Anda di halaman 1dari 27

Uji Parsial (t Test)

Oleh:
Bahtiar Effendi, S.E., M.Ak., CSRS., C.FTax., CSP., C.FR.
Hipotesis (hypothesis)
Pengertian: Menurut Prof. Dr. S. Nasution
definisi hipotesis ialah “pernyataan tentative
yang merupakan dugaan mengenai apa saja
yang sedang kita amati dalam usaha untuk
memahaminya”. (Nasution:2000)
Zikmund (1997:112) mendefinisikan hipotesis
sebagai: “Unproven proposition or supposition
that tentatively explains certain facts or
phenomena; a probable answer to a research
question”.
Bentuk:
◦ Hipotesis penelitian: Ada perbedaan antara
siswa kelas A dengan siswa kelas B
◦ Hipotesis operasional:
 H0 = Tidak Ada perbedaan antara siswa kelas A
dengan siswa kelas B
 H1 = Ada perbedaan antara siswa kelas A dengan
siswa kelas B
◦ Hipotesis statistik:
 H0:  = 0
 H1:  ≠ 0
 Pengujian hipotesis: Menggunakan nilai signifikansi
Pengertian Uji -t
Uji T digunakan untuk menilai apakah rata-rata dua kelompok
secara statistik berbeda satu dengan yang lain. Penggunaan uji t
cocok ketika kita akan membandingkan rata-rata dua kelompok
serta untuk menganalisis desain experimental posttest dua
kelompok yang dipilih secara random (posttest-only two-group
randomized experimental design). Yang dimaksud dengan
perbedaan rata-rata secara statistik ialah adanya perbedaan
variabilitas atau sebaran data antara kelompok yang dibandingkan.
Maksudnya dua kelompok mempunyai perbedaan rata-rata jika
sebaran data atau variabilitas berbeda satu dengan yang lain.
Analisis uji t digunakan untuk menguji perbedaan tersebut.

Jenis: Uji T Satu Sample, Uji T Sampel Berpasangan, dan Uji


Sampel Bebas (independent)
Asumsi
– Data harus berdistribusi normal
– Data berskala interval atau rasio
– Ada kesamaan varian dengan menggunakan nilai
pengujian F atau pengujian Levene
– Sampel dapat dependen atau independen tergantung
pada hipotesis dan jenis sampel. Sampel independen
biasanya dua kelompok yang dipilih secara random.
Sedang sampel dependen dapat dua kelompok yang
dipasangkan pada variabel tertentu atau orang yang
sama yang diuji dua kali atau disebut sebagai
pengujian berulang
Uji t satu sampel (One sample t-test)

Uji t satu sampel ini dilakukan untuk


menguji rerata (mean) dari sampel
tunggal terhadap suatu rerata acuan
(o). Ada tiga bentuk hipotesis untuk uji-
t dimana penggunaannya tergantung dari
persoalan yang akan diuji
1. Uji t Satu Sampel Dua Sisi

2. Uji t Satu Sampel Satu Sisi Untuk Sisi Atas/kanan

3. Uji t Satu Sampel Satu Sisi Untuk Sisi Bawah/kiri


• Kriteria Pengujian

• P-value atau sig.   maka Ho diterima


• p-value atau sig. <  maka Ho ditolak
Uji-t berpasangan (Paired Sample t Test)

Uji-t berpasangan (Paired Sample t Test) ini


digunakan untuk membandingkan selisih dua
rerata (mean) dari dua sampel yang
berpasangan. Contoh: berat badan sebelum
dan sesudah program diet, nilai ujian statistika
sebelum dan sesudah mengikuti tutor statistika
dll. Ada 3 bentuk hipotesis untuk uji t dimana
penggunaannya tergantung dari persoalan
yang diuji, diantaranya adalah:
1. Uji t Berpasangan Dua Sisi

2. Uji t Berpasangan Satu Sisi Untuk Sisi Atas/kanan

3. Uji t Berpasangan Satu Sisi Untuk Sisi Bawah/kiri


• Kriteria Pengujian

• P-value atau sig.   maka Ho diterima


• p-value atau sig. <  maka Ho ditolak
Uji t Dua Sampel Independen

Uji hipotesis nilai tengah dua sampel


menggunakan Uji t Dua Sampel
Independen yang digunakan untuk
membandingkan selisih dua rerata (mean)
dari dua sampel yang independen. Ada
tiga bentuk hipotesis untuk uji-t dimana
penggunaannya tergantung dari persoalan
yang akan diuji, diantaranya adalah:
1. Uji t Dua Sampel Independen Dua Sisi

2. Uji t Dua Sampel Independen Satu Sisi Untuk Sisi


Atas/kanan

3. Uji t Dua Sampel Independen Satu Sisi Untuk Sisi


Bawah/kiri
• Kriteria Pengujian

• P-value atau sig.   maka Ho diterima


• p-value atau sig. <  maka Ho ditolak
Uji t satu sampel dengan SPSS
Langkah-langkah:
1. Pada lembar Variable View dari SPSS Statistics Data
Editor kita definisikan variable
2. Pada lembar Data View dari SPSS Statistics Data
Editor, masukkan data
3. Misalkan data tidak diasumsikan berdistribusi
normal, maka data tersebut harus melalui uji
normalitas terlebih dahulu
4. Setelah data berdistribusi normal, artinya data bisa
dilanjutkan untuk dilakukan uji t (Jika data tidak
normal, maka dilanjutkan dengan menggunakan
Statistik Non-parametrik)
Uji t satu sampel dengan SPSS
5. Untuk Uji t satu sampel, lanjutkan dengan klik
Analyze → Compare Means, dan kemudian klik
One-Sample T Test
6. Klik variabel dan pindahkan ke dalam box Test
Variable(s), kemudian ubah nilai Test Value dari 0
(nol) menjadi o yang diketahui.
7. Jika ingin mengubah nilai confidence level, klik
Options, dan ubah nilai 95 menjadi nilai confidence
level yang diinginkan ke dalam box berjudul
Confidence Interval lalu klik Continue.
8. Kemudian klik OK.
Uji t satu sampel dengan SPSS

Sama dengan hasil dari uji t satu sampel


dua sisi, data akan menghasilkan output
One-Sample-Statistics dan One-Sample
Test. Hanya saja karena data yang akan
diuji diatas adalah uji hipotesis satu sisi,
maka nilai P-value (untuk 2-tailed) harus
dibagi dua kemudian dibandingkan dengan
α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
apakah diterima atau ditolak.
Contoh
• Sebuah SD mengadakan membaca teks bahasa
inggris untuk siswa-siswinya. Syarat dari sekolah
menyatakan bahwa siswa dikatakan lolos tes
jika dapat membaca teks sebanyak 40 kata. Dari
8 sampel acak terhadap siswa/i didapat data
sebagai berikut:
• 26, 31, 23, 22, 11, 22, 14, 31
• Apakah dari sampel data diatas dapat
disimpulkan bahwa tes membaca teks bahasa
inggris tidak dipenuhi oleh siswa? (Gunakan 
= 0,05)
Uji t berpasangan dengan SPSS
Langkah-langkah:
1. Pada lembar Variable View dari SPSS Statistics Data
Editor kita definisikan variable
2. Pada lembar Data View dari SPSS Statistics Data
Editor, masukkan data
3. Misalkan data tidak diasumsikan berdistribusi
normal, maka data tersebut harus melalui uji
normalitas terlebih dahulu dengan langkah-langkah
sebelumnya
4. Jika data berdistribusi normal lanjutkan dengan uji-t
berpasangan, jika tidak maka dilanjutkan dengan
menggunakan uji statistik nonparametrik
Uji t berpasangan dengan SPSS

5. Untuk uji-t berpasangan, lanjutkan dengan klik


Analyze → Compare Means, dan kemudian klik
Paired-Samples T Test
6. Pindahkan kedua variabel ke dalam box berjudul
Paired Variables
7. Unuk merubah nilai CL, klik Options, dan ubah nilai
‘95’ menjadi nilai CL yang diinginkan ke dalam box
berjudul Confidence Interval lalu klik Continue
8. Kemudian klik OK
Uji t berpasangan dengan SPSS

Sama dengan hasil dari uji t berpasangan dua


sisi, data akan menghasilkan output Paired
Samples Statistics, Paired Samples Correlations
dan Paired Samples Test. Hanya saja karena
data yang akan diuji diatas adalah uji hipotesis
satu sisi, maka nilai P-value (untuk 2-tailed)
harus dibagi dua kemudian dibandingkan
dengan α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
apakah diterima atau ditolak.
Contoh

Berikut adalah data rata-rata skor siswa SMP sebelum


dan sesudah diberikan treatment.

Apakah ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata


skor siswa sebelum dan sesudah treatment? (Gunakan
α = 0,05)
Uji t Dua Sampel Independen dengan SPSS
Langkah-langkah:
1. Pada lembar Variable View dari SPSS Statistics Data
Editor kita definisikan variable
2. Pada lembar Data View dari SPSS Statistics Data Editor,
masukkan data
3. Misalkan data tidak diasumsikan berdistribusi normal,
maka data tersebut harus melalui uji normalitas terlebih
dahulu dengan langkah-langkah sebelumnya. Jika data
berdistribusi normal, dilanjutkan uji homogenitas untuk
menguji apakah kedua sampel memiliki ragam yang sama,
uji homogenitas pada SPSS disebut juga Levene’s Test,
yang hasilnya akan tercantum pada saat menampilkan
hasil uji-t dua sampel independen.
Uji t Dua Sampel Independen dengan SPSS
Langkah-langkah:
4. Untuk uji-t dua sampel independen, lanjutkan dengan klik
Analyze → Compare Means, dan kemudian klik Independent-
Samples T Test
5. Kemudian pindahkan variabel 1 ke dalam box Test Variable(s)
dan variabel 2 ke dalam box Grouping Variable
6. Kemudian klik Define Groups dan ketikan ‘1’ ke dalam box
Group 1, lalu ketikan’2’ ke dalam box Group 2 dan kemudian
klik Continue.
7. Selang kepercayaan 95% merupakan default untuk uji t dua
sampel independen. Jika ingin merubah nilai CL, klik Options,
dan ubah nilai ‘95’ menjadi nilai CL yang diinginkan ke dalam
box berjudul Confidence Interval lalu klik Continue.
8. Kemudian klik OK
Uji t Dua Sampel Independen dengan SPSS

Sama dengan hasil dari uji t dua sampel


independen dua sisi, data akan menghasilkan
output Group Statistics dan Independent-
Sample Test. Hanya saja karena data yang akan
diuji diatas adalah uji hipotesis satu sisi, maka
nilai P-value (untuk 2-tailed) harus dibagi dua
kemudian dibandingkan dengan α = 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan apakah diterima
atau ditolak.
Latihan
Seorang guru meneliti dua kelas SMA A dan B masing-
masing menyatakan bahwa nilai mentranslate bahasa
inggris mereka paling bagus. Untuk menguji nilai
mentranslate bahasa inggris, dilakukan suatu eksperimen
dengan mengambil sampel acak 6 siswa kelas A dan 6
siswa kelas B yang digunakan untuk menilai translate
bahasa inggris mereka. Data nilai kedua kelas siswa
adalah sbb:

Apakah dapat disimpulkan bahwa nilai hafalan huruf


kedua kelas siswa tersebut berbeda? (Gunakan α = 0,05)
Jika sudah selesai, harap disave
Project_5_Nama_NIM_Kelas.sav
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai