Anda di halaman 1dari 13

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. Menurut Sugiyono (2017: 72) penelitian eksperimen adalah metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Adapun jenis penelitian ini adalah pre-

eksperimental design dengan rancangan penelitian one-shot case study.

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian

Kelompok Perlakuan Tes


Eksperimen 𝑿 𝑶
Keterangan:

𝑋 = treatment yang diberikan (variabel independen)


𝑂 = Observasi (variabel dependen) (Sugiyono, 2017: 74)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII

SMP DDI Sultan Syarif Abdurachman Pontianak yang terdiri hanya satu

kelas. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika di SMP DDI Sultan

Syarif Abdurachman Pontianak, untuk kelas VII di sekolah tersebut memiliki

rata-rata kemampuan matematis hampir sama.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan


46

sampel menggunakan simple random sampling yaitu teknik pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu. Karena di tempat penelitian ini hanya ada

satu kelas VII maka kelas tersebut yang akan menjadi sampel dalam

penelitian di SMP DDI Sultan Syarif Abdurachman pontianak.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan dalam

melakukan kegiatan penelitian disekolah, prosedur yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

a. Malakukan pra-riset di SMP DDI Sultan Syarif Abdurachman Pontianak.

Pra-riset dilakukan untuk studi pendahuluan sebagai gambaran awal

kemampuan matematis peserta didik.

b. Melakukan wawancara secara informal dengan guru matematika kelas

VII SMP DDI Sultan Syarif Abdurachman Pontianak.

c. Membuat perangkat pembelajaran, yaitu Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) serta instrument penelitian berupa soal kisi-kisi,

lembar keterlaksanaan guru, lembar aktivitas peserta didik dan posttest.

d. Melakukan seminar desain penelitian

e. Merevisi desain penelitian

f. Melakukan validasi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.

g. Merevisi perangkat pembelajaran dan instrument penelitian

berdasarkan hasil validasi.


47

h. Menganalisis data hasil uji coba instrumen penelitian (posttest).

i. Menganalisis data hasil uji coba tes.

j. Pembuatan surat izin dari fakultas untuk mengadakan penelitian.

k. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan cara berkonsultasi

dengan guru matematika yang mengajar kelas VII SMP DDI Sultan

Syarif Abdurachman Pontianak.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan perlakuan pada sampel penelitian dengan melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan Model Problem Based Learning.

b. Mengamati aktivitas belajar peserta didik pada saat kegiatan

pembelajaran (observer).

c. Mengamati keterlaksanaan guru dalam mengelola pembelajaran

(observer).

d. Memberikan posttest

e. Mengumpulkan hasil kuantitatif.

f. Melakukan analisis data kuantitatif hasil posttest.

3. Tahap Akhir

a. Mendeskripsikan hasil pengolahan dan menyimpulkan hasilnya.

b. Menyusun laporan penelitian.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

teknik pengukuran berupa tes tertulis, teknik observasi. Teknik pengukuran tes
48

tertulis dilakukan setelah pembelajaran (posttest). Teknik observasi dalam

penelitian ini adalah observasi aktivitas guru dalam mengelola kelas dan

aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan model

Problem Based Learning.

2. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes

(posttest), lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran mengelola

pembelajaran, aktivitas belajar peserta didik .

a. Tes

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes adalah sebagai berikut:

1) Penulisan butir soal

Penulisan butir sesuai dengan kisi-kisi soal yang dibuat berdasarkan

kurikulum dan buku pelajaran yang digunakan. Kisi-kisi soal tersebut

memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, bentuk soal,

dan nomor soal.

2) Validitas soal

Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data harus

sahih (valid). Menurut Sugiyono (2017: 121), instrument yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)

itu valid. Dalam penelitian ini validitas yang diukur adalah validitas isi.

Menurut Arikunto (2013: 82) mengatakan bahwa sebuah tes dikatakan

memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang

sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Untuk


49

mengetahui validitas tes yang diberikan, tes tersebut divaliditasi oleh

seorang dosen Pendidikan Matematika dan guru matematika dengan

meminta penilaian tiap butir soal beserta memberikan komentar dan

saran di lembar penilaian.

3) Uji Coba

Instrumen diuji cobakan kepada peserta didik yang telah

mempelajari materi yang akan di teliti. Tujuan uji coba ini adalah untuk

memperoleh instrumen yang memenuhi alat ukur baku.

4) Validitas Butir Soal

Untuk mengetahui validasi item soal digunakan rumus

korelasi product moment sebagai berikut :

𝑵 ∑ 𝑿𝒀 − (∑ 𝑿)(∑ 𝒀)
𝒓𝒙𝒚 =
√{𝑵 ∑ 𝑿𝟐 − (∑ 𝑿)𝟐 } {𝑵 ∑ 𝒀𝟐 − (∑ 𝒀)𝟐 }

Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Korelasi
𝑋 : Nilai peserta didik tiap butir soal
𝑌 : Total nilai peserta didik
𝑁 : Jumlah peserta didik uji coba (Arikunto, 2013: 87)
Untuk menginterpretasikan tingkat validasi, maka koefisien korelasi

dikategorikan pada kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas Instrumen
Interpretasi
Nilai Validitas
Validitas
0,800 < 𝒓𝒙𝒚 ≤ 1,000 Sangat tinggi
0,600 < 𝒓𝒙𝒚 ≤ 0,800 Tinggi
0,400 < 𝒓𝒙𝒚 ≤ 0,600 Cukup
0,200 < 𝒓𝒙𝒚 ≤ 0,400 Rendah
50

0,00𝟎 < 𝒓𝒙𝒚 ≤ 0,200 Sangat rendah


(Arikunto,2013: 89)

5) Reliabilitas

Selain tes yang digunakan harus valid, tes tersebut juga harus

reliable. Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes

dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebu dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2013:100). Uji

reliabilitas instrument dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

konsistensi dari intrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil

pengukuran tersebut dapat dipercaya. Oleh karena itu selain dilakukan

perhitungan validitas empiris, selanjutnya tes juga dihitung

reliabilitasnya sebelum dijadikan tes pada peserta didik.

Reliabilitas tes dihitung dengan rumus Alpha, peneliti

menggunakan rumus alpha karena sesuai dengan bentuk tes berupa

tes essay. Adapun rumus alpha adalah sebagai berikut:

𝒏 ∑ 𝝈𝟐𝒊
𝒓𝟏𝟏 = ( ) (𝟏 − 𝟐 )
(𝒏 − 𝟏) 𝝈𝒕

Dimana:
𝑟11 = Reliabilitas yang dicari
∑ 𝜎𝑖2 = Jumlah varianskor tiap-tiap item
𝜎𝑖2 = varians total (Arikunto, 2013:122)

Dengan rumus varians yang digunakan adalah:

𝟐
(∑ 𝑿)
∑ 𝑿𝟐 −
𝝈𝟐 = 𝑵
𝑵
51

Keterangan:
𝜎 2 = varians
𝑋 2 = kuadrat jumlah skor yang diperoleh peserta didik
∑ 𝑋 2 = jumlah kuadrat skor yang diperoleh
𝑁 = jumlah peserta didik

Untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas digunakan kriteria

reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.3
Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Interval Interpretasi Reliabilitas
0,800 < 𝒓𝒙𝒚 ≤ 1,000 Sangat tinggi
0,600 < 𝒓𝒙𝒚 ≤ 0,800 Tinggi
0,400 < 𝒓𝒙𝒚 ≤ 0,600 Cukup
0,200 < 𝒓𝒙𝒚 ≤ 0,400 Rendah
0,00𝟎 < 𝒓𝒙𝒚 ≤ 0,200 Sangat rendah

6) Indeks kesukaran

Untuk menentukan indeks kesukaran soal bentuk uraian, digunakan

rumus sebagai berikut:

𝑩
𝑷=
𝑱𝑺

Keterangan:
𝑃 = indeks kesukaran
𝐵 = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul
𝐽𝑆 = jumlah seluruh peserta didik peserta tes
(Arikunto,2013:223)

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:

0,00 ≤ 𝑃 ≤ 0,30 = soal sukar

0,31 ≤ 𝑃 ≤ 0,70 = soal sedang


52

0,71 ≤ 𝑃 ≤ 1,00 = soal mudah

7) Daya pembeda

Menurut Hamzah (2014: 240), daya pembeda soal adalah

kemampuan sesuatu soal yang membedakan antara peserta didik yang

berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan

rendah. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai

berikut:

̅𝑨 − 𝒙
𝒙 ̅𝑩
𝑫=
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

Keterangan:
D : Daya pembeda
𝑥̅𝐴 : Rata-rata kelompok atas
𝑥̅𝐵 : Rata-rata kelompok bawah

Klasifikasi daya pembeda:

D ≤ 0,00 : sangat jelek


0,00 < D ≤ 0,20 : jelek
0,21 < D ≤ 0,40 : cukup
0,41 < D ≤ 0,70 : baik
0,71 –< D ≤ 1,00 : baik sekali
(Hamzah, 2014: 243)

b. Lembar observasi keterlaksanaan guru dalam mengelola


pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan guru dalam mengelola

pembelajaran digunakan untuk memperoleh data ketercapaian guru dalam

pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning


53

berdasarkan RPP yang dibuat. Instrumen ini dikembangkan berdasarkan

rangkaian langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh

guru. Keterlaksanaan guru (peneliti) mengelola pembelajaran dalam

penelitian ini adalah apakah perencanaan pembelajaran yang telah disusun

terlaksana atau tidak dan bagaimana penilaian terhadap pelaksanan.

Penilaian terhadap keterlaksanaan guru (peneliti) dalam mengelola

pembelajaran dikategorikan atas empat skala penilaian, yaitu 4 = baik

sekali, 3 = baik, 2 = cukup dan 1 = kurang. Sebelum digunakan lembar

keterlaksanaan guru (peneliti) dalam mengelola pembelajaran divalidasi

oleh seorang dosen dan seorang guru matematika.

c. Lembar observasi aktivitas peserta didik

Lembar observasi aktivitas belajar peserta didik digunakan untuk

memperoleh data aktivitas belajar peserta didik selama diberi perlakuan.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

terstruktur dan menyediakan lembar pengamatan yang sudah terinci sesuai

dengan pedoman dan indikator aktivitas belajar peserta didik.

E. Teknik Analisis Data

Tujuan analisis data adalah untuk menjawab pertanyaan atau menjawab

masalah yang telah dirumuskan. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu

untuk mengetahui dan mendeskripsikan efektivitas Model Problem Based

Learning pada operasi pecahan kelas VII Smp DDI Sultan Syarif
54

Abdurachman Pontianak, maka data yang diperoleh dianalisi dengan cara

sebagai berikut:

1. Untuk menjawab sub rumusan masalah pertama yaitu : “Bagaimana

keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan Model Problem

Based Learning pada materi operasi pecahankelas VII SMP DDI

Sultan Syarif Abdurachman Pontianak?” digunakan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menghitung skor rata-rata hasil lembar observasi. Adapun rumus yang

digunakan adalah:

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑡𝑒𝑚

b. Melakukan interpretasi berdasarkan kriteria yang ditetapkan

Menurut Syahwani Umar dan Syambasri (2013) dalam Nida

(2017) setelah diperoleh skor rata-rata maka selanjutnya adalah

melakukan interpretasi berdasarkan kriteria yang ditetapkan seperti:

Tabel 3.4
Interpretasi Kriteria Aktivitas Guru
Rentang Skor Keterangan
3,50 – 4,00 Sangat baik
3,00 – 3,49 Baik
2,00 – 2,99 Cukup
1,00 – 1,99 Kurang

c. Keterlaksanaan guru dalam mengola pembelajaran dikatakan baik apabila

rata-rata aspek yang terlaksana berada pada kriteria “Baik” atau “Sangat

Baik” .

2. Untuk menjawab sub rumusan masalah yang ke-2 yaitu: “Bagaimana

aktivitas belajar peserta didik ketika diberi pembelajaran dengan


55

menerapkan Model Problem Based Learning pada materi operasi

pecahankelas VII SMP Sultan Syarif Abdurachman Pontianak ?”

digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hasil observasi aktivitas peserta didik dianalisis secara deskriptif

dalam bentuk persentase dan dikelompokkan setiap indikator dengan

menggunakan rumus:

b. Menghitung rata-rata frekuensi aktivitas ke-i

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖


𝑋𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖

c. Menghitung rata-rata frekuensi aktivitas peserta didik

∑ 𝑥𝑖
𝑇𝑖 = × 100%
𝑁

Keterangan:

𝑇𝑖 = Tingkah laku ke-i, i = 1, 2, 3, . . .

𝑥𝑖 = Rata-rata frekuensi tingkah laku ke-i yang dilakukan

peserta didik

N = Total semua tingkah laku

d. Menghitung persentase rata-rata frekuensi aktivitas peserta didik

dalam dua kali pertemuan

𝑇1 + 𝑇2
𝑇̅ =
2

Keterangan:

𝑇̅= Aktivitas rata-rata

𝑇1 = Frekuensi aktivitas peserta didik pertemuan ke-i

𝑇2 = Frekuensi aktivitas peserta didik pertemuan ke ke-i


56

e. Menentukan persentase kriteria aktivitas peserta didik, yaitu:

Tabel 3.5
Kriteria Aktivitas Peserta didik
Rentang Skor Keterangan
80% ≤ persentase aktivitas ≤ 100% Sangat aktif
60% ≤ persentase aktivitas < 80% Aktif
40% ≤ persentase aktivitas < 60% Cukup aktif
20% ≤ persentase aktivitas < 40% Pasif
0% ≤ persentase aktivitas < 20% Sangat pasif
(Setiawan, 2012: 52)

f. Aktivitas belajar peserta didik dikatakan efektif apabila persentase

aktivitas peserta didik terletak pada interval 60% sampai 100%

3. Untuk menjawab rumusan masalah yang ke-3 yaitu : “Bagaimana

ketuntasan belajar peserta didik setelah diberi pembelajaran dengan

menerapkan Model Problem Based Learning pada materi operasi

pecahankelas VII SMP DDI Sultan Syarif Abdurachman Pontianak ?”

digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberi skor pada setiap jawaban yang diberikan kepada peserta didik

berdasarkan pedoman penskoran.

b. Mengubah skor hasil tes kedalam bentuk nilai dengan rumus:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

c. Memasukkan nilai peserta didik dalam tabel.

Tabel . 3.6
Data hasil tes peserta didik (Tes) pada operasi pecahan.
No. Nama Peserta Didik Skor Nilai Ket
57

4. Untuk menjawab rumusan masalah umum dalam penelitian ini, yaitu:

“Bagaimana efektivitas Model Problem Based Learning pada

pembelajaran materi operasi pecahan kelas VII SMP DDI Sultan

Syarif Abdurachman Pontianak?” dapat dijawab apabila masalah khusus

telah terjawab.

Penerapan Model Problem Based Learning dikatakan efektif jika

ketiga aspek indikator efektivitas telah terpenuhi, yaitu apabila:

a. Keterlaksanaan guru dalam mengelola pembelajaran berada pada

kategori “Baik” atau “Sangat Baik”.

b. Aktivitas belajar peserta didik berada pada kategori “Aktif” atau “Sangat

Aktif” dengan interval persentase 75% sampai 100%.

c. Ketuntasan hasil belajar individu peserta didik ≥ 70 dan tuntas secara

klasikal dengan ketentuan minimal 75% peserta didik memperoleh nilai

≥ 70.

Anda mungkin juga menyukai