidak lancar dan modal kerja.
jika kita mengubah tingkat pertumbuhan dalam sel B6 menjadi 30% per tahun, model akan
menghitung persyaratan pembiayaan tambahan yang berbeda, dan karenanya rasio utang /
ekuitas berbeda untuk setiap tahun. Kita dapat meringkas hasil dari mengubah laju
pertumbuhan perkiraan untuk rentang nilai, misalnya 0% hingga 30%, yang ditunjukkan pada
tabel berikut:
7. PERAN PERKIRAAN (FORECASTING)
Perkiraan bukanlah rencana atau anggaran, melainkan suatu prediksi terhadap lingkungan,
peristiwa, dan hasil di masa mendatang. Perkiraan diperlukan untuk menyiapkan rencana dan
anggaran. Hal ini harus dimulai dengan proyeksi harga penjualan, volume penjualan, dan pangsa
pasar dari produk saat ini dan produk baru. Contoh perkiraan berdasarkan produk, atau sektor,
dapat ditemukan secara rutin di media, misalnya penjualan mobil dan penjualan ponsel.
Terdapat banyak metode yang berbeda dari jenis peramalan kualitatif dan peramalan
kuantitatif, tidak ada model yang lebih baik diantara keduanya.
a. Teknik Kualitatif
Penggunaan informasi bukan angka dan mempertimbangkan tren permintaan dan perilaku.
Berikut adalah beberapa contohnya:
 Metode Delphi, penggunaan panel pakar yang diakui, sekelompok orang bijak;
 Survei konsumen pasar, penggunaan kuesioner, survey, dll;
 Perkiraan tenaga penjualan, pandangan orang-orang yang mungkin paling dekat dengan
pelanggan dan pasar;
 opini eksekutif, pandangan pakar tentang profesionalitas di bidang tertentu;
 perbandingan teknologi, peramal independen yang memprediksi perubahan di satu area
dengan memonitor perubahan di area lain;
 pemasangan kurva subjektif, menggunakan kurva permintaan produk serupa yang telah
diluncurkan di masa lalu, misalnya siklus hidup produk serupa seperti pemutar CD dan
pemutar DVD.
b. Teknik Kuantitatif
Teknik perkiraan kuantitatif menggunakan data numerik dan probabilitas, dan menggunakan
data historis untuk mencoba memprediksi masa depan. Teknik-teknik ini sangat bergantung
pada analisis statistik untuk memproyeksikannya, Misalnya, permintaan penjualan dan
hubungan antara faktor-faktor yang berdampak pada penjualan. Perkiraan kualitatif
mencakup model univariate time series dan model sebab-akibat. Berikut ini adalah contoh
dari kedua teknik ini:
model univariate time series: rata-rata pergerakan, pemulusan eksponensial, proyeksi tren
model kausal (sebab-akibat): analisis regresi, regresi berganda
Model kausal melibatkan penggunaan identifikasi variabel lain yang terkait dengan variabel
yang diprediksi. Misalnya, regresi linier dapat digunakan untuk memperkirakan penjualan,
Menggunakan variabel independen dari harga penjualan, pengeluaran iklan, dan harga
pesaing. Pengecer besar mungkin terlihat sangat proaktif dalam merevisi harga jual mereka
dan kegiatan iklan mereka (dan pengeluaran) sebagai akibat dari perubahan di pasar.
Penggunaan model statistik seperti itu biasanya merupakan pertanyaan tentang kesesuaian
pola data historis dengan model mana yang paling cocok. Dapat dikatakan bahwa lebih
mudah untuk memperkirakan volume penjualan es krim daripada meramalkan jumlah
unduhan musik Internet oleh band baru. Rupanya, perusahaan-perusahaan besar berbasis
musik juga telah menemukan ini suatu misteri selama bertahun-tahun. Metode apa pun yang
digunakan adalah penting bahwa dasar dan metodologi perkiraan dipahami. Semua asumsi
yang dibuat dan parameter waktu, ketersediaan data masa lalu, biaya, keakuratan yang
diperlukan, dan kemudahan penggunaan harus secara jelas dinyatakan untuk menjaga segala
kepercayaan pada hasil ramalan.
