A. PENGERTIAN
Penelitian eksperimental adalah salah satu pendekatan utama dalam penelitian bahasa
kedua. Penelitian ini banyak digunakan oleh para peneliti pemerolehan bahasa kedua
dan para linguis terapan (Barnett, 1986; Cook, 1986, 1988; Hatch & Lazaraton, 1990;
Tarone, 1988), para peneliti pendidikan (Porter, 1988), para sosiolinguis (Fasold,
1984), dan menjadi daya tarik para ahli psikologi, psikolinguistik, psikologi
eksperimen tal adalah untuk menentukan hubungan sebab akibat antara dua fenomena.
Peneliti berkeinginan untuk menemukan bahwa satu variabel yaitu variabel bebas
variable) .
variabel bebas, dalam arti bahwa peneliti mendesain dan mengatur perlakuan kelompok
eksperimental dan kelompok kontrol. Selain itu, karakteristik penting dari eksperimen
sebenarnya (true experiment) adalah bahwa subjek penelitian ditentukan secara random
sebagai kelompok eksperimental dan kelompok kontrol. Tujuan dari penentuan secara
random adalah untuk menentukan bahwa siswa dalam kelompok perlakuan
eksperimental benar-benar dalam kondisi yang sama dengan siswa dalam kelompok
kontrol sehingga bila terjadi perbedaan, maka perbedaan disebabkan oleh perlakuan
yang berbeda bukan disebabkan oleh perbedaan antara dua kelompok siswa tersebut.
bidang Sosioli-nguistik termasuk bahasa dan gender (Wray dkk., 1998: 158-159).
eksperimen adalah sesuatu diujicobakan, yakni satu atau lebih variabel bebas
diatur dan dikontrol untuk menentukan efeknya. Variabel bebas yang dikontrol
disebut variabel eksperimental. Lebih lanjut, Wiersma mendefinisikan
masing-masing jenis desain yang dikemukakan di bawah ini diambil dari Emzir
(2008) (lihat Gay, 1981: 224 – 236; Wiersma, 1991: 106 – 116; Creswell, 2003:
168 – 170).
Kasus Satu Tembakan (The One Shot Case Study), Satu Kelompok Prates-
jenis desain penelitian dalam kategori ini, antara lain: (1) The Pretest-
Design, dan (3) The Solomon Four-Group Design. Secara rinci ketiga jenis
Keterangan:
X = perlakuan O1 = prates
kontrol. Jenis desain yang termasuk dalam kategori ini adalah (1) The
Nonequivalent Control Group Design, (2) The Time-Series Design, dan (3)
Keterangan:
penting, bahkan ada berbagai pihak yang sulit menerima validitas penelitian tanpa
memberikan hasil yang dapat diproses dengan cara yang ditentukan lebih awal
dan memberikan bukti yang jelas yang mendukung atau menolak hipotesis yang
eksperimental telah disusun dengan baik dan tidak ada situasi apapun yang
antara satu dengan ainnya dan dengan penelitian eksperimental lainnya yang
diulang oleh orang lain. e. Data eksperimen jauh lebih fokus dibandingkan dengan
data rekaman dari ucapan yang spontan atau wawancara informal, sehingga hal ini
Beberapa situasi dapat diperlakukan dengan cara tersebut, tetapi pada situasi yang
lain hal tersebut tidak mungkin. Ada hal yang membahayakan apabila dalam
proses pengontrolan desain eksperimen kita bisa kehilangan esensi dari apa yang
sedang diteliti.
Penelitian eksperimental sering berakhir lebih sulit dan sepertinya lebih mudah
eksperimen yang dilakukan pada tikus putih atau botolbotol yang berisi potassium
permanganate, dan dapat memberikan hasil yang ambigu. Ada satu kemungkinan
secara statistik. Namun, ini bukan berarti bahwa eksperimen yang dilakukan
gagal. Temuan tersebut dapat ditulis secara rinci dengan keyakinan penuh bahwa
terdapat temuan baru yang penting. e. Beberapa orang (misalnya, anak-anak) tidak
dapat dijadikan subjek penelitian eksperimen yang baik karena mereka memiliki
konsentrasi yang singkat, merasa tidak nyaman dites, atau terganggu oleh peneliti.
TRUE EXPERIMENTAL
Dalam eksperimen murni (true experimental) pengujian variabel bebas dan
berdasarkan alasan atau argumentasi yang kuat, yang diambil dari hasil-hasil
1. Desain Dengan Kelompok Kontrol Hanya Post Test Tanpa Pre Tes ( Post Test
2. Desain Pretes- Postes Menggunakan Kelompok Kontrol ( Pre Test – Post Test
3. Desain Solomon
1. Desain Kelompok Kontrol Hanya Post test Tanpa Pre Tes ( Post Test Only
Control Design)
Desain postes kelompok kontrol subjek random Desain ini menggunakan pemilihan
subjek secara acak dan melibatkan dua kelompok subjek (kelompok eksperimen dan
kontrol) tanpa pretes.Penggunaan desain ini hanya melakukan postes baik terhadap
Langkah-langkahnya sbb :
pembanding.
4) Mencari perbedaan rata-rata antara skor post test kelompok eksperiment dan
Table 3.9 Desain 8 kelompok kontrol hanya post test tanpa pre tes ( post test only
control design)
2. Desain Pretes- Postes
Menggunakan Kelompok Kontrol (Pre test – Post test Control Group Design) Pada
rancangan ini terdapat dua kelompok yang masing –masing dipilih secara random.
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimental dan kelompok yang tidak diberi perlakuan
disebut kelompok kontrol. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika
nilai group eksperimen tidak berbeda secara signifikan.Bagan dari desain penelitian
kelompok kontrol.
dengan materi yang sama dengan metode lain, bukan dengan metode yang
sedang dieksperimenkan.
pre test dan post test baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok
eksperimen.
3. Desain Solomon
Desain ini dapat menjawab kelemahan validitas eksternal dan internal dalam
terhadap kelompok percobaan dan mengurangi error interaksi antara pretes dengan
group) sehingga dalam desain salomon dibentuk dua kelompok lain yang tidak diberi
pretes.
dua kelompok percobaan ( eksperimental group) dengan dua kelompok kontrol. Pada
kontrol tidak. Pada satu pasangan kelompok eksperimen dan kontrol diawali dengan
pratest, sedangkan pada pasangan yang lain tidak. Setelah pemberian perlakuan selesai
berbeda.
Dalam desain Solomon empat kelompok ini dimana pengambilan sample dilakukan
secara acak atau random. Desain ini memungkinkan untuk mengontrol pretesting dan
juga pengaruh interaksi antara pretest dengan perlakuan. Begitu juga halnya dengan
pengaruh kombinasi antara histori dan maturasi dapat diketahui dengan membandingkan
Langkah-langkahnya sbb:
2) Dua kelompok pertama terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
awal dan post test ,baik dari kelompok experimen pertama maupun kelompok
dua.
6) Sedangkan dari kelompok ketiga dan keempat diperoleh dengan cara menghitung
perbedaan antara test awal dan post test , di mana test awal kelompok ketiga da
keempat diperoleh dari test awal pada dua kelompok pertama, dengan catatan
maka diduga skor test awal pada kelompok pertama dan kedua akan sama dengan
skor test awal yang mungkin akan diperoleh dari kelompok ketiga dan keempat,
meskipun dua kelompok yang terakhir ini tidak mendapatkan test awal.
(D3- D4) itu ada perbedaan yang signifikan, maka diasumsikan perbedaan itu
disebabkan karena efek interaksi testing dan X. 11. Bila tidak, maka berarti
DAFTAR PUSTAKA
2.