Anda di halaman 1dari 15

PENELITIAN KUANTITATIF

Definisi Metode Penelitian Kuantitatif


Sugiyono (2008) menjelaskan bahwa metode penelitian kuantitatif adalah pendekatan
ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan kongkrit, teramati, dan terukur,
hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan
mengunakan analisis statistik.

Lebih jelasnya Sugiyono (2008) kembali menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif sering
disebut dengan penelitian yang mengacu pada filsafat positivisme yang memandang
realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, kongkrit, teramati, terukur, dan
hubungan gejala bersifat sebab akibat.

Sementara penjelasan lebih jelas, saya kutip dari Rinaldoadi menjelaskan bahwa
penelitian kuantitatif adalah pendekatan mengkuantitatifkan temuan-temuan kedalam angka-
angka dan analisis datanya menggunakan statistik sebagai alat.

Oleh sebab itu kita sering saat di kampus, ada teman memberi tahu bahwa penelitian
kuantitatif berkaitan erat dengan angka-angka dan statistik. dan hal itu benar, karena penelitian
ini menggunakan data berupa angka untuk menguji suatu temuan.

Bagaimana Prosesnya?
Proses penelitian dengan metode kuantitatf yaitu deduktif. Artinya untuk menjawab suatu
masalah atau rumusan teori tertentu di buat hipotesisnya dulu. Selanjutnya hipotesis akan diuji
melalui pengumpulan data yang dilakukan di lapangan.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang


sudah teruji validitasnya dan reabilitasnya. Setelah data terkumpul kemudian data di analisis
dengan menggunakan statistik. Hasil dari analisis tersebut akan membuktikan apakah hipotesis
tersebut terbukti atau tidak.

Dari penjelasan proses di atas maka salah satu tujuan dari penelitian kuantitatif yaitu
untuk membuktikan teori/hipotesis.

Ciri-Ciri Penelitian Kuantitatif


Dikutip dari Sugiyono (2008) Karakteristik dari metode penelitian kuantitatif yaitu:

1. Desain
Spesifik, Jelas, Rinci
Ditentukan secara mantap sejak awal
Menjadi pegangan langkah-demi langkah
2. Tujuan
Menunjukan hubungan antar variable
Menguji teori
Mencari generalisasi yang memiliki nilai prediktif
3. Teknik Pengumpulan Data
Kuesioner
Observasi/Pengamatan
Wawancara Terstruktus
4. Instrumen Penelitian
Test, Angket, Wawancara Terstruktur
Instrumen yang telah terstandar
5. Data
Kuantitatif
Hasil pengukuran variabel yang telah dioperasionalkan
6. Sampel
Besar
Representatif
Sedapmungkin Random
Ditentukan sejak awal
7. Analisis
Deduktif
Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis

Sementara dikutip dari Blog theresia herry menyampaikan bahwa ada 6 ciri-
ciri dari penelitian kuantitatif yaitu:
1. Sampling dilakukan dengan cara asas random.
2. Instrumen sudah dipersiapkan sebelumnya dan tinggal pakai saat di lapangan. Lebih
lanjut instrumen juga harus valid dan reable sebelum mulai digunakan untuk mengambil
data.
3. Jenis data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa angka atau
diangkakan.
4. Teknik pengumpulan data memungkinkan untuk memperoleh data dalam jumlah yang
banyak namun dalam waktu yang singkat.
5. Teknik yang dominan digunakan untuk analisis data adalah teknik analisis.
6. Sifat dasar penelitian dedukti dan sifat penyimpulan generalisasi.
Kapan Menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif?
Mahasiswa menggunakan metode penelitian kuantitatif umumnya saat mau
melaksanakan skripsi. Saya tidak bilang semua loo, karena ada beberapa mahasiswa yang
sebelum membuat skripsi banyak melakukan penelitian dengan menggunakan metode ini. Tapi
umumya kan? hehe

Menurut Sugiyono (2008) metode kuantitatif diguanakan apabila:

1. Jika masalah yang merupakan titik tolak sudah jelas


2. Jika peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi
3. Jika ingin mengetahui pengaruh atau perlakuan suatu hal terhadap hal lainnya.
4. Bila ingin menguji suatu hipotesis penelitian
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berupa data empiris yang telah diukur.
6. Bila peneliti ingin menguju keragu-raguan terhadap suatu ilmu, teori atau produktertentu.