8. PERKIRAAN DAN PERENCANAAN ARUS KAS
Peramalan dan perencanaan arus kas adalah bidang yang, dalam praktiknya, dapat
menggunakan sejumlah metode perhitungan. Ini adalah bagian penting dari perencanaan
keuangan karena selain persyaratan pendanaan yang diproyeksikan setiap tahun, perusahaan juga
perlu mempertimbangkan persyaratan kas bulanannya. Perusahaan mungkin memiliki posisi kas
yang diproyeksikan dari tahun ke tahun yang sehat, yang menunjukkan bahwa ia tidak
memerlukan dana tambahan. Namun, karena kegiatan penjualan dan operasional bisnis mungkin
tidak tersebar secara merata setiap tahun, maka pentahapan bulanan dari arus kas yang
direncanakan dapat mengungkapkan bahwa pendanaan tambahan dalam setiap tahun mungkin
diperlukan.
Laporan arus kas yang dilaporkan dalam laporan tahunan dan akun perusahaan
menggunakan teknik yang disebut metode arus kas tidak langsung untuk menentukan arus kas
operasi. Metode arus kas tidak langsung dimulai dengan laba operasi perusahaan dan kemudian
menambahkan penyusutan, yang bukan merupakan arus kas keluar, dan kemudian menyesuaikan
perubahan modal kerja, dan hasilnya adalah arus kas operasi. Penyesuaian modal kerja diperlukan
karena laba jarang direalisasikan secara tunai pada saat yang sama ketika transaksi terjadi:
persediaan tidak digunakan segera setelah diperoleh; pemasok tidak dibayar segera setelah
barang atau jasa disediakan; pelanggan tidak segera membayar setelah penjualan dilakukan. Uang
tunai yang dihasilkan dari operasi kemudian digunakan sebagai dasar untuk menghitung total arus
kas perusahaan.
Perencanaan dan perkiraan kebutuhan uang tunai juga dapat dilakukan dengan
menggunakan metode tidak langsung seperti yang telah dijelaskan di atas. Namun, biasanya
disiapkan untuk memvalidasi dan mendukung hasil rencana kas bulanan yang telah disiapkan
menggunakan metode arus kas langsung. Yang sebenarnya laporan arus kas langsung untuk tahun
ini merinci penerimaan aktual dari pelanggan dan pembayaran kepada pemasok, karyawan, dan
lainnya. Teknik yang sama dapat digunakan untuk perencanaan kas bulanan. Keuntungannya
adalah bahwa hal ini dapat memberikan manfaat dari pengalaman direktur keuangan atau
perencana keuangan yang telah mempersiapkan rencana tersebut.
Di bawah ini contoh kesederhanaan yang hanya mempertimbangkan tiga bulan dari tahun
pertama dari rencana keuangan bisnis suatu perusahaan.
Dubai Dreams adalah perusahaan ritel pakaian yang telah menyiapkan rencana keuangan untuk
operasinya selama lima tahun ke depan. Direktur keuangan perusahaan mengharapkan tiga bulan
ke depan dari Januari hingga Maret mensyaratkan adanya pendapatan uang tunai di luar arus
keluar operasional normal.
Perkiraan kas bulanan harus disiapkan dari informasi berikut, yang telah disediakan oleh
perusahaan:
a. Dubai Dreams memiliki saldo tunai (dirham) Dhs28.7m pada akhir Desember dan saldo
setidaknya Dhs20.000 harus tersedia pada akhir setiap bulannya;
b. Perkiraan pendapatan penjualan adalah: Desember Dhs180m; Januari Dhs240m; Februari
Dhs200m; Maret Dhs240m. Perusahaan baru-baru ini memperkenalkan sistem kartu kredit,
yang berlaku untuk 40% dari pendapatan penjualan untuk setiap bulan dan yang diterima
secara tunai pada pertengahan bulan berikutnya;
c. Harga pokok penjualan rata-rata 75% dari pendapatan penjualan. Persediaan yang dibeli
selama setiap bulan berada pada level yang memastikan bahwa persediaan 1,5 kali dari nilai
biaya penjualan bulan berikutnya diadakan pada akhir setiap bulan. Nilai persediaan yang ada
