Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOSTATISTIK

UJI T DUA SAMPEL

OLEH :

HERNAWATI
1630 100 36
KEPERAWATAN /7

UNIVERSITAS PATRIA ARTHA


FAKULTAS KESEHATAN
PRODI KEPERAWATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam uji statistik parametrik terdapat beberapa uji yang dapat digunakan
untuk mengambil kesimpulan tentang populasi dari sampel tersebut yang
diambil. Seandainya sampel yang diambil merupakan sampel yang saling
berhubungan, maka akan timbul suatu permasalahan bagaimana cara (metode)
menganalisisnya dan uji statistik apa yang digunakan. Salah satu uji statistik
parametrik digunakan adalah uji T-test dependent.
T - test atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol. Uji t pertama kali dikembangkan oleh
William Seely Gosset pada tahun 1915. Uji t dapat dibagi menjadi 2 , yaitu uji t
yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1 sampel dan uji t yang digunakan
untuk pengujian hipotesis 2 sempel. Bila duhubungkan dengan kebebasan
(independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji t dengan 2 sampel),
maka uji t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji t untuk sampel bebas (independent)
dan uji t untuk sampel berpasangan (paired).
Uji t - test dependent adalah pengujian yang mana tidak adanya perbedaan
yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan atau
berkolerasi.Fungsi dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata
dua grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai
sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau
pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan
sebuah perlakuan. Syarat jenis uji t – test dependent adalah: (a) data
berdistribusi normal; (b) kedua kelompok data adalah dependen (saling
berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data yang digunakan adalah numeric
dan kategorik (dua kelompok).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah uji t – test dependent?
2. Apakah fungsi dari penggunaan t – test dependent ?
3. Bagaimana syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent?
4. Bagaimana konsep hipotesis dalam statistika?
5. Bagaimana langkah – langkah penggunaan uji t – test dependent?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Membahas pengertian uji t – test dependent.
2. Membahas fungsi dari penggunaan uji t – test dependent.
3. Membahas syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent.
4. Membahas konsep hipotesis dalam statistika.
5. Membahas langkah – langkah penggunaan uji t – test dependent.
D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang
signifikan bagi pembacanya dalam memahami dan mengimplementasikan
konsep hipotesis dalam perhitungan statistika yang berguna dalam melakukan
penelitian.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah dari Uji T – Test Dependent


Tes t atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran
atau kepalsuan hipotesis nol. Uji t pertama kali dikembangkan oleh William
Seely Gosset pada tahun 1915. Awalnya William Seely Gosset menggunakan
nama samaran Student, dan huruf t yang terdapat dalam istilah uji “t” dari
huruf terakhir nama beliau. Uji t disebut juga dengan nama student t.( Ridwan,
2006)
Uji t (t – test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam
masalah – masalah praktis statistika. Uji t merupakan dalam golongan statistika
parametrik. Statistik uji ini digunakan dalam pengujian hipotesis, uji t
digunakan ketika informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak
diketahui. Uji t adalah salah satu uji yang digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya perbedaan yang signifikan (menyakinkan) dari dua mean sampel
(dua buah variabel yang dikomparasikan). Uji t dapat dibagi menjadi 2 , yaitu
uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1 sampel dan uji t yang
digunakan untuk pengujian hipotesis 2 sampel. Bila duhubungkan dengan
kebebasan (independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji t dengan 2
sampel), maka uji t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji t untuk sampel bebas
(independent) dan uji t untuk sampel berpasangan (paired).( Ridwan, 2006)
B. Pengertian dari Uji T-Test Dependent
T-test dependent atau sering diistilakan dengan Paired Sampel t-Test, adalah
jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup
yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah
sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau
pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan
sebuah treatment.(Sugiyono, 2010)
Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), definisi dari t test dependent adalah
pengujian yang mana tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai
variabel dari dua sampel yang berpasangan atau berkolerasi. Sampel
berpasangan dapat berupa :
1. Satu sampel yang diukur dua kali misalnya sebelum sampel diberi iklan dan
sesudah diberi iklan. Yang diukur selanjutnya adalah apakah setelah diberi
iklan anggota sampel yang membeli barang lebih banyak daripada anggota
sampel sebelum diberi iklan atau tidak.
2. Dua sampel berpasangan diukur bersama, misalnya sampel yang satu diberi
iklan, sampel yang lain tidak. Yang diukur selanjutnya adalah apakah
anggota sampel yang diberi iklan memberi barang lebih banyak atau tidak
dari pada yang tidak diberi iklan.
C. Fungsi dari Uji T-test dependent
Fungsi dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata dua
grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai
sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau
pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan
sebuah perlakuan. Selain itu untuk menguji efektifitas suatu perlakuan terhadap
suatu besaran variabel yang ingin ditentukan, misalnya untuk mengetahui
efektifitas metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dari
responden.( Ridwan, 2009)
D. Syarat – Syarat Penggunaan Uji T - Test Dependent
Syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent, terdiri dari :
1. Uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum
dan sesudah
2. Digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut:
a. satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
b. merupakan data kuantitatif (rasio-interval)
c. Data berdistribusi normal (di populasi terdapat distribusi difference = d
yang berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance =1)
(Sugiyono, 2010)
E. Jenis Hipotesis pada Uji T - Test Dependent
1. Uji dua arah. Pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata 1 dan rata-rata 2, sedangkan pada hipotesis alternatif
sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.

2. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok atau sampel 1 memiliki
rata-rata sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata kelompok 2.
sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih kecil
dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

3. Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis awal
kelompok atau sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih kecil
dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata
kelompok 1 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

Hipotesis awal ditolak, bila:


|t hitung| > t tabel ( terdapat perbedaan / Ha)
atau:
Hipotesis awal diterima, bila:
|t hitung| <= t tabel (tidak terdapat perbedaan / Ho)
F. Rumus
Menurut Sugiyono (2010), rumus uji t-test dependent, yaitu :
Statistik hitung (t hitung):

Dimana:
Keterangan
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
Sd = Standar Deviasi dari d.
G. Langkah Menggunakan Uji T – Test Dependent
Menurut Ratih (2014), Langkah-langkah pengujian signifikansi (hipotesis)
dalam Pengujian Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan:
1. Tetapkan H0 dan H1
2. Tetapkan titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat kepercayaan
99 %) yang terdapat pada tabel “t”.
3. Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1.
4. Tentukan t hitung dengan menggunakan rumus.
5. Lakukan uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t” hitung
dengan “t” tabel.
H. Contoh Kasus dalam Pengerjaan Pengujian Signifikansi (hipotesis)
Suatu kegiatan penelitian eksperimental, telah berhasil menemukan metode
“ABG” sebagai metode baru untuk mengajarkan mata kuliah Statistika Dasar.
Dalam rangka uji coba terhadap efektifitas atau keampuhan metode baru itu,
dilaksanakan penelitian lanjutan dengan mengajukan Hipotesis Nol (Nihil)
yang mengatakan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai Statistika
Dasar antara sebelum dan sesudah di terapkannya metode “ABG” sebagai
metode mengajar mahasiswa UIB semester 6. Dalam rangka pengujian ini
diambil sampel sebanyak 20 mahasiswa. Gunakan taraf kepercayaan 95 %
(alfa=5% ) untuk menguji pernyataan (Hipotesis) tersebut.
Datanya Sebagai berikut:
Nilai Statistika II
Nama
Sebelum Sesudah
A 78 75
B 60 68
C 55 59
D 70 71
E 57 63
F 49 54
G 68 66
H 70 74
I 81 89
J 30 33
K 55 51
L 40 50
M 63 68
N 85 83
O 70 77
P 62 69
Q 58 73
R 65 65
S 75 76
T 69 86

Langkah -langkah yang dilakukan:


1. Menentukan Hipotesis yang digunakan, yaitu:
Ho:Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar sebelum
dan sesudah
Ha:Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar sebelum dan sesudah

2. Menetapkan titik kritis yaitu alfa 5%


3. Menentukan daerah kritis, dengan db = n -1=20-1=19
4. Menentukan t hitung
a) Memulai dengan menghitung selisih D.
b) Menghitung Standar Deviasi:

c) Menghitung t hitung:

d) Melakukan uji signifikansi


Diketahui t tabel = 2,093. Sehingga |t hitung| > t tabel.
Sehingga dapat disimpulkan:
Ho ditolak , sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar statistika II sebelum dan sesudah
diterapkannya Metode “ABG”.
Sumber :Setiawan, 2013

Langkah-langkah Uji Paired Sample T-Test dengan SPSS


1. Buka lembar kerja SPSS, kemudian klik Variable View. Pada
bagian Name ketikan Pretest dan Posttest. Pada bagian Decimals ubah
menjadi 0 (karena skor hasil belajar siswa dalam bentuk angka bulat,
bukan dalam pecahan desimal). Pada bagian Label ketikan Pre Test
dan Post Test. Pada bagian Measure pilih Scale. Sementara untuk
kolom yang lainnya biarkan otomatis SPSS saja (mode default) tidak
perlu ubah-ubah. Tampak di layar.

2. Jika sudah, selanjutnya klik Data View atau tekan tombol CTRL+T


pada keyboard laptop. Berikutnya kita masuk ke tahap pengisian atau
input data ke SPSS, yakni dengan cara menulis skor hasil belajar siswa
yang sudah terkumpul ke kolom Pretest dan Posttest. Atau jika data
sudah data sudah disusun di excel maka bisa dengan cara copy paste.
Tampak di layar.