Langkah-Langkah Metode Penelitian Kuantitatif


Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa sifat dari penelitian ini adalah deduktif.
Masih ingat tidak sama paragraf deduktif. Pragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat
utamanya berada di awal kalimat, sementara kalimat selanjutnya adalah kalimat khusus yang
berisikan penjelasan yang berisikan data untuk mendukung kalimat pertama/utama.

Dalam penelitian kuantitatif hipotesis dibuat terlebih dahulu, untuk kemudian diuji
dengan cara mengumpulkan data dan menganalisisnya dengan statistik. Hasil dari analisis
tersebut akan menunjukan apakah hipotesis diterima atau di tolak.
Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif

Untuk lebih jelasnya, perhatikan langkah-langkah metode penelitian kuantitatif.

I. Membuat rumusan masalah


Setiap penelitian harus bersumber dari adanya masalah. Seperti penjelasan di atas
tentang desain penelitian dengan metode kuantitatif. Maka penelitian dengan metode
kuantitatif memiliki maslah yang jelas.

Cara membuat rumusan masalah yang baik pada proposal skripsi

Apakah Rumusan Masalah Itu?

Dosen saya pernah mengatakan pada saya bahwa walau rumusan masalah diperoleh dari
masalah, namun rumusan masalah jelas berbeda dengan masalah. Maka seperti yang kita sudah
ketahu masalah adalah adanya kesenjangan antara kondisi yang di harapkan dengan kondisi yang
ada. Bentuknya adalah sebuah penyataan yang menunjukan adanya sebuah masalah. Sementara
rumusan masalah adalah sebuah pertanyaan yang memerlukan jawaban. Jadi dari segi bentuk
bahasa sudah beda bukan. Masalah bentuknya pernyataan yang menunjukan adanya sebuah
masalah, sementara rumusan masalah berbentu pertanaan yang membutuhkan jawaban.
Meskipun begitu perlu diingat bahwa anatara masalah dan rumusan masalah memiliki
keterikatan. Hal itu karena setiap rumusan masalah didasarkan oleh masalah yang ada. Jadi
sebelum bisa membuat rumusan masalah harus bisa membuat masalah(menemukan masalah
dalam penelitian) dulu ya

Rumusan Masalah Menurut Para Ahli

Menurut Sugiyono, rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data, bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini
berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.

Pariata Westra menjelasakan bahwa rumusan masalah adalah Suatu masalah yang terjadi
apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk
mencapai tujuan itu hingga berhasil.

Sutrisno Hadi mendefinisikan rumusan maasalah sebagai kejadian yang menimbulkan


pertanyaan kenapa dan kenapa.

Dari situ maka sudah jelas bukan, intinya rumusan masalah adalah sebuah pertanyaan
yang membutuhkan jawaban yang di peroleh atau didasarkan pada masalah yang ada.

Lalu seperti apakah rumusan maslaah yang baik

Beberapa teman saya pernah mengatakan kepada saya, bahwa yang dimaksud dengan
RUmusan maslaah yang baik adalah rumusan maslah yang jelas, berbentuk kalimat tanya, dan
juga fokus untuk mencapai tujuan.

Jadi begini, Cara membuat rumusan masalah:

A. Tentukan masalah dari penelitian kita, Contoh : Prestasi belajar siswa kelas 4 SD N
Sendangmulyo Boyolali rendah
B. Tentukan solusi, Contoh : Menerapkan model pembelajaran TPS (Think Pair Shere)
C. Bukan kalimat tanya antara masalah dan solusi yang memiliki hubungan sebab akibat,
Contoh: Adakah pengaruh siknifikan model pembelajaran TPS terhadap prestasi belajar
siswa kelas 4 SD N Sendangmulyo Boyolali?

Lebih lanjut agar memberikan pemahaman lebih mendalam tentang rumusan masalah
yang baik, perhatikan beberapa kriteria rumusan masalah yang baik berikut ini:

A. Rumusan masalah harus di tulis atau dirumuskan dengan jelas


B. Rumusan masalah di tulis dalam bentuk kalimat tanya dengan alternatif tindakan yang
dilakukan
C. Rumusan masalah harus mengandung unsur pertanyaan yang dapat diuji secara empiris
D. Rumusan masalah harus mengandung deskripsi tentang kenyataan dan keadaan yang
diinginkan
E. Rumusan masalah harus disusun dalam bahasa yang jelas dan singat, istilahnya padat
berisi.
F. Cakupan dari rumusan maslaah juga harus jelas.
G. Pertanyaan dalam rumusan masalah harus memungkinkan untuk di jawab dengan metode
ilmiah.

Lalu adalagi yang perlu diketahui pada saat menyusun rumusan masalah, yaitu batasan
batasannya.

Batasan penyusunan masalah adalah rumusan

A. Rumusan masalah harus spesifik pada variabel varial yang diteliti


B. Menggunakan Argumen yang masuk akal artinya dalam pembatasan harus rasional sesuai
dengan logika
C. Rumusan masalah ditentukan atau ditetapkan pada variabel yang tepat.

Lebih lanjut agar kita bisa membuat rumusan masalah yang baik pada proposal atau
skripsi perlu di ketahui bahwa, rumusan maslah itu ada berbagai macam bentuknya. Dari buku
yang di tulis oleh Prof. Dr. Sugiyono ada 3 bentuk umum rumusan masalah yaitu:

1. Rumusan Masalah Deskriptif


Rumusan masalah pada penelitian ini biasanya tidak mencari tau hubungan atau
pengaruh antara dua variabel atau lebih. Variabelnya itu hanya satu dan berdiri sendiri.
Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan.

Contoh Rumusan masalah deskriptif:

Seberapa baik kinerja kepala sekolah?


Bagaimanakah sikap orang tua terhadap pemberlakuan fulldayschool?
Sebearapa tinggi efektifitas pembelajaran fulldayschool?
Seberapa tinggi tingkat kepuasan orang tua murid terhadap komunikasi sekolah?

2. Rumusan Masalah komparatif


Rumusan masalah komparatif ini membandingkan antara satu variabel atau lebih
terhadap sampel yang berbeda dan pada waktu yang juga berbeda. Pada intinya penelitian
ini mencoba untuk membandingkan variabel 1 jika diberlakukan terhadap dua sampel
yang berbeda. Sehingga dapat diketahui pengaruhnya.

Contoh Rumusan Masalah Komparatif:

Adakah perbedaan produktifitas kinerja anatara guru PNS Sertifikasi, PNS non
Setitifkasi dan honorer? (Satu Variabel 3 Sampel)
Adakan kesamaan cara mengajar antara guru senior dengan guru baru? (1 variabel 2
sampel)
Adakah perbedaan gaya belajar dan hasil belajar anatar siswa mampu dan siswa
kurang mampu? (2 variabel dan 2 sampel)
Adakah perbedaan prestasi belajar sekolah negeri dan sekolah swasta?

3. Rumusan Masalah Assosiatif


Rumusan masalah assosiatif adalah rumusan masalah yang berusaha untuk
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. JAdi penelitian ini bertujuan utnuk
mengetahui hubungan antara dua variabel. Ingin mengetahu pengaruh dari adanya
hubungan atau perlakuan antara variabel 1 dan variabel lainnya. Menurut Sugiyono ada 3
macam bentuk dari rumusan masalah assosiatuf ini; dianataranya hubungan simetris,
hubungan kausal dan hubungan interaktif atau timbal balik.

contoh dari Rumusan masalah Assosiatif :

Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah?
(Hubungan Simetris)
Adakah hubungan antara panjang rambut dengan keterampilan membaca siswa?
(hubungan simetris)
Adakah pengaruh sistem pembelajaran Role Playing Terhadap Hasil Belajar Siswa?
(hubungan Kausal)
Seberapa besar pengaruh rungan kelas yang nyaman terhadap motivasi belajar siswa?
(hubungan kausal)

II. Menentukan landasan teori


Masalah yang sudah dirumuskan menjadi rumusan masalah. Selanjutnya
dicarikan jawabannya. Jawaban tersebut diperoleh dari pencarian terhadap teori-teori
yang relevan. Bahasa sederhananya, kamu cari tau teori yang sekiranya mendukung
jawaban kamu.

III. Merumuskan Hipotesis


Dari rumusan masalah tersebut, peneliti mencoba menjawab (memberikan solusi)
yang diperoleh dari pencarian teori-teori yang relevan. Jawaban yang diperoleh
selanjutnya disebut dengan jawaban sementara atau hipotesis.
Jawaban sementara adalah hipotesisi. Jadi hipotesis dirumuskan dengan cara
membaca atau mencari teori-teori yang cocok dengan solusi dari rumusan masalah dalam
penelitian.
IV. Melakukan pengumpulan data
Sebelum melakukan pengumpulan data, seorang peneliti harus terlebih dahulu:
Membuat instrumen penelitian berupa: kuisione, angket, test, lembar observasi,
wawancara terstruktu dan instrumen yang telah terstandar.
Menguji instrumen dengan menguji validitas dan rebilitas dari instrumen tersebut.
Bila instrumen sudah selesai dibuat selanutnya peneliti mengumpulkan data. Data dalam
penelitian kuantitatif dapat berupa data angka atau data deskribsi yang dikuantitatifkan.

Mengumpulkan Data

V. Melakukan Analisis Data


Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis data
dilakukan untuk menjawab hipotesis yang sudah dibuat tadi.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah statistik.
Statistik yang dapat digunakan adalah statistik deskribtif dan statistik induktif.
Data hasil analisis tersebut selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan.
Penyajian data dapat menggunakan tabel, grafi, dan diagram. dan pembahasan
merupakan pembahasan yang mendalam dari data-data tersebut.
Menyajikan data dalam bentuk grafik

VI. Menyimpulkan
Setelah melakukan analisis data, maka tahap terakhir adalah menyimpulkan.
Kesimpulan adalah hasil dari pengujian hipotesis apakah diterima atau hipotesis di tolek.
Kesimpulan di tulis dengan singkat, padat dan jelas.
Demikian penjelasan tentang langkah-langkah penelitian kuantitatif. Semoga
memeberikan manfaat kepada pembaca, jika dirasa ada pertanyaan silahkan sampaikan
pada kolom komentar dibawah ini.
Langkah-Langkah Membuat Latar Belakang Skripsi

1. Menemukan Masalah di lingkungan anda (jangan Langsung Buat Judul). Dalam


membuat skripsi, karya ilmiah atau melakukan penelitian hal yang dicari pertama kali
bukanlah JUDUL. Yup..sering kali, banyak mahasiswa yang ketika diminta untuk
membuat skripsi langsung pusing dengan menentukan JUDUL terlebih dahulu. Ya seperti
saya dulu,. Jadi ketika kita membuat Skripsi kemudian kita membuat judul terlebih
dahulu, maka yang sulit adalah menemukan masalah yang ada, membuat latar
belakangnya, menemukan data awalnya. Akan bagus jika kita mau mencari data yang
sesuai dengan judul kita, lah kalau tidak mau hehehe CELAKA di akhir episode nanti.
Maka sangat penting untuk mengikuti alur yang sudah ada yaitu dengan menemukan
masalah. Masalah adalah kondisi yang tidak di harapkan. Sementara pendapat lain lebih
jelas mengungkapkan bahwa masalah dalam penelitian adalah terjadinya ketimpangan
antara harapan dan kondisi yang ada. Misal dalam kelas di harapkan rata-rata nilai siswa
di kelas 5 di atas KKM pada mata pelajaran matematika, tapi pada keadaanya ternaya
nilai rata-rata siswa di kelas di bawah KKM. Maka itu dapat di sebut sebagai masalah.
2. Mencari data pendukung. Setelah kamu menemukan masalah yang kamu cari maka
langkah selanjutnya yaitu menemuka data-data pendukung yang menunjukan bahwa
terjadi masalah di kelas kamu. Data-data pendukung tersebut dapat berupa, hasil nilai
siswa atau juga hasil wawancara dan mungkin hasil observasi pengamatan di kelas.
Alangkah baiknya data seperti hasil nilai siswa dan hasil wawancara dengan wali kelas di
masukan di sini. Karena akan memperkuat argument kmau yang menunjukan masalah
yang sedang terjadi di kelas.
3. Mencari Solusi dari Masalah yang telah di tentukan. Namamnya juga penelitian,
tujuannya yaitu menemukan ilmu pengetahuan baru, menguji ilmu pengetahuan yang
telah ada, atau mengembangkan pengetahuan yang ada. Ketika ada masalah maka
langkah selanjutnya yaitu mencari solusi dari masalah tersebut. Setelah kita menemukan
masalah seperti pada langkah pertama dan kedua, maka selanjutnya kita di hadapkan
untuk mencari solusi. SOlusi yang kita berikan harus berlandaskan oleh teori-teori yang
sudah ada. An akan lebih kuat biasanya jika di dukung oleh penelitian-penelitian
terdahulu. Maka untuk mencari solusi, carilah referensi teori-teori tentang metode, model,
atau media yang dapat mengaatasi masalah pembelajaran yang sebelumnya telah di
temukan.
4. Menyimpulkan sebagai hipotesis sementara bahwa Solusi yang diberikan dapat
mengatasi masalah. Langkah terakhir setelah kamu menuliskan masalah, mencantumkan
data-data pendukung, dan menentukan solusi yang di dukung oleh teori-teori serta
penelitian terdahulu adalah menuliskan kesimpulan. Kesimpulan di latar belakang adalah
kesimpulan yang melandasai kamu melakukan penelitian ini. Seperti contoh berikut
Berdasarkan penjelasan di atas maka dari itu peneliti memilih untuk meneliti pengaruh
dari metode make a match pada pembelajaran matematika kelas 5 SD batur semarang.

Dalam membuat latar belakang sebenarnya hanya ada dua kata kunci umum yaitu, ada
masalah dan di carikan solusi. Yang membuat banyak dan panjang latar belakang adalah data-
data pendukungnya. Mulai dari Landasan Yuridis, Landasan Empiris, Landasan Teoritis, dan
Penelitian Terdahulu.

1. Landasan Yuridis adalah landasan yang isinya tentang Peraturan atau UU yang
mendukung, seperti UU tentang system pendidikan nasional dan masih banyak aturan
lainnya.
2. Landasan Empiris adalah landasan yang berisi data-data nyata yang ada di lapangan,
seperti data nilai siswa, data usia siswa, data latar belakang keluarga siswa, hasil
wawancara, hasil pengamatan dan lain sebagainya.
3. Landasan Teoritis adalah landasan yang isinya teori-teori yang mendukung argument
yang kamu berikan. Ya speeti pendapat ahli tentang pengertian suatu hal, atau solusi
suatu hal. Yang ini yang penting ambilnya dari buku, gitu aja.
4. Terakhir yaitu penelitian terdahulu, merupakan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan dan sekiranya cocok dan dapat mendukung argument kamu tentang solusi
yang kamu tawarkan. Carilah pada jurnal-jurnal tertentu. Di Internet juga banyak hasil
jurnal penelitian.

Setelah kamu memahami tentang langkah-langkah untuk membuat latar belakang, maka
langkah terpenting adalah segera kerjakan sesuai langkah-langkah.
Contoh Laatar Belakang Skripsi

Dewasa ini bangsa Indonesia sedang berupaya meningkatkan sumber daya manusia. Hal
tersebut dilakukan dengan meningkatkan kecerdasakan sumber daya manusia. Hal tersebut juga
tidak lepas usaha untuk dapat bersaing di era globalisasi. Upaya mencerdaskan manusia
Indonesia dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya mencerdaskan
manusia Indonesia, juga telah jelas dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3 yang menyebutkan bahwa.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta


peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Sisdiknas No 20 tahun 2003)

Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa yang berfungsi untuk mengembangkan


kemampuan dan membentuk watak serta menceradaskan kehidupan bangsa adalah pendidikan
nasional. Oleh sebab itu pendidikan nasional harus mempunyai kualitas yang baik, sehingga
mampu untuk mencapai fungsi dan tujuan dari pendidikan di Indonesia. Sementara Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3
juga menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik untuk menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokkratis dan bertanggung
jawab.

Undang-Undang tersebut juga dengan jelas menyampaikan bahwa yang menjadi tujuan
nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik. Peserta didik disini adalah siswa yang ada
di sekolah dan potensi yang dimaksut adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

Mengingat pada fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional tersebut maka jelas bahwa
diharapkan melalui pendidikan nasional sumber daya manusia indonesia menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan negara-negara lain. Artinya kita akan
melihat manusia indonesia yang berintelektual, manusia Indonesia yang berkarakter dan dapat
berprestasi untuk bersaing di dunia.

Namun dewasa ini pendidikan di Indoenesia berada pada tingkat yang rendah. Dikutip
DetikNews.com (2014) disebutkan bahwa hasil survei dari PISA (Program for International
Student Assesment) tahun 2012 memperlihatkan bahwa negara Indonesia berada diperingkat
rendah. Negara yang paling rendah dalam peringkat ini adalah Peru dan Indonesia. Lebih lanjut
dikutip dari MetrotvNews.com (2013) disampaikan bahwa tingkat membaca pelajar Indonesia
menempati urutan ke-61 dari 65 negara anggota PISA. Indonesia hanya mengumpulkan skor
membaca 396 poin. Untuk literasi matematika, pelajar Indonesia berada di peringkat 64 dengan
skor 375. Adapun skor literasi sains berada di peringkat 64 dengan skor 382. Sedangkan dikutip
dari Kompas.com (2012) disebutkan bahwa hasil research dari Firma Pendidikan Pearson sistem
pendidikan Indoensia berada di posisi terbaFwah bersama Meksiko dan Brazil. Dari hasil
tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan di Indonesia masihlah rendah dan jauh
dibandingkan dengan negara-negara lain.

Kondisi tersebut jelas menunjukan bahawa terjadinya ketimpangan yaitu anatar harapan
dengan kenyataan. Harapan dari adanya pendidikan nasional yaitu mampu mengembangkan
kualitas sumber daya manusia, sehingga dapat bersaing di era global dengan negara-negara lain.
Namun kondisi yang terjadi adalah sebaliknya, pendidikan nasional belum mampu secara
maksimal mengembangkan manusia indonesia yang mampu bersaing di era global. Ketimpangan
tersebut menjadikan adanya masalah yaitu kualitas pendidikan nasilan yang masih kurang.

Kualitas pendidikan salah satunya ditentukan oleh suasana kondusif dalam proses belajar.
Suasana kondusif sangat mempengaruhi kondisi peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Menurut Rianto (2007:1), tingkat keberhasilan pembelajaran amat ditentukan oleh
kondisi yang terbangun selama pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang semakin kondusif,
maka tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajarnya akan semakin tinggi dan sebaliknya.
Lebih lanjut kondusifitas proses belajar di kelas juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam
mengajar. Kemapuan guru dalam memfasilitasi perserta didik dalam belajar meliputi
kemampuan guru dalam menyajikan pembelajaran, menggali kemampuan siswa dan
mengembangkan potensi dari siswa.
Oleh sebab itu untuk menginkatkan kualitas dari pendidikan nasional dapat dilakukan oleh guru
dengan meningkatkan kemampuannya dalam memfasilitasi peserta didik dalam proses
pembelajaran. Menurut Rusman (2015: 21) pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri
dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Komponen-
komponen yang saling berhubungan dalam pembelajaran yaitu tujuan, materi, media dan strategi
pembelajaran. Maka dengan kemampuan guru mengorganisir pembelajaran dengan baik, dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Namun, kondisi yang terjadi di sekolah, tidak sepenuhnya terjadi seperti yang diharapkan
yaitu terjadinya proses pembelajaran yang terorganisir dengan baik. Sebaliknya yang terjadi
adalah kurang optimalnya proses belajar mengajar yang terdapat di sekolah. Dari pengamatan
yang dilakukan oleh penulis pada proses belajar siswa di kelas IV SD Jomblang 01 Kota
Semarang ditemukan kondisi-kondisi sebagaimana berikut yaitu, kurangnya minat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran, siswa kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan oleh
guru serta hasil belajar siswa, dimana sebanyak 22 anak tidak mampu untuk mencapai nilai
KKM pelajaran matematika.

Sementara dari hasil wawancara dengan guru kelas yaitu Ibu Anjar S.Pd menyampaikan
bahwa konsentrasi belajar siswa memang tidak lama, konsentrasi maksimal siswa hanya
mencapai 10-15 menit dalam awal proses pembelajaran selebihnya kurang optimal. Siswa juga
kurang antusias dalam belajar sehingga kurang mampu memahami materi.

Kondisi-kondisi yang terjadi di sekolah tersebut adalah kelemahan dalam proses


pembelajaran yang perlu segera diatasi. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan meningkatkan minat siswa dalam belajar. Untuk itu penggunaan media pembelajaran
dapat membantu untuk mengatasi minat siswa dan konsentrasi siswa dalam proses belajar. Lebih
lanjut penggunaan media dalam proses belajar juga dijelaskan oleh Hamalik (1986) dalam
Arsyad (2013: 19) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa. pendapat dari Hamalik tersebut menjalaskan bahwa untuk menginkatkan.
Penjelasan diatas menjelaskan bahwa media mampu untuk membangkitkan keinginan
dan minat serta motivasi dan menrangsang siswa dalam belajar. Maka dengan begitu utnuk
mengatasi masalah dalam proses pembelajaran, penggunaan media ini dapat membantu
menyelesaikan masalah tersebut. Menurut Arsyad (2013: 3) media dalam proses belajar
mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau electronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Pengertian dari
Arsyad menekankan media adalah alat yang digunakan untuk menyusun kembali informasi
visual atau verbal yang memudahkan siswa menerima pesan. Media menjadi alat bantu yang
digunakan untuk menyampaikan informasi. Mempermudah peserta didik dalam menyerap
informasi yang disampaikan oleh guru.

Mengingat kembali pada permasalahan dalam proses pembelajaran dan mengingat bahwa
media mampu untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut, maka penulis hendak meneliti
pengaruh dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar. media yang hendak penulis
teliti dalam hal ini adalah media papan lempar.

Media papan lempar terbuat dari bahan kayu dan bergambarkan poin-poin, bisa
berbentuk kotak atau bulat. Pemanfaatan media papan lempar dilakukan dengan siswa
melemparkan mata jarum atau anak panah ke arah papan lemparyang bergambarkan poin soal
yang akan dijawab oleh siswa itu sendiri. Dengan media ini diharapkan memberikan manfaat
kepada proses pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa, memotivasi siswa,
meningkatkan fokus dari siswa serta yang terakhir yaitu meningkatkan hasil belajar dari siswa.

Atas dasar pembahasan di atas maka penulis mencoba untuk mengetahui keefektifan
penerapan media papan lempar terhadap hasil belajar siswa. yang kemudian menjadi bahwan
analsisi skripsi dengan judul Penerapan Media Papan Lempar Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas IV SD Negri Jomblang 01 Kota Semarang Tahun 2015/2016

SUMBER

Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

https://zanipitoyo.wordpress.com/2008/09/10/96/

http://theresiaherry.blogspot.co.id/2011/04/langkah-penelitian-kuantitatif.html

Anda mungkin juga menyukai