PENELITIAN EKSPERIMEN
Karakteristik kunci dari penelitian eksperimen lainnya menurut Creswell (2012: 296-302)
yaitu:
1. Penempatan secara acak (Random assignment)
Dalam penelitian eksperimen, peneliti memilih sampel dari populasi secara acak, sehingga hasil
penelitian dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Dengan penempatan secara acak peneliti
dapat mengontrol karakteristik dari peserta (variabel asing) yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian, misalnya: kemampuan siswa, perhatian, atau motivasi.
2. Adanya kontrol terhadap variabel asing/tambahan (Control over extraneous variables)
Menurut Fraenkel&Wallen (2006: 50) extraneous variables merupakan variabel independen yang
belum terkontrol, yakni variabel yang tidak dapat dimanipulasikan oleh pengeksperimen, tetapi
mempunyai pengaruh yang berarti pada variabel tergantung. Creswell (2012: 297-300)
menjelaskan ada beberapa cara yang dapat dilakukan peneliti untuk mengontrol variabel tambahan
baik sebelum dan selama percobaan yaitu:
a. Pretest dan posttest
Pretest dapat digunakan untuk menyamakan karakteristik kelompok. Posttest dapat diberikan untuk
peserta setelah mendapatkan perlakuan.
b. Kovariat
Tes ini memungkinkan peneliti untuk menilai secara akurat hubungan antara perlakuan dan hasilnya.
c. Pencocokan peserta
Proses mengidentifikasi satu atau lebih karakteristik pribadi yang sama, misalnya: jenis kelamin, nilai
pretest, atau kemampuan individual, yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ke dalam kelompok kontrol
atau kelompok eksperimen. Berikut gambar untuk menjelaskan proses mencocokkan peserta berdasarkan
jenis kelamin:
d. Sampel homogen
Memilih sampel dengan karakteristik yang sedikit berbeda.
e. Memblokir variabel
Membagi peserta menjadi subkelompok yang homogen dengan memilih karateristik yang umum untuk
semua peserta dalam penelitian (misal:jenis kelamin, rentang usia) ke dalam kelompok eksperimental dan
kelompok kontrol dengan jumlah yang sama.
3. Manipulasi terhadap kondisi perlakuan (Manipulation of the treatment conditions)
Peneliti memanipulasi kondisi perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
4. Hasil tindakan (Outcome measures)
Hasil eksperimen adalah pengaruh suatu perlakuan (variabel bebas) terhadap variabel terikat
(dependent variable)
5. Membandingkan kelompok (Group comparisons)
Membandingkan hasil penelitian pada tiap-tiap kelompok, kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol.
6. Ancaman terhadap validasi (Threats to validity)
Peneliti harus teliti terhadap faktor-faktor yang dapat menjadi ancaman bagi validitas internal dan
validitas eksternal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Berikut beberapa kareakteristik penting dari penelitian eksperimen menurut Fraenkel&Wallen (2006:
263).
1. Perbandingan Kelompok (Comparison of group)
Dalam penelitian eksperimen terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kedua kelompok tersebut sedapat mungkin sama (homogen) atau mendekati sama karakteristiknya. Pada
kelompok eksperimen diberikan pengaruh atau treatment tertentu, sedangkan pada kelompok kontrool
tidak diberikan. Selanjutnya proses penelitian berjalan dan diobservasi untuk menentukan perbedaan atau
perubahan yang terjadi pada kelompok eksperimen. Tentunya perbedaan tersebut merupakan hasil
bandingan keduanya.
2. Manipulasi variabel bebas (Manipulate of the independent variable) Karakteristik penting yang kedua dari
semua penelitian eksperimen adalah memanipulasi variabel indipenden. Maksudnya peneliti sengaja dan
langsung menentukan bentuk variabel bebas yang akan diambil dan menentukan grup yang mana yang
mendapatkan bentuk itu.
3. Randomization
Aspek penting dari semua eksperimen adalah penempatan secara acak dari subjek dalam grup.
D. VALIDITAS EKSPERIMEN
Hasil penelitian eksperimen akan dikatakan valid secara ideal menurut Sukardi (2013:
188), apabila:
1. Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang dimanipulasi secara
sistematis,
2. Hasil akhir eksperimen harus dapat digeneralisasi pada kondisi eksperimen yang berbeda.
Ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen dapat mencapai hasil yang baik dan tidak
bervariasi, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Campbell dan Stanley (dalam Ary, 2011:
360-364) menjelaskan tentang validitas internal dan validitas eksternal, serta beberapa ancaman
bagi validitas internal dan validitas eksternal.
1. Validitas Internal
Validitas internal berkaitan dengan pertanyaan: Apakah perlakuan eksperimental benar-
benar menyebabkan perubahan pada variabel terikat? Apakah variabel bebas benar-benar
membuat perbedaan yang signifikan? Campbell dan Stanley (dalam Ary, 2011: 360-364)
mengidentifikasi delapan faktor atau ancaman utama terhadap validitas internal, yaitu:
a. Sejarah (history) Kejadian-kejadian khusus yang bukan perlakuan eksperimen,
tetapi mempengaruhi model, karakter, dan penampilan variabel bebas.
b. Maturation (Pematangan), dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau obyek yang
diteliti yang mungkin muncul selama suatu periode tertentu yang mempengaruhi proses
pengukuran dalam penelitian.
c. Pemberian pra-tes. Pemberian pra-tes mungkin dapat mempengaruhi penampilan subyek pada tes
kedua, apapun perlakuan eksperimen yang diterimanya.
d. Alat pengukuran. Perubahan alat pengukur, penilai, atau pengamat yang dipergunakan mungkin
mengakibatkan perubahan-perubahan pada ukuran yang diperoleh.
e. Kemunduran statistik (statistical regression). Apabila kelompok itu dipilih berdasarkan skor yang
ekstrim, regresi (kemunduran) statistik mungkindapat menimbulkan efek yang dapat disalah-
tafsirkan sebagai efek perlakuan ekperimen.
f. Pemilihan subyek yang berbeda. Mungkin kelompok-kelompok itu sudah mempunyai perbedaan
penting, bahkan sebelum diberikannya perlakuan eksperimen.
g. Hilang dalam eksperimen. Kelompok-kelompok yang diperbandingkan itu, mungkin ada
responden yang hilang dalam jumlah yang berbeda, sehingga akan mempengaruhi penyelidikan.
h. Interaksi pematangan dengan seleksi. Jenis interaksi ini dapat terjadi dalam desain quasi-
eksperimen di mana kelompok coba dan kelompok pengendali tidak dipilih secara acak melainkan
merupakan kelompok-kelompok utuh yang sudah ada sebelumnya.
Kedelapan faktor ini perlu dikontrol agar variabel yang direncanakan dapat mengakibatkan
terjadinya perubahan pada variabel terikat.
2. Validitas Eksternal
Validitas eksternal mengacu pada kondisi bahwa hasil yang diperoleh dapat
digeneralisasikan dan dapat diterapkan pada kelompok dan lingkungan di luar setting eksperimen.
Bracht dan Glass (dalam Ary, 2011: 365), menyebutkan dua macam validitas eksternal, yaitu
validitas populasi dan validitas ekologi.
a. Validitas populasi. Peneliti berharap agar hasil penelitian terhadap kelompok eksperimen itu dapat
digeneralisasi kepada populasi yang jauh lebih besar, meskipun populasi tersebut tidak/belum
diteliti.
b. Validitas ekologi. Para peneliti berharap hasil yang diperoleh dari penelitian juga akan diperoleh
dalam kondisi lingkungan eksperimen yang lain.
