2. Pengendalian/Kontrol
Ada dua asumsi yang menjadi dasar penelitian eksperimen, sebagai
berikut :
a) Apabila dua situasi sama dalam segala hal, kecuali faktor yang
ditambahkan ke atau dibuat dari salah salah satu situasi itu,
maka setiap perbedaan yang muncul diantarakedua situasi
tersebut dapat dikaitkan dengan faktor tersebut. Pernyataan ini
disebut hukum variabel tunggal (law of the single variable)
b) Apabila dua situasi tidak sama, tetapi dapat ditunjukkan bahwa
tidak ada satu variabel pun yang signifikan dalam menimbulkan
gejala yang sedang diteliti, atau apabila variabel yang signifikan
itu dibuat sama, maka setiap perbedaan yang terjadi diantara
kedua situasi itu sesudah dimasukkannya variabel baru kedalam
salah satu diantaranya, dapat dianggap sebagai disebabkan oleh
variabel baru tersebut. Pernyataan ini disebut hukum satu-
satunya variabel yang signifikan (the law of the only significant
variable).
3. Pengamatan
1. Pra-eksperimen
Pra-eksperimen dilakukan hanya untuk 1 kelompok atau
biasa disebut kelompok eksperimen. Pra-eksperimen sangat
mungkin dilakukan jika jumlah subjek memang hanya sedikit.
Oleh karena itu, treatment eksperimen hanya dilakukan pada
kelompok eksperimen itu saja.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pemilihan
subjek penelitian dalam pra- eksperimen dengan cara purposive,
yakni dipilih dengan ciri-ciri tertentu sesuai ketentuan dari
peneliti. Ciri-ciri subjek dalam pra-eksperimen tersebut
merupakan gambaran dari variabel terikatnya yang akan diukur
kembali (perubahannya) setelah ada treatment.
Pra-eksperimen tidak menggunakan kelompok kontrol atau
kelompok pembanding, melainkan hanya satu kelompok
(kelompok eksperimen). Akibat kondisi inilah menimbulkan
kelemahan pada penelitian pra-eksperimen, yakni lemahnya
validitas internal akibat tanpa adanya kelompok pembanding,
sehingga hasil penelitian pra- eksperimen belum dapat
meyakinkan bahwa perubahan yang terjadi memang benar-benar
sebagai akibat treatment.
2. Penelitian Murni
Pada umumnya penelitian murni dilakukan pada bidang
sains, misalnya bidang fisika atau kimia. Pada umumnya
pelaksanaan eksperimen murni untuk meneliti kemungkinan
adanya hubungan sebab-akibat di antara variabel-variabel dengan
cara menghadapkan kelompok eksperimental pada beberapa
macam kondisi perlakuan dan membandingkan akibat atau hasil
dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai
perlakuan.
Selain menggunakan kelompok kontrol, dalam eksperimen
murni sangat menekankan adanya variabel kontrol (selain variabel
bebas dan terikat). Variabel kontrol yang dimaksud adalah kondisi
subjek penelitian yang harus sama melalui pengendalian oleh
peneliti. Pengendalian terhadap kondisi (variabel kontrol) dalam
penelitian eksperimen murni merupakan satu persyaratan yang
harus dilakukan.
3. Ekperimen Semu
Penelitian eksperimen semu memiliki kemiripan dengan
kondisi penelitian eksperimental murni, yaitu memiliki kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol. Bahkan, kedua jenis
eksperimen ini memilki prosedur (tahap-tahap yang dilalui) sama.
Namun kedua jenis eksperimen tersebut tetap memiliki perbedaan
terutama pada keberadaan variabel kontrol. Pada eksperimen
semu, tidak semua variabel yang relevan dapat dikendalikan dan
dimanipulasi. Kemudian, lebih menekankan adanya kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen, tanpa mementingkan variabel
kontrol. Kondisi (variabel) lain di luar variabel yang diteli dari
subjek penelitian dikesampingkan, atau tanpa dikontrol, karena
subjek dianggap memiliki kondisi yang relatif sama. Padahal
setiap subjek penelitian dalam eksperimen semu selalu memiliki
kondisi yang beragam, tidak ada yang sama persis. Oleh karena
itu, sebaiknya peneliti menyadari betul keterbatasan penelitian ini
dan seberapa jauh validitas internal dan eksternalnya.
Dalam eksperimen semu, pemberian treatment hanya
diberikan pada kelompok eksperimen. Sedangkan, kelompok
kontrol diberi perlakuan berbeda atau bahkan tanpa ada perlakuan.
Selanjutnya subjek pada kedua kelompok diukur kembali kondisi
dan perubahan yang terjadi. Dalam penelitian eksperimen semu,
peneliti mengharapkan adanya perbedaan perubahan kondisi
subjek sebagai akibat dari treatment.