METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen. Menurut Ruseffendi (2010, hlm.35), ”Penelitian eksperimen atau
percobaan (experimental research) adalah penelitian yang bertujuan untuk
melihat sebab akibat yang dilakukan terhadap variabel bebas, dan dapat dilihat
hasilnya pada variabel terikat.”
B. Desaian Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Desain
kelompok pretest-posttest, yang melibatkan dua kelompok”.
A O X O
A O O (Ruseffendi, 2010, hlm.50)
Keterangan :
A = Pengelompokkan subjek secara acak
O = pretest dan posttest
X = Model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas dengan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dan kelas yang
menggunakan model Discovery Learning. Sebelum mendapatkan perlakuan,
dilakukan pretest dan setelah mendapatkan perlakuan dilakukan posttest. Tujuan
dilaksanakan pretest dan posttest untuk melihat perbedaan kemampuan
pemahaman konsep matematis kedua kelas tersebut.
34
35
UNPAS (2017, hlm. 28), subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti, baik
orang, benda, ataupun lembaga (organisasi), yang akan dikenai simpulan hasil
penelitian. Oleh karena itu, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VII SMP Negeri 2 Sukaraja, yang terdiri dari 8 kelas yaitu kelas VII.A
sampai kelas VII.H. Dimana penelitian ini menggunakan sampel acak kelas, jadi
kelas yang dipilih dalam penelitian ini kelas VII.A sebagai kelas eksperimen dan
VII.B sebagai kelas kontrol.
Alasan penulis memilih SMP Negeri 2 Sukaraja sebagai tempat
penelitiannya, karena beberapa hal berikut:
a. Sekolah tersebut dalam proses pembelajarannya telah menggunakan
kurikulum 2013 yaitu dengan menggunkan pembelajaran Discovey Learning.
b. Penelitian pokok bahasan Segiempat merupakan pokok bahasan yang dapat
dilakukan dengan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep
matematis dan curiosity matematis siswa.
c. Bedasarkan informasi dari pihak kurikulum dan guru matematika di sekolah
tersebut menyatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa masih tergolong rendah sehingga memungkinkan untuk dapat melihat
perbedaan dan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis
antara siswa yang memperoleh model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) dan model pembelajaran konvensional
serta melihat perbedaan curiosity matematis yang belajar menggunakan
model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dan
model pembelajaran konvensional.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Menurut
Sugiyono (2014, hlm. 20) objek penelitian adalah suatu atribut dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun yang menjadi objek dari penelitian ini adalah peningkatan
pemahaman konsep matematis dan curiosity siswa SMP dengan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs).
36
2. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan dua instrumen
yaitu (a) instrumen tes kemampuan pemahaman konsep matematis berbentuk soal
uraian untuk mengukur kemampuan sebelum dan sesudah perlakuan, (b)
instrumen nontes berupa skala curiosity siswa.
a. Tes kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Dalam Webster’s Collegiate (Suherman, 2003, hlm. 65) dinyatakan
bahwa “Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari lima butir soal tipe uraian karena dalam
menjawab soal uraian siswa dituntut untuk menjawabnya secara rinci, maka
proses berpikir, ketelitian, dan sistematika penyusunan dapat dievaluasi, serta
37
untuk menghindari siswa menjawab secara menebak. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis. Data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah data berupa angka mengenai kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa pada materi segiempat. Tes kemampuan
pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
Tes awal (pretes) yaitu tes yang diberikan sebelum pembelajaran untuk
mengukur kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tes akhir (postes) yaitu tes yang diberikan setelah pembelajaran pada kelas
ekperimen dan kelas kontrol.
Sebelum instrumen tes ini diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, terlebih dahulu instrumen tes diujicobakan kepada siswa di luar sampel
yang terlah memperoleh pembelajaran mengenai materi segiempat. Uji coba
dilakukan pada kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja dengan pertimbangan bahwa
kelas VIII telah mendapat pembelajaran pokok bahasan yang diujicobakan dan
masih dalam satu karakterisktik karena masih dalam satu sekolah yang sama.
Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian dianalisis validitas, reliabilitas,
daya pembeda, dan indeks kesukaran untuk memperoleh keterangan layak atau
tidaknya soal tersebut digunakan dalam penelitian.
Langkah-langkah dalam menganalisis hasil uji coba instrumen pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Menentukan Validitas Butir Soal
Suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut
mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi Suherman (2003, hlm.
135). Oleh karena itu keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat
evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi
disebut valid jika dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu.
Untuk menghitung koefisien validitas tes uraian menurut Suherman (2003,
hlm. 154), digunakan rumus korelasi product moment memakai angka kasar (raw
score) sebagai berikut:
N XY − ( X)( Y)
rxy =
(N X2 − ( X)2 )(N Y2 − ( Y)2 )
Keterangan:
38
subjek yang berbeda. Untuk menghitung reliabilitas tes uraian menurut Suherman
(2003, hlm. 151), digunakan rumus Alpha (Cronbach Alpha) sebagai berikut:
n S2i
r11 = 1−
n−1 S2t
Keterangan:
11 = Koefisien reliabilitas
= Banyak butir soal
S2i = Jumlah varians skor setiap item
S2t = Varians skor soal
Koefisien reliabilitas dinyatakan dengan 11 . Menurut Suherman (2003,
hlm. 139), tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interprestasi
r11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah
0,20 < r11 < 0,40 Reliabilitas rendah
0,40 < r11 < 0,70 Reliabilitas sedang
0,70 < r11 < 0,90 Reliabilitas tinggi
0,90 < r11 ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
digunakan untuk menentukan daya pembeda tiap butir soal uraian adalah sebagai
berikut:
XA − XB
DP =
SMI
Keterangan:
XA = Rerata skor kelompok atas
XB = Rerata skor kelompok bawah
SMI = Skor maksimum ideal tiap butir soal
Menurut Suherman (2003, hlm. 161), klasifikasi interpretasi untuk daya
pembeda yang banyak digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Klasifikasi Derajat Daya Pembeda
Koefisien Daya Pembeda Interprestasi
r11 ≤ 0,20 Sangat jelek
0,00 < r11 ≤ 0,20 Jelek
0,20 < r11 ≤ 0,40 Cukup
0,40 < r11 ≤ 0,70 Baik
0,70 < r11 ≤ 1,00 Sangat baik
Berasarkan hasil analisis setiap butir soal yang digambarkan pada Tabel
3.8, dan dapat dilihat secara rinci pada Lampiran C.6. Maka kelima butir soal
tersebut dapat digunakan sebagai instrumen tes kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa dalam peneltian ini.
b. Skala Curiosity Matematis
Skala curiosity matematis digunakan untuk mengumpulkan informasi
mengenai rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPS) yang dilaksanakan
pada akhir pembelajaran. Skala disposisi matematik yang digunakan adalah Skala
Likert. Skala likert ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala
atau fenomena pendidikan.
Dalam skala likert, responden (subyek) diminta untuk membaca dengan
seksama setiap pernyataan yang disajikan, kemudian ia diminta untuk menilai
pernyataan-pernyataan tersebut. Penilaian terhadap pernyataan-pernyataan
tersebut bersifat subjektif, tergantung dari kondisi sikap masing-masing individu
(Suherman, 2003, hlm. 235).
Derajat penilaian siswa terhadap suatu pernyataan terbagi ke dalam lima
kategori yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
setuju (STS). Dalam menganalisis hasil angket, skala kualitatif tersebut ditransfer
43
a. Validitas
Dari hasil perhitungan menggunakan aplikasi spss dengan r tabel yaitu
0,316 (pada signifikansi 0,05 dengan N = 39) diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.10
Hasil Perhitungan Nilai Viliditas Tiap Pernyataan Angket
Pertanyaan Validitas Interferensi
1 0,881 Valid
2 0,829 Valid
3 0,515 Valid
4 0,615 Valid
5 0,847 Valid
6 0,695 Valid
7 0,900 Valid
8 0,388 Valid
9 0,388 Valid
10 0,592 Valid
11 0,614 Valid
12 0,404 Valid
13 0,823 Valid
14 0,804 Valid
15 0,536 Valid
16 0,837 Valid
17 0,516 Valid
18 0,575 Valid
19 0,592 Valid
20 0,531 Valid
21 0,780 Valid
22 0,680 Valid
44
,962 30
Tabel 3.13
Hasil Perhitungan Nilai Reliabilitas Tiap Pernyataan Angket
Pernyataan Reliabilitas Interpretasi
1 0.869 Sangat Tinggi
2 0.812 Sangat Tinggi
3 0.483 Sedang
4 0.588 Sedang
5 0.832 Sangat Tinggi
6 0.672 Tinggi
7 0.890 Sangat Tinggi
8 0.337 Rendah
9 0.339 Rendah
10 0.563 Sedang
11 0.586 Sedang
12 0.368 Rendah
13 0.803 Sangat Tinggi
14 0.785 Tinggi
15 0.500 Sedang
16 0.823 Sangat Tinggi
17 0.474 Sedang
18 0.542 Sedang
19 0.552 Sedang
20 0.495 Sedang
21 0.762 Tinggi
22 0.655 Tinggi
23 0.887 Sangat Tinggi
24 0.731 Tinggi
25 0.859 Sangat Tinggi
26 0.847 Sangat Tinggi
27 0.889 Sangat Tinggi
28 0.605 Tinggi
29 0.591 Sedang
30 0.911 Sangat Tinggi
Ha : 1 ≠ 2
Ha : 1 > 2
Ha : μ1 > μ2
Perumusan hipotesis komparatifnya sebagai berikut:
H0 : Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP yang
memperoleh model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
53
(CUPs) tidak lebih baik daripada siswa yang memperoleh model Discovery
Learning.
Ha : Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP yang
memperoleh model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
(CUPs) lebih baik daripada siswa yang memperoleh model Discovery
Learning.
Menurut Uyanto (2006, hlm. 120), “Untuk melakukan uji hipotesis satu
pihak sig.(2-tailed) harus dibagi dua”. Kriteria pengujian menurut Uyanto (2006,
hlm. 120):
1
a. Jika 2
nilai signifikansinya > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
1
b. Jika 2
nilai signifikansinya < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Mencari nilai maksimum, nilai minimum, rerata dan simpangan baku data
akhir kelas ekperimen dan kelas kontrol.
2) Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing
kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menghitung normalitas
distribusi masing-masing kelompok sampel digunakan uji Shapiro-Wilk dengan
taraf signifikansi 5%. Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas
adalah sebagai berikut:
H0 : Data berdistribusi normal.
Ha : Data tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengujian hipotesis menurut Uyanto (2006, hlm. 36):
H0 ditolak apabila nilai signifikansi < 0,05.
H0 diterima apabila nilai signifikansi ≥ 0,05.
3) Uji Homogenitas
Jika masing-masing kelompok berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan pengujian homogenitas varians kedua kelas menggunakan uji F atau
Levene’s test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari
masing-masing kelompok sampel mempunyai varians populasi yang homogen
atau tidak. Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas varians
kelompok sebagai berikut:
H0 : Varians data untuk kedua kelas penelitian homogen
Ha : Varians data untuk kedua kelas penelitian tidak homogen
Kriteria pengujian hipotesis menurut Uyanto (2006, hlm. 170):
a. Jika signifikansi ≥ 0,05 maka kedua kelas mempunyai varians yang sama
(homogen).
b. Jika signifikansi < 0,05 maka kedua kelas mempunyai varians yang tidak
sama (tidak homogen).
4) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Uji kesamaan dua rata-rata dapat dilakukan berdasar kriteria kenormalan dan
kehomogenan data akhir. Kedua kelas berdistribusi normal dan bervariansi
homogen, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t atau Independent
56
Ha : μ1 < μ2
Perumusan hipotesis komparatifnya sebagai berikut:
H0 : Curiosity siswa SMp yang memperoleh pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) lebih dari atau sama dengan siswa
yang memperoleh model pembelajaran biasa.
Ha : Curiosity siswa SMp yang memperoleh pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) lebih rendah daripada siswa yang
memperoleh model pembelajaran biasa.
Menurut Uyanto (2006, hlm. 120), “Untuk melakukan uji hipotesis satu pihak
sig.(2-tailed) harus dibagi dua”. Kriteria pengujian menurut Uyanto (2006, hlm.
120):
1
a) Jika 2
nilai signifikansinya > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
1
b) Jika 2
nilai signifikansinya < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
F. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian ini melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengajuan judul.
b. Penyusunan proposal.
c. Seminar proposal.
d. Perbaikan proposal
e. Mengurus perizinan.
f. Membuat instrumen penelitian.
g. Uji coba instrumen penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
58