Menurut Cook dan Campbell dalam Creswell (2012: 306) tiga ancaman yang dapat
mempengaruhi generalisasi adalah:
a. Interaksi seleksi dan perlakuan (Interaction of selection and treatment)
Ketidakmampuan untuk menggeneralisasikan hasil pada kelompok di luar kelompok percobaan
karena faktor ras, sosial, geografis, usia, jenis kelamin, atau kepribadian.
b. Interaksi pengaturan dan perlakuan (Interaction of setting and treatment)
Ketidakmampuan untuk menggeneralisasikan pengaturan yang berbeda di dalam suatu percobaan.
c. Interaksi sejarah dan perlakuan (Interaction of history and treatment)
Ketika peneliti mencoba menggeneralisasikan hasil penelitian pada situasi masa lalu dan masa
depan, maka hasilnya tentu saja akan berbeda.
Campbell dan Stanley (dalam Emzir, 2012: 79-84) mengidentifikasi beberapa ancaman
utama terhadap validitas eksternal, yaitu:
a. Interaksi pra-tes perlakuan. Interaksi pra-tes perlakuan muncul bila respon subyek atau bereaksi
secara berbeda pada perlakuan karena mereka mengikuti pra-tes.
b. Interaksi seleksi perlakuan. Interaksi seleksi perlakuan sama dengan masalah seleksi subyek
berbeda yang diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal dan juga muncul bila subyek tidak
dipilih secara acak untuk perlakuan.
c. Spesifisitas variabel. Spesifisitas variabel mengacu pada fakta bahwa suatu studi yang diberikan
dilakukan dengan jenis subyek spesifik, penggunaan instrumen pengukur spesifik, pada waku yang
spesifik, atau kondisi yang spesifik.
d. Pengaturan reaktif. Pengaturan reaktif mengacu pada sejumlah faktor yang diasosiasikan dengan
cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap subyek yang dilibatkan.
e. Interferensi perlakuan jamak. Interferensi perlakuan jamak dapat muncul bila subyek yang sama
menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian, ia mengacu pada efek perlakuan yang
menyulitkan untuk menilai keefektifan perlakuan yang lebih belakang.
f. Kontaminasi dan bias pelaku eksperimen. Kontaminasi muncul bila keakraban peneliti dengan
subyek mempengaruhi hasil penelitian, peneliti dapat dengan tidak sengaja memengaruhi perilaku
mereka atau menjadi subyektif dalam penilaian perilaku mereka.
Subjek tunggal yang terpilih diamati setiap waktu, setiap perkembangan, digambarkan dalam bentuk grafik.
Berikut disajikan tabel dari karakteristik dari setiap jenis desain penelitian eksperimen
menurut Creswell (2012: 307), yaitu:
Tabel. Jenis Penelitian Eksperimen
Jenis Desain Eksperimen
Perihal Eksperimen Eksperimen Faktorial Seri Waktu Eksperimen Subjek
Sejati Semu Berulang Tunggal
Karakter
Penugasan Ya Tidak Mungkin Tidak Tidak Tidak
Acak
Jumlah 2 atau lebih 2 atau lebih 2 atau lebih 1 grup 1 grup 1 individu
grup/individu belajar pada
yang suatu waktu
dibandingkan
Jumlah 1 atau lebih 1 atau lebih 2 atau lebih 1 atau lebih 2 atau lebih 1 atau lebih
intervensi
yang
digunakan
Jumlah 1 kali 1 kali 1 kali Setelah Setelah Banyak waktu
variabel banyak banyak
terikat diberikan diberikan
diukur/diamati intervensi intervensi
Kontrol yang Pretes, Pretes, Pretes, Grup menjadi Kovarian Individual
digunakan Pencocokan, Pencocokan, Pencocokan, pengontrolnya menjadi
Pengeblokan, Pengeblokan, Pengeblokan, pengontrolnya
Kovarian Kovarian Kovarian
Berikut ini disajikan ancaman terhadap validitas internal menurut Creswell (2012: 308),
yaitu:
Tabel. Ancaman Terhadap Validitas Internal
Jenis Desain Eksperimen
Perihal Eksperimen Eksperimen Faktorial Seri Waktu Eksperimen Subjek
Sejati Semu Berulang Tunggal
Untuk Peserta
Sejarah Terkontrol Potensi Terkontrol, Mungkin Mungkin Potensi
ancaman jika diacak jika interval jika interval ancaman
pendek tdk pendek tdk
digunakan digunakan
Kematangan Terkontrol Potensi Terkontrol, Bisa Terkontrol Terkontrol
ancaman diacak dikontrol
jika pola
terdeteksi
Regresi Terkontrol Potensi Terkontrol, Bisa Terkontrol Terkontrol
ancaman diacak dikontrol
jika skor tdk
biasa tercatat
Seleksi Terkontrol Potensi Terkontrol, Terkontrol Terkontrol Terkontrol
ancaman jika diacak
Kematian Terkontrol Potensi Terkontrol, Bisa Terkontrol Terkontrol
ancaman jika diacak dikontrol
jika
keluarnya
tercatat
Interaksi Terkontrol Potensi Terkontrol, Terkontrol Terkontrol Terkontrol
ancaman jika diacak
Untuk Prosedur
Testing Potensi Potensi Potensi Dengan Potensi Terkontrol
ancaman jika ancaman jika ancaman jika pengukuran ancaman jika
pretes dan pretes dan pretes dan ulang dan pretes dan
posttes posttes posttes pengamatan posttes
digunakan digunakan digunakan sebelumnya digunakan
Instrumen Potensi Potensi Potensi Bisa Bisa Mungkin
ancaman jika ancaman jika ancaman jika dikontrol dikontrol ancaman
instrumen dan instrumen dan instrumen dan jika prosedur jika prosedur jika
pengamatan pengamatan pengamatan terpantau terpantau banyak
berubah berubah berubah intervensi
digunakan
Model desain penelitian eksperimen, Campbell dan Stanley (dalam Ary, 2011: 374-404)
mengemukan berjumlah 12 model dan terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu pra-eksperimen
(pre-experiment), eksperimen sejati (true-experiment), dan eksperimen semu (quasi-experiment).
1. Pra-Eksperimen (pre-experiment)
a. Desain 1. Prates – pascates dengan satu kelompok
Pra tes Variabel Bebas Pasca tes
Y1 X Y2
b. Desain 2. Desain statis dengan dua kelompok
Kelompok Variabel Bebas Pasca tes
Eksperimen X Y2
Kontrol - Y2
2. Eksperimen Sejati (true-experiment)
a. Desain 3. Desain yang hanya menggunakan pasca tes dengan subyek diacak dan dua kelompok
Kelompok Variabel Bebas Pasca tes
(R) Eksperimen X Y2
(R) Kontrol - Y2
b. Desain 4. Desain yang hanya menggunakan pasca tes, subyek dipadankan dan diacak, dua
kelompok
Kelompok Variabel Bebas Pasca tes
Eksperimen X Y2
(M1) Kontrol - Y2
c. Desain 5. Desain yang menggunakan pra tes dan pasca tes dengan kelompok-kelompok yang
diacak
Kelompok Pra tes Variabel Bebas Pasca tes
(R) Eksperimen Y1 X Y2
(R) Kontrol Y1 - Y2
d. Desain 6. Desain tiga kelompok solomon
Kelompok Pra tes Variabel Bebas Pasca tes
(R) Eksperimen Y1 X Y2
(R) Kontrol 1 Y1 - Y2
(R) Kontrol 2 - X Y2
e. Desain 7. Desain empat kelompok solomon
Kelompok Pra tes Variabel Bebas Pasca tes
(R) Eksperimen Y1 X Y2
(R) Kontrol 1 Y1 - Y2
(R) Kontrol 2 - X Y2
(R) Kontrol 3 - - Y2
f. Desain 8. Desain faktorial sederhana
Variabel Eksperimen (X1)
Variabel Atribut (X2)
Perlakuan A Perlakuan B
Eksperimen Kotak 1 Kotak 3
(M1) Kontrol Kotak 2 Kotak 4
Berikut disajikan faktor-faktor yang merusak validitas desain eksperimen menurut Sukardi
(2013: 189-190), secara ringkas dapat dilihat seperti tabel berikut:
Tabel. Faktor yang Merusakkan Validitas Eksperimen
Desain Penelitian
Pra Eksperimen
Sumber Validitas Eksperimen Sejati
Eksperimen Semu
1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12
Validitas Internal
1 Sejarah - + + + + + + + + - +
2 Kematangan - ? + + + + + + + + +
3 Prosedur pretesting - + + + + + + + + + +
4 Pengukuran instrumen - + + + + + + + + ? +
5 Statistik regresi ? + + + + + + ? + + +
6 Perbedaan seleksi + - + + + + + + + + +
7 Mortalitas + - + + + + + + + + +
8 Interaksi antara - - + + + + + - ? + +
pemilihan dan
kematangan
Validitas Eksternal
1 Interaksi pemilihan dan - - ? ? ? ? ? ? ? ? -
variabel eksperimen
2 Interaksi pretesting - + + - + + - ? - -
dengan variabel
eksperimen
3 Reaksi prosedur ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
eksperimen
4 Interferensi multi -
treatment
Keterangan:
+ = menunjukkan adanya kontrol terhadap faktor
- = menunjukkan tidak adanya kontrol terhadap faktor
? = menunjukkan masih dipertanyakan kontrol terhadap faktor
= (kosong) menunjukkan bahwa faktor yang dimaksud tidak relevan
F. Mengevaluasi Penelitian Eksperimen
Wiersma (dalam Emzir, 2012: 93-95) mengemukakan sejumlah kriteria untuk suatu desain
penelitian eksperimen yang baik, yaitu:
1. Kontrol eksperimen yang memadai,
2. Kekurangan artifisialitas,
3. Dasar untuk perbandingan,
4. Informasi yang memadai dari data,
5. Data yang tidak terkontaminasi,
6. Tidak mencampurkan variabel yang relevan,
7. Keterwakilan,
8. Kecermatan.
Bausell (1994) dalam Creswell (2012: 325) menjelaskan beberapa kriteria untuk
mengevaluasi penelitian eksperimen, percobaan yang baik memiliki beberapa kriteria yaitu:
1. Percobaan memiliki intervensi yang kuat
2. Kelompok perlakuan sedikit jumlahnya
3. Peserta akan mendapatkan dari intervensi
4. Peneliti mengambil jumlah peserta per kelompok dengan cara sistematis.
5. Peneliti menggunakan langkah-langkah dan pengamatan yang valid, dapat diandalkan, dan
sensitif.
6. Peneliti mengontrol faktor-faktor luar yang mungkin mempengaruhi hasilnya.
7. Peneliti membahas ancaman terhadap validitas internal dan eksternal.
8. Hasil pengukuran valid dan reliabel.
DAFTAR PUSTAKA
Ary, Donald, Jacobs, L. C. dan Razavieh, Asghar. 2011. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan,
Terjemahan Arief Furchan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, John W. 2008. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and
Qualitative Research. New Jersey: Pearson Education Inc.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Fraenkel, Jack R dan Norman E. Wallen. 2006. How to Design and Evaluate Research in Education. New
York: McGrow-Hill Inc.
Gall, M.B., Gall, J.P. and Borg, W.R. 2003. Educational Research: An Introduction.New York: Pearson
Education Inc.
McMillan, James H. 2012. Educational Research: Fundamentals for The Consumer. Sixth
Edition. Virginia: Pearson.