Anda di halaman 1dari 2

tujuan uji t test

Uji T-test sering digunakan dalam penelitian ilmiah untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dan
untuk mengetahui apakah proses atau perlakuan yang sama menghasilkan hasil yang sama pada kedua
kelompok, atau berbeda.

Misalnya, peneliti mungkin menggunakan uji t-test untuk mengetahui pengaruh pelatihan jabatan (job
training) terhadap produktifitas kerja karyawan. Peneliti membagi subyek penelitian menjadi 2
kelompok karyawan, kelompok pertama diberi latihan jabatan (disebut kelompok eksperimen) dan
kelompok kedua tidak diberi latihan jabatan (disebut kelompok kontrol). Setelah perlakuan dengan
memberikan latihan jabatan dilakukan dalam kurun waktu tertentu, peneliti mengukur produktifitas
kerja karyawan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Dalam melakukan Uji T-test, peneliti harus mempertimbangkan tingkat signifikansi yang diinginkan.
Tingkat signifikansi menunjukkan seberapa besar kemungkinan terjadinya kesalahan dalam menolak
hipotesis nol. Jika tingkat signifikansi yang diinginkan kecil (misalnya 0,01 atau 0,05), maka perbedaan
yang terlihat harus lebih besar untuk dapat ditolak hipotesis nol. Sebaliknya, jika tingkat signifikansi yang
diinginkan lebih besar (misalnya 0,10 atau 0,20), maka perbedaan yang terlihat harus lebih kecil untuk
dapat ditolak hipotesis nol.

T test tidak cocok untuk menguji perbandingan lebih dari dua kelompok, karena t test termasuk dalam
uji perbedaan parametrik dengan asumsi sebagai berikut :

1. Skala yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala ordinal atau kontinu, misalnya skor tes
IQ.

2. Data harus terdistribusi normal dan memiliki grafik berbentuk kurva lonceng.

3. Setiap kelompok yang diujikan memiliki varians yang sama (homogen).

4. Sampel yang diujikan merupakan sampel yang diambil secara acak (random sampling) dari kedua
kelompok yang ingin diuji.

5. Jika data cocok dengan asumsi di atas, bisa dilanjutkan dengan memilih jenis t test yang akan
dilakukan.

Tergantung pada tujuannya, t test dibagi menjadi lima:

1. Untuk mengukur sebelum dan sesudah perlakuan pada dua kelompok dari sebuah populasi, maka
gunakan paired t-test.

2. Untuk mengukur sebelum dan sesudah perlakuan pada dua kelompok dari populasi yang berbeda,
maka gunakan two-sample t-test.

3. Untuk mengukur satu kelompok dengan nilai yang sudah terstandar, maka gunakan one-sample t test.
4. Untuk mengetahui apakah kedua kelompok dari dua populasi memiliki perbedaan satu sama lain,
maka gunakan two-tailed t test.

5. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan rata-rata antara satu populasi dengan yang lain, maka
gunakan one-tailed t test.

Anda mungkin juga menyukai