Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ahmad Akhdan Hawari

NIM: D93218074
Rangkuman Materi 9 : Konsep Dan Penerapan Uji Statistika Inferensial Pada Dua
Sampel/Kelompok Bebas (Independent Samples).

A. Penerapan Uji Hipotesis Mean dua Sampel/Group Bebas dengan Data Berskala
Rasio/Interval
Uji-T atau T-Test adalah salah metode pengujian dari uji statistik parametric. Uji T
digunakan untuk menilai apakah rata-rata dua kelompok secara statistic berbeda satu dengan
yang lain. beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum uji t dilakukan,yakni:
a. Data masing-masing berdistribusi normal
b. Kedua sampel bersifat independen
c. Varian dari populasi data tidak diketahui
Berdasarkan keadaan sampelnya itu, pada umumnya para ahli statistik menggolongkan ttest
menjadi dua macam, yakni:
a. T-test untuk sampel kecil (n < 30)
b. T-test untuk sampel besar (n ≥ 30)
B. Penerapan Uji Hipotesis Mean dua Sampel/Group Bebas dengan Data Berskala Ordinal
Uji Hipotesis Mean dua Sampel/Group bebas dengan data berskala ordinal dapat
menggunakan uji Mann-Withney atau biasa disebut juga dengan U test. Uji MannWithney
(Uji U) adalah test non parametrik yang membandingkan dua sampel untuk menguji
kemungkinan perbedaannya.
Asumsi-asumsi yang diperlukan dalam uji Mann-Whitney antara lain :
a. Data merupakan sampel acak hasil pengamatan X1, X2,…., Xn1, dari populasi 1 dan
sampel acak hasil pengamatan Y1, Y2,…., Yn2, dari populasi 2.
b. Kedua sampel tidak saling mempengaruhi
c. Variabel yang diamati adalah variabel acak
d. Skala pengukuran yang dipakai adalah ordinal
C. Penerapan Uji Hipotesis Mean dua Sampel/Group Bebas dengan Data Berskala
Nominal/Kategori
Uji Chi Kuadrat atau bisa dikatakan sebagai Chi-square adalah salah satu jenis uji
komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua
variabel adalah nominal.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam Uji Chi-Square dua sampel adalah:
a. Data yang digunakan bersifat kategori atau nominal
b. Sampel yang digunakan haruslah independen. Artinya, kondisi pada satu kategori tidak
memengaruhi kondisi pada kategori lain.
c. Sebisa mungkin, gunakan jumlah sampel yang cukup besar untuk menghasilkan statistik
uji yang valid.
d. Tidak ada nilai frekuensi observasi (Oi) yang bernilai 0
e. Jika terdapat data yang memiliki jumlah kategori sama dengan 2 (k=2), maka tidak boleh
ada nilai harapan (ei) yang bernilai kurang dari 5. Jika terdapat kasus seperti ini, kita bisa
menggunakan uji binomial.
f. Apabila kategori yang digunakan memiliki jumlah kategori lebih dari 2 (k>2), maka data
frekuensi harapan yang bernilai kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20% dari keseluruhan
data yang dimiliki. Jika tidak, kita bisa menggabung kategori-kategori yang berdekatan.
Rangkuman 10 : Memahami Konsep Dan menerapkan Uji Statistika Inferensial Pada
Dua Sampel Berkorelasi (Dependent Samples)
A. Uji Hipotesis Mean Dua Sampel/Grop Berkorelasi Dengan Data Berskala Rasio/Interval Uji
z/t Untuk Sampel
Uji hipotesis mean dua sampel/grop yang berkorelasi dengan data berskala rasio/interval ini
merupakan uji statistik parametrik yaitu ilmu statistik yang mempertimbangkan jenis sebaran
atau distribusi data, yaitu apakah data menyebar secara normal atau tidak. Statistik Parametris
yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif ratarata dua sampel bila datanya
berbentuk interval atau ratio adalah menggunakan uji z atau uji t-tes. Uji z digunakan jika
populasi-populasi normal dan independen, serta variansi.
B. Uji Hipotesis Mean Dua Sampel/Group Berkorelasi Dengan Data Berskala Ordinal Uji
Wilcoxon Matched-Rank Signed-Rank
1. Sign Test (Uji Tanda)
Fungsi the the sign test, dalam rancangan eksperimen adalah untuk menilai efek suatu
variable eksperimen atau perlakuan dalam ekspereriment (treatment) bila terdapat keadaan
tertentu. Yaitu:
a. Jika penilaian atas efek variable atau perlakuan eksperimen tidak dapat diukur, tetapi
hanya dapat dinilai dengan system juri dalam bentuk performan sibaik atau
jelek,superior atau inteferior dsb.
b. Jika anggota-anggota kelompok eksperimen dan kelompok control terdiri dari 10
pasangan atau lebih, yang di pasangkan atas dasar IQ; bakat, saudara ke mbar atau
dasar-dasar pemasangan lainya. Subjek bisa jadi dipasangkan dengan
sendirinya,menurut pola pre-observasi dan postobserasi. Pada`suatu ketika, mereka
bertindak sebagai kelompok kontrol (yakni pada saat per-observasi), dan pada sat yang
lain menjadi kelompok eksperimen (yakni pada saat eksperimen).
2. Wilcoxon Match Pairs Test
Uji Wilcoxon ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda.Kalau dalam uji tanda
besarnya selisih angka antara positif dan negative tidak diperhitungkan.Seperti dalam uji
tanda, uji wilcoxon ini digunakan untuk menguji hipotesis komperatif dua sampel yang
berkolerasi bila datanya berbentuk ordinal (berjenjang).
C. Uji Hipotesis Mean Dua Sampel/Group Berkorelasi Dengan Data Berskala Nominal/Kategori
Uji Mcnewmar
Uji Mc.Nemar ini dalam uji hipotesis berfungsi Untuk menguji perbedaan atau
perubahan proporsi dua buah populasi yang hanya memiliki dua kategori berdasarkan
proporsi dua sampel berpasangan. Uji ini banyak dipakai untuk mengetahui apakah ada
perbedaan atau perubahan proporsi sebelum dan sesudah kelompok sampel tertentu yang
hanya memiliki dua kategori diberi perlakuan, dimana anggota kelompok sampel tersebut
merupakan kontrol terhadap dirinya sendiri.Syarat yang harus ada dalam Uji Mc.Nemar yaitu
Dapat digunakan untuk data berskala nominal dengan dua kategori.

Anda mungkin juga menyukai