pada tanggal 31 Desember adalah sebesar Dhs270m, Dhs200m telah dibeli selama bulan
Desember. Persediaan dibeli secara konsisten setiap bulan dan pemasok dibayar di bulan
setelah pembelian;
d. Biaya operasional diperkirakan sebagai berikut:
 Gaji dan upah 12% dari pendapatan penjualan, dibayarkan pada bulan penjualan;
 Pengeluaran lain dengan rata-rata 10% dari pendapatan penjualan, dibayarkan pada
bulan penjualan;
 Penerimaan uang tunai yang diharapkan dari pembayaran pinjaman kepada direktur
Dhs6m akan jatuh tempo pada bulan Maret;
 Pembayaran pinjaman jangka pendek Dhs3m akan jatuh tempo pada bulan Februari;
 Pembayaran kembali pinjaman jangka panjang akan jatuh tempo pada Dhs4m masing-
masing pada bulan Januari dan Maret;
 Peralatan baru dibeli seharga Dhs48m dan empat pembayaran Dhsl2m masing-masing
jatuh tempo pada bulan Februari, Maret, April dan Mei;
 Penyusutan semua peralatan dibebankan ke akun untung dan rugi pada tingkat Dhs5m
per bulan;
 Diharapkan mendapatkan bunga yang diterima dari investasi Dhs4.9m per bulan;
 Bonus total Dhs52m akan dibayarkan kepada staf pada bulan Januari;
 Pembayaran pajak perusahaan Dhsl4m akan dibayarkan pada bulan Maret.
Contoh ini menunjukkan bahwa Dubai Dreams membutuhkan pendanaan jangka pendek
selama tiga bulan dengan total 95,2 juta dirham (lihat tabel di bawah). Tabel tersebut
menjelaskan bahwa tingkat kebutuhan pendanaan berbeda untuk masing-masing tiga bulan.
Dalam praktiknya, perusahaan akan memperluas perkiraan bertahap ini untuk mencakup lima
tahun dari rencana untuk menentukan tingkat dan pola pendanaan yang diperlukan sepanjang
seluruh periode rencana. Prakiraan ini pada praktiknya juga akan diperbarui setiap bulan, enam
bulan atau mungkin satu tahun ke depan.
9. MERENCANAKAN PERTUMBUHAN
Model perencanaan keuangan yang telah dipaparkan di atas cukup mendasar. Dalam
praktiknya, model-model seperti itu tentu akan sedikit lebih canggih dan memungkinkan untuk
depresiasi aset tidak lancar, dan keterkaitan variabel seperti tingkat utang, bunga, modal kerja,
dan laba ditahan. Model yang lebih canggih memungkinkan perubahan pada banyak variabel
sekaligus dan memberikan opsi terkait dampaknya.
Dalam model yang telah diketahui, dapat diasumsikan perubahan persentase yang berlaku
setiap tahun dalam perencanaannya. Model yang lebih kompleks akan memungkinkan persentase
yang berbeda untuk diterapkan pada setiap tahunnya. Ini juga akan memungkinkan untuk
perubahan dalam investasi modal dan persyaratan modal kerja yang dihasilkan dari persyaratan
kapasitas tambahan jika tingkat penjualan tertentu tercapai. Namun, juga penting untuk menjaga
rencana keuangan strategis sesederhana mungkin sehingga fokus mempertahankan tujuan bisnis
jangka panjang perusahaan.
Kunci hubungan untuk bisnis yang merencanakan pertumbuhan adalah hubungan antara
pertumbuhannya, pendanaan internal, dan persyaratan pendanaan eksternal. Jumlah yang
tersedia dari pendanaan internal dari laba ditahan akan tergantung pada kebijakan dividen
perusahaan. Dimungkinkan untuk memperoleh hubungan yang dapat menentukan bagaimana
pertumbuhan perusahaan dapat dicapai.
Rasio pendapatan penjualan perusahaan terhadap total asetnya (aset tidak lancar ditambah
modal kerja) memberitahukan berapa banyak pendapatan penjualan yang diperoleh dari masing-
masing £, US $, dll., dari aset yang tersedia. Jika kebalikan dari rasio ini dikalikan dengan
peningkatan penjualan yang direncanakan perusahaan, hasilnya adalah total jumlah dana yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tersebut. Sesuai perhitungan sebagai berikut:

Pendanaan dapat berasal dari internal berupa laba ditahan atau mungkin berasal dari sumber
eksternal.
Jika kita mengasumsikan bahwa peningkatan pendapatan penjualan yang direncanakan adalah
pada tingkat yang sama dengan peningkatan yang diperlukan dalam investasi dalam aset, maka:

Karena itu:

dan

dan

Jika perusahaan tidak merencanakan pertumbuhan sama sekali, tidak akan ada persyaratan
untuk modal tambahan dan karenanya laba yang telah dipertahankan merupakan surplus dari
persyaratan saat ini. Ketika perusahaan meningkatkan tingkat pertumbuhan yang diproyeksikan
maka secara bertahap akan menggunakan lebih banyak dan lebih dari laba ditahannya untuk
mendanai pertumbuhan ini. Selain itu, pada tingkat pertumbuhan terencana tertentu, perusahaan
akan membutuhkan dana dari luar. Tingkat pertumbuhan di mana laba ditahan digunakan
sepenuhnya dan tidak ada pendanaan eksternal yang diperlukan adalah tingkat pertumbuhan
penjualan perusahaan dari pendanaan internal. Dapat dijelaskan sebagai berikut:

Oleh karena itu dapat dilihat bahwa jika suatu perusahaan memiliki rasio retensi pendapatan
yang tinggi maka dapat mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan penjualan yang tinggi tanpa
memerlukan dana eksternal tambahan. Rasio ini dapat diperluas menjadi:

atau

Dari hubungan dapat dilihat bahwa pertumbuhan pendapatan penjualan yang tinggi dapat
dicapai jika perusahaan membayar tingkat dividen yang rendah (rasio retensi tinggi),
menghasilkan ROE tinggi, dan memiliki rasio ekuitas terhadap aset yang tinggi, atau rasio utang
terhadap aset yang rendah.
10. PERTUMBUHAN PEMBIAYAAN KEUANGAN
Perusahaan mungkin sangat tertarik pada seberapa besar pertumbuhan yang dapat mereka
capai tanpa mengambil pendanaan eksternal tambahan, baik dengan hutang atau ekuitas. Mereka
mungkin juga tertarik pada seberapa besar pertumbuhan yang dapat mereka capai dengan
menggunakan laba ditahan, ditambah ekuitas tambahan tetapi dengan tidak meningkatkan
hutang; atau, dengan menggunakan laba ditahan, ditambah utang tambahan tetapi dengan tidak
meningkatkan ekuitas. Dua skenario ini akan mencerminkan tingkat gearing atau struktur
keuangan yang telah ditargetkan perusahaan dalam rencana keuangannya.
Jika kita perhatikan hubungannya sebagai berikut:
kita dapat melihat bahwa tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dipertahankan perusahaan
jika gearingnya tidak ditingkatkan adalah sebagai berikut:

yang hanya bergantung pada rasio retensi dan ROE-nya.


Rencana keuangan akhir yang disetujui perusahaan tidak boleh diterima sampai posisi
keuangan yang diproyeksikan dari bisnis telah ditinjau dalam hal kecukupan, atau sebaliknya,
pendanaan. Dalam menentukan persyaratan untuk pendanaan tambahan, dan untuk menjaga
masa depan bisnis, analisis risiko dan penilaian risiko sangat penting untuk dilakukan sehubungan
dengan masing-masing bidang yang tidak pasti perencanaannya.
Pendanaan tambahan jangka pendek dapat diperoleh melalui fasilitas cerukan (overdraft)
yang diperpanjang, tetapi pendanaan jangka panjang akan berasal dari pinjaman, atau obligasi,
atau isu modal saham. Keputusan pendanaan yang tepat harus dibuat dan disesuaikan dengan
jenis kegiatan yang membutuhkan pendanaan.
11. PENILAIAN KINERJA STRATEGIS
Suatu perusahaan dapat mengukur kinerja keuangan terhadap rencana keuangan jangka
panjangnya dengan berbagai cara. Setiap tahun rencana keuangan dapat diterjemahkan ke dalam
anggaran jangka pendek, yang dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendalian. Kinerja
dapat dianggap menggunakan pengembalian modal yang digunakan (ROCE) atau laba per saham
(eps). Ukuran kinerja jangka pendek seperti itu hanya fokus pada kinerja untuk periode tertentu
saja.
ROCE dihitung sebagai persentase dengan membagi laba operasi (sebelum pajak) dengan
modal yang digunakan (total aset dikurangi kewajiban lancar), yang biasanya dirata-rata untuk
tahun tersebut. Karena itu, ini adalah ukuran relatif dari profitabilitas daripada ukuran absolut
dari profitabilitas. Eps dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan jumlah saham biasa
yang diterbitkan, dan karenanya merupakan ukuran absolut.
Jika banyak tekanan ditempatkan pada CEO untuk memenuhi target pengukuran kinerja
jangka pendek, ada bahaya bahwa mereka akan mengambil tindakan yang akan meningkatkan
kinerja jangka pendek tetapi tidak akan memaksimalkan keuntungan jangka panjang. Misalnya,
dengan menghemat pengeluaran untuk iklan, layanan pelanggan, pemeliharaan, dan biaya
pelatihan dan pengembangan staf, adalah mungkin untuk meningkatkan kinerja jangka pendek.
Namun, tindakan seperti itu mungkin tidak memaksimalkan keuntungan jangka panjang.
Mungkin mustahil untuk merancang ukuran kinerja yang akan memastikan bahwa
memaksimalkan kinerja jangka pendek juga akan memaksimalkan kinerja jangka panjang. Namun,
beberapa langkah dapat diambil untuk meningkatkan ukuran kinerja jangka pendek sehingga
meminimalkan potensi konflik. Misalnya, selama masa kenaikan harga, ukuran kinerja jangka
pendek dapat terdistorsi jika tidak ada upaya untuk menyesuaikan tingkat perubahan harga.
Sebagai bagian dari proses manajemen strategis, banyak perusahaan sekarang
menghubungkan rencana keuangan (dan non-keuangan) mereka dengan operasi menggunakan
teknik seperti balanced scorecard (Kaplan, RS dan Norton, DP 'The Balanced Scorecard: ukuran
yang mendorong kinerja', Harvard Business Ulas Volume 70, Edisi 1, halaman 71–9 (Jan / Feb,
1992)). Pada tahun 1990, David Norton dan Robert Kaplan terlibat dalam studi terhadap selusin
perusahaan yang mencakup manufaktur dan jasa, industri berat, dan teknologi tinggi untuk
mengembangkan model pengukuran kinerja baru. Temuan penelitian ini dipublikasikan di Harvard
Business Review pada Januari 1992 dan melahirkan sistem pengukuran yang lebih baik, balanced
scorecard.
4 elemen penting dari balanced scorecard:
 Keuangan (level dari modal kerja, arus kas, pertumbuhan pendapatan penjualan,
profitabilitas, ROCE);
 Proses bisnis internal (waktu yang dihabiskan untuk mencari pelanggan baru, biaya proses
produksi, jumlah unit yang memerlukan pengerjaan ulang);
 Pembelajaran dan pertumbuhan (jumlah saran dari karyawan yang diterima, total jam yang
dihabiskan untuk pengembangan karyawan);
 Konsumen/pengguna (waktu pengiriman produk, hasil survei pelanggan, jumlah keluhan
pelanggan yang diterima, peringkat kompetitif perusahaan).
Contoh balanced scorecard:

Ukuran dan konsep kinerja non-keuangan seperti balanced scorecard menggambarkan


bahwa cara pengukuran secara finansial menjadi kurang dominan dalam proses pengukuran dan
evaluasi kinerja dalam kondisi semakin banyak bisnis yang bermunculan.
12. KESIMPULAN
 Perencanaan keuangan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses manajemen
strategis perusahaan;
 Tujuan utama perencanaan keuangan adalah untuk mempertimbangkan gambaran utama
kegiatan perusahaan dalam jangka panjang, lima, 10 tahun atau lebih, berkenaan dengan
pertumbuhannya dan bagaimana pertumbuhan itu dapat didanai;
 Proses perencanaan keuangan perusahaan mencakup pengembangan model perencanaan
yang akan menghasilkan ramalan jangka panjang dari tiga laporan keuangan utamanya, yang
didasarkan pada input parameter dan variabel perusahaan terkait dengan tingkat
pertumbuhan yang direncanakan, dan rasio keuangan utama;
 Model keuangan dapat digunakan untuk merencanakan dampak jangka panjang dari
pertumbuhan yang direncanakan dalam pendapatan penjualan suatu bisnis;
 Prakiraan bukan rencana atau anggaran tetapi merupakan prediksi lingkungan, peristiwa, dan
hasil di masa depan, dan dapat diturunkan dengan menggunakan teknik kualitatif dan
kuantitatif;
 Prakiraan arus kas adalah bagian dari proses perencanaan keuangan dan digunakan untuk
menentukan kebutuhan pendanaan masa depan perusahaan secara bulanan dan tahunan;
 Perusahaan dapat merencanakan pertumbuhannya di masa depan tanpa harus
menggunakan pendanaan eksternal tambahan, tetapi menggunakan sumber dayanya sendiri
dari laba ditahan;
 Perusahaan yang merencanakan pertumbuhan di masa depan mungkin memerlukan
pendanaan selain laba ditahan, dan dapat mempertimbangkan opsi pembiayaan hutang dan
ekuitas untuk mendanai pertumbuhan di masa depan tersebut;
 Kinerja perusahaan dapat diukur terhadap rencana keuangannya menggunakan serangkaian
rasio keuangan, dengan pengembalian modal yang digunakan (ROCE) dan laba per saham
(eps) yang paling banyak digunakan;
 Pendapatan residual (RI-Residual Income) dan nilai tambah ekonomis (EVA-Economic Value
Added) adalah ukuran kinerja yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk ROCE;
 Banyak perusahaan, berdasarkan basis dunia, kini telah mengadopsi balanced scorecard
sebagai metode untuk menghubungkan strategi jangka panjang mereka dengan target
operasional dan indikator kinerja utama.

Anda mungkin juga menyukai