3. Langkah berikutnya, dari menu bar yang terdapat pada SPSS klik
menu Analyze, lalu pilih Compare Means, kemudian klik Paired-
Samples T Test…
4. Setelah langkah tersebut dilakukan dengan benar, maka akan muncul
kotak dialog dengan nama “Paired-Samples T Test”. Karena disini kita
akan menguji perbandingan antara hasil belajar pada Pretest dengan
Posttest, maka klik mouse pada data Pretest kemudian klik tombol
yang tersedia untuk memasukkan data Pretest ke kotak sebelah kanan
(Paired Variables:), setelah data Pretest masuk, lakukan cara yang
sama pada data Posttest. Lihat gambar di bawah ini agar lebih jelas.
Gambar sebelum data Pretest dan Posttest dimasukkan ke kotak Paired
Variables:

Gambar sesudah data Pretest dan Posttest dimasukkan ke kotak Paired


Variables:
5. Berikutnya klik Options… maka muncul kotak dialog “Paired-Samples
T Test: Options". Pada Confidence Interval Percentage tulis 95 (artinya
kita menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau signifikansi 5% atau
0,05), lalu klik Continue. Tampak di layar.

6. Setelah semua prosedur atau cara melakukan uji paired sample t test
dengan SPSS sudah dilakukan dengan cermat, langkah terakhir adalah
klik Ok. Maka akan muncul output SPSS berjudul “T-Test” yang
selanjutnya akan kita tafsirkan maknanya.

Uji T Dua sampel dengan cara manual

Uji T Dependen - Uji ini untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua kelompok
data yang dependen. Misalnya untuk mengetahui apakah ada perbedaan berat
badan sebelum mengikuti proram diet dan berat badan setelah mengikuti program
diet.
Sama seperti uji T independen, uji T dependen memiliki asumsi yang harus
dipenuhi, yaitu :
1. Datanya berdistribusi normal.
2. Kedua kelompok data dependen (berpasangan)
3. variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan hanya
2 kelompok).

Rumus yang digunakan, sebagai berikut :

KETERANGAN :
δ = rata-rata deviasi (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah)

SDδ = Standar deviasi dari δ (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah)

n = banyaknya sampel

DF = n-1

Contoh :
Data sampel terdiri atas 10 pasien pria mendapat obat captoril dengan dosis 6,25
mg. Pasien diukur tekanan darah sistolik sebelum pemberian obat dan 60 menit
sesudah pemberian obat. Peneliti ingin mengetahui apakah pengobatan tersebut
efektif untuk menurunkan tekanan darah pasien-pasien tersebut dengan alpha 5%.
Adapun data hasil pengukuran adalah sebagai berikut.

Sebelum : 175 179 165 170 162 180 177 178 140 176

Sesudah : 140 143 135 133 162 150 182 150 175 

HIPOTESIS
Ho : δ = 0 (Tidak ada perbedaan tekanan darah sistolik pria antara sebelum
dibandingkan sesudah dengan pemberian Catopril)
Ha : δ ≠ 0 (Ada perbedaan tekanan darah sistolik setelah diberikan Catopril
dibanding sebelum diberikan obat)

STATISTIK UJI

Uji T dua sampel berpasangan (Uji T Dependen) Perhitungan :


Diperoleh :
δ : -35 -36 -30 - 37 0 -30 5 - 28 35 -16
δrata-rata = -17,2

S = 23,62

n = 10

t =    δ    =       - 17,2         =       - 17,2          =       -17,2     

     S/√n         23,62/√10          23,62/3,162               7,469

=    -2,302

Df = n - 1 = 10-1 = 9

Dilihat pada tabel t pada df = 19, t = 2,302 diperoleh Pvalue < 0,0253.
KEPUTUSAN

Dengan α = 0,05, maka Pvalue < α, sehingga Ho ditolak

KESIMPULAN
Tekanan Darah sistolik setelah pemberian Catopril terbukti bermakna atau
signifikan berbeda dibandingkan sebelum pemberian catropil.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Uji T atau T test adalah salah satu tes statistic yang dipergunakan untuk
menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa
diantara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi
yang sama, tidak terdapat perbedaan signifikan (dalam Sudijono, 2009: 278).
Dengan uji T ini, kita dapat menguji rerata dua sampel bebas dan variasi
populasinya kedua-duanya diketahui, pengujian rerata dua sampel bebas dan
kedua variasi populasinya tidak diketahui, tetapi diasumsikan sama, dan
pengujian dua sampel bebas dan kedua variasi populasinya tidak diketahui.
DAFTAR PUSTAKA

Nasrul, Setiawan.2013. “Uji t Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan


(dependent) parametrik” (online),
(http://statistikceria.blogspot.com/2013/12/Pengujian-Perbedaan-
Rata-rata-Dua-kelompok-berpasangan-dependent-
parametrik.html, diakses tanggal 1 Desember 2014)
Ridwan. 2006. Dasar – Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta
Ridwan. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Ridwan. 2009